Oleh :
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................4
B. Jenis-jenis Media.....................................................................................................................5
Kesimpulan............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
gagasan pemerintah untuk membangun daerah bersama – sama publik.
Penyampaian informasi tersebut juga membuat publik merasa dirinya
dipentingkan atau diperhatikan dengan baik oleh intansi pemerintah.
Penyampaian informasi yang baik kepada publiknya bukan merupakan
sesuatu yang mudah, mengingat banyaknya kendala yang di hadapi baik dari
dalam intansi pemerintah maupun dari luar intansi pemerintah.
Peran humas di institusi-institusi pemerintahan tidak bisa dipandang
sebelah mata. Seiring dengan tuntutan reformasi termasuk reformasi di
bidang birokrasi, pemerintah wajib menyelenggarakan aktifitasnya dengan
memenuhi kriteria asas-asas pemerintahan yang baik. “Transparancy”
menjadi salah satu ukuran dari suatu penyelenggaraan pemerintahan.
Masyarakat berhak mengetahui informasi apapun dari pembuat dan pelaku
kebijakan. Humas dipemerintahan menjadi pemberi informan kepada
masyarakat sekaligus penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini
bisa dipahami karena pemerintah adalah agen dari masyarakat itu sendiri.
Masyarakat memberikan haknya untuk diwakilkan kepada orang-orang
pemerintahan agar bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya. Maka suatu
kewajaran apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan
setiap aspeknya menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian Media massa dan Public relations?
2. Apa saja jenis Media Massa?
3. Bagaimana Kendala dengan Media Massa?
4. Bagaimana Hubungan harmonis dengan Media Massa?
5. Bagaimana Opini dan propaganda?
6. Apa saja Efek Media Massa?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Media massa dan Public relations.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis Media Massa.
3. Untuk mengetahui Kendala dengan Media Massa.
4. Untuk mengetahui Hubungan harmonis dengan Media Massa.
5. Untuk mengetahui Opini dan propaganda.
6. Untuk mengetahui apa saja Efek Media Massa.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wahid favsal, "Media Massa dan Public Relation", Universitas Muhammadiyah: Surakarta, 2013.
2
Siti Nurfatihah, “produksi program televisi studi kasus acara variety show dahsyat di RCTI”,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Banten, 2015 , hal.10
Seiring dengan kebebasan informasi, industry pertelevisian di
Indonesia telah berkembang pesat. Bermula dari hanya satu stasiun televisi
milik pemerintah kini telah berkembang menjadi banyak televisi swasta
yang berada di Jakarta dan juga sejumlah stasiun lokal di berbagai daerah
di Indonesia. Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film
sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai cirri dan sifat yang
berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan
majalah, untuk itulah dalam menyampaikan pesan – pesannya juga
mempunyai kekhususan. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi untuk
televisi dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang.3
3
Morissan,M.A., “Jurnalisme Televisi Mutakhir”, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2008)
hal.3
harga per millimeter kolom. Media massa terdiri dari media cetak dan
media elektronik, media massa cetak meliputi Surat Kabar, Tabloid, dan
Majalah. Sedangkan media massa elektronik terdiri atas media televisi dan
Radio. Karakteristik komunikasi melalui media massa antara lain4 :
1. Komunikator terlembagakan
2. Pesan bersifat umum
3. Komunikannya anonym dan heterogen
4. Pesannya serempak
5. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan
6. Komunikasi bersifat satu arah
7. Stimulasi alat indera terbatas
8. Umpan balik yang tertunda.
Untuk menjaga hubungan harmonis, praktisi PR dan media massa harus saling
memahami tugas masing-masing secara dewasa. Pemahaman akan hal
mendasar tersebut membantu keduanya bekerja dan menjaga posisi. Selain itu,
faktor komunikasi juga sangat penting. Pihak PR disarankan menjalin
komunikasi dengan media massa secara rutin. Menjaga komunikasi adalah
langkah pertama untuk menjalin keharmonisan.
Bagi media massa, niat untuk melakukan konfirmasi kepada pihak PR adalah
syarat mutlak menjaga kepercayaan. Pola sederhana ini bernilai sangat penting
karena menjadi cermin rasa saling menghargai dan menjaga nama baik. Selain
itu, dengan menanyakan kebenaran, artinya kedua pihak juga menjaga asas
kejujuran sebagai modal kerja sama. Saling mengisi, menghormati dan
menjaga nama baik adalah cermin mitra yang ideal.
Bagi PR, hubungan yang harmonis dengan media massa memberikan banyak
keuntungan. Media massa dengan nama besar akan memberikan jangkauan
publikasi organisasi yang lebih luas. Jika memberikan kesan yang baik,
organisasi akan dengan mudah mendapatkan tempat di ruang-ruang berita
media massa. Misalnya, media massa akan dengan senang hati membuat
liputan, ulasan dan profil yang menarik untuk organisasi yang mau bekerja
sama.
Ruang media yang besar adalah salah satu tempat terbaik bagi organisasi
untuk mendapatkan umpan balik dari publik. Terutama, terkait kebijakan,
promosi, dan kegiatan yang dilepas organisasi untuk publik. Umpan balik dari
publik merupakan tolok ukur data bagi pimpinan untuk menilai situasi dan
merancang program kerja selanjutnya. Bagi media massa, organisasi yang
menjadi “bintang”. Kemudian, bagi publik adalah sumber berita yang ideal,
tidak lekang oleh waktu dan sangat “menjual”. (https://vocasia.id/blog/begini-
hubungan-media-massa-dengan-public-relations/ )
Kekuatan media massa dalam membentuk isu tak bisa diragukan lagi. Dalam
hal ini tentu saja pesan media tak bisa dipisahkan begitu saja dari keberadaan
institusi media itu sendiri. Dalam perkembangannya kemudian diakui bahwa
media massa dalam prakteknya berada diantara kepentingan negara dan pasar,
elite tertentu atau pemilik media itu sendiri.
Media massa membawa kepentingan dari pihak tertentu. Melalui kontennya,
media massa menyusupkan kepentingan dari kelompok tertentu untuk merebut
perhatian publik. Dengan serangan informasi yang sama secara bertubi, media
massa berusaha mempengaruhi sikap publik.
Pada masa Plato, media massa sudah diyakini mempunyai pengaruh. Karena
itu, ia membatasi bahan-bahan bacaan untuk masyarakat tertentu. Di Amerika
Serikat (AS), sejak 1960-an, studi media sudah membuktikan bahwa media
massa memunyai efek terhadap tindakan masyarakat, termasuk dalam
tindakan-tindakan yang agresif dan revolusioner. Sejauh studi yang dilakukan
para ahli, interpretasi media massa menjadi pertimbangan bagi sebuah gerakan
sosial (Ray Eldon Hiebert dan kawan-kawan, 1982).
The Mexican Statement yang dikutip oleh Jekkins (1996:6) dalam Kardenal
(2003) menjelaskan, pertemuan asosiasi public relations seluruh dunia di
Mexico City, Agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai defenisi
public relations sebagai berikut : Hubungan masyarakat (public relations)
adalah suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis
berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi
darinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi
serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani
kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayak. Kegiatan public
relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, tetapi berbeda dengan
jenis komunikasi lainnya. Kegiatan komunikasi dalam public relations
memiliki ciri-ciri tertentu, disebabkan karena fungsi, sifat-sifat kehumasan
yang berlangsung dari sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang
menjadi sasaran.
Public relations mengemban tugas berat untuk menciptakan opini publik yang
menguntungkan bagi perusahaan. Tugas tersebut tidak saja dilakukan kepada
publik yang berada di luar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan
kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama.
Dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui adanya sifat komunikasi
dua arah dalam public relations. Dalam proses komunikasinya, public
relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima
informasi dari publiknya. Jadi, untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap publik
akan menimbulkan dua jalur penghubung karena itu pula public relations
harus ditulis dan diartikan jamak (dengan menambahkan „s‟ pada kata
relation).
Menurut Bird dalam bukunya The Press & Society yang dikutip oleh
Abdurrahman mengatakan bahwa opini publik adalah penilaian sosial (social
Judgment) mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar
pertukaran fikiran yang dilakukan individu-individu dengan sadar dan rasionil.
Sehubungan dengan pentingnya opini publik dan dalam public relations, perlu
diketahui beberapa hal tentang pengaruhnya dan sifatnya, yaitu :
Media Massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun
1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas. Kata media berasal dari bahasa latin
Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Sedangkan
kata massa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah sejumlah besar
benda (zat dsb) yang dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan).
Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Media massa memang hanya jalinan antara tinta, suara, visual, dan kertas. Namun,
ia bisa mempengaruhi siapa saja untuk bertindak; media secara beruntun
memberikan informasi, merayu massa tanpa henti. Penyajian berita dan informasi
adalah proganda yang kadangkala tidak disadari. Kebodohan media bisa membuat
kebodohan terhadap masyarakat jika masyarakat mengidentifikasi diri mereka
sebagai kelompok teraniaya dan dalam kategori yang sama, umpamanya sebagai
orang-orang tertindas atau sebagai bangsa yang dizalimi. Kesalahan media akan
bisa membawa tindakan sosial yang tragis.
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA