Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEDIA MASSA DAN PUBLIC RELATIONS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Public Relations

Dosen Pengampu : Dwi Novaria Misidawati, M.M

Oleh :

1. Arinda Deviana (4119041)


2. Nila Fatika Suri (4120072)
3. M. Awalul Muttaqin (4120187)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami


hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan bisa menambah ilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran.

Pekalongan, 3 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar belakang..........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................4

A. Pengertian Media Massa dan Public Relations........................................................................4

B. Jenis-jenis Media.....................................................................................................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12

Kesimpulan............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan media massa seperti sekarang ini berpengaruh terhadap


penyebaran informasi kepada masyarakat. Kebebasan berpendapat dan
kurangnya pengawasan terhadap media massa menyababkan banyak
informasi yang tidak seharusnya disebarkan menjadi konsumsi masyarakat.
Kurangnya pengawasan tersebut membutuhkan strategi lain untuk meredam
pemberitaan yang buruk terhadap instansi pemerintahan. Strategi media
relations adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang Praktisi
Humas untuk meredam pemberitaan buruk.
Media Relations merupakan salah satu kegiatan eksternal yang dilakukan
oleh praktisi humas untuk melakukan hubungan baik dengan media massa.
Hubungan baik dengan media massa tidak terlepas dari strategi untuk
mengawasi atau meredam pemberitaan buruk mengenai Instansi Pemerintah
yang dapat menurunkan citra positif. Menurut (Iriantara, 2005:32)
mengartikan Media Relations merupakan bagian dari Public Relations
eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media
massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk
mencapai tujuan organisasi.
Humas menjadi jembatan untuk menjalin hubungan baik dan harmonis
perusahaan atau Intansi pemerintahan kepada publiknya yang bertujuan agar
terciptanya pengertian, kepercayaan dan kerjasama diantara keduanya. Salah
satu cara yang semestinya dilakukan oleh Intansi pemerintahan dalam
memberikan informasi semestinya menyebar dan menyeluruh agar ada
kerjasama yang baik dalam merealisasikannya. Karena penyampaian
informasi yang baik pada akhirnya akan mampu meningkatkan image intansi
pemerintah, sehingga citra yang akan didapat terus meningkat. Penyampaian
informasi terhadap publiknya agar dapat menyebarluaskan pemikiran dan

1
gagasan pemerintah untuk membangun daerah bersama – sama publik.
Penyampaian informasi tersebut juga membuat publik merasa dirinya
dipentingkan atau diperhatikan dengan baik oleh intansi pemerintah.
Penyampaian informasi yang baik kepada publiknya bukan merupakan
sesuatu yang mudah, mengingat banyaknya kendala yang di hadapi baik dari
dalam intansi pemerintah maupun dari luar intansi pemerintah.
Peran humas di institusi-institusi pemerintahan tidak bisa dipandang
sebelah mata. Seiring dengan tuntutan reformasi termasuk reformasi di
bidang birokrasi, pemerintah wajib menyelenggarakan aktifitasnya dengan
memenuhi kriteria asas-asas pemerintahan yang baik. “Transparancy”
menjadi salah satu ukuran dari suatu penyelenggaraan pemerintahan.
Masyarakat berhak mengetahui informasi apapun dari pembuat dan pelaku
kebijakan. Humas dipemerintahan menjadi pemberi informan kepada
masyarakat sekaligus penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini
bisa dipahami karena pemerintah adalah agen dari masyarakat itu sendiri.
Masyarakat memberikan haknya untuk diwakilkan kepada orang-orang
pemerintahan agar bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya. Maka suatu
kewajaran apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan
setiap aspeknya menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian Media massa dan Public relations?
2. Apa saja jenis Media Massa?
3. Bagaimana Kendala dengan Media Massa?
4. Bagaimana Hubungan harmonis dengan Media Massa?
5. Bagaimana Opini dan propaganda?
6. Apa saja Efek Media Massa?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Media massa dan Public relations.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis Media Massa.
3. Untuk mengetahui Kendala dengan Media Massa.
4. Untuk mengetahui Hubungan harmonis dengan Media Massa.
5. Untuk mengetahui Opini dan propaganda.
6. Untuk mengetahui apa saja Efek Media Massa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Massa dan Public Relations

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan


melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Media massa adalah
media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi
secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula. Dalam
kehidupan seharihari, manusia tidak terlepas dari yang namanya
komunikasi karna manusia saling membutuhkan baik dari segi persoalan
sosial,agama,budaya,politik dan lain sebagainya.
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-
alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,radio,televise dan internet.
Dengan karakteristik : (1) bersifat melembaga; (2) bersifat satu arah; (3)
meluas dan serempak; (4) memakai peralatan teknisi dan mekanis; (5)
bersifat terbuka.
Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah
memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat berkominikasi. Hal ini
dimungkinkan karena adanya berbagai media (chanel) yang dapat
digunakan sebagai sarana penyampai pesan. Media penyiaran, yaitu radio
dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efesien dalam
mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Media penyiaran
merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk
budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat.
Beberapa fungsi komunikasi massa, menurut Jay Black dan
Frederick C.Whitney (1988) antara lain: (1) to inform
(menginformasikan); (2) to entertation (member hiburan); (3) to persuade
(membujuk); dan (4) transmission of the culture ( transmisi budaya).
Dengan demikian, semua pesan yang disampaikan adalah pesan
yang dapat diakses oleh publik. Proses penyampaian pesan melalui media
massa biasanya terjadi dalam satu arah dengan efek yang tidak langsung.
Di sisi lain, perkembangan teknologi komunikasi ternyata membawa
dampak yang sangat besar terhadap lahirnya media massa yang baru. Pada
awal 20-an media penyiaran mlai bermunculan di tengah-tengah
masyarakat. Televisi, radio dan internet menjadi bagian yang tidak dapat
lagi dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini bisa dilihat dari terpaan
media massa (baik itu radio, televisi dan internet) yang sangat tinggi dalam
kehidupan masyarakat kita. Dari semua media massa yang ada, terpaan
yang paling tinggi adalah televisi.
Dalam segi kegunaannya tentunya media massa memiliki
kelebihan dibandingkan dengan media lain, yaitu ia dapat mengatasi
hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarluaskan pesan hampir seketika dengan waktu yang tak terbatas.
Media massa memiliki peran penting dalam komunikasi massa. Dengan
adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak
beradab dapat menjadi beradab. Hal tersebut disebabkan, karena media
memiliki jaringan yang luas dan bersifat missal sehingga masyarakat yang
membaca tidak hanya orang-perorang namun sudah mencakup jumlah
puluhan, ratusan, bahkan hingga ribuan pemirsa, sehingga pengaruh media
massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat.
Hubungan komunikasi yang dibangun antara perusahaan dengan
publik tidak luput dari peran seorang public relations. Definisi “Public
Relations menurut (British) Institute of Public Relations (IPR)adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik
dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayak”.
Peran public relations bagi setiap perusahaan penting
keberadaannya dalam menjalin komunikasi antara personal maupun
kelompok untuk menciptakan iklim harmonis dengan perusahaan atau
organisasi.PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, timbal balik,
pengetahuan yang menjadi modal dalam suatu organisasi.

Berdasakan publiknya kegiatan public relations terbagi menjadi


dua yaitu publik internal dan eksternal. Publik internal yaitu publik yang
berada di dalam organisasi/perusahaan seperti supervisor, karyawan
pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Sedangkan
eksternal publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan
perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik, pelanggan, komunitas dan
pemasok.

Dengan demikian, peranan public relations akan menciptakan


hubungan yang harmonis di internal demi berjalannya suatu operasional
perusahaan dan dapat membentuk citra positif dimata publiknya yang
berperan dalam keberhasilan perusahaan.1

B. Jenis-jenis Media Massa

Sebagai sarana komunikasi massa, media massa dapat


dikelompokkan menjadi dua yaitu, media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid, dan lainnya), media elektronik (televisi dan radio). Keberadaan
media tersebut tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan dari teknologi
komunikasi itu sendiri. Pada umumnya perkembangan media elektronik
khususnya televisi lebih pesat bila dibandingkan denganmedia cetak,
namun pada dasarnya kedua media tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda, sehingga keduanya sangat dibutuhkan sebagai sarana komunikasi
massa yang tepat.2

1
Wahid favsal, "Media Massa dan Public Relation", Universitas Muhammadiyah: Surakarta, 2013.
2
Siti Nurfatihah, “produksi program televisi studi kasus acara variety show dahsyat di RCTI”,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Banten, 2015 , hal.10
Seiring dengan kebebasan informasi, industry pertelevisian di
Indonesia telah berkembang pesat. Bermula dari hanya satu stasiun televisi
milik pemerintah kini telah berkembang menjadi banyak televisi swasta
yang berada di Jakarta dan juga sejumlah stasiun lokal di berbagai daerah
di Indonesia. Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film
sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai cirri dan sifat yang
berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan
majalah, untuk itulah dalam menyampaikan pesan – pesannya juga
mempunyai kekhususan. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi untuk
televisi dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang.3

Dalam konteks Hubungan Masyarakat, organisasi/perusahaan perlu


menjalin berhubungan dengan semua publik/stakeholder. Publik yang
tersebar tidak selalu bisa dijangkau melalui pertemuan langsung (face-to
face) sehingga perlu media untuk menyampaikan informasi atau kebijakan
tertentu. Diantara media media yang bisa digunakan, media massa
merupakan salah satu pilihan untuk menjangkau publik. Di sisi lain
jurnalis (wartawan) mempunyai target untuk mengumpulkan berita setiap
hari sebagai bagian dari tugasnya. Kondisi ini yang disebut Lattimore dkk
(2010) sebagai ketergantungan antara humas dan jurnalis dalam hubungan
yang bersifat mutualisme.

Namun demikian, jika organisasi tersebut organisasi media, maka


perlu adanya kerjasama dengan media lain dalam membangun pencitraaan.
Penggunaan media mereka sebagai sarana publikasi walaupun cross
section (lebih dari satu bentuk media cetak dan elektronik), tidak akan ada
bedanya dengan mereka berpromosi atau beriklan dimana kendali isi dan
ruang ditentukan sendiri sehingga tingkat kepercayaan terhadap nilai
publikasi cenderung rendah. Walaupun demikian nilai berita juga bisa
dikonversi dalam uang misalnya di media cetak dihitung berdasarkan

3
Morissan,M.A., “Jurnalisme Televisi Mutakhir”, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2008)
hal.3
harga per millimeter kolom. Media massa terdiri dari media cetak dan
media elektronik, media massa cetak meliputi Surat Kabar, Tabloid, dan
Majalah. Sedangkan media massa elektronik terdiri atas media televisi dan
Radio. Karakteristik komunikasi melalui media massa antara lain4 :

1. Komunikator terlembagakan
2. Pesan bersifat umum
3. Komunikannya anonym dan heterogen
4. Pesannya serempak
5. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan
6. Komunikasi bersifat satu arah
7. Stimulasi alat indera terbatas
8. Umpan balik yang tertunda.

C. Hambatan dengan Media

Dalam menjalankan media relations tentunya tidak selalu berjalan mulus


seperti yang diinginkan, kadang terdapat hambatan yang dapat mengganggu
jalannya komunikasi atau pun hubungan dengan media. Oleh karena praktisi
PR harus pintar-pintar mencari solusi cara mengatasi hambatan dalam
berhubungan dengan media, agar terjalin hubungan yang lebih harmonis lagi.
Hambatan yang terjadi antara PR dan media dalam media relations ialah
perbedaan peran dan tugas masing-masing. PR cenderung memberikan berita
yang positif tentang perusahaan untuk image positif. Satu sisi wartawan
mengganggap bahwa bad news is a good news, padahal disisi lain PR
mengganggap bahwa good news is the best news. (Ruslan Rosady, 2006.
Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi.
Jakarta. Raja Grafindo Persada.)

D. Hubungan Harmonis Dengan Media

Berbeda dengan pandangan jurnalis dan institusi media, Public Relations


mempunyai pandangan yang sangat jauh berbeda tentang profesi Public
4
http://www.pelita.or.id/baca.pengaruh-televisi.php?id=5634, diakses 3 April 2022
Relations. Menurut Public Relations, media massa akan dapat bekerja dengan
baik dan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya apabila mereka bekerja sama
dengan Public Relations. Dengan kata lain, tanpa bantuan Public Relations,
media akan mengalami kehancuran.Pendapat Public Relations ini bukan
sekedar pendapat belaka, karena banyak fakta yang dijadikan bukti oleh Public
Relations tentang pentingnya profesi Public Relations untuk pekejaan
wartawan dan institusi media. Menurut Public Relations, wartawan dan
institusi media akan mendapatkan segala informasi yang mereka butuhkan
yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi apabila mereka bekerja
sama dengan Public Relations. Pendapat Public Relations di dasarkan pada
prinsip bahwa Public Relations adalah corong dari organisasi atau perusahaan
tempat mereka bekerja. Fakta lainnya, Public Relations adalah mediator antara
wartawan dengan narasumber yang ada di perusahaan atau organisasi tempat
Public Relations itu berada. Public Relations-lah yang berperan sebagai
penghubung antara wartawan dengan orang-orang yang memiliki kredibilitas
dalam bidangnya di perusahaan atau organisasi tempat Public Relations
berada. (Masduki, 2009, Media Relations Dan Resolusi Konflik Di
Perusahaan Migas, CPS Monographs On Conflict Management And
Resolution, seri No 1, paper No 4 –Juni 2009, UGM, Yogyakarta.)

Untuk menjaga hubungan harmonis, praktisi PR dan media massa harus saling
memahami tugas masing-masing secara dewasa. Pemahaman akan hal
mendasar tersebut membantu keduanya bekerja dan menjaga posisi. Selain itu,
faktor komunikasi juga sangat penting. Pihak PR disarankan menjalin
komunikasi dengan media massa secara rutin. Menjaga komunikasi adalah
langkah pertama untuk menjalin keharmonisan.

Bagi media massa, niat untuk melakukan konfirmasi kepada pihak PR adalah
syarat mutlak menjaga kepercayaan. Pola sederhana ini bernilai sangat penting
karena menjadi cermin rasa saling menghargai dan menjaga nama baik. Selain
itu, dengan menanyakan kebenaran, artinya kedua pihak juga menjaga asas
kejujuran sebagai modal kerja sama. Saling mengisi, menghormati dan
menjaga nama baik adalah cermin mitra yang ideal.

Bagi PR, hubungan yang harmonis dengan media massa memberikan banyak
keuntungan. Media massa dengan nama besar akan memberikan jangkauan
publikasi organisasi yang lebih luas. Jika memberikan kesan yang baik,
organisasi akan dengan mudah mendapatkan tempat di ruang-ruang berita
media massa. Misalnya, media massa akan dengan senang hati membuat
liputan, ulasan dan profil yang menarik untuk organisasi yang mau bekerja
sama.

Ruang media yang besar adalah salah satu tempat terbaik bagi organisasi
untuk mendapatkan umpan balik dari publik. Terutama, terkait kebijakan,
promosi, dan kegiatan yang dilepas organisasi untuk publik. Umpan balik dari
publik merupakan tolok ukur data bagi pimpinan untuk menilai situasi dan
merancang program kerja selanjutnya. Bagi media massa, organisasi yang
menjadi “bintang”. Kemudian, bagi publik adalah sumber berita yang ideal,
tidak lekang oleh waktu dan sangat “menjual”. (https://vocasia.id/blog/begini-
hubungan-media-massa-dengan-public-relations/ )

E. Opini dan Propaganda

Media massa merupakan media penting dalam propaganda. Karakteristik


media massa seperti keberadaan khalayak yang luas, heterogen, dan
penyebaran pesan yang cepat serta serentak menjadi alasan kuat banyak pihak
akhirnya melirik media massa sebagai alat penyebaran pesan tertentu.

Kekuatan media massa dalam membentuk isu tak bisa diragukan lagi. Dalam
hal ini tentu saja pesan media tak bisa dipisahkan begitu saja dari keberadaan
institusi media itu sendiri. Dalam perkembangannya kemudian diakui bahwa
media massa dalam prakteknya berada diantara kepentingan negara dan pasar,
elite tertentu atau pemilik media itu sendiri.
Media massa membawa kepentingan dari pihak tertentu. Melalui kontennya,
media massa menyusupkan kepentingan dari kelompok tertentu untuk merebut
perhatian publik. Dengan serangan informasi yang sama secara bertubi, media
massa berusaha mempengaruhi sikap publik.

Pada masa Plato, media massa sudah diyakini mempunyai pengaruh. Karena
itu, ia membatasi bahan-bahan bacaan untuk masyarakat tertentu. Di Amerika
Serikat (AS), sejak 1960-an, studi media sudah membuktikan bahwa media
massa memunyai efek terhadap tindakan masyarakat, termasuk dalam
tindakan-tindakan yang agresif dan revolusioner. Sejauh studi yang dilakukan
para ahli, interpretasi media massa menjadi pertimbangan bagi sebuah gerakan
sosial (Ray Eldon Hiebert dan kawan-kawan, 1982).

Dalam perkembangannya opini publik lantas dikaitkan erat dengan aksi


propaganda. Di Amerika Serikat, praktek Public Relations yang berkembang
era Perang Dunia I tak lepas dari praktek-praktek komunikasi propaganda.
Perang Dunia I dimana terjadi depresi berkepanjangan yang diikuti
keruntuhan pasar saham memunculkan kondisi yang tidak hanya menuntut
dibutuhkannya tentara tetapi juga peran Public Relations untuk mengatasi
ketidaksukaan luas dan ketidakpercayaan para pengusaha pesar. Peran Public
Relations yang oleh Earnest Elmo Calkins “Gnats and Camels” 1927
dikatakan : “the technique of this of work was greatly improved by the war. it
became a public duty to spread propaganda, and a immense amount of talent
was available for the purpose.”

Dunia Public Relations mungkin bukan murni propaganda, namun dapat


mengandung elemen propaganda saat pesan yang disampaikan ditujukan
untuk menyesatkan penerima pesan, dan penyampaian pesan dilakukan
dengan menyembunyikan sumber informasi, tujuan informasi, sisi lain cerita
(hanya satu pihak), dan konsekuensi saat pesan ini diadopsi.

Kinerja Public Relations hanyalah salah satu contoh komunikasi yang


memakai praktek propaganda. Karena kemudian pemerintah, politisi, dan
kelompok-kelompok tertentu akhirnya menyadari betapa propaganda memiliki
kekuatan dahsyat untuk membentuk opini publik dan mempengaruhi publik
akan suatu hal yang menguntungkan kepentingan mereka.

Media massa dalam perkembangannya kemudian menjadi salah satu media


modern yang mendukung praktek propaganda. Media massa sendiri memiliki
berbagai peran, salah satunya ialah dalam mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang maupun sekelompok orang ataupun masyarakat. Media
mempengaruhi pandangan masyarakat dalam proses pembentukan opini atau
sudut pandangnya. Media massa dapat dikatakan merupakan senjata yang
ampuh bagi perebutan citra (image).
(http://chairulramadhan.blogspot.com/2014/10/opini-publik-propaganda-dan-
media-massa.html?m=1)

1. Public relations dan Opini Publik

The Mexican Statement yang dikutip oleh Jekkins (1996:6) dalam Kardenal
(2003) menjelaskan, pertemuan asosiasi public relations seluruh dunia di
Mexico City, Agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai defenisi
public relations sebagai berikut : Hubungan masyarakat (public relations)
adalah suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis
berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi
darinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi
serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani
kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayak. Kegiatan public
relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, tetapi berbeda dengan
jenis komunikasi lainnya. Kegiatan komunikasi dalam public relations
memiliki ciri-ciri tertentu, disebabkan karena fungsi, sifat-sifat kehumasan
yang berlangsung dari sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang
menjadi sasaran.

Secara umum, sasaran kegiatan public relations, baik swasta maupun


pemerintah adalah menciptakan opini publik yang menguntungkan perusahaan
atau lembaga pemerintah yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan atau
sasaran tersebut, perlu diupayakan hubungan yang harmonis antara public
relations dan lingkungannya.

Public relations mengemban tugas berat untuk menciptakan opini publik yang
menguntungkan bagi perusahaan. Tugas tersebut tidak saja dilakukan kepada
publik yang berada di luar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan
kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama.
Dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui adanya sifat komunikasi
dua arah dalam public relations. Dalam proses komunikasinya, public
relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima
informasi dari publiknya. Jadi, untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap publik
akan menimbulkan dua jalur penghubung karena itu pula public relations
harus ditulis dan diartikan jamak (dengan menambahkan „s‟ pada kata
relation).

Menurut Bird dalam bukunya The Press & Society yang dikutip oleh
Abdurrahman mengatakan bahwa opini publik adalah penilaian sosial (social
Judgment) mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar
pertukaran fikiran yang dilakukan individu-individu dengan sadar dan rasionil.

Sehubungan dengan pentingnya opini publik dan dalam public relations, perlu
diketahui beberapa hal tentang pengaruhnya dan sifatnya, yaitu :

a. Opini publik dapat memperkuat Undang-undang/peraturan-peraturan, sebab


tanpa dukungan opini publik, Undang-undang/peraturan peraturan itu tidak
akan jalan.

b. Opini publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat.

c. Opini publik adalah pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial.

Abdurrahman, Oemi. (1995). Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Citra


Aditya Bakti.
2. Propaganda dan Media

Media Massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun
1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas. Kata media berasal dari bahasa latin
Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Sedangkan
kata massa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah sejumlah besar
benda (zat dsb) yang dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan).
Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan


kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan
tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak
media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber/ahli dibandingkan
mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

Stephen Crane (1895) mengatakan media adalah “sebuah pasar, di mana


kebijaksanaan bebas dijual, ia adalah permainan, juga bisa membuat kematian”.
Maksud Crane tentu menyatakan bahwa surat kabar bukanlah sebuah kebenaran.
Ia bergantung pada perspektif dan fakta yang didedahkan. Hal yang paling
berbahaya adalah “kematian” akibat efek berita.

Media massa memang hanya jalinan antara tinta, suara, visual, dan kertas. Namun,
ia bisa mempengaruhi siapa saja untuk bertindak; media secara beruntun
memberikan informasi, merayu massa tanpa henti. Penyajian berita dan informasi
adalah proganda yang kadangkala tidak disadari. Kebodohan media bisa membuat
kebodohan terhadap masyarakat jika masyarakat mengidentifikasi diri mereka
sebagai kelompok teraniaya dan dalam kategori yang sama, umpamanya sebagai
orang-orang tertindas atau sebagai bangsa yang dizalimi. Kesalahan media akan
bisa membawa tindakan sosial yang tragis.

McQuail, Dennis (2005). McQuail’s Mass Communication Theory. (5th edition).


London: Sage Publications, 205.
F. Efek Media Massa
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai