Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang dimiliki oleh kami. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-
Dengan hormat dan kerendahan hati, kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta
Akhir kata hanya kepada Allah SWT kami memohon supaya apa yang
telah dikerjakan selama ini menjadi amal yang bernilai ibadah. Amin
Yarabalalamin.
1
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan tradisi dan adat
istiadat. Sebagian tradisi tersebut ada yang masih murni dan ada yang sudah
Halal bihalal merupakan suatu tradisi yang unik dan meruakan ciri khas
yang tidak dimiliki umat Islam selain di Indonesia. Acara halal bihalal
dilakukan pada bulan Syawal setelah shalat idul fitri. Meskipun pelaksanaan
halal bihalal berbeda-beda antar suku, akan tetapi tujuannya sama yaitu untuk
Di dalam Al-Quran dan Hadits tidak disebutkan secara jelas tentang istilah
halal bihalal. Hal ini bukan berarti halal bihalal termasuk ajaran Islam yang
ilegal. Akan tetapi nilai-nilai ajara dan praktik dalam halal bihalal memiliki
dasar hukum yang kuat dalam al-Quran dan hadis. Dalam surat Al-Hujurat ayat
3
Allah sungguh Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha Mengenal, yang
tiada suatu rahasia pun tersembunyi bagi-Nya.”
Tradisi yang sering dilaksanakan setelah Shalat Idul Fitri ini semakin
menjamur dan tidak hanya dihadirin oleh umat Islam, melainkan juga
membaur satu sama lain tanpa membedabedakan status agama, suku dan ras,
baik itu dari Sumatra, Jawa, Madura, maupun Cina dan dari suku atau ras
lainnya. Dipilihnya Masjid sebagai Aula atau tempat acara berlangsung, juga
mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
dicapai, yaitu:
4
3. Untuk mengetahui filosofis Halal Bihalal
D. Manfaat Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Halal bihalal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki makna hal
biasa diadakan dalam sebuah tempat oleh sekelompok orang. Acara halal
bihalal dilakukan pada bulan Syawal setelah shalat idul fitri. Meskipun
pelaksanaan halal bihalal berbeda-beda antar suku, akan tetapi tujuannya sama
yaitu untuk menjalin silaturahim dan sikap saling memaafkan dengan yang
lainnya.
Halal bihalal menurut Quraish Shihab ialah kata majemuk yang terdiri atas
berakibat dosa dan mengundang siksa. Sementara halal adalah sesuatu yang
sekelompok orang Islam di Indonesia untuk saling memaafkan satu sama lain
yang biasanya dilaksanakan pada bulan Syawal, setelah shalat idul fitri.
6
Di Mekkah dan Madinah, tradisi halal bihalal tidak dikenal. Karena itu,
bisa dikatakan halal bihalal made in Indonesia atau ciptaan umat Islam
Indonesia atau dalam bahasa Prof. Dr. Quraish Shihab adalah hasil pribumisasi
Konon, tradisi halal bihalal pertama kali dirintis oleh Mangkunegara I, lahir
08 April 1725, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Saat itu,
untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah shalat Idul Fitri,
punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Dalam budaya Jawa,
seseorang yang sungkem kepada orang yang lebih tua adalah suatu perbuatan
permohonan maaf.
Sumber lainnya adalah tradisi halal bihalal lahir bermula pada masa
revolusi kemerdekaan, di mana Belanda datang lagi. Saat itu, kondisi Indonesia
bulan Puasa 1946, agar bersedia di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan
revolusi. Tujuannya adalah agar lebaran menjadi ajang saling memaafkan dan
bihalal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat hubungan
silaturahmi secara nasional. Sejak saat itu, semakin maraklah tradisi halal
bihalal dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu
7
media untuk mempererat persaudaraan bagi keluarga, tetangga, rekan kerja dan
umat beragama.
Istilah ‘halal bi halal’ ini khas budaya Indonesia dalam mengemas kegiatan
keagamaan.
Filosofinya, bahwa orang yang punya salah dan bermusuhan itu sedang
melakukan yang haram kepada yang lain sehingga perlu dihalalkan dan saling
menghalalkan antara anak bangsa sehingga tak ada haram dan dosa antar
Memang istilah halal bi halal ini tidak dikenal di Arab dan tak lumrah
dalam susunan bahasa Arab. Namun kalau mau membuka hadits riwayat
yang lain.
segala dosa dan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, sebagaimana
ْ ضَع ِن
ََالجا ِه ِلين ِ ََالع ْفوَوأْ ُم ْرَ ِب ْالعُ ْر
ْ فَوأع ِْر ْ ُخ ِذ
8
“Jadilah pemaaf dan anjurkanlah orang berbuat baik, serta jangan pedulikan
Maksud ayat di atas adalah, walaupun amal ibadah kita sudah diterima oleh
Allah SWT tidak akan memaafkan dosa kita tersebut, kecuali seseorang
tersebut memaafkan dosa kita. Dan di hari akhirat kelak, orang yang belum
sempat meminta maaf semasa hidupnya kepada yang dihinakannya itu, mereka
ُ ََّانَإِال
غ ِفرَل ُهماَقَبْلَأ ْنَي ْفت ِرقا ِ اَم ْنَ ُم ْس ِلمي ِْنَي ْلت ِقي
ِ انَفيتصافح ِ م
“Dua orang Muslim yang bertemu, lalu keduanya saling berjabat tangan,
niscaya dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum mereka berpisah.” (HR.
Abu Dawud).
1. Dicatat disisi Allah SWT sebagai orang yang beriman. sebagaimana dalam
bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan
silaturahmi”
9
ِ ىَر ْزقِ ِهَويُ ْنسأَلهَُفِىَأث ِرهَِف َْلي
ُ ص ْلَر ِحم َه ِ ِم ْنَأحبَّ َأ ْنَيُبْسطَلهَُف
ْ الََيدْ ُخل
ِ َُالجنَّةَق
َاط ٌع
(Semoga Allah menerima amal ibadah saya dan amal ibadah Anda). (HR Imam
10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
pada bulan Puasa 1946, agar bersedia di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada
kesatuan bangsa.
3. Filosofi halal bihalal adalah bahwa orang yang punya salah dan
bermusuhan itu sedang melakukan yang haram kepada yang lain sehingga
perlu dihalalkan dan saling menghalalkan antara anak bangsa sehingga tak
ada haram dan dosa antar sesama serta kembali pada kerukunan dan
kesatuan.
dipanjangkan umur dan diluaskan rizqinya, dan dijauhkan dari api neraka.
11
Daftar Pustaka
12