Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI

PEMBUATAN BATIK TULIS SALEM

Disusun Oleh :

KELOMPOK :2

KELAS : X.3

KETUA : Candra Hidayat

ANGGOTA : Asih Sulistiawati

Dela Eka Pradita

Dita Rahayu

KELOMPOK 2 KELAS X3 1
SMA NEGRI 1 SALEM

SALEM

2023

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan berjudul “Observasi Batik Tulis ke Daerah Bentarsari“ ini telah di baca dan disahkan

Pada Tanggal 8 Mei 2023

Pembimbing Ketua Proyek

Alia Ichfandy, S. Pd Sumyati, S.E

NIP : 198411232022211009 NIP : 197606042022212017

Menyetujui

Ketua Koordinator

Imam Taufik, S. Pd

NIP : 19711013200801005
KELOMPOK 2 KELAS X3 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho-nya
kami diberikan kesempat serta Kesehatan untuk menyusun laporan hasil observasi batik
tulis ini. Laporan ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas prakarya yang
diberikan oleh guru yang mengajar kami. Laporan ini juga bertujuan untuk memberikan
bimbingan atau pengarahan kepada siswa lain tentang proses pembuatan batik. Semoga
laporan yang kami susun ini bermanfaat bagi siswa-siswa yang lainya, khususnya bagi
pembaca.

Penulis

KELOMPOK 2 KELAS X3 3
DAFTAR ISI

Cover…………………...……………………………………………..…………………1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................

C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………...6

A. Filosofi Batik Salem……………………………………………………………...6

B. Alat dan Bahan……………………………………………………………………6

C. Cara Membuat Batik…………………………………………………………………………………………………..7

BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesmipulan…………………………………...………………………………….9
B. Kendala……………………………...…………………………………………...9
C. Saran…………………………………………………...………………………...9

DOKUMENTASI...................................................................................................................

KELOMPOK 2 KELAS X3 4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batik Brebes atau lebih di kenal dengan sebutan Batik Brebesan atau
Batik Salem sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Di Kabupaten Brebes dari
17 Kecamatan yang ada, sentra perajin Batik hanya terdapat di kecamatan salem.
Itu pun terpusat di dua Desa yakni Bentar dan Bentarsari berdasarkan catatan
dari dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Brebes di daerah itu ada
sekitarnya 200 pengrain batik saat ini dan ada kemungkinan untuk bertambah
seiring dengan semakin tenarnya kain batik.
Berdasarkan hasil observasi dengan narasumber Ibu Dasti selaku pemilik
rumah produksi batik salem yang beralamatkan di desa bentarsari kecamatan
salem kabupaten berbes. Rumah produksi batik tadisionalnya sudah berdiri 23
tahun yang lalu, tapatnya pada tahun 2000.
Keberadaan Batik Brebesan muncul sekitar abad ke-19, tepatnya pada
tahun 1917 masehi. Menurut sumber yang di dapat,keberadaan Batik Brebesan
atau Batik Salem berawal dari kedatangan putri pejabat pekalongan yang dating
ke Salem, Brebes. Pada saat itu, sang putri jatuh cinta kepada pemuda Salem
yang akhirnya menikah dan menetap di desa Bentar. Dari kejadian
tersebut,akhirnya keberadaan batik mulai muncul di desa Bentar dan akhirnya
menyebar ke desa tetangga, seperti desa Bentarsari dan lainnya. Ini terjadi pada
revolusi fisik yang membuat sang pedagang mengungsi hingga ke salem. Dan
memang di salem pernah menjadi wilayah pengungsian Kabupaten Brebes.
Bahkan pemerintah republik Kabupaten Brebes berdiri di Ciputih, Salem.
Namun sumber ini pun bersifat lisan. Dan salah satu peristiwa yang tertulis
adalah kunjungan Dinas (tournee) bupati Brebes, Raden Arya Tjandranegara
pada November 1882 ke daerah Gunung Sagara dan pangerasan. Kemungkinan

KELOMPOK 2 KELAS X3 5
beberapa cerita sejarah inilah yang bisa di lacak dari perkenalan historis Batik
oleh masyarakat Salem.

B. Rumusan Masalah

Kendala-kendala yang dihadapi oleh soerang pembatik antara lain :

1. Bagaimana cara memasarkan hasil batik tersebut?


2. Bagaimana proses membuat batik?
3. Apa saja bahan dan alat untuk membuat batik?

C. Tujuan

Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan, terutama sejarah batik


tradisional Indonesia, mengetahui jenis-jenis batik berdasarkan golonganya
masing-masing dan mengetahui cara atau proses pembuatan batik terutama batik
salem. Melalui laporan ini diharapkan bisa memotivasi siswa siswi untuk
mencintai dan melstarikan kebudayaan batik tradisional.

KELOMPOK 2 KELAS X3 6
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Filosofi Motif Batik Salem


Motif khas yang dimiliki Batik Salem yang membedakan Batik Salem
dengan Batik lainnya adalah terletak pada Desain yang berlandaskan pada
Desain klasik yang dimilikinya. Motif khas dari Batik Salem berbeda dengan
Batik lainnya di daerah Jawa Tengah, misalnya Batik Pekalongan yang lebih
dominan dengan motif bunga, berbeda halnya dengan Batik Salem yang
memiliki motif Batik yang autentik dan berbeda dengan Batik lainnya, terkhusus
batik motif kopi pecah yang hanya ada pada Batik khas Salem.
Filosofi yang ada pada Batik motif kopi pecah adalah terinspirasi dari
biji kopi yang di pecahkan. Kemungkinan adanya motif ini berkonotasi dengan
beberapa daerah di kecamatan salem yang merupakan daerah sentra penghasil
kopi, selain motif kopi pecah masih ada beberapa motif khas lainnya dari batik
salem diantaranya motif manggar, sawat rantai, dan motif galaran.

II. Alat dan Bahan


Alat dan yang di gunakan untuk membuat batik tulis besert fungsinya :
a. Kain Mori
Kain mori merupakan tempat melukis batik. Kain yang biasa digunakan
untuk membatik biasanya kain yang berasal dari serat alam.
b. Zat Pewarna
Berfungsi untuk mewarnai batik. Pewarna batik ada dua macam, yaitu
pewarna alami dan pewarna buatan (sintetis). Bahan pewarna alam berasal
KELOMPOK 2 KELAS X3 7
dari tumbuh-tumbuhan, seperti akar mengkudu, kayu tingi, daun indigo/nila,
dan lain-lain. Pewarna sintetis yang umum digunakan dalam membatik
adalah jenis naftol, indigosol, procion, dan Remazol.
c. Bak / Ember
Bak atau ember biasanya digunakan sebagai tempat untuk proses pencelupan
warna.

d. Malam
Malam adalah bahan lilin khusus untuk membatik. Malam berfungsi sebagai
perintang warna kain, sehingga pola yang dibuat bisa terlihat jelas. Malam
memiliki warna coklat, baik itu coklat muda atau coklat tua. Malam batik
terdiri atas campuran parafin, getah pinus (gondorukem), dan lemak hewan.
e. Canting
Canting berbentuk seperti pena, digunakan sebagai alat untuk
menggambar/menorehkan malam pada kain. Canting yang umum digunakan
dalam membatik, yaitu canting cecek, canting, klowong, dan canting
tembok.
f. Wajan
Wajan digunakan adalah wajan yang berukuran kecil berbentuk cekung dan
bundar. Wajan digunakan sebagai tempat untuk mencairkan malam/lilin.
g. Kompor
Kompor digunakan sebagai alat untuk memanaskan malam/lilin yang ada di
wajan.
h. Saringan
Saringan digunakan untuk menyaring malam/lilin yang sudah dicairkan
sebelumnya.
i. Gawang
Gawangan biasanya digunakan untuk membentangkan kain mori yang akan
dibatik.

KELOMPOK 2 KELAS X3 8
III. Cara Pembuatan Batik
Berikut adalah proses atau cara pembuatan batik :
a) Siapkan alat dan bahan untuk membatik. Siapkan kain yang sudah dicuci
bersih, kemudian dikanji agar mempermudah proses pelepasan malam
(melorod).
b) Menggambar motif pada kain. Menggambar motif bisa dilakukan dengan
cara menjiplak motif yang telah ada. Jika batik yang ingin dibuat adalah
batik tulis, maka gambarlah desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang
diinginkan. dalam perbatikan menggambar desain batik sering disebut
ngengreng.
c) Panaskan malam/lilin pada wajan yang berada diatas kompor, hingga malam
mencair sempurna.
d) Untuk memudahkan mengambil malam dan menggoreskannya ke atas kain,
duduklah dengan posisi kompor berada di sebelah kanan (tidak berlaku bagi
yang kidal).
e) Celupkan canting ke dalam wajan yang berisi malam yang sudah dicairkan,
sekitar 3 detik untuk pengesuaian suhu pada canting.
f) Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan malam cair pada kain yang
ingin digambar. Cara memegang canting sebenarnya sama dengan
memegang pensil, namun posisi cucuk canting agak mendongak ke atas agar
malam tidak menetes-netes.
g) Isilah bagian pada pola yang masih kosong dengan macam ornamen seperti
garis-garis arsiran maupun titik-titik, sesuai dengan kebutuhan.
h) Tahap nembok, dengan mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena
warna.
i) Mewarnai kain. Biasanya mewarnai kain batik dapat dilakukan dengan
teknik celup dan colet. Teknik celup menggunakan pewarna naftol,
sedangkan teknik colet menggunakan pewarna instan.
j) Kain yang telah dicelup sesuai dengan warna yang diinginkan, kemudian
ditiriskan agar warna pada serat kain dapat meresap secara maksimal.

KELOMPOK 2 KELAS X3 9
k) Melorod adalah proses menghilangkan atau melepaskan malam pada kain.
Proses ini dilakukan setelah pewarnaan. Kain akan direbus ke dalam air yang
mendidih sampai malam lepas, sehingga dapat memunculkan motif yang
telah digambar.
l) Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa malam yang
masih menempel. Jemurlah atau angin-anginkan kain, namun sebisa
mungkin hindari terkena panas sinar matahari langsung.

1
KELOMPOK 2 KELAS X3
0
(Gambar di atas adalah hasil dari pembuatan batik yang bermotif kopi pecah, manggar,
sawat rantai dan motif galaran.)

BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari keseluruhan proses pembuatan batik tulis. Membuat
batik tulis membutuhkan waktu yang cukup lama karena proses demi prosesnya
membutuhkan ketelitian, kesabaran, ketekunan, dan Kerjasama dari setiap
anggota kelompok. Banyak pengalaman dan pelajaran dari setiap proses mulai
dari pembelian hingga pembuatan. Batik tulis juga ternyata mempunyai motif
yang berbeda beda tergantung dari ciri khas daerahnya masing-masing.

2. Kendala

Kendala yang dialami dalam pembuatan batik tulis seperti:

a) Ketika menghapus motif pada kain mori bekas penghapus sulit dibersikan.
b) Lilin yang terlalu cair.
1
KELOMPOK 2 KELAS X3
1
c) Ketika mencanting banyak lilin yang menetes.
d) Macetnya canting karena lilin mengeras didalam canting.
e) Sulitnya menghilangkan bekas lilin yang menetes.
f) Ketika proses penjemuran cuaca yang kurang mendukung / mendung.
g) Ketika pewarnaan dan pelorotan membutuhkan waktu yang lama.

3. Saran
Batik merupakan warisan dari leluhur kita yang di akui oleh UNESCO,
sudah seharusnya untuk kita para generasi muda untuk menjaga dan
melestarikanya, serta mengembangkan seni batik sebagai ciri khas bangsa
Indonesia untuk selalu di terima dan mengikuti perkembangan zaman.

DOKUMENTASI

1
KELOMPOK 2 KELAS X3
2
1
KELOMPOK 2 KELAS X3
3

Anda mungkin juga menyukai