Nama Kelompok :
Alya Rahma Putri
Isnaeni Azkia
Rahma Anggisa H
Rai Putri Nuraeni
Raya Mega Pratiwi
Rhepa Alya Anjani
KELAS X PBK 2
JURUSAN PERBANKAN DAN KEUANGAN MIKRO
SMK ITIKURIH HIBARNA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “jenis-jenis kantor bank dan penilaian
kesehatan bank” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Atika
Andriani, S.E. mata pelajaran perbankan dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang jenis-jenis kantor bank dan penilain kesehatan bank bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Atika Andriani, S.E. selaku guru pelajaran
perbankan dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jenis-jenis kantor bank muncul karena bank terdiri dari berbagai macam jenis tingkatan.
Seperti yang kita ketahui, jika dilihat dari berbagai segi bank dapat dikategorikan ke dalam
berbagai jenis. Demikian pula dalam satu bank terdapat berbagai jenis tingkatan. Jenis tingkatan
ini ditunjukkan dari volume kegiatan, kelengkapan jasa yang ditawarkan, wewenang mengambil
keputusan, serta jangkauan wilayah operasinya.
Untuk menentukan tingkatan atau jenis-jenis kantor bank dapat dilihat luasnya kegiatan
jasa-jasa bank yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Luasnya kegiatan ini tergantung dari
kebijaksanaan kantor pusat bank tersebut.
Di samping itu besar kecilnya kegiatan cabang bank tersebut tergantung pula dari wilayah
operasinya. Begitu pula dengan wewenang pengambilan keputusan suatu masalah, seperti dalam
hal batas pemberian kredit juga dimiliki oleh masing-masing tingkatan.
Menyadari pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia
perbankan, maka penilaian kesehatan bank perlu dilakukan termasuk oleh bank syariah. Bank yang
sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dengan kata lain, bank yang
sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat
menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat
digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan
moneter. Hal tersbut perlu dan wajib dilakukan agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat
mengenai kondisi saat ini dan mendatang.
Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian kesehatan adalah laporan
keuangan bank yang bersangkutan. Dari laporan keuangan akan terbaca bagaimana kondisi bank
yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Berdasarkan laporan
keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio yang dapat dijadikan dasar penilaian tingkat
kesehatan bank.
Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia yang berwenang untuk mengatur
dan mengawasi bank-bank yang beroperasi di Indonesia mengeluarkan peraturan yaitu penilaian
kesehatan menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum dan SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan metode Analisi CAMELS.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan
diuji lebih lanjut dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Jenis-Jenis Kantor Bank?
2. Apa saja Jenis-Jenis Kantor Bank?
3. Apa pengertian dari Penilaian Kesehatan Bank?
4. Apa saja faktor-faktor yang mencangkup Analisis CAMELS?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
1. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Kantor Bank beserta fungsinya.
2. Untuk menambah wawasan tentang materi Penilaian Kesehatan Bank.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan konstribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai
perbankan khususnya mengenai Jenis-Jenis Kantor Bank dan Penilaian Kesehatan Bank.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan jenis-jenis kantor bank dapat dilihat dari luasnya kegiatan jasa-
jasa bank yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Luasnya kegiatan ini tergantung dari
kebijaksanaan kantor pusat bank tersebut. Di samping itu, besar kecilnya kegiatan cabang
bank tersebut tergantung pula dari wilayah operasinya.
Dalam satu bank terdapat jenis tingkatan. Jenis tingkatan ini ditunjukan dari volume
kegiatan, kelengkapan jasa yang ditawarkan, wewenang mengambil keputusan,serta
jangkauan wilayah operasinya.
4. Kantor Kas
Merupakan kantor bank yang paling kecil di mana kegiatannya hanya meliputi
teller/kasir saja. Dengan kata lain, kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari
kegiatan perbankan dan berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh. Bahkan
3
sekarang ini banyak kantor kas yang dilayani dengan mobil dan sering disebut kas
keliling.
Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling penting
di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan
kemampuan lainya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar
tetap prima dalam melayani para nasabahnya.
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini
bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat,
kurang sehat dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina
bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus
dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank
Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin
maupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau
penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah
yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi, bagi bank
yang terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari Bank
Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank.
4
2. Aspek kualitas aset
Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai
dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva
produktif yang diklasifikasikan deangan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini
dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia
4. Aspek likuiditas
Suatu bank dapat dikatakan liquid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar
semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat
ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.
Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan
utang lancar.
Yang dianalisis dalam rasio ini adalah :
a. rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva
b. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan,
deposito, dan lain-lain.
5. Aspek rentabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap
periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas
yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan :
a. rasio laba terhadap Total Aset (ROA).
b. dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis camel (capital, asset,
management, earning dan liquidity). Di samping dengan penilaian analisis CAMEL
yang juga memengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank adalah penilaian
terhadap :
1. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) & Pelaksanaan
Kredit Ekspor
5
2. Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau sering
disebut Legal Lending Limit
3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam satu bank terdapat jenis tingkatan, yaitu dimulai dari kantor pusat, kantor cabang
penuh, kantor cabang pembantu, dan yang terakhir kantor kas. Jenis tingkatan ini
ditentukan dari volume kegiatannya, kelengkapan jasa yang ditawarkan, wewenang
mengambil keputusan, serta jangkauan wilayah operasinya.
Selanjutnya, kesehatan perbankan juga sangat penting dan harus selalu dinilai
kesehatannya agar tetap prima dalam dalam melayani nasabahnya. Untuk menilai suatu
kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan
apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat
sehingga Bank Indonesia sebagai penawas dan pembina bank-bank dapat memberikan
arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya.
Untuk melakukan penilaian kesehatan bank, bank-bank diharuskan membuat laporan
baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu
periode tertentu.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
7
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Bustari Muchtar (2017). “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Gramedia
Ensiklobegia (2016). “Jenis-Jenis Kantor Bank”. Google, https://www.ensikloblogia.com
amanitanovi@uny.ac.id (2017). “Kesehatan dan Rahasia Bank”. Google,
http://staffnew.uny.ac.id