Anda di halaman 1dari 14

ISLAM SEBAGAI SASARAN STUDI DAN PENELITIAN

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

AULIA AZHAR YASMIN


(201925031)

YULIA RISKI YANI


(201925020)

MATA KULIAH
METODOLOGI STUDI ISLAM

DOSEN PENGAMPU
AHMAD LIZA, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Dimulai dengan Basmalah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas
segala limpahan rahmat dan karunia-NYA,  sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Tak lupa salawat serta salam kita hanturkan kepada bimbingan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Kami sangat menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih cukup
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami sangat berharap, agar makalah ini dapat member manfaat positif bagi
semua pembaca. Saran dan kritik yang konstruktif sangat kmi harapkan, sehingga
kedepannya, makalah ini dapat tersaji menjadi lebih baik lagi.

Lhokseumawe, 17 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 2
A. Aspek Islam Sebagai Sasaran Penelitian.......................................................... 2
B. Studi Islam Sebagai Sosial............................................................................... 5
C. Studi Islam Sebagai Budaya............................................................................. 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10


A. Kesimpulan....................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama Islam adalah agama yang sangat multidimensial, oleh karena itu
masing-masing orang sangat mungin memandang memahami islam secara
berbeda-beda. Apabila islam dipandang dari gejala budaya dan sosial maka yang
terlihat adalah corak keberagamansuatu masyarakat. Salah satu contoh kehidupan
keberagaman orang uslim didesa sangatlah berbeda-beda. Perbedaan tersebut
timbul dari pengaruh yang sangat melekat pada kehidupan masyarakat yang biasa
kita kenal dengan lingkungan.lingkungan inilah yang membuat masing-masing
orang menjadi berbeda antara satu dengan yang lain.
Sejak dahulu Islam memang menjadi obyek ilmu pengetahuan. Kajian tentang
Islam bukan hanya dilakukan kalangan muslim sendiri (insider), namun juga dari
penganut agama lain (outsider). Semangat mempelajari Islam di Barat sangat
tinggi sehingga orang-orang Islam pun untuk melakukan kajian Islam, harus pergi
ke Barat. Kajian tentang Islam dikenal dengan Islamic studies, yang berarti usaha
yang dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan Islam.
Kajian Islam bikan hanya semata-mata membahas tentang agama Islam saja,
namun juga berhubungan dengan ilmu yang lain. Nash-nash agama yang
melahirkan fatwa keagamaan ternyata tidak bisa lepas dari kepentingan politik,
ekonomi, dan budaya suatu masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dari makalah ini, penulis memunculkan beberapa
pertanyaan umum sebagai berikut :
1. Apa aspek dalam Islam yang dapat digunakan sebagai sasaran penelitian ?
2. Bagaimana studi islam menjadi sebagai sasaran studi sosial ?
3. Apa yang membuat islam sebagai sasaran studi budaya ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Islam Sebagai Sasaran Penelitian


Menurut Syafiq Mughni, Islam seperti agama-agama yang lain memiliki dua
dimensi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu dimensi esoterik dan eksoterik. Pada
dimensi esoteriknya agama melampaui ruang dan waktu, bersifat transenden dan
mutlak. Dalam dimensi ini agama tidak memberi peluang untuk dijadikan sasaran
penelitian.1 Sementara dalam dimensi eksoteriknya, agama berwujud dalam
bentuk yang terstruktur, ada dalam ruang dan waktu, rasionalitas, terbatas dan
relatif. Relativisme bentuk agama (eksoterisme) ini membuka peluang untuk
dilakukan pengkajian secara kritis, mendalam, dan rasional, sehingga nilai-nilai
kebenaran yang terkandung di dalamnya dapat tersingkap dari tabir keterbatasan
dan relativitasnya, serta dapat berfungsi sebagai sumber kemaslahatan dalam
kehidupan manusia di alam raya ini.
Menurut Abuddin Nata, Islam sebagai agama memiliki banyak dimensi, yaitu
mulai dari dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan,
sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga. 2 Kenyataan tersebut
menjadikan Islam merupakan agama yang lengkap ajarannya. Islam mengatur sisi
ibadah kepada Tuhan, cara berhubungan dengan manusia lain dan cara manusia
mengatur alam lingkungannya.
Khoirudin Nasution menyebut pembagian Islam berdasarkan yang diteliti
dengan Islam normatif (sebagai wahyu) dan Islam Historis (sebagai produk
sejarah).3 Islam sebagai wahyu adalah kalam Ilahi yang diturunkan oleh Malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi manusia agar
tercipta kebahagiaan dalam hidup di dunia akhirat.Sedangkan Islam sebagai
produk sejarah adalah Islam yang difahami dan dipraktekkan kaum muslimin di
seluruh dunia, sejak masa Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

1
M. Arfan Muammar,dkk, Studi Islam Perspektif Insider/Outsider, (Yogyakarta:
IRCisod, 2013), h. 5.
2
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2003) h. 5
3
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Tazzafa, 2010), h.14

2
Mempelajari Islam sebenarnya dapat didekati dengan berbagai macam
pendekatan, baik pendekatan sosial, hukum, sejarah, bahasa, psikologi, maupun
pendekatan-pendekatan lainnya. Ilmuwan Richard C Martin lebih menekankan
pada pendekatan sejarah. Memang mempelajari Islam tidak mungkin bisa
melepaskan diri dari mempelajari sejarahnya, sehingga ada istilah Islam teori
yaitu Islam sebagaimana disampaikan oleh Allah kepad RasulNya, dan Islam
sejarah yaitu sejarah umat beragama dari satu masa tertentu ke masa lainnya.4
Menurut Martin, Islam sebagai sebuah studi dibagi menjadi tiga hal, yaitu:
1. Studi Teks yang mencakup studi Al-Qur’an, Studi Al-Sunnah, dan atas
produk studi ( prior research) tentang studi Al-Qur’an dan Al- Sunnah
2. Studi praktek keislaman yang mencakup ritual resmi (authorized rituals)
dan ritual populer ( popular ritual)
3. Realitas sosial, budaya, ekonomi dan politik muslim
Manusia sebagai makhluk Tuhan ( Allah) pasti membutuhkan agama ( Islam )
untuk menjadi pedomandalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian tidaklah
mudah bagi seseorang untuk memberi definisi dengan tepat mengenai sebuah
agama. Halini terungkap dari pernyataan Mukti Ali bahwa “ tidak ada kata yang
paling sulit diberikan pengertian dan definisi selain dari kata agama.”
Setidaknya ada tiga alasan mengapa agama sulit didefinisikan. Pertama;
agama berurusan dengan pengalaman batin yang subyektif dan personal. Kedua;
tidak ada seseorang begitu bersemangat dan emosional dibanding ketika berbicara
agama. Ketiga; konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan orang yang
meneliti agama.
Charles J. Adams mengemukakan, ada dua aspek yang harus dipenuhi dalam
mengkaji dan meneliti permasalah agama termasuk Islam. Pertama: Faith
( keyakinan ); Yaitu aspek internal, tak terkatakan, orientasi transaenden, dan
dimensi kehidupan beragama. Kedua: Tradition ( tradisi); yaitu aspek eksternal
agama, aspek sosial, aspek historis agama yang dapat diobservasi dalam
masyarakat. Kedua aspek tesebut oleh Charles J. Adams dikategorikan sebagai
inward experience dan outward experience. Maka dari itu para pengkaji agama

4
Ibid. hal. 75

3
harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mengungkap kedua aspek
tersebut, baik yang tersembunyi maupun yang tampak sebagai manifestasi dari
studi agama yang dilakukannya.5
Studi agama ini harus berupaya untuk memiliki kemampuan terbaik untuk
melakukan eksplorasi, baik aspek tersembunyi maupun aspek yang nyata dari
fenomena kebeagamaan. Oleh karena itu kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Hal ini juga sesuai dengan tujuan studi agama
yang berorientasi untuk memahami dan mengerti pengalaman pribadi dan perilaku
nyata seseorang.
Peneliti agama dapat mengambil sasaran salah satu atau beberapa dari lima
bentuk gejala ini. Orang bisa mengambil tokohnya seperti Abdurrahman Wahid,
Buya Hamka, atau Syaikhona Kholil.Studi semacam ini biasanya membahas
tentang kehidupan dan pemikiran tokoh tersebut, termasuk bagaimana tokoh itu
mencoba memahami dan mengartikulasi agama yang diyakininya.
Dalam penelitian mengenai naskah atau sumber-sumber ajaran agama, yang
pertama diteliti adalah persoalan filologi, dan yang kedua adalah isi naskah yang
ada. Misalnya membahas Al-Qur’an dan isinya, kritik atas terjemah orang lain,
kitab tafsir atau penafsiran seseorang, kitab hadis, naskah-naskah sejarah agama
dan lain-lain. Dapat pula meneliti ajaran atau pemikiran-pemikiran yang
berkembang sepanjang sejarah agama (Islam).
Apabila meneliti peralatan agama, maka tegantung alat apa yang diteliti. Jika
yang hendak diteliti misalnya adalah Ka’bah, alat ritus dalam Islam, maka peneliti
dapat meneliti sejarah ka’bah, kapan didirikan, siapa yang membangun,
bagaimana bentuknya, berapa tinggi, lebar atau panjangnya, dan lain-lain. Alat
agama ada yang betul-betul alat agama, ada yang sebenarnya hanya dianggap
sebagai alat agama. Misalnya peci, ada orang yang mengangggap tidak sah shalat
jika tidak memakai peci. Namun di tingkat nasional, peci selalu dipakai saat acara
sumpah pejabat, baik itu muslim atau non muslim. Jadi peci bisa termasuk alat
agama dan juga untuk nasionalisme.

5
Ibid. h. 83

4
Ada dua istilah penelitian yang berbeda dalam kajian Islam, yaitu penelitian
agama dan penelitian keagamaan.6 Penelitian agama sasarannya adalah agama
sebagai doktrin atau substansi agama Islam,seperti Ilmu Kalam, Fiqih, Tasawuf,
dan Akhlak. Metodologi penelitian agama sudah dirintis oleh ulama terdahulu,
seperti ilmu Ushul Fiqih sebagai metode untuk mengambil hukum dalam agama
Islam, serta ilmu musthalah hadis sebagai metode untuk meneliti tingkat akurasi
hadis.
Penelitian agama sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial atau produk
interaksi sosial. Metodologi yang dipakai adalah metodologi penelitian sosial
yang telah ada. Praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan manusia secara
individu atau kelompok masuk dalam jenis penelitian ini.Penelitian keagamaan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang
didasarkan atas agama yang dianutnya.
2. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya,
atau yang lain yang mengaku dirinya sebagai penganut suatu agama.
3. Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak, perilaku dan
budaya masyarakat beragama.

B. Studi Islam Sebagai Sasaran Sosial


1. Islam Sebagai Sasaran Studi Sosial
Yang dimaksud Islam sebagai sasaran studi sosial disini adalah studi tentang
islam sebagai gejala sosial. Objek islam sebagai sasaran studi sosial adalah islam
yang telah menggejala atau yang sudah mejadi fenomena adalah islam yang sudah
menjadi dasar dari sebuah perilaku dari parapemeluknya.7 Agama sebagai gejala
sosial, pada dasarnya bertumpu pada konsep sosiologi agama.

Atang Abd. Hakim & Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung : PT. Remaja
6

Rosdakarya, 2000), h. 60
7
Asy’ari, dkk, Pengantar Studi Islam (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2002), h. 143.

5
Ilmu sosial yang dianggap dekat dengan ilmu kealaman berarti juga dapat
diamati, diukur, dan diverifikasi.8
a. Letak Ilmu Sosial
Umumnya orang berpendapat bahwa ilmu sosial terletak diantara ilmu lam
dan ilmu budaya. Hanya saja orang berbeda pendapat mengenai letak yang
sebenarnya apakah ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu alam atau ilmu budaya.
Kaum struktualis memandang begitu pentingnya nilai itu, sehinga mereka lupa
bahwa nilai itu sendiri merupakan produksi interakasisosial juga. Dalam hal ini
mereka melihat metode verstehenjuga sebagai perbuatan menduga-duga yang tak
berdasarkan secara ilmiah. Ilmu sosial menunjukkan kepada penerapan metode
ilmiah untuk mempelajari jaringan-jaringanhubungan manusia yang pelik dan
rumit, dan bentuk-bentuk organisasi yang dimaksudkan agar orang dapat hidup
bersama dalam masyarakat.9
b. Ilmu sosial dan teori
Perbedaan pandangan antara kaum struktualis dan kaum positivis ini perlu
dikemukakan karena mempunyai dampak langsung terhadap perbedaan tingkat
penggunaan teori dan pmilihanmetode penilaian.menurut Prof. Goode dan Hatt,
teori sedikitnya berfungsi untuk :
 Mendefinisikan orientasi utama dari suatu cabang ilmu dengan
mengarahkan bentuk-bentuk data mana yang perlu aiabstraksikan.
 Menawarkan suatu kerangka konseptual untuk mngarahkan fenomena
mana yang perlu disistematisasikan, diklarifikasikan, dan dihubungkan
satu sama yang lain.
 Meringkaskan sejumlah fakta mrngrnsi generalisasi dan sistem
generalisasi.
 Meramal fakta
 Menunjukkan kesenjangan yang ada dalam pengetahuan.10

Jujun S, Suriasumatri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer , (Jakarta: Pustaka


8

Sinar Harapan 2007), h. 126.


9
Atho Mudzhar, Penekatan Stusi Islam., h. 43-44.
10
Ibid.

6
2. Pandangan Islam terhadap Ilmu Sosial
Islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada
kehidupan ritual.ilmu pengetahuan sosial yang dimaksudkan adalah ilmu
pengetahuan yang digali dari nilai-nilai agama. Kuntowijoyo menyebut sebagai
ilmu sosial profetik.11
3. Ilmu Sosial Beruansa Islam
Menurut Kuntowijoyo, kita butuh ilmu sosial proteltif yaitu, ilmu sosial yang
tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberi
petunjuk kearah mana transformasi itu dilakukan, untuk apa dan oleh siapa.12
Ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena berdasarkan cita-cita
didasarkan pada tiga hal :
a. Cita-cita kemanusiaan
b. Liberasi
c. Transendesi

C. Studi Islam Sebagai Sasaran Budaya


1. Budaya Islami
Kebudayaan merupakan sesuatu yang dikonstruksikan yang mencakup
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang digunakan
sebagai pedoman, diyakini kebenarannya untuk menginterpretasi dan memahami
lingkungan yang dihadapi serta mendorong terjadinya tindakan-tindakan. Konsep
kebudayaan mensyaratkan adanya hubungan antara keyakinn dengan perilaku,
anusia dan alam dan individu dengan masyarakat.13
Kebudayaan memiliki karakteristik tertentu yaitu :
a. Dipelajari dan diperoleh
b. Diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi
c. Berkembang melalui interaksi individu

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafino Persada, 2012),h, 54.
11

Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interprestasi Untuk Aksi, (Bandung: Penerbit


12

Mizan,1991), h. 168.
13
Koko Abdul Kodir, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 88.

7
d. Merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol yang
memberikan makna terhadap lingkungan melali pengalaman.14
2. Contoh Kajian Budaya dalam Perkembangan Islam di Jawa.
Interaksi Islam dengan budaya di jawa melahirkan tiga bentuk ke-Islaman
yang punya pikiran yang berbeda-beda dan kadang memancing konflik antara satu
dengan lainnya, yaitu Islam Pesantren, Islam Kejawen, dan Islam Modernis.
3. Islam Sebagai Sasaran Studi Budaya
a. Karkteristik Studi Budaya
Pada awal perkembangannya, ilmu dibagi menjadi dua yaitu ilmu kealaman
dan ilmu budaya. Ilmu kealaman seperti fisika, biologi dan lain-lain mempunyai
tujuan utama mencari hukum-hukum alam mencari keteraturan-keteraturan yang
terjadi pada alam.
Sebaliknya ilmu budaya mempunyai sifat terulang tetapi unik. Sebagai
contoh, budaya suatu kelompok masyarakat unik untuk kelompok masyarakat
tersebut, sebuah situs tersebut dan sebagainya dan disini tidak ada keterulangan.
Dalam konteks dinamisasi kebudayaan,sebuah studi budaya diklarifikasikan
menjadi dua bagian besar yaitu :
1) Budaya implisit, merupakan hubungan antar kelompok dan satu
kelompok individu yang mengatur dan mengupayakan agar berperilaku
sesuai dengan budaya kelompoknya.
2) Budaya eksplisit, merupakan adopsi budaya dari sekelompok individu
dengan budaya yang berbeda.
b. Pendekatan budaya dalam memhami Islam
Yang di maksud dalam peelitian budaya adalah penelitian tentang naskah-
naskah alat-alat ritus keagamaan, benda-benda purbakala agama, sejarah agama,
nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut para pemeluk agama, dan sebagainya.15
Menurut M. Atho Mudzhar, di antara penelitian kealaman dan budaya,
terdapat penelitian-penelitian ilmu sosial.

Koko Abdul Kodir, Metodologi Studi Islam., h. 91.


14

M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Dalam teori dan Praktek (Yogyakarta:
15

pustaka Pelajar, 1998), h. 37-38.

8
Penelitian Islam dengan pendekataan kebudayaan memiliki banyak manfaat
antara lain :
1) Alat untuk memahami corak keagamaan yang dimiliki sebuah
masyarakat.
2) Mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dimiliki warga
masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut islam
tanpa harus menimbulkan pertentangan.16

16
Koko Abdul Kodir, Metedologi Studi Islam., h, 92.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam merupakan sebuah agama yang memberikan ruang bagi pemeluknya
khusunya dan manusia pada umumnya untuk selalu berfikir. Wahyu yang pertama
turun Surat Al-Alaq 1-5 memberi perintah kepada manusia untuk memperhatikan
ayat-ayat qouliyah dan kauniyah. Ayat qouliyah merupakan teks atau nash agama
yang tidak dapat diganggu gugat keotentikannya. Sedangkan ayat kauniyah
merupakan semua gejala yang terjadi di muka bumi ini yang merupakan sumber
ilmu pengetahuan bagi manusia.
Islam sebagai agama dan keagamaan merupakan sebagai sebuah bidang
kajian yang tidak pernah kering untuk diteliti. Mulai dari agama sebagai doktrin,
hingga sebagai gejala sosial dan budaya. Saat umat Islam menghadapi tantangan
dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi Islam menjadi sangat penting.
Sudi Islam memerlukan pendekatan-pendekatan yang obyektif dan rasional agar
mampu berkembang dan beradaptasi dengan keadaan sekarang.
Islam Sebagai Sasaran Studi Budaya
Kebudayaan memiliki karakteristik tertentu yaitu :
1. Dipelajari dan diperoleh
2. Diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi
3. Berkembang melalui interaksi individu
4. Merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol yang
memberikan makna terhadap lingkungan melali pengalaman

10
DAFTAR PUSTAKA

Atang Abd. Hakim & Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2000.
Asy’ari, dkk. Pengantar Studi Islam. Surabaya : IAIN Sunan Ampel. 2002.
Jujun S, Suriasumatri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan. 2007.
Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interprestasi Untuk Aksi. Bandung: Penerbit
Mizan. 1991.
Kodir, Koko Abdul. Metodologi Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2014.
Mudzhar, M. Atho. Pendekatan Studi Islam. Dalam teori dan Praktek.
Yogyakarta: pustaka Pelajar. 1998.
Muammar, M. Arfan,dkk. Studi Islam Perspektif Insider/Outsider. Yogyakarta:
IRCisod. 2013.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. 2003.
Nasution, Khoiruddin. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Tazzafa. 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai