Oleh:
2. Prinsip Asepsis Personel, terdapat 3 tahap sebelum melakukan operasi antara lain
: cuci tangan steril, teknik penggunaan gaun operasi, teknik pemakaian sarung
tangan steril. Semua anggota tim operasi harus memahami konsep tersebut untuk
dapat memberikan penatalaksanaan operasi secara asepsis dan antisepsis
sehingga menghilangkan atau meminimalkan angka kuman. Hal tersebut sebagai
cara pencegahan terhadap infeksi nosokmial dan melindungi tenaga kesehatan.
3. Prinsip Asepsis Pasien, dengan melakukan berbagai maccam prosedur
yang digunakan untuk membuat medan operasi steril pada saat akan
menjalani pembedahan. Prosedurnya antara lain : kebersihan pasien,
desinfeksi bagian tubuh pasien yang dioperasi dan lapangan operasi, dan
tindakan drapping.
4. Prinsip Asepsis Instrument, Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya
adalah perawatan dan sterilisasi alat, mempertahankan kesterilan alat
pada saat pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa singgung dan
menjaga agar tidak bersinggungan dengan benda-benda non steril.
Hal-hal yang dilakukan oleh paramedis terkait
dengan pengaturan posisi pasien meliputi :
1. Kesejajaran fungsional, maksudnya memberikan posisi yang tepat selama operasi. Operasi
yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula.
2. Pemajanan area pembedahan, adalah daerah mana yang akan dilakukan tindakan
pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini paramedis dapat mempersiapkan daerah
operasi dengan teknik drapping.
3. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
4. Monitoring Fisiologis
Melakukan balance cairan
Memantau kondisi cardiopulmonal. Pemantauan yang dilakukan meliputi fungsi
pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen, perdarahan dll.
Pemantauan terhadap perubahan vital sign
5. Monitoring psikologis, dukungan psikologis yang dilakukan antara lain :
Memberikan dukungan emosional pada pasien
Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi
Mengkaji status emosional klien
Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada perubahan)
6. Pengaturan dan koordinasi paramedis. Tindakan yang dilakukan antara lain :
Me-manage keamanan fisik pasien
Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.
Komplikasi
Komplikasi selama operasi bisa muncul sewaktu-waktu selama tindakan pembedahan.
Komplikasi yang paling sering muncul antara lain :
1. Hipotensi, biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan tertentu.
Hipotensi ini diinginkan untuk menurunkan tekanan darah pasien dengan tujuan
untuk menurunkan jumlah perdarahan pada bagian yang dioperasi. Hipotensi
yang disengaja ini dilakukan melalui inhalasi atau suntikan medikasi yang
mempengaruhi sistem saraf simpatis dan otot polos perifer.
2. Hipotermi, keadaan suhu tubuh di bawah 36,6°C. pencegahan yang dapat
dilakukan untuk menghindari hipotermi yang tidak diinginkan adalah atur suhu
ruangan kamar operasi pada suhu ideal (25-26,6°C), cairan intravena dan irigasi
dibuat pada suhu 37°C, gaun operasi pasien dan selimut yang basah harus segera
diganti, dan menggunakan topi operasi. Penatalaksanaannya dilakukan hingga
pasca operatif.
3.Hipertermi Malignan, seringkali terjadi. Angka mortalitasnya sangat
tinggi sehingga diperlukan penatalaksanaan yang kuat. Hipertermi
malignan ini terjadi akibat gangguan otot yang disebabkan oleh agen
anastetik. Untuk menghindari mortalitas, maka segera diberikan oksigen
100%, natrium dantrolen, natrium bikarbonat, dan agen relaksan otot.
Lakukan juga monitoring terhadap kondisi pasien meliputi tanda-tanda
vital EKG, elektrolit, dan analisa gas darah.
Asuhan Pasca Operatif
• Setelah tindakan pembedahan, beberapa hal yang sangat perlu dikaji
diantaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan nafas, sirkulasi, dan
perubahan tanda-tanda vital yang lain.
• Asuhan post operasi (segera setelah operasi) harus dilakukan di ruang
pemulihan tempat adanya akses yang cepat ke oksigen, pengisap,
peralatan resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan staf terampil
dalam jumlah dan jenis yang memadai.
• Asuhan pasca operatif secara umum meliputi :
Pengkajian tingkat kesadaran. Pada pasien yang mengalami anastesi general,
perlu dikaji tingkat kesadaran secara intensif sebelum dipindahkan ke ruang
perawatan. Kesadaran pasien akan kembali pulih tergantung pada jenis
anastesi dan kondisi umum pasien.
Pengkajian suhu tubuh, frekuensi jantung/ nadi, respirasi dan tekanan darah.
Tanda-tanda vital pasien harus selalu dipantau dengan baik.
Mempertahankan respirasi yang sempurna. Respirasi yang sempurna akan
meningkatkan supply oksigen ke jaringan. Respirasi yang sempurna dapat
dibantu dengan posisi yang benar dan menghilangkan sumbatan pada jalan
nafas pasien.
Mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat.
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memonitor
input serta outputnya.
Mempertahankan eliminasi, dengan cara mempertahankan asupan dan
output serta mencegah terjadinya retensi urine
Pemberian posisi yang tepat pada pasien, sesuai dengan tingkat kesadaran,
keadaan umum, dan jenis anastesi yang diberikan saat operasi.
Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik.
Mengurangi rasa nyeri pada luka operasi, dengan teknik-teknik mengurangi
rasa nyeri.
Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum
ambulatory.
Meningkatkan proses penyembuhan luka dengan perawatan luka yang benar,
ditunjang factor lain yang dapat meningkatkan kesembuhan luka.
Observasi Pasca Operatif
• Pada awal observasi dilakukan setiap 5 menit, kemudian 15 menit, dan bila kondisi
pasien stabil bisa dilakukan setiap 30 menit. Setelah 1 jam pasien harus sadar,
merasa nyaman, dan berada dalam posisi semi recumbent. Pasien tetap berada di
ruang pemulihan sampai ada ijin untuk pemindahan ke rumah perawatan dan
petugas kesehatan melakukan dokumentasi.
• Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Sectio Caesaria (SC)
Bayi harus mendapatkan perawatan yang tepat, hal yang perlu diingatkan pada
bayi yang dilahirkan di ruang operasi biasanya sering teraba dinginsehingga perlu
pemenuhan cairan secepatnya dan pemberian tanda pengenal sebelum bayi
keluar kamar operasi.
• Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Bidan harus berpengatahuan cukup dan menerapkan prinsip-prinsip pra
operatif, serta terampil dalam memberikan asuhan di kamar operasi dan ruang
pemulihan.
Memberikan asuhan pasca operatif yang komprehensif serta kerja tim yang
multidispliner yang efektif.
Melakukan pencatatan dengan benar dan melakukan rujukan bila perlu.
TERIMAKASIH