Anda di halaman 1dari 23

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“BATIK EDELWEIS PEKALONGAN”

JL. PETRUK, WONOYOSO 3, KEC. BUARAN, KAB. PEKALONGAN

DOSEN PENGAMPU : BAPAK DR. MUZAKAR ISA

DISUSUN OLEH:

NAMA : MIFTAHUDDIN
NIM : P100190066
KELAS :1C

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I .............................................................................................................................................. 4
LATAR BELAKANG PROYEK................................................................................................. 4
1.1. Nama Dan Alamat Pemrakarsa Proyek ........................................................................... 4
1.2. Jenis Investasi ..................................................................................................................... 5
1.3. Produk (Barang Atau Jasa) Yang Akan Dihasilkan ....................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................ 7
PASAR DAN PEMASARAN ....................................................................................................... 7
2.1. Tren Permintaan Produk pada masa yang Lampau ...................................................... 7
2.2. Perkiraan jumlah permintaan produk di masa yang akan datang ............................... 8
2.3. Perusahaan sejenis yang sudah ada, kekuatan dan kelemahan mereka ..................... 10
2.4. Strategi Pemasaran yang dipilih ..................................................................................... 11
BAB III......................................................................................................................................... 12
OPERASIONAL ......................................................................................................................... 12
3.1. Lokasi Usaha..................................................................................................................... 12
3.2. Jenis dan Jumlah Sarana Prasarana yang diperlukan ................................................. 12
3.3. Kapasitas Produksi yang direncanakan......................................................................... 13
3.4. Sumber Bahan Baku dan Pembantu .............................................................................. 13
BAB IV ......................................................................................................................................... 14
ORGANISASI DAN SDM.......................................................................................................... 14
4.1. Jumlah dan kualifikasi tenaga inti yang diperlukan .................................................... 14
4.2. Sumber pengadaan tenaga inti tersebut ........................................................................ 14
4.3. Sistem Panggajian ............................................................................................................ 15
BAB V .......................................................................................................................................... 16
KEUANGAN ............................................................................................................................... 16
5.1. Jumlah Kebutuhan Dana ................................................................................................ 16
5.2. Sumber Pendapatan ......................................................................................................... 18
5.3. Analisis Keuangan ............................................................................................................ 19
BAB VI ......................................................................................................................................... 21
PENUTUP .................................................................................................................................... 21
6.1. Kesimpulan masing-masing aspek dan secara keseluruhan ........................................ 21
6.2. Saran atas rencana investasi proyek .............................................................................. 22
BAB I

LATAR BELAKANG PROYEK

1.1. Nama Dan Alamat Pemrakarsa Proyek

Nama Perusahaan : Batik Edelweis


Nama Pemilik : Bapak Fatih Karim & Ibu Fitria Abda
Alamat : Jalan Petruk, Wonoyoso 3, Kec. Buaran, Kab. Pekalongan
Bentuk Perusahaan : Badan Usaha Perorangan
Jenis Usaha Utama : Industri Batik

Batik Edelweis merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri


pembuatan dan perdagangan batik. Perusahaan ini didirikan di Pekalongan, tepatnya di Jl.
Petruk, Wonoyoso 3, Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan pada tanggal 05 April 2013
oleh Keluarga Besar Bapak Fatih Karim yang pada saat itu berbadan hukum perusahaan
perseorangan.
Ciri khas yang tercermin pada perusahaan Batik Edelweis adalah lebih mengutamakan
kepada padat karya (Labour Intensive) dimana dalam proses produksi hampir keseluruhan
tahapan prosesnya bersifat manual, sehingga memerlukan jumlah tenaga kerja yang cukup
banyak dan berorientasi pada ekspor ke luar negeri (Export Oriented) dimana hal tersebut
terlihat dari besarnya konsumen wisatawan mancanegara serta proporsi penjualan ekspor yang
cukup besar.
Lingkungan bisnis perusahaan batik ini terbentuk dari beberapa faktor, yaitu kondisi
wilayah, kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan perubahan-perubahan yang terjadi
didalam maupun diluar negeri.
Dalam proses produksi, Batik Edelweis membutuhkan jenis bahan baku kain berupa
100% Cotton Prima, 100% Cotton Primissima, 100% Silk atau Sutera, Voillisima, HTS 9,
Berkolissima, Lycra, dan lain-lain yang digunakan untuk bahan baku kain, sedang alat-alat
yang dibutuhkan untuk membatik adalah canting, cap, kompor khusus batik, wajan kecil,
Loyang, malam (lilin khusus batik), gawangan, tempat penggodokan dan tempat pencelupan,
steam, mesin pemanas, screan printing yang digunakan untuk proses produksi batik dan mesin
jahit dan mesin obras serta alat-alat lain yang menunjang jalannya proses produksi untuk
konveksi. Dalam hal pewarnaan dibutuhkan Naptol dan garam pewarna yang harus diimpor
dari German. Selain itu dalam rangka menyongsong era globalisasi berupa liberalisasi, Batik
Edelweis mulai menerapkan Total Quality Management (TQM) pada proses produksinya
guna memperoleh sertifikat ISO 9000 dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia.

1.2. Jenis Investasi

Perusahaan Batik Edelweis Pekalongan tergolong jenis investasi dalam perluasan proyek
investasi. Di awal berdiri perusahaan ini, hanya memproduksi sedikit varian produk batik saja,
Karena keterbatasan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alat
produksi. Saat itu Batik Edelweis Pekalongan hanya memproduksi jenis batik cap, tulis, kriwil
dan sablon. Selain itu dalam memasarkan produknya, perusahaan biasanya hanya memenuhi
permintaan toko dan grosir di pusat Kota dan Kabupaten Pekalongan saja, beberapa ke luar
kota seperti Cirebon dan Pangandaran, serta beberapa permintaan atau pesanan dari
perorangan dan organisasi untuk kebutuhan seragam. Namun seiring dengan kejenuhan
produk kami di pasaran dan banyak adanya kemiripan jenis dan macam produk yang kami
produksi, akhirnya kami berupaya mengembangkan jenis produk baru seperti jenis batik lukis
dan abstrak begitupun dengan jenis motifnya. Selain itu, kami juga melakukan perluasan
dalam memasarkan dan menjual produk kami ke luar kota, khususnya di tempat pusat
perbelanjaan dan pariwisata yakni di Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, Bali, Padang, Medan dan
beberapa melakukan ekspor ke mancanegara seperti Malaysia, Brunei dan Thailand.

1.3. Produk (Barang Atau Jasa) Yang Akan Dihasilkan

Perusahaan Batik Edelweis Pekalongan telah melakukan berbagai upaya inovasi dalam
mengembangkan kreativitas produk batiknya dengan ciri khas Pekalongan sebagai Kotanya
Dunia dari Batik. Sehingga produk-produk yang ditawarkan bisa menarik minat beli
masyarakat, baik domestik maupun mancanegara. Dengan pengerjaan berbagai produknya
masih dengan cara kerajinan manual sehingga memiliki ciri khas produk kesenian Batik
Pekalongan. Perusahaan Batik Edelweis Pekalongan telah menghasilkan Jenis Produk Batik
Cap, Batik Sablon, Batik Kriwil, Batik Tulis, Batik Lukis dan Batik Abstrak, yang mana
memiliki macam varian produk seperti : Daster Yukensi, Longdress, Hem dan Kemeja. Motif
yang kami miliki pun cukup banyak dari yang motif khas Pekalongan yakni motif jlamprang,
semen, liong, lung-lungan, tujuh rupa, sawat, buketan, dan terang bulan serta ada juga motif
lain seperti parang, mega mendung, dan sebagainya.
BAB II

PASAR DAN PEMASARAN

2.1. Tren Permintaan Produk pada masa yang Lampau

Permintaan produk pada perusahaan Batik Edelweis Pekalongan selama dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir sebagai berikut :
Jenis Varian Kondisi Normal Kapasitas Optimum Penambahan
Batik (Kodi/Bulan) (Kodi/Bulan) Produksi
(Kodi/Bulan)
2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019
Batik Daster 7 10 20 7 10 22 0 0 2
Yukensi
Batik 10 15 25 10 15 28 0 0 3
Longdress
Kemeja 20 24 38 20 24 38 0 0 0
HEM 20 28 51 20 28 51 0 0 0

Berdasarkan asumsi dari trend permintaan produk Batik Edelweis Pekalongan selama
tiga tahun terakhir mengalami kenaikan pada setiap jenis produknya. Khususnya pada
tahun 2019 untuk hasil perhitungan kapasitas optimum diperoleh bahwa hanya batik
daster yukensi dan batik longdress saja yang mengalami peningkatan produksi masing-
masing sejumlah 2 kodi/tahun dan 3 kodi/tahun walaupun Produk Kemeja dan Hem
Permintaan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir lebih tinggi dibandingkan dengan
produk daster yukensi dan longdress.
Tren Permintaan Produk Batik Edelweis pekalongan
selama tiga tahun terakhir

51

38

28
25 24
20 20 20
15
7 10 10

BATIK DASTER BATIK LONGDRESS KEMEJA HEM


YUKENSI

2017 2018 2019

Berdasarkan grafik di atas bahwa permintaan terhadap produk Batik Edelweis


Pekalongan selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif atau peningkatan. Yang
mana Produk Hem menjadi Permintaan tertinggi, kemudian diikuti oleh Kemeja,
Longdress dan Daster Yukensi.

2.2. Perkiraan jumlah permintaan produk di masa yang akan datang

Dalam melakukan pengembangan usaha, Batik Edelweis Pekalongan melakukan


pengembangannya dengan meningkatkan jumlah produksi dan meningkatkan pasar yang
telah ada selama ini. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah selama ini jumlah
produksi yang dilakukan oleh UKM sudah mencapai titik optimum. Oleh karena itu perlu
dilakukan perhitungan kapasitas optimum produksi dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dimiliki dan melakukan peramalan penjualan terhadap pengembangan produksi
yang akan dilakukan berdasarkan deret waktu (time series).
Berikut Asumsi perkiraan Jumlah Permintaan produk di masa yang akan datang
dengan perkiraan selama tiga tahun mendatang :
Jenis Varian Kondisi Normal Kapasitas Optimum Penambahan
Batik (Kodi) (Kodi) Produksi (Kodi)
2021 2022 2023 2021 2022 2023 2021 2022 2023
Batik Daster 120 130 149 120 140 165 0 10 16
Yukensi
Batik 125 140 159 125 149 172 0 9 13
Longdress
Kemeja 115 122 130 115 122 130 0 0 0
HEM 135 140 151 135 140 151 0 0 0

Berdasarkan dari asumsi trend permintaan produk Batik Edelweis Pekalongan selama
tiga tahun mendatang juga mengalami kenaikan pada setiap jenis produknya. untuk hasil
perhitungan kapasitas optimum diperoleh bahwa hanya batik daster yukensi dan batik
longdress saja yang mengalami peningkatan produksi. Hal tersebut dikarenakan dalam
penentuan kapasitas optimum yang dilakukan pada empat jenis produk batik yang berbeda
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya yakni laba yang dihasilkan, harga pokok produksi, dan waktu
pengerjaannya. Pada batik longdress dan daster yukensi akan lebih menguntungkan untuk
ditingkatkan produksinya bila dilihat dari margin laba yang dihasilkan dengan waktu
pengerjaannya yang tidak terlalu lama bila dibandingkan dengan Hem dan Kemeja yang
memerlukan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya. Selain itu bila dilihat dari sisi
penjualan, baik batik longdress maupun daster yukensi lebih banyak dipilih atau dibeli oleh
konsumen dibandingkan dengan Hem dan Kemeja.
Perkiraan jumlah permintaan produk Batik Edelweis
Pekalongan di masa yang akan datang

159
149 151
140 135 140
130 125 130
120 115 122

BATIK DASTER BATIK LONGDRESS KEMEJA HEM


YUKENSI

2021 2022 2023

Berdasarkan grafik di atas bahwa perkiraan jumlah permintaan terhadap produk


Batik Edelweis Pekalongan selama tiga tahun mendatang yakni dari tahun 2021 sampai
dengan 2023 menunjukkan tren positif atau peningkatan. Yang mana Produk Batik
Longdress menjadi Permintaan tertinggi, kemudian diikuti oleh Daster Yukensi, Hem dan
Kemeja.

2.3. Perusahaan sejenis yang sudah ada, kekuatan dan kelemahan mereka

Perusahaan Batik di Pekalongan yang harus kita ketahui semua bahwa jumlahnya
tidaklah sedikit, berdasarkan data statistik tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Kota Pekalongan tercatat 634 pengusaha atau pengrajin industri batik. Artinya, banyak
sekali perusahaan sejenis yang menjadi pesaing dari perusahaan kami. Mereka jumlahnya
tidak hanya banyak, namun juga beberapa sudah memiliki brand nama yang cukup kuat
dan dikenal masyarakat seperti Batik Riziq, Batik Qonita, Batik Putra Ghofur, dan lain-
lain.
Adapun kekuatan yang mereka miliki adalah : memiliki brand nama yang kuat,
desain batik yang lengkap dan terbaru sesuai dengan trend saat ini, produk yang ditawarkan
banyak sekali, produk yang ditawarkan terkesan eksklusif (mewah), sedangkan kelemahan
yang mereka miliki sebetulnya dimiliki bagi para pengrajin batik lainnya, seperti : bahan
baku berasal dari luar kota atau bahkan dari luar negeri sehingga harus impor terlebih
dahulu, keterbatasan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu singkat,
biaya produksi yang tinggi, serta kebanyakan teknologi dalam produksi yang masih
tradisional. Untuk kelemahan pesaing yang ada, ketika beberapa kita lihat terletak pada
pemasaran yang belum optimal ke berbagai media, kemudian juga administrasi yang
menyangkut keuangan belum disusun dan dicatat dalam suatu laporan keuangan
perusahaan.

2.4. Strategi Pemasaran yang dipilih

Untuk mendukung peningkatan penjualan berbagai macam produk batik, Batik


Edelweis Pekalongan melakukan beberapa strategi pemasaran sebagai berikut:
1) Promosi dari mulut ke mulut
Cara promosi yang satu ini merupakan cara yang paling sederhana yang dimana setiap
konsumen yang sudah pernah membeli produk menceritakan kembali kepada yang lain
sehingga secara tidak langsung calon pembeli baru dan masyarakat mengetahui
keberadaan perusahaan Batik Edelweis Pekalongan
2) Mengunakan Media Sosial
Selain mengunakan promosi dari mulut ke mulut maka promosi akan dilakukan melalui
media social seperti Facebook, Twitter, Blog, Instagram, Shopee, BukaLapak bahkan
Youtube, untuk mengenalkan dan menawarkan produk kita kepada para calon
konsumen yang sudah biasa dalam mengunakan media social sebagai aktivitas sehari-
harinya.
3) Pameran
Strategi ini dengan cara mendirikan stand di pameran-pameran atau Expo, Serta di Pusat
Perbelanjaan Mall.
4) Membuat iklan di media cetak
Strategi dilakukan dengan memasang iklan di media cetak seperti Koran, majalah dan
tabloid, dll.
BAB III

OPERASIONAL

3.1. Lokasi Usaha

Perusahaan Batik Edelweis Pekalongan memiliki tempat home industry di daerah


Perbatasan Kota dan Kabupaten Pekalongan, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat
kota maupun Kabupaten Pekalongan. Letaknya pun strategis dekat jalan Raya utama yang
mudah diakses oleh berbagai macam kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun roda
empat. Begitupun dekat dengan pasar dan kampus. Selain itu kami memiliki grosir batik
dekat exit tol pekalongan tepatnya dipinggir jalan raya pantura, yang mana di situ sebagai
pusat belanja oleh-oleh dan banyak lalu lalang orang maupun pengendara yang mampir
untuk mencari produk-produk pakaian, khususnya Batik Pekalongan.

3.2. Jenis dan Jumlah Sarana Prasarana yang diperlukan

No Jenis Sarana Jumlah


1 Kain Mori 10.000 meter
2 Malam 2 Drum
3 Canting 20 Buah
4 Zat Pewarna 20 Paket
5 Gawangan 20 Buah
6 Tungku 10 Buah
7 Bangunan Toko Bangunan 50 m2
8 Pabrik Produksi Bangunan 100 m2
3.3. Kapasitas Produksi yang direncanakan

Penjualan Batik Edelweis Pekalongan menunjukkan tren yang cenderung meningkat tiap
tahunnya, yakni selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
Kemudian juga akan mengalami peningkatan secara signifikan dengan peramalan yang
telah dilakukan untuk tiga tahun kedepan. Dengan asumsi mempertimbangkan peramalan
yang meningkat dan kapasitas optimum produksi, maka ditetapkan penjualan untuk tahun
2021 sebesar 495 kodi batik/tahun, dengan meliputi produk daster yukensi sejumlah 120
kodi, longdress sejumlah 125 kodi, kemeja sejumlah 115 kodi dan sisanya hem sejumlah
135 kodi. Kemudian di tahun 2022 sebesar 532 kodi/tahun, dengan meliputi produk daster
yukensi sejumlah 130 kodi, longdress sejumlah 140, kemeja sejumlah 122 dan sisanya
untuk hem sejumlah 140 kodi. Selanjutnya di tahun 2023 ditetapkan penjualan 589 kodi
batik/tahun, dengan meliputi produk daster yukensi sejumlah 149 kodi, longdress sejumlah
159 kodi, kemeja sejumlah 130 kodi dan sisanya untuk hem sejumlah 151 kodi. Jadi total
dari peramalan penjualan selama tiga tahun ke depan produk Batik Edelweis Pekalongan
ditetapkan sejumlah 1.616 kodi batik.

3.4. Sumber Bahan Baku dan Pembantu

Beberapa Bahan baku dan Pembantu berasal dari beberapa tempat, ada dari Pekalongan
sendiri, Bali, Cirebon, Yogyakarta dan bahkan Impor dari China atau Germany. Untuk
pendistribusiannya dilakukan dengan sistem pemesanan dan dipaket ke Pekalongan atau
juga langsung membeli kepada pemasok. Untuk pembelian bahan baku di Pekalongan
dilakukan dengan sistem pembelian sendiri atau langsung ke tempat penjualan karena
lokasinya yang tidak jauh dari tempat produksi. Bahan baku langsung dibeli di tempat yang
kualitasnya lebih baik dari tempat yang lain untuk menghasilkan produk yang berkualitas
BAB IV

ORGANISASI DAN SDM

4.1. Jumlah dan kualifikasi tenaga inti yang diperlukan

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha.
Jumlah semua tenaga kerja yang ada di Batik Edelweis berjumlah 31 orang. Jam kerja
yang berlaku bagi karyawan mulai dari jam 08.00 hingga 16.00 WIB atau sekitar 8 jam
per hari.
Adapun Kualifikasi tenaga Inti perusahaan, yakni :
1) Pengelola ; 1 orang
2) Penanggungjawab Produksi ; 23 Orang
3) Penanggungjawab Operasional ; 2 orang
4) Penanggungjawab Pemasaran ; 2 orang
5) Penanggungjawab Keuangan ; 1 orang
6) Penanggungjawab SDM ; 2 orang

4.2. Sumber pengadaan tenaga inti tersebut

Sistem perekrutan tenaga kerja Perusahaan Batik Edelweis tidak rumit. Tingkat
pendidikan yang dibutuhkan juga tidak ditetapkan terlalu tinggi, tidak perlu juga mahir
dalam membatik karena sebelumnya ada pelatihan terlebih dahulu dari Batik Edelweis.
Tenaga kerja yang direkrut juga tidak jauh dari orang sudah dikenal oleh pemilik sehingga
pemilik dapat mengontrol karyawan agar dapat bekerja dengan baik. Dengan sistem
seperti itu pemilik memiliki tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik.
4.3. Sistem Panggajian

Sistem pemberian gaji yang diterapkan di usaha Batik Edelweis Pekalongan adalah
sistem mingguan dan sistem upah jika adanya kerja tambahan seperti menjaga pameran.
Karyawan hanya mendapatkan libur seminggu sekali atau tergantung pesanan yang
diterima. Selain itu karyawan diperbolehkan untuk meminta kasbon untuk keperluan
mendadak dan mendapatkan bonus tambahan untuk tunjangan Hari Raya Idul Fitri
BAB V

KEUANGAN

5.1. Jumlah Kebutuhan Dana

BIAYA OPERASIONAL TIAP TAHUN


Jumlah Per bulan Jumlah (Rp) per
No. Uraian Jumlah
Personal (Rp) tahun
I Management Costing
1 Pengelola 1 5.000.000 60.000.000
2 Karyawan 1 23 1.850.000 510.600.000
3 Karyawan 2 2 2.150.000 51.600.000
754.800.000
4 Karyawan 3 2 2.150.000 51.600.000
5 Karyawan 4 1 2.250.000 27.000.000
6 Karyawan 5 2 2.250.000 54.000.000
II Pemasaran (5% dari Total Pendapatan)
1 Promosi 242.400.000
III Operasional Pabrik
1 Perawatan 25.000.000 300.000.000
2 Listrik 2.250.000 27.000.000
3 Telephone 550.000 6.600.000 361.200.000
4 Air 300.000 3.600.000
5 lain lain 2.000.000 24.000.000
IV Biaya bahan baku
Kain Mori 65.500.000 1.965.000.000 23.580.000.000
Malam 5.500.000 165.000.000 1.980.000.000
Canting 750.000 22.500.000 270.000.000
32.868.000.000
Zat Pewarna 2.550.000 76.500.000 918.000.000
Gawangan 12.000.000 360.000.000 4.320.000.000
Tungku 5.000.000 150.000.000 1.800.000.000

Biaya
V 750.000 22.500.000 270.000.000 270.000.000
transportasi
Biaya Bahan
VI 250.000 7.500.000 90.000.000 90.000.000
bakar
Biaya Bahan
200.000 6.000.000 72.000.000 72.000.000
bakar

Jumlah 34.416.000.000,00 34.658.400.000,00


I. Prakiraan Biaya Pembangunan pabrik dan peralatan
A. Biaya Teknik (Biaya langsung)
Luas Harga/m2 Konstruksi Koef Non
No. Uraian Struktur Total Harga
Lantai Struktur Non Struktur strkt Struktur
Bangunan
1 50 1.650.000.000,00 1.650.000.000,00
Toko
Pembuatan
2 Pabrik 100 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00
Produksi
Sarana dan
3 600.000.000,00 - - 600.000.000,00
Alat Produksi
4.250.000.000,00
B. Biaya Tak terduga
5 % x Biaya
212.500.000,00
Langsung
C. Biaya Teknik (Jasa)
4% x Biaya
170.000.000,00
Langsung
Sub Total A+B+C 4.632.500.000,00
D. Bunga 25 %
Total 4.632.500.000,000
5.2. Sumber Pendapatan

PENDAPATAN
Per
No. Pendapatan Quantity Satuan Price Jumlah
Tahun

Penjualan
A Produk Batik 40 Kodi Rp 1.600.000 12 Rp 768.000.000
Daster Yukensi
Penjualan
B Produk Batik 40 Kodi Rp 1.500.000 12 Rp 720.000.000
Longdress
Penjualan
C Produk Batik 100 Kodi Rp 1.500.000 12 Rp 1.800.000.000
Kemeja
Penjualan
D Produk Batik 100 Kodi Rp 1.300.000 12 Rp 1.560.000.000
HEM

Total Pendapatan Rp 4.848.000.000


5.3. Analisis Keuangan

Analisis Kelayakan Usaha


Uraian Biaya - Periode (Tahun) Akumulasi
No. Manfaat
Ekonomi Proyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 21
Biaya Konstruksi
I
(Cost)
1. Bangunan
Toko, Pabrik
Produksi & Alat 4.632.500.000
dan Sarana
Produksi
Total I 4.632.500.000
II Pemasukan
1. Penjualan
4.848.000.000 5.090.400.000 5.350.010.400 5.617.510.920 5.898.386.466 6.199.204.176 6.509.164.385 6.834.622.604 7.176.353.734 7.893.989.107 61.417.641.791
Produk
Total II 4.848.000.000 5.090.400.000 5.350.010.400 5.617.510.920 5.898.386.466 6.199.204.176 6.509.164.385 6.834.622.604 7.176.353.734 7.893.989.107 61.417.641.791
Pengeluaran
III
tahuan
1. Biaya Tenaga
325.000.000 341.250.000 358.312.500 376.228.125 395.039.531 414.791.508 435.531.083 457.307.637 480.173.019 504.181.670 529.390.754 4.087.815.074
Kerja
2. Biaya
395.000.000 414.750.000 435.487.500 457.261.875 480.124.969 504.131.217 529.337.778 555.804.667 583.594.900 612.774.645 643.413.378 4.968.267.552
pemasaran
3. Biaya
Operasional 45.500.000 47.775.000 50.163.750 52.671.938 55.305.534 58.070.811 60.974.352 64.023.069 67.224.223 70.585.434 74.114.706 572.294.110
Pabrik
4, Biaya bahan
710.000.000 745.500.000 782.775.000 821.913.750 863.009.438 906.159.909 951.467.905 999.041.300 1.048.993.365 1.101.443.033 1.156.515.185
baku
5. Biaya
35.500.000 37.275.000 39.138.750 41.095.688 43.150.472 45.307.995 47.573.395 49.952.065 52.449.668 55.072.152 57.825.759
transportasi
6. biaya bahan
450.000.000 472.500.000 496.125.000 520.931.250 546.977.813 574.326.703 603.043.038 633.195.190 664.854.950 698.097.697 733.002.582
bakar
Total III 1.961.000.000 2.059.050.000 2.162.002.500 2.270.102.625 2.383.607.756 2.502.788.144 2.627.927.551 2.759.323.929 2.897.290.125 3.042.154.632 3.194.262.363 24.665.247.262
(1.745.500.000) (2.059.050.000) (2.162.002.500) (2.270.102.625) (2.383.607.756) (2.502.788.144) (2.627.927.551) (2.759.323.929) (2.897.290.125) (3.042.154.632)
Penjualan Kotor
IV 4.848.000.000 5.332.800.000 5.866.080.000 6.452.688.000 7.097.956.800 7.807.752.480 8.588.527.728 9.447.380.501 10.392.118.551 11.431.330.406 77.264.634.466
= Pemasukan

(1.745.500.000) 3.273.750.000 3.704.077.500 4.182.585.375 4.714.349.044 5.304.964.336 5.960.600.177 6.688.056.572 7.494.828.426 8.389.175.774 (3.194.262.363)
Laba Kotor (II-
V 2.887.000.000 3.273.750.000 3.704.077.500 4.182.585.375 4.714.349.044 5.304.964.336 5.960.600.177 6.688.056.572 7.494.828.426 8.389.175.774 (3.194.262.363) 49.405.124.840
III)

VI Aliran Kas (1.745.500.000) 1.528.250.000 5.232.327.500 9.414.912.875 14.129.261.919 19.434.226.255 25.394.826.431 32.082.883.003 39.577.711.429 47.966.887.203 52.763.575.924
Keterangan
1 Total Investasi :
a. Biaya Konstruksi (tungku) 4.632.500.000,00
b. Biaya Manajemen Costing th 1 325.000.000,00
c. Biaya Pemasaran Th 1 395.000.000,00
d. Biaya operasional pa brik 45.500.000,00
e. Biaya bahan baku 710.000.000,00
f. Biaya transportrasi 35.500.000,00
g. Biaya bahan bakar 450.000.000,00
h. Pemasukan penjualan awal 4.848.000.000,00
1.745.500.000,00
2 Parameter Kelayakan Investasi, dilihat dari nilai MARR=25 % per tahun
MARR : Minimum Attractive Rate of Return
Sangat Layak (lebih dari
a. Internal Rate of Return (IRR) 200,54% setiap tahun 25%)
b. Net Present Value (NPV) Rp 11.248.369.955,74 Layak , karena ( + )
c. Payback Period
Jumlah Investasi 1.745.500.000,00

Aliran kas masuk per tahun 2.485.619.360,17


Payback Period 0,70 8 Bulan, 12 hari Layak, rata-rata investasi
komersial kurang dari 6
tahun
8,4 12

3 Benefit 61.417.641.791,44
Cost 24.665.247.262,21
Layak
B-C 36.752.394.529,23 , (+)

Layak
4 Benefit of Cost ratio 2,49 , >1

5 Profitability Index (PI)


PV of proceeds 52.763.575.923,78
Net investasi 1.745.500.000,00
Layak,
PV of proceeds/Net investasi 30,23 >1

6 Break Even Point (BEP)


Total biaya investasi ( A ) 1.745.500.000,00
Total biaya operasional (B ) 24.665.247.262,21
Total A + B 26.410.747.262,21
Total Pemasukan rata-rata per
tahun 3.070.882.089,57
BEP 8,60 8 tahun 7 bulan 6 hari Layak, < 10 tahun
7,2 6
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan masing-masing aspek dan secara keseluruhan

a. Aspek Pasar dan Pemasaran

Permintaan terhadap produk Batik Edelweis Pekalongan selama tiga tahun terakhir
menunjukkan tren positif atau peningkatan. Di samping itu untuk peramalan di masa yang
akan datang yakni selama tiga tahun ke depan bahwa trend permintaan terhadap produk
Batik Edelweis Pekalongan juga mengalami kenaikan pada setiap jenis produknya.
Beberapa produk juga telah berhasil mencapai kapasitas optimum produksi seperti pada
produk Daster Yukensi dan batik Longdress. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya
yakni laba yang dihasilkan, harga pokok produksi, dan waktu pengerjaan terhadap produk
tersebut.
Dari segi pesaing, banyak sekali perusahaan sejenis yang menjadi pesaing dari
perusahaan kami. Mereka jumlahnya tidak hanya banyak, namun juga beberapa sudah
memiliki brand nama yang cukup kuat dan dikenal masyarakat, karena Pekalongan
pusatnya Pengrajin atau Pengusaha Batik.

b. Aspek Operasional

Secara dari segi Lokasi usaha, Batik Edelweis Pekalongan memiliki tempat home
industry di daerah Perbatasan Kota dan Kabupaten Pekalongan, sehingga mudah dijangkau
oleh masyarakat kota maupun Kabupaten Pekalongan. Letaknya pun strategis dekat jalan
Raya utama yang mudah diakses oleh berbagai macam kendaraan, baik kendaraan roda dua
maupun roda empat.
Sedangkan dari segi kapasitas produksi yang direncanakan bahwa Batik Edelweis
Pekalongan menunjukkan tren yang cenderung meningkat tiap tahunnya, yakni selama tiga
tahun terakhir, dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Kemudian juga akan mengalami
peningkatan secara signifikan dengan peramalan yang telah dilakukan untuk tiga tahun
kedepan.

c. Aspek Organisasi dan SDM

Jumlah kualifikasi dan Tenaga inti pada perusahaan Batik Edelweis Pekalongan
tergolong cukup banyak yakni terdapat 31 tenaga kerja. Dalam pengadaan tenaga kerja atau
perekrutan untuk Tingkat pendidikan yang dibutuhkan tidak ditetapkan terlalu tinggi, tidak
perlu juga mahir dalam membatik karena sebelumnya ada pelatihan terlebih dahulu dari
Batik Edelweis. Tenaga kerja yang direkrut juga tidak jauh dari orang sudah dikenal oleh
pemilik sehingga pemilik dapat mengontrol karyawan agar dapat bekerja dengan baik.
Dengan sistem seperti itu pemilik memiliki tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik.

d. Aspek Keuangan

Berdasarkan Perluasan proyek yang kami jalankan maka menghasilkan beberapa


kesimpulan di antaranya ;

 Perluasan Proyek Perusahaan Batik Edelweis Pekalongan memiliki Nilai Internal Rate
of Return (IRR) sebesar 200,54% lebih besar dari nilai Minimum Attractive Rate of
Return yang telah ditetapkan yakni sebesar 25%
 Memiliki Nilai Net Present Value (NPV) positif, yakni sebesar Rp 11.248.369.955,74
 Memiliki Nilai Payback Period selama 8 bulan 12 hari. Atau lebih cepat dari waktu
yang ditetapkan. Atau yakni memiliki nilai rata-rata investasi komersial kurang dari 6
tahun
 Memiliki niai benefit cost yang positif yakni sebesar Rp 36.752.394.529,23
 Memiliki nilai benefit cost of ratio sebesar 2,49 atau lebih besar dari 1
 Memiliki Nilai Profitability Index sebesar 30,23 atau lebih besar daripada 1
 Memiliki tingkat BEP selama 8 tahun 7 bulan 6 hari atau kurang dari waktu yang telah
ditentukan yakni 10 tahun.

6.2. Saran atas rencana investasi proyek


a. Secara Aspek pasar dan pemasaran perusahaan Batik Edelweis harus senantiasa
meningkatkan produksi terhadap produknya, melihat sesuai trend permintaan pasar baik
selama kurun waktu 3 tahun dan peramalan di tiga tahun mendatang juga mengalami
kenaikan. Apalagi untuk jenis produk yang telah berhasil mencapai kapasitas optimum
produksi, maka hendaknya untuk memperhitungkan kapasitas produksi sesuai dengan
permintaan pasar. Dari segi pesaing juga memiliki tingkat persaingan yang begitu ketat
karena Pekalongan pusatnya produksi batik, sehingga yang harus dilakukan adalah
menciptakan kreasi dan inovasi terhadap produknya, kemudian mampu membuat
diferensiasi terhadap produknya dan posisioning produk di benak masyarakat. Selain itu,
kualitas pelayanan terhadap konsumen juga perlu dioptimalkan.
b. Secara Aspek Operasional, hendaknya tidak hanya lokasi yang mudah diakses atau
dijangkau berbagai kendaraan. Akan tetapi di samping lokasi yang strategis juga
memudahkan para pelanggan atau konsumen mudah dalam menemukan lokasinya, bisa
melalui penunjukkan identitas perusahaaan secara jelas seperti Papan Perusahaan, Baliho
atau poster identitas perusahaan yang mudah dilihat dan dibaca konsumen. Selain itu
lokasi juga mudah dicek melalui google maps. Kemudian untuk Sumber bahan baku
tertentu yang sifatnya sulit didapatkan atau harus import, maka untuk mengantisipasi
terhadap jumlah stock bahan baku, harus diperhitungkan dengan jelas agar tidak
kemudian terjadi kekosongan bahan baku. Di samping itu juga perlunya memiliki
pemasok bahan baku yang senantiasa menyupply kebutuhan bahan baku produksi.
c. Secara aspek organisasi dan SDM, melihat trend permintaan produk terus meningkat,
maka perusahaan sudah semestinya melakukan perekrutan tenaga kerja untuk
meningkatkan proses produksi, di samping itu pelatihan, pengawasan dan pengendalian
tenaga kerja harus senantiasa dilakukan secara berkala dalam proses produksi
berlangsung, agar kemudian produk yang dihasilkan terjaga kualitasnya.
d. Secara aspek keuangan menghasilkan nilai positif dari masing-masing aspek yang
dihitung, sehingga untuk peningkatan kapasitas produksi berbagai produk, penciptaan
produk yang baru dan atau perluasan proyek terhadap perusahaan sangat
direkomendasikan.

Anda mungkin juga menyukai