Anda di halaman 1dari 19

“KOMUNIKASI MASSA”

MAKALAH BLOK 18 PARADIGMA SEHAT

Disusun Oleh:

Rahmania Puspa A 171610101109


Yohanes Fevian C.M 171610101110
Rina Nanda Prasasti 171610101111
Vinny Kartika A 171610101112
Milhatul Maiziah 171610101113
Cinantya Hafizh 171610101114
Zahra Salsabila M 171610101115
Clarissa Astiasari 171610101116
Shabrina Akbar F 171610101117
Cendy Laurenzya 171610101118

UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2019

i
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa emberikan petunjuk serta melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga laporan blok “Paradigma Sehat” ini dapat terselesaikan. Dalam
penyelesaian laporan blok “Paradigma Sehat” ini tentunya tidak dapat kami
selesaikan sendiri, kami banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan syukur dan menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan
tutorial blok “Paradigma Sehat” ini dapat selesai
2. Teman-teman tutorial kami yang setia menemani, membantu, dalam proses
penyelesaian laporan blok “Paradigma Sehat”.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saranya yang sifatnya
membangun guna membantu memperbaiki laporan ini. Kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.

Jember, 28 Februari 2020

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian informasi kesehatan diharapkan pengetahuan masyarakat


mengenai kesehatan menjadi bertambah, yang pada gilirannya diharapkan
terjadi perubahan dari yang tadinya berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku
sehat. Perlu ditanamkan kesadaran pada masyarakat bahwa kesehatan bukan
hanya ketidakhadiran penyakit, tetapi adalah kondisi fisik, mental, paripurna
yang baik (Mulyana, 2002). Oleh karena itu, menurut Siregar, “Pembangunan
kesehatan memerlukan suatu kemasyarakatan antara lain depat melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi (Siregar, 2000).

Media massa merupakan wahana informasi dan komunikasi timbal


balik antara sesama warga masyarakat dan antara masyarakat dengan
pemerintah. Selain itu media massa juga dapat mengembangkan komunikasi
sosial serta dapat menyalurkan aspirasi dan menggairahkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan (Hariwibowo, 2004).

Kemajuan teknologi ikut memberi dampak terhadap semakin


mudahnya proses komunikasi kesehatan atau penyampaian informasi-
informasi kesehatan kepada masyarakat, hal ini terjadi karena media yang
digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan tersebut pun semakin
beragam, dan karena semakin beragamnya media yang tersedia, maka bukan
hanya petugas-petugas kesehatan saja yang mampu menyampaikan informasi-
informasi kesehatan. Pengusaha obat, makanan, minuman berlomba-lomba
memanfaatkan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah,
pamflet, dan lain lain untuk menyebarluaskan informasi tentang kesehatan.
Demikian pula para dokter pun memanfaatkan media massa untuk melayani
konsultasi kesehatan mulai dari kebugaran tubuh sampai ke masalah seksual,
juga lembaga-lembaga swasta, LSM, pemerintah turut memanfaatkan peranan
media untuk menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan atau cara-cara

1
mengatasi penyakit menular dan lain lain. Pemanfaatan media massa ini sangat
membantu memperluas jangkauan areal/wilayah sebaran informasi kesehatan,
mempercepat informasi sampai ke sasaran yang berbeda beda geografis, kelas
sosial, maupun kultular (Susanti, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi massa?
2. Bagaimana ciri-ciri komunikasi massa?
3. Apa sajakah fungsi komunikasi massa?
4. Apa sajakah elemen-elemen komunikasi massa?
5. Bagaimana etika dalam komunikasi massa?
6. Apa saja hambatan dalam komunikasi massa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan komunikasi massa.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri komunikasi massa.
3. Untuk mengetahui fungsi komunikasi massa.
4. Untuk mengetahui elemen-elemen komunikasi massa.
5. Untuk mengetahui etika dalam komunikasi massa.
6. Untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi massa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Massa


Komunikasi adalah suatu penyampaian informasi (pesan, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi
tentunya tidak terlepas dari media massa yang menjadi peran terpenting dalam
sejarah perkembangan manusia. Media massa menurut Cangara (2003) adalah
alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,
film, radio, dan televisi. Dapat disimpulkan bahwa, komunikasi massa adalah
penyampaian informasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).

Definisi lain dikemukakan oleh beberapa ahli :


1. Rakhmat (2003)
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people).
2. Gerbner (1967)
“Mass communication is the technologically and institutionally based
production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa


a) Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama
lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud ini menyerupai
sebuah sistem.

Sebagaimana kita ketahui, sistem itu adalah sekelompok orang,


pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,

3
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan
dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling
pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber
informasi. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga
karena elemen utama komunikasi massa adalah media massa.
b) Komunikan dan Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika
ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam
masyarakat.
c) Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu
orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-
pesannya ditujukan pada khalayak yang plural.
d) Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah.
Kita bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya
(media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.
Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui
rubrik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah
akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya
tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).
e) Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Keserempakan ini sangat terasa kalau kita mengamati media
komunikasi seperti internet. Melalui pertantaraan media ini, pesan akan
lebih cepat disiarkan.
f) Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemcancar untuk media
elektronik (mekanik atau elektronik). Peralatan teknis merupakan
sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tidak lain
agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan
serentak kepada khalayak yang tersebar.

4
C. Fungsi Komunikasi Massa
 Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat
a) Informasi
 Menyediakan informasi tentang peristiwa atau kondisi
dalam masyarakat dan dunia.
 Menunjukkan hubungan kekuasaan.
 Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.
b) Korelasi
 Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna
peristiwa dan informasi.
 Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
 Melakukan sosialisasi.
 Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk
kesepakatan.
 Menentukan urutan prioritas dan memberikan status
relatif.
c) Kesinambungan
 Mengepresikan budaya dominan dan mengakui
keberadaan kebudayan khusus (subculture) serta
perkembangan budaya baru.
 Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
d) Hiburan
 Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana
relaksasi.
 Meredakan ketegangan sosial.
e) Mobilisasi
 Mengampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang
politik, perang, pembangunan ekonomi, kesehatan,
pekerjaan dan kadangkala juga dalam bidang agama.

 Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu

5
a) Informasi
 Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan
dunia.
 Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah
praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan dengan
penentuan pilihan.
 Memuaskan rasa ingin tahu.
 Belajar, pendidikan diri sendiri.
 Memperoleh rasa damai melalui penambahan
pengetahuan.
b) Identitas Pribadi
 Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
 Menemukan model perilaku.
 Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain.
 Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
c) Integrasi dan Interaksi Sosial
 Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang
lain; empati sosial.
 Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan
meningkatkan rasa memiliki.
 Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
 Membantu menjalankan peran sosial.
d) Hiburan
 Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
 Bersantai.
 Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
 Mengisi waktu. Penyaluran emosi.

D. Elemen-elemen Komunikasi Massa


1. Komunikator

6
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator
disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur dan staf teknis
yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator
merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah
lembaga media massa.
2. Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-
sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media
melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu
atau kelompok sosial. Berita dan informasi merupakan hal
pokok yang harus dimiliki oleh media massa.
3. Audience
Audience cenderung berisi individu-individu yang condong
untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan
sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih
produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi
kesadaran.
4. Umpan Balik (Feedback)
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni
umpan balik langsung (immediated feedback) yang terjadi jika
komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada
kemungkinan bisa berbicara langsung, dan umpan balik tidak
langsung (delayed feedback). Misalnya, ditunjukkan dalam
letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis.
5. Gangguan (Noise)
1) Gangguan Saluran
Di dalam media gangguan berupa suatu hal, seperti
kesalahan cetak, kata yang hilang atau paragraf yang
dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk
gambar tidak jelas di pesawat televisi, gangguan
gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau

7
langganan majalah yang tidak datang. Semakin banyak
variasi program acara yang disajikan, semakin
meningkat munculnya gangguan.
2) Gangguan Semantik
Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang
mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu,
gangguan semantik berarti gangguan yang berhubungan
dengan bahasa. Bisa dikatakan, gangguan semantik
adalah gangguan dalam proses komunikasi yang
diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu
sendiri.
6. Gatekeeper
John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai
individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus
informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Jika
diperluas maknanya, gatekeeper adalah orang yang berperan
penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah,
televisi, radio, internet, video tape, compact disk dan buku.
Mereka diantaranya adalah reporter, editor berita, bahkan editor
film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan
arus informasi yang disebarkan.
7. Penyaring (Filter)
Filter dibagi menjadi tiga jenis :
 Filter psikologis.
 Filter fisik.
 Filter kebudayaan (warisan budaya, pendidikan,
pengalaman kerja, sejarah politik).
Semua filter tersebut akan memengaruhi kuantitas atau kualitas
pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu,
audience memiliki perbedaan filter satu sama lain. (Hiebert,
Ungurait, dan Bohn, 1985)
E. Etika Komunikasi Massa

8
Etika adalah pedoman baik tidaknya sebuah proses pelaksanaan komunikasi
massa. Ada beberapa catatan tentang pelaksanaan etika komunikasi massa
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan etika komunikasi massa masih membutuhkan
perjuangan berat dan terus-menerus.
2. Pelaksanaan etika bisa terhambat karena masing-masing pihak (pers,
pemerintah, dan masyarakat) membuat ukuran tersendiri.
3. Pelaksanaan etika komunikasi massa sulit diwujudkan karena
tanggung jawabnya terletak pada diri sendiri dan “sanksi”
masyarakat.
4. Semakin tinggi pendidikan masyarakat, semakin sadar mereka akan
pentingnya pelaksanaan etika komunikasi massa.
Ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan etika komunikasi massa
yang pernah dikemukakan oleh Shoemaker dan Reese (1991), yakni :
 Tanggung Jawab
Tanggung jawab tentunya mempunyai dampak positif. Dampak positif
yang terasa adalah media massa akan berhati-hati untuk menyiarkan
dan menyebarkan informasi. Ia tidak bisa seenaknya saja memberikan
informasi yang tidak benar. Misalnya, sekadar mengarang cerita agar
medianya laris di pasaran. Jurnalis adalah profesi yang dituntut
tanggung jawab terhadap apa yang dikemukakan. Jurnalis bukan pihak
yang menyiarkan informasi lalu berdampak negatif, kemudian ia “lari”
dari tanggung jawab.

 Kebebasan Pers
Kebebasan pers membutuhkan profesionalisme yakni disertai sikap,
usaha, serta kemauan untuk lebih cermat dalam segala hal yang
menyangkut data, opini, dan nama baik orang.

 Masalah Etis

9
Masalah etis disini artinya adalah bahwa jurnalis itu harus bebas dari
kepentingan. Ia mengabdi pada kepentingan umum. Ada beberapa
ukuran normatif berikut yang bisa dijadikan pegangan :
 Hadiah, perlakuan istimewa, biaya perjalanan dapat
memengaruhi kerja jurnalis. Oleh karena itu, seorang jurnalis
harus berani menolaknya.
 Keterlibatan dalam politik, melayani anggota masyarakat
tertentu, menjadikan profesi wartawan sebagai pekerjaan
sambilan perlu dihindari.
 Tidak menyiarkan sumber individu jika tidak mempunyai nilai
berita (news value).
 Wartawan akan mencaari berita yang benar-benar melayani
kepentingan publik.
 Ketepatan dan Objektivitas
Dalam menulis berita, wartawan harus akurat (accuracy), cermat dan
di usahakan tidak ada kesalahan. Sementara itu, objektivitas adalah
pemberitaan yang didasarkan fakta-fakta di lapangan, bukan opini
wartawannya.
 Tindakan Adil untuk Semua Orang
a) Media harus melawan campur tangan individu dalam medianya.
Artinya, pihak media harus berani melawan keistimewaan yang
diinginkan seorang individu dalam medianya. Individu disini bisa
aparat keamanan, narasumber, atau pemilik saham perusahaan
media massa.
b) Media tidak boleh menjadi “kaki tangan” pihak tertentu yang akan
memengaruhi proses pemberitaannya.
c) Media mempunyai kewajiban membuat koreksi lengkap dan tepat
jika terjadi ketidaksengajaan kesalahan yang dibuat.
d) Media tidak perlu melakukan tuduhan yang bertubi-tubi pada
seseorang atas suatu kesalahan tanpa memberi kesempatan tertuduh
untuk melakukan pembelaan dan tanggapan.
F. Hambatan dalam Komunikasi Massa

10
a) Hambatan Psikologis
Hambatan yang merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
Hambatan komunikasi massa yang termasuk dalam hambatan psikologis
adalah :
 Perbedaan kepentingan (Interest)
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati pesan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya,
komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen.
Heterogenitas itu meliputi perbedaan usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan yang keseluruhannya akan menimbulkan
perbedaan kepentingan.
Kepentingan komunikan dalam suatu kegiatan komunikasi sangat
ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan komunikasi itu bagi
dirinya. Dengan demikian, komunikasi melakukan seleksi terhadap
pesan yang diterimanya.
 Prasangka (Prejudice)
Berkaitan dengan kegiatan komunikasi, prasangka merupakan salah
satu rintangan atau hambatan bagi tercapainya suatu tujuan.
Prasangka seringkali tidak didasarkan pada alasan-alasan yang
objektif, sehingga prasangka komunikan pada komunikator tidak
ditujukan pada logis dan tidaknya suatu pesan atau manfaat pesan
itu bagi dirinya, melainkan menentang pribadi komunikator.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka
yang ada pada komunikan, maka :
- Komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media
massa sebaiknya komunikator yang netral, dalam arti ia bukan
orang yang kontroversial.
- Komunikator harus mempunyai reputasi yang baik. Artinya, ia
tidak pernah terlibat dalam suatu peristiwa yang telah membuat
luka hati komunikan, apakah lewat pernyataan-pernyataannya
atau tindakan fisik.

11
- Komunikator harus acceptable, di samping harus memiliki
kredibilitas yang tinggi karena kemampuan dan keahliannya.
 Stereotip (Stereotype)
Prasangka sosial bergandengan dengan stereotip yang merupakan
gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak
pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif (Gerungan
1983:169).
 Motivasi (Motivation)
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua
penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif
seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung.
Misalnya, motif seseorang menonton acara “Seputar Indonesia”
yang disiarkan RCTI adalah untuk memperoleh informasi (motif
tunggal), tapi mungkin bagi seseorang lainnya adalah memperoleh
informasi sekaligus pengisi waktu luang (motif bergabung).
Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang perorang, maka
intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun
berbeda sesuai dengan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan
komunikasi dengan motivasi seseorang, semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh
komunikan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu
komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

b) Hambatan Sosiokultural
 Aneka Etnik
Belasan ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke
merupakan kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya.
Akan tetapi kekayaan Indonesia yang sering menjadi kebanggaan
bangsa Indonesia kadang-kadang dapat menjadi faktor penghambat
dalam kegiatan komunikasi massa.

12
 Perbedaan Norma Sosial
Beragamnya norma sosial yang berlaku di Indonesia, maka tidak
tertutup kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam arti
kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu
masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya dan
sebaliknya.
 Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
Banyaknya masyarakat di daerah terpencil yang masih belum bisa
berbahasa Indonesia menyulitkan penyebaran kebijakan dan
program-program pemerintah.
Contoh :
Suatu saat pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru yang
harus segera diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Cara paling tepat dan cepat untuk mengomunikasikan
pesan itu adalah melalui media massa (radio siaran, surat kabar dan
televisi) yang akan diterima oleh sejumlah komunikan. Masalah
akan timbul bila komunikan tidak bisa berbahasa Indonesia atau
kemampuan berbahasa Indonesianya minim. Ini berarti pesan tidak
sampai pada mereka. Dalam menanggulangi masalah ini,
pemerintah akan menggunakan aparat setempat atau para petugas
penyuluh, atau para opinion leader untuk mengomunikasikan
kebijakan dan program pemerintah dengan menggunakan bahasa
daerah setempat.
 Pendidikan Belum Merata
Adanya kesenjangan pendidikan antara penduduk di perkotaan
dengan penduduk di desa-desa terpencil atau belum meratanya
tingkat pendidikan rakyat Indonesia, telah menjadikan hambatan
dalam proses komunikasi massa.
c) Hambatan Interaksi Verbal
 Polarisasi (Polarization)
Kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk,

13
positif atau negatif, pandai atau bodoh, sehat atau sakit, dan lain-
lain.
 Orientasi Intensional (Intensional Orientation)
Mengacu pada kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek
dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka.
 Evaluasi Statis
 Indiskriminasi (Indiscrimination)

14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Komunikasi tentunya tidak terlepas dari media massa yang berperan penting
dalam penyampaian informasi. Sehingga, komunikasi massa merupakan
penyampaian informasi melalui media massa (media cetak, online dan
elektronik).

B. Saran
Saran penulis adalah agar pembaca dapat mengetahui tentang fungsi dan
manfaat komunikasi dan media massa dalam dunia sehari-hari, dan agar
pembaca juga mengetahui bahwa media massa memiliki pengaruh yang bisa
berdampak dari skala kecil (individu) dan luas (masyarakat). Pembaca harus
tahu bahwa komunikasi massa memegang peran penting dalam kehidupan kita.

DAFTAR PUSTAKA

15
1. Mulyana, Deddy. 2002. Metode penelitian kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: PT. Simbiosa
Rekatama Media.
3. Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi (Cetakan Keempat).
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
4. Shoemaker, Pamela J dan Stephen D. Reese. 1996. Mediating The Message,
New York : Longman Publisher.
5. Reese, Stephen D. 1991. Setting the media’s Agenda: A power balance
perspective, Beverly Hills: Sage.

16

Anda mungkin juga menyukai