BATIK TRUSMI
OUTING CLASS
SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
DISUSUN OLEH
MILA APRILIANI
KELAS VII B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam
pembuatan tugas ini setidaknya terdapat hal-hal yang menambah kita untuk
memperoleh informasi dan komunikasi yang semakin berkembang di Era
Globalisasi.
Selanjutnya kami menyadari jika dalam pembuatan Makalah ini banyak berbagai
pihak, yang memberi dukungan dan sambutan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga pembuatan Makalah ini dapat
membantu para siswa dalam mempelajari Batik Trusmi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati ,kepada para pembaca kami mohon dapat
menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin kompetitif dilingkungan persaingan bisnis, baik
dalam bidang kesehatan, agama, perniagaan, maupun dalam bidang industri tekstil. Salah
satu contoh dari industri tekstil yang dapat bersaing di dunia internasional yang semakin
sulit menerima nilai-nilai tradisional adalah batik. Adanya persaingan yang begitu
ketatnya dibidang tekstil, sempat menurunkan semangat pengrajin batik, namun
pengrajin batik mampu membangkitkan lagi semangatnya pada era tahun 50an.
B. Alasan
Batik Cirebon sebagai aset budaya tradisional, yang telah dikenal luas hingga
mancanegara. Keberhasilan batik Cirebon tidak saja mampu memberikan nilai ekonomis
yang mampu menopang nafkah hidup para pengrajin, pedagang, dan juga mereka yang
ikut bergelut dalam dunia perbatikan, namun secara kultural batik Cirebon merupakan
“Trade Mark” budaya Cirebon yang tidak dapat dibantah oleh siapa pun. Oleh karena itu
kami memilih topik Kerajinan Batik Trusmi Cirebon.
C. Sejarah Singkat
Kini setiap daerah Indonesia mempunyai produk batik dengan ciri yang legendaris. Hal ini
membedakannya dengan batik dari daerah lain. Batik Trusmi lahir atas karya dari seorang
pemuka agama Islam Ki Buyut Trusmi. Awalnya Ki Buyut Trusmi bersama-sama dengan
Sunan Gunungjati menyebarkan agama
Islam di kawasan Desa Trusmi, sambil mengajarkan agama beliau juga mengajari
keterampilan membatik kepada penduduk setempat sehingga kawasan Desa Trusmi kini
terkenal dengan kampung batik.
C. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam karya tulis ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3
BAB II
ISI
A. Sejarah
A.1 Sejarah Trusmi
Desa Trusmi (sekarang dipecah menjadi Desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon)
merupakan salah satu desa terpenting khususnya manakala membicarakan khasanah
kebudayaan Cirebon. Trusmi selain desa yang merupakan sentra kriya batik Cirebon, juga
memiliki Situs Kramat Makam Sunan Gunungjati (Muhaimin,2001). Hal menariklah dari
ini adalah relatif banyaknya ritual-ritual tradisi yang masih dijalankan masyarakatnya
dengan pengemasan yang islami. Ritual tradisi yang terbesar di desa ini yang menyedot
banyak pengunjung dari berbagai daerah ialah perayaan muludan selawean (peringatan
mulud nabi Muhammad yang diperingati setiap tanggal 25 Bulan Mulud). Disamping
upaca sedekah yang dilakukan menjelnag musim hujan (musim tanam) tiba. Akan tetapi,
dari sekian kelebihan Desa Trusmi, yang paling menarik adalah bahwa desa ini merupakan
desa batik Cirebon, setelah sentra-sentra perbatikan Cirebon masa lalu lainnya seperti
Kenduruan dan Plumbon kini benar-benar tidak lagi memiliki tradisi batik Cirebon.
Beruntung Cirebon, karena masih ada Trusmi.
B. Macam-macam Batik
1. Batik tulis
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis batik ini memakan waktu 2-3 bulan.
2. Batik lukis
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih
pakmun.
3. Batik sablon
Batik sablon adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan
cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses ini memakan waktu kurang lebih 2-3 hari.
B. Jenis-jenis Batik
1. Batik Pesisir
4
Ciri batik ini biasannya lebih berani menampilkan warna caerah dan terang seperti : merah,
kuning, biru, dsb. Hampir seperti batik Pekalongan. Adapun motifnya sebagian besar
diambil dari flora dan fauna baik darat ataupun laut.
2. Batik Keraton
Warna batik keraton biasanya warna dasar krem atau warna tipis. Sedangkan warna
motifnya adalah hitam, biru tua dan coklat soga. Hal tersebut dikarenakan secara geografis,
Cirebon terletak di tepi pantai. Namun Cirebon memiliki Keraton yaitu Kesepuhan,
Kanoman, Kprabunan, dan Kecerbonan.
C. Motif-motif Batik
a. Motif Batik Keraton
1. Motif Batik Keratonan dengan pokok hiasan tumbuh-tumbuhan
a. Kangkungan : Motif Patran Kangkung, Patran Kembang, Lenggang Kangkung,
Dalungan
b. Kluwen atau Simbar : Simbar Kendo, Simbar Menjangan
c. Keblekan
2. Motif batik Keratonan dengan symbol mitologi
Batik Paksi Naga Liman
Naga Seba
Naga Utah-utahan
Sawung Galing
Buroq
Kanoman (wadas singa)
Supit Urang
3. Motif Batik dengan pokok hias taman
Taman Arum Kasepuhan
Taman Sunyaragi
Gunung Jati
Trusmian
Sunyaragian
Taman Teratai
Siti Hinggil
Gunung Giwur
Gedongan Sunyaragi
Lawang Dawa
Puser Bumi
Keprabonan
4. Motif Batik dengan pokok motif wadasan
Rajeg Wesi
Wadas Grompol
Panji Sumirang
5
b. Batik Pesisiran dengan corak Geometris, meliputi motif batik sebagai berikut
:
Liris Penganten
Liris Kembang Gedang
Liris Bangkol
Liris keris
Liris Dasimah
2. Motif Kawung
Kawung Gendewo
Kawung kentang
Kawung Rambutan
3. Motif Banji topak
4. Motif Tumbal Sewu
5. Motif Lengko-lengko
6. Motif Angen-angen
7. Motif Tambal
c. Batik Pesisiran dengan Pangkaan (pangka =setangkai daun dan bunga) seperti :
1) Pangkaan dengan satu jenis pohon atau bunga, seperti:
· Pring sedapur
· Anggrek
· Kelapa setundun
· Sako cino
· Kembang suru, dsb.
2) Pangkaan dengan berbagai daun dan bunga atau binatang. Pangkaan ini umumnya
tidak bernama.
3) Pangkaan yang kebe (penuh) dan pangkaan gering (kurus)
4) Pangkaan dengan pengisi latar.
Beliau salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati yang mengajarkan seni membatik
sembari menyebarkan Islam. Secara umum batik Cirebon termasuk ke dalam kelompok
batik pesisiran, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik
keraton.
6
Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua keraton, yakni keraton Kasepuhan dan keraton
Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton tersebut muncul beberapa
desain batik Cirebonan klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian
masyarakat Desa Trusmi.
1) Pembeli memilih kain batik di salah satu galeri batik sentra industri batik Trusmi,
Cirebon. Proses pembuatan batik tersebut dilakukan dengan tangan.
2) Pekerja menjemur kain batik setelah melewati beberapa proses di salah satu galeri
batik di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
3) Pekerja menggambar pola kain batik menggunakan pena dan tinta di salah satu galeri
batik di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
4) Pekerja mencuci kain batik setelah melewati beberapa proses di salah satu galeri batik
di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
5) Pekerja menggambar pola kain batik menggunakan tinta dan pena di salah satu galeri
batik di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
6) Pekerja memanaskan tinta yang digunakan untuk menggambar pola kain batik di salah
satu galeri batik sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
7) Pekerja menjemur kain batik setelah melewati beberapa proses di salah satu galeri
batik di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
8) Pekerja membersihkan kain batik di salah satu galeri batik di sentra industri batik
Trusmi, Cirebon.
9) Pekerja menggambar pola kain batik menggunakan tinta dan pena di salah satu galeri
batik di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
10) Pekerja bersiap menjemur kain batik setelah melewati beberapa proses di salah satu
galeri batik di sentra industri batik Trusmi, Cirebon.
E. Cara Pemasaran
Berdasarkan survei kami ke industri rumahan yang terletak di Desa Trusmi Kulon yang
bernama “Batik Jaya Hendi” menerangkan bahwa produksinya sudah dipasarkan sampai
keluar Jawa. Namun batik produksinya belum bisa ke pasar bebas ke Negara-negara lain.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu, batik bisa
mengacu pada 2 hal :
Batik berasal dari bahasa Jawa yang “amba” berarti menulis dan “titik” yang
berarti titik. Sejarah batik dijelaskan tentang batik trusmi dan letak geografisnya,
macam-macam batik itu ada batik tulis, batik lukis dan batik sablon. Jenis batik
dibagi menjadi 2 yaitu batik keraton dan batik pesisir. Motif-motif batik banyak
sekali, pembuatan batik yang lama ini membuat harga batik mahal, tetapi peminat
masih membelinya karena kemenarik dan keunikan batik tersebut. Batik ini juga
tidak hanya di produksi di Cirebon saja tetapi sudah keluar Jawa dan belum
diproduksi keluar negeri.
Kami kecewa mendengar ujaran pengrajjin yang kami wawancarai ketika kami
melakukan observasi kesalah satu tempat industri rumahan yang bernama “Batik
Jya Hendi” yang terlatak di Desa Trusmi Kulon. Beliau mengatakan bahwa hampir
semua pengrajin batik di Desa Trusmi sudah tidak lagi menggunakan bahan
pewarna alami, tetapi menggunakan bahan pewarna buatan yang diekspor dari
Jepang, Jerma, dan Polandia. Karena pengrajin kesulitan mencari bahan pewarna
alami dari alam, karena sudah tidak ada dan tidak lagi digunakan pengrajin,
namun para pengrajin menyadari bahwa hasil dari pewarna bahan alami lebih
bagus dan tahan lama disbanding pewarna buatan.
B.Saran
Sebagai salah satu peninggalan kerajinan batik merupakan salah satu budaya
Indonesia, kita seharusnya bisa melestarikan dan mempertahankan kebudayaan
batik ini sehingga kerajinan batik ini akan selalu dikenal oleh seluruh dunia
8
DAFTAR PUSTAKA
http://batikcirebon.com
9
LAMPIRAN GAMBAR
10