Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH OUTING CLASS

RUMAH BATIK “ NDALEM GONDOSULI ”

Disusun Oleh :

VIO VIRDA ANNISA SUTANTO/ C20.436

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PIGNATELLI

2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Saya juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak
industri Rumah Batik “ Ndalem Gondosuli ”, Laweyan.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga di masa depannya para pembaca dapat memperbaiki kekurangan pada makalah ini.

Saya menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah kegiatan kunjungan industri ini, namun
saya tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Saya mengharapkan
adanya masukan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk memperbaiki kesalahan
yang ada pada makalah ini. Terima kasih.

Surakarta, 8 Juli 2021

Vio Virda Annisa Sutanto


DAFTAR ISI

Judul Makalah..................................................................................................................................... 1

Kata Pengantar....................................................................................................................... 2

Daftar Isi............................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Batik Laweyan.......................................................................... 5


B. Metode Proses Pembuatan Batik................................................................................... 6-7
C. Macam – Macam Motif Batik....................................................................................... 7-9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................. 10
B. Saran ......................................................................................................................... 10

Daftar Pustaka......................................................................................................................... 11

Lampiran ............................................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ndalem Gondosuli yang berada di kawasan Kampung Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah merupakan
salah satu bangunan milik saudagar batik KRHT Heru Notoningrat. Ndalem Gondosuli sendiri
menjadi salah satu rumah galeri dan edukasi batik di Kota Solo.

Sales dan Marketing Manager Ndalem Gondosuli, Tri Maryani menyampaikan, Ndalem Gondosuli
menjadi tempat tujuan wisatawan yang ingin belajar membatik. Memiliki konsep kekinian, yakni
dipadukan dengan galeri batik digital yang bertujuan untuk mengajak generasi muda lebih tertarik
untuk belajar membatik.

Ndalem Gondosuli juga merupakan pelopor batik berbasis digital. Peluncuran batik berbasis digital
sendiri dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Batik Nasional pada tahun 2018. Galeri batik
digital di Ndalem Gondosuli sejalan dengan pencanangan pendidikan karakter oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi).

Selain memiliki bangunan yang masih mempertahankan bangunan kuno ala saudagar batik zaman
dulu. Ndalem Gondosuli juga diimplementasikan dengan sebuah cafe yang unik nan menarik. Cafe
tersebut bernama Cafe Saudagar yang memiliki nuansa terbuka dan nyaman yang berada di halaman
bangunan Ndalem Gondosuli.

Rumusan Masalah
Dari penjabaran yang telah disampaikan di atas maka tersusunlah beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan Batik Laweyan di Solo ?


2. Metode apa yang digunakan dalam membuat kain batik ?
3. Apa saja jenis – jenis batik yang ada di Indonesia ?

Tujuan Masalah
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui tentang sejarah perkembangan batik


2. Mengetahui metode – metode yang dapat digunakan dalam proses pembuatan batik
3. Mampu memahami berbagai jenis batik yang ada
4. Menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing untuk membuat makalah tentang hasil
kunjungan ke Rumah Batik “ Ndalem Gondosuli ”

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Batik Laweyan


Batik adalah suatu proses pelekatan malam/lilin panas pada media kain katun atau kain sutra
(kemudian berkembang pada media kayu, kulit, kaca dlsb) dengan motif tertentu sebagai teknik
perintangan warna.

Dalam sejarah yang ditulis R. T Mlayadipuro, Kampung Laweyan didirikan Kyai Ageng Hanis, putra
dari Kyai Ageng Sela yang merupakan keturunan Raja Brawijaya pada 1546 M, sebelum munculnya
Kerajaan Pajang.

Dahulunya Kyai Ageng Henis atau Kyai Ageng Laweyan mengajarkan teknik pembuatan batik tulis
pada para santrinya.

Batik Laweyan sudah berkembang sebelum abad 15M semasa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Joko
Tingkir) di Keraton Pajang. Saat itu para pengrajin batik laweyan mulai membangun industri batik
tulis dengan pewarna alami sehingga desa laweyan terus berkembang menjadi kawasan penghasil
batik yang tertua di Indonesia.

Seiring dengan pengembangan teknik batik tulis ke teknik batik cap, industri batik laweyan
mengalami puncak kejayaannya pada era 1900an semasa pergerakan kemerdekaan yang dimotori oleh
Sarikat Dagang Islam (SDI) dengan pimpinan KH Samanhudi. Dibandingkan dengan batik tulis
proses pembuatan batik cap relatif lebih mudah, lebih cepat dan lebih ekonomis sehingga harga
jualnya lebih bisa diterima masyarakat pada umumnya.

Pada masa itu muncullah nama Tjokrosoemarto, seorang tokoh juragan batik yang fenomenal, beliau
memiliki industri batik terbesar di laweyan, jumlah omzetnya luar biasa yang didukung oleh
pengrajin-pengrajin batik dari berbagai daerah di pulau Jawa. Wilayah pemasarannya tak hanya di
dalam negeri, Tjokrosoemarto juga memasarkan batik ke manca negara, Beliau juga merupakan
seorang eksportir batik pertama kali dari Indonesia.

Menurut sejarah yang ditulis RT. Mlayadipuro, Pasar Laweyan dahulu merupakan pasar Lawe atau
bahan baku tenun yang sangat ramai. Bahan baku kapas pada saat itu banyak dihasilkan dari desa
Pedan, Juwiring, dan Gawok yang masih termasuk daerah Kerajaan Pajang, mengingat daerah
Laweyan banyak ditumbuhi pohon kapas yang diolah menjadi benang lawe.

Laweyan menjadi pusat perdagangan karena letaknya berada di tepi Sungai Banaran yang langsung
terhubung dengan Sungai Bengawan. Di sungai ini pula ada Bandar Kabanaran, yaitu tempat berlabuh
perahu yang menjadi arus perdagangan khususnya komoditas benang lawe dan batik.

Saat ini Laweyan sudah mempunyai 250 motif batik yang sudah dipatenkan, sebagian besar
penduduknya juga menjadi perajin batik. Pemkot Solo menjadikan KBL dan pasarnya sebagai
destinasi wisata guna menarik wisatawan yang ingin mengenal dan belajar membuat batik. Tak hanya
wisata edukasi, KBL juga tersedia sebagai wisata belanja dan budaya.

B. Metode Proses Pembuatan Batik


Batik merupakan seni tradisional Indonesia yang harus dilestarikan. Kegiatan membatik menjadi salah
satu wujud melestarikan seni tradisional Indonesia. Membatik memang bukan kegiatan yang mudah,
akan tetapi kegiatan yang satu ini bisa dipelajari.

Berikut beberapa metode yag digunkan dalam proses pembuatan batik :

1) Teknik Canting Tulis

Teknik canting tulis merupakan suatu teknik membatik yang paling umum dan menghasilkan harga
jual batik paling tinggi. Canting tulis merupakan teknik membatik yang dilakukan dengan
menggunakan alat bernama canting.

Canting tulis dilakukan secara manual, karena dalam motif gambar yang akan di batik cenderung
tidak simetris atau tidak sama dalam keseluruhan motif, ukurannya pun berbeda-beda setiap motif.

Teknik membatik yang satu ini butuh jiwa seniman dan ketelitian tinggi untuk membuatnya. Karena
cara pembuatannya yang sangat sulit dan perlu sangat teliti, karena itulah harga batik canting sangat
mahal.

Teknik ini juga mempunyai aroma yang khas. Penyebabnya adalah proses pewarnaan pada canting
tulis yang menggunakan warna alami, contohnya daun tom dan akarnya untuk warna biru, kayu teger
untuk warna kuning, kulit kayu tingi untuk warna hitam dan kayu jambal untuk warna coklat.

2) Teknik Cap

Teknik batik cap merupakan teknik membatik yang dilakukan dengan menggunakan alat canting cap
timbul. Canting cap timbul tersebut akan dicelupkan pada cairan malam kemudian diucapkan di atas
kain mori.

Ciri dari teknik cap juga memiliki aroma cairan malam yang khas, karena bahan bahan yang dipakai
relatif sama. Ciri lain yang ada dalam teknik satu ini adalah warna pada kain bagian depan lebih
terang atau pekat, disamping itu bagian belakang lebih tipis.

Cap sendiri terbuat dari tembaga dengan berbagai ukuran-ukuran yang berbeda, tergantung motif yang
ada dalam cap.

3) Teknik Ikat Celup

Pembuatan motif pada kain batik dengan teknik ikat celup dilakukan dengan mengikat sebagian kain
kemudian dicelupkan ke dalam cairan pewarna. Setelahnya ikatan dibuka, kemudian kain yang terikat
bisa menghasilkan corak tertentu sesuai lipatan ikatannya karena kain yang terikat tidak akan terkena
cairan pewarna.

Dalam proses pewarnaan terkadang kain dicelupkan pada beberapa warna untuk menghasilkan warna
campuran yang berpola.

Teknik membatik ikat celup ini juga dikenal dengan istilah menjumput. Hasilnya disebut sebagai
batik teknik jumputan. Siapa pun bisa belajar teknik membatik yang satu ini karena bahan, alat dan
caranya sangat mudah di coba.

4) Teknik Printing
Membuat batik dengan metode printing, maka alat printing di butuhkan. Proses pewarnaannya sendiri
hanya diwarnai pada satu bagian sisi kain batik saja. Sehingga proses produksinya akan sangat efisien.

Proses membatik dengan printing juga sangat cepat karena itu batik printing biasanya digunakan oleh
perusahaan dan batik printing juga dibanderol jauh lebih murah dibandingkan batik tulis yang
memang butuh ketelitian dan kreativitas seni tinggi untuk membuatnya.

Waktu pembuatan batik dengan metode printing tidak memakan waktu lama. Dalam sekali cetak saja,
satu warna hanya butuh waktu 5 menit untuk membuatnya. Tidak hanya itu, alat printing juga menjadi
sebuah alat membatik yang sangat canggih sehingga motif batiknya memiliki hasil yang sangat detail.

Pada teknik ini tidak memiliki aroma yang dihasilkan seperti teknik-teknik sebelumnya. Sebab pada
teknik ini menggunakan bahan pewarna kimia. Dengan keunggulan yang dimiliki batik printing ini
bisa memberikan atau memilih warna yang disukai selera masing-masing.

5) Teknik Colet

Teknik pembuatan batik dengan teknik colet merupakan teknik membatik yang biasanya disebut
sebagai teknik lukis. Melalui teknik colet, pembatik harus mengoleskan pewarna kain dengan
menggunakan kuas kemudian dilukiskan motif di atas kain mori.

Pola yang dibuat pada teknik colet ini biasanya dibentuk dari coretan malam. fungsinya sebagai
pembatas warna, sehingga kuas yang sudah dicelup zat warna di oleskan atau di sapukan didalam pola
tersebut. Tujuannya agar warna tidak melebar ke bagian lain karena terbatasi oleh malam yang sudah
dicoretkan ke kain.

Pada teknik pembatikan dengan colet ini tidak hanya sekedar membatik, namun ,merangkap seniman
lukis, atau keterampilan dalam melukis. Karena membuat pola atau motif pembatik harus jeli dan
teliti, juga memiliki imajinasi warna yang baik.

6) Teknik Campuran ( Cap dan Tulis )

Teknik pembuatan batik ini adalah menggabungkan antara teknik batik tulis dan batik cap. Batik cap
biasanya di gunakan di sisi pinggir kain,atau sebaliknya tulis digunakan untuk sisi pinggir kain.
Pewarnaan dan pencuciannya juga sama dengan sebelumnya.

C. Macam – Macam Motif Batik


Indonesia kaya sekali akan seni budaya nya, termasuk dalam hal batik. Kata batik berasal dari bahasa
Jawa ambhatik yang terdiri dari kata amba yang berarti lebar, luas, kain dan kata bhatik yang berarti
titik atau matik.

Kedua kata tersebut berkembang menjadi istilah batik yang dapat diartikan sebagai kain bergambar
yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain. Tiap motif batik
juga memiliki sejarah nya sendiri dari setiap daerah.

Berikut beberapa contoh motif batik yang ada di Indonesia :

1. Batik Parang Rusak


Batik Parang Rusak merupakan motif batik yang sangat populer. Motif batik Parang Rusak
menggambarkan arti dari pertarungan antara manusia yang melawan kejahatan. Pertarungan yang
dimaksud adalah mengendalikan diri dari semua hal buruk, sehingga mereka dapat menjadi manusia
yang lebih bijaksana dan mulia.

2. Batik Mega Mendung

Mega Mendung merupakan salah satu jenis motif batik yang populer di daerah Cirebon. Motif batik
dengan pola-pola awan ini terdiri dari kata Mega yang berarti awan, serta Mendung yang diartikan
sebagai sifat yang sabar. Gradasi yang ada di motif ini sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit.

3. Batik Kawung

Batik kawung memiliki motif tua dan berasal dari tanah Jawa. Motif kawung merupakan gambaran
dari buah kawung atau buah aren. Filosofi nya sendiri diantara nya adalah pengendalian diri yang
sempurna, hati yang bersih tanpa ada nya keinginan untuk ria.

4. Batik Sidoluhur

Motif Sidoluhur umumnya dipakai oleh pengantin wanita pada saat malam pengantin. Sido dalam
bahasa Jawa berarti jadi atau menjadi, luhur berarti terhormat dan bermartabat. Sehingga, batik
Sidoluhur ini menjadi salah satu bentuk doa sang pemakai agar selalu sehat jasmani rohani, serta
menjadi orang yang terhormat dan bermartabat.

5. Batik Lasem

Batik Lasem berasal dari Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Lasem juga diyakini sebagai
daerah pertama kali yang menerima kedatangan warga Tionghoa di Nusantara. Batik Lasem
cenderung didominasi dengan warna merah yang kental dengan nuansa China. Motif ini memiliki
warna yang mencolok.

6. Batik Sidomukti

Batik Sidomukti merupakan salah satu jenis batik keraton Solo, Jawa Tengah. Batik ini biasanya
terbuat dari zat pewarna soga alam. Warna soga atau cokelat pada kain sidomukti merupakan warna
batik klasik dengan motif yang asli dan kuno. Batik Sidomukti sendiri memiliki filosofi sesuai
namanya. Sidomukti berasal dari kata "sido" yang berarti jadi atau menjadi atau terus menerus
sedangkan "mukti" yang berarti mulia dan sejahtera.

Biasanya jenis batik Sidomukti yang memiliki nama lain kain sawitan atau sepasang ini digunakan
untuk upacara pernikahan adat Jawa, seperti siraman, ijab dan panggih. Ornamen pada batik
Sidomukti bergambar kupu-kupu, meru atau gunung, bangunan berbentuk tahta dan juga ornamen
bunga.

7. Batik Tujuh Rupa ( Pekalongan )

Pekalongan merupakan salah satu daerah yang terkenal di Indonesia sebagai daerah pengrajin batik
dan pusat batik. Berbagai motif batik yang elegan banyak dihasilkan di kota Pekalongan. Batik
Pekalongan merupakan Batik Pesisir yang paling kaya akan warna.

Ciri khas batik Pekalongan yakni didominasi dengan motif tumbuh-tumbuhan dan hewan. Selain
memiliki motif bunga yang cerah, ciri lain dari batik Pekalongan ini juga memiliki motif garis dan
juga titik pada setiap hasil kerajiann batik tersebut. Batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan
masyarakat pesisir yang mudah beradaptasi pengaruh budaya luar.

Secara filosofi, para pengrajin batik Pekalongan telah menempatkan hiasan keramik Tiongkok sebagai
akulturasi ikatan kebudayaan leluhur yang dalam lukisannya memiliki kefasihan dan kelembutan.
Pemilihan ragam hias jenis tumbuhan yang sebagian besar menjadi objek utama dan banyak terdapat
pada lukisan keramik Tiongkok.

8. Batik Singa Barong ( Cirebon )

Batik Singa Barong dari Cirebon memiliki makna berdasarkan nama dan sejarahnya, singa barong
merupakan sejenis binatang mitologis atau ajaib. Karena dalam budaya Jawa maupun Bali kata
“barong” memiliki arti ajaib. Filosofi dari batik Singa Barong Cirebon sebagai wujud simbol-simbol
yang bersifat spirititual.

Sebagian besar tokoh di Keraton Kasepuhan lebih memaknai garuda yang bersayap seperti burak atau
bauraq sebagai lambang agama Islam, sedangkan gajah sebagai lambang agama Hindu, dan naga
sebagai lambang agama Budha (atau budaya Cina), dan yang terakhir adalah singa sebagai lambang
agama Protestan (atau budaya Eropa Barat).

9. Batik Sekar Jagad

Batik Sekar Jagad ini merupakan salah satu batik pedalaman yang berasal dari Solo dan Yogyakarta.
Sesuai dengan namanya, Sekar Jagad memiliki arti keindahan yang mampu membuat siapa saja yang
melihatnya terpesona.

"Kar" dalam Bahasa Belanda berarti peta dan "Jagad" dalam Bahasa Jawa berarti dunia, sehingga
motif ini melambangkan keberagaman baik di dalam Indonesia maupun di seluruh dunia. Ada yang
menyebut bahwa motif Sekar Jagad sebagai peta dunia karena bentuk motifnya menyerupai pulau-
pulau.

10. Batik Priyangan

Batik Priyangan Tasikmalaya terkenal dengan ciri khasnya yang memiliki corak yang rapat, rapi, dan
berkelas. Dominasi motif rumput dan tumbuh-tumbuhan menjadi identitas utama batik Priyangan.
Secara garis besar batik Tasikmalaya memiliki motif batik yang cenderung memberikan kesan
semangat kesederhanaan, terbuka, dan pluralis juga memperlihatkan kesan imut selaras dengan citra
umum wanita sunda.

Masih banyak lagi berbagai jenis batik yang ada di Indonesia namun yang secara umum sering
digunakan adalah 10 jenis yang terdapat di atas beserta penjelasannya. Indonesia memang kaya akan
ragam dan budaya yang sebaiknya/ sepatutnya kita lestarikan sebagai warisan budaya Indonesia
sebagai negara yang memiliki tingkat toleransi dan adat istiadat yang dijunjung tinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kegiatan Outing Class ke Rumah Batik “ Ndalem Gondosuli ” dapat memberikan pengalaman
dan ilmu pengetahuan serta ketrampilan bagi mahasiswa dalam mengenal batik lebih dalam lagi baik
dalam sejarah membatik, metode proses pembatikan, serta berbagai jenis batik yang ada di Indonesia.

Proses pembuatan batik sangat berguna bagi mahasiswa dalam mengembangkan ide dan kreativitas
melalui pembuatan pola dan proses pewarnaan pada saat membuat batik.

B. Saran

Agar kegiatan Outing Class berjalan dengan lancar maka diperlukannya koordinasi yang baik dalam
menjalankannya dan untuk proses kegiatan membatik dengan cantik dan malam sebaiknya
dipersiapkan dengan sebaik mungkin agar mahasiswa tidak mengalami kendala dalam membatik,
contoh kendalanya seperti cairan malam pada tungku kurang panas sehingga malam tidak dapat
meresap secara merata di dalam kain mori.

DAFTAR PUSTAKA
https://kampoengbatiklaweyan.org/sejarah-batik-laweyan/

https://ndalemgondosuli.com/

https://travel.tempo.co/read/1445138/kisah-kampung-laweyan-pasar-kapas-menjadi-kampung-batik

https://kumparan.com/kumparantravel/menelusuri-jejak-sejarah-kampoeng-batik-laweyan-di-solo-
1538470273892370369

https://www.evaluasi.or.id/2020/10/mengenal-macam-teknik-membatik.html

http://sbobet.gs/ilmunik/teknik-pembuatan-batik/

https://www.ruparupa.com/blog/macam-jenis-batik-dan-penjelasannya/

https://www.brilio.net/wow/12-jenis-batik-di-indonesia-dan-penjelasan-filosofi-motifnya-
191128q.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai