DOSEN
Octaviani Hutapea
DI SUSUN OLEH :
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ILMU KOMUNIKASI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi saat ini, berdampak pada semua aspek kehidupan manusia,
termasuk bagaimana manusia memperoleh dan menyampaikan informasi. Ketika dunia
menjadi kosmopolitan, sehingga tercipta keseragaman budaya yang membuat komunikasi
manusia saling mempengaruhi meskipun tempat itu sangat jauh. Salah satu tuntutan
globalisasi adalah informasi dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Dengan demikian,
industri media yang ada harus dapat memenuhi permintaan itu.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh industri media adalah membuat
penyesuaian untuk kemajuan teknologi yang ada. Globalisasi informasi yang dimainkan oleh
industri media telah menempatkan negara-negara berkembang sebagai bagian dari
masyarakat informasi dunia yang mengharuskan dibentuknya peraturan dan penggunaan
teknologi informasi di setiap negara dalam menanggapi perkembangan, baik dalam tingkat
regional dan internasional. Kegiatan penggunaan teknologi informasi harus dikembangkan
tanpa mengorbankan hak-hak penonton dengan cara yang adil, sehingga pelanggaran yang
berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dapat dihindari melalui penerapan prinsip-
prinsip dan aturan seragam di setiap negara.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengaplikasian teknologi komunikasi interaktif yang relevan di era
saat ini ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Public Relation
2.1. Pengertian Public Relations
Menurut para ahli public relation memiliki para arti seperti sebagai berikut :
a) Menurut James E Gruning seorang penulis dan penerima penghargaan dari Public
Relations Sociaty of America, Public Relations adalah cara melatih komunikasi
antara organisasi dan masyarakatnya.
b) Menurut Howard Bonhan, seorang penulis bisnis dan keuangan yang pernah bekerja
untuk perusahaan riset independen Houston, Texas mengungkapkan bahwa PR
adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang baik, yang dapat
memperdalam kepercayaan publik terhadap seeorang atau organiasasi tertentu.
c) Menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) PR adalah fungsi manajemen
yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang
atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.
d) Menurut International Public Relations Association (IPRA) dalam Rumanti
(2005:11), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan
dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga
umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada
kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang
lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien,
dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.
e) Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010:16) Public Relations (PR) adalah
fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur
bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi
persoalan/permasalahan, membantu manajemen dalam mengikuti dan memenfaatkan
perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
2
3
a) Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-
kegiatan baru yang dilakukan perusahaan.
b) Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
c) Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai.
d) Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya,
sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman,
kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
e) Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan
mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
f) Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelengaraan suatu
acara.
4
3. MarketingPengertian Marketing
Marketing adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk memasarkan produk atau
mengenalkan produk kepada masyarakat dengan berbagai cara, agar produk tersebut menjadi
banyak diminati oleh masyarakat luas. Sehingga dalam hal ini pengertian marketing tidak hanya
sebatas saat terjadi pemasaran, namun juga mengenai strategi yang digunakan, serta cara
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Dan menurut Philip Kotler menyatakan bahwa marketing adalah suatu kegiatan sosial dan
sebuah pengaturan yang dikerjakan oleh individu atau sekelompok supaya mendapatkan apa
yang diinginkan dengan membuat suatu produk lalu menukarnya dengan nominal tertentu kepada
pihak lain.
3.2. Fungsi Marketing pada Perusahaan
Beberapa fungsi marketing pada perusahaan, diantaranya sebagai berikut ini:
a) Fungsi Pertukaran
Dengan marketing, konsumen dapat membeli produk yang berasal dari
produsen baik itu dengan menukar uang dengan produk maupun melakukan
pertukaran produk dengan produk untuk digunakan sendiri ataupun untuk dijual
kembali.
b) Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik pada produk dilakukan dengan cara mengangkut dan
menyimpan produk. Produk yang berasal dari produsen akan memenuhi kebutuhan
para konsumen dan disalurkan melalui darat, air atau udara. Lalu penyimpanan
produk dilakukan dengan cara mengendapkan dan menjaga pasokan produk supaya
tidak terjadi kekurangan pada saat diperlukan.
c) Fungsi Perantara
Untuk dapat menyampaikan produk dari produsen kepada konsumen
dilakukan lewat perantara pemasaran atau marketing yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lainnya seperti
pembiayaan, pencarian informasi, pengelompokan produk.
6
Adapun beberapa tugas dari divisi marketing pada perusahaan, yang sebagai berikut ini:
Maksudnya marketing dapat berperan untuk membuat hubungan yang baik antara
perusahaan dan masyarakat atau perusahaan dan lingkungan sekitarnya.
7
4. Iklan
4.1. Pengertian Iklan
Iklan adalah suatu bentuk informasi yang dilakukan oleh seseorang, instansi/ lembaga,
atau perusahaan, yang isinya berupa pesan yang menarik tentang sebuah produk atau jasa
yang ditujukan kepada khalayak. Maksud dan tujuan dibuatnya iklan adalah untuk
membujuk/ mendorong masyarakat sehingga menjadi tertarik menggunakan produk/ jasa
yang ditawarkan.
Biasanya iklan dipasang di berbagai media agar terlihat oleh banyak orang, baik itu media
offline maupun media online. Beberapa media tersebut diantaranya Koran, Majalah, Tabloid,
Televisi, Situs Berita, Blog, Media Sosial, Mesin Pencari, dan tempat-tempat umum. Menurut
Rhenald Kasali, pengertian iklan adalah suatu pesan yang menawarkan sebuah produk/ jasa
yang ditujukan kepada khalayak dengan melalui suatu media,
4.2. Syarat-Syarat Iklan
Munculnya iklan tidak terjadi begitu saja. Agar sebuah iklan dapat dikatakan baik maka
harus mengandung syarat-syarat berikut ini:
a) Iklan harus bersifat Obyektif, proporsional, dan jujur.
b) Iklan harus berisi informasi yang jelas, padat, dan mudah dipahami khalayak
ramai.
c) Iklan sebaiknya dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan minat
masyarakat.
d) Iklan seharusnya tidak menyinggung, menyakiti, merendahkan pihak/produk lain.
4.3. Jenis Iklan
a) Jenis iklan berdasarkan isi
1) Iklan Pemberitahuan (Pengumuman)
Jenis iklan ini bertujuan untuk menarik perhatian khalayak tertentu melalui
sebuah informasi atau pemberitahuan. Contoh iklan pemberitahuan: iklan
berita duka cita dan iklan reuni alumni sekolah.
2) Iklan Penawaran (Niaga)
Iklan jenis ini bertujuan untuk menawarkan barang atau jasa kepada khalayak
ramai. Contoh iklan penawaran: Iklan penawaran barang/ produk, misalnya
tas, sepatu, smartphone, dan lain-lain. Iklan penawaran jasa, misalnya jasa
kurir, jasa pengobatan alternatif, dan lain-lai.
8
5. Jurnalistik
5.1. Pengertian Jurnalistik
Istilah jurnalis berasal dari kata diurnarius atau diurnari yang mengandung arti orang
yang mencari dan mengolah, mengutip dan memperbanyak informasi untuk kemudian dijual
kepada mereka yang membutuhkan. Fraser Bond dalam An introduction to Journalism
(1961): jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita
agar sampai pada kelompok pemerhati.
Wartawan ialah seorang profesional seperti halnya dokter, bidan, guru, dosen,
psikolog atau pengacara. Oleh sebab itu, profesi seorang wartawan atau jurnalis telah
disebutkan dalam undang-undang dan memiliki etika yang telah disusun sedemikan rupa.
Profesi jurnalis diatur oleh kode etik jurnalistik yang di dalam memuat aturan-aturan yang
dibentuk dari norma dan nilai yang ada serta menurut undang-undang yang ada di Indonesia.
Kode Etik adalah acuan moral untuk mengatur tindak-tanduk seorang wartawan (Panji
Semirang, 2007). Kode Etik Jurnalistik bisa berbeda antara satu organisasi ke organisasi lain,
dari satu koran ke koran lain, namun secara umum dia berisi hal-hal berikut yang menjamin
terpenuhinya tanggung jawab seorang wartawan kepada publik pembacanya. Etika
jurnalistik adalah standar aturan perilaku dan moral, yang mengikat para jurnalis dalam
melaksanakan pekerjaannya (Nicholas Andrei E.S, 2011).
5.2. Jenis Jurnalistik
Berdasarkan media yang digunakan untuk publikasi atau penyebarluasan informasi,
jurnalistik dibagi menjadi tiga jenis:
a) Jurnalistik Cetak (printed journalism) — yaitu proses jurnalistik di media cerak
(printed media) koran/suratkabar, majalah, tabloid.
b) Jurnalistik Elektronik (electronic journalism) atau Jurnalistik Penyiaran (Broadcast
Journalism) — yaitu proses jurnalistik di media radio, televisi, dan film.
c) Jurnalistik Online (online journalism) atau Jurnalistik Daring (dalam jaringan —
yaitu penyebarluasan informasi melalui situs web berita atau portal berita (media
internet, media online, media siber).
5.3. Elemen Jurnalistik
Kode etik jurnalistik secara secara universal tercantum dalam 9 Elemen Jurnalisme
yang dikemukakan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001) dalam The Elements of
Journalism, What Newspeople Should Know and the Public Should Expect (New York:
Crown Publishers, 2001) sebagai berikut:
11
6. EntrepreneurshipPengertian Entrepreneurship
Definisi entrepreneur (wirausaha) adalah orang yang berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental
mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi
tidak pasti (Kasmir, 2007). Peluang akan dengan mudah dimanfaatkan seorang entrepreneur
untuk membuat usaha baru dengan potensi profit yang besar. Tidak hanya peluang dalam kondisi
positif (baik), tetapi juga dalam kondisi buruk. Entrepreneur dapat dengan mudah menganalisa
permintaan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat, bahkan dalam kondisi buruk seperti
bencana dan kelangkaan. Jenis usaha yang digeluti entrepreneur dapat merupakan penciptaan
usaha baru maupun membeli usaha yang telah lama berdiri.
Global Entrepreneurship Monitor (GEM) merupakan sebuah penelitian yang dirintis oleh
kemitraan antara London Business School dan Babson College, bertugas melakukan penelitian
mengenai aktivitas entrepreneurship di berbagai negara sejak tahun 1999. Awalnya hanya ada 10
negara yang diteliti, kemudian tahun 2011 telah bertambah menjadi 54 negara. Program
penelitian GEM memiliki tiga tujuan utama, yaitu (1) mengukur perbedaan tingkat aktivitas
entrepreneurship di antara negara-negara sampel, (2) mengungkap secara tepat faktor yang
menyebabkan tingkat perbedaan tingkat entrepreneurship, (3) memberi saran kebijakan yang
dapat meningkatkan tingkat aktivitas entrepreneurship nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi merupakan basic social process dalam kehidupan manusia. Satu hal yang
sangat fundamental dan sangat diperlukan dalam kehidupan setiap manusia. Tanpa
komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan sesamanya dan tidak akan berkembang.
Fenomena inilah yang membuat komunikasi terus mengalami perubahan dan perkembangan.
Perkembangan dan perubahan ini bisa saja berjalan dengan pelan, tetapi ada yang berjalan
berjalan sangat cepat karena adanya pertentangan antara paradigma yang terdahulu dengan
paradigma yang baru muncul dan sering disebut dengan revolusi. Teknologi memiliki peran
penting dalam kegiatan produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di
satu sisi revolusi ilmu komunikasi membawa dampak pada perkembangan ilmu komunikasi
itu sendiri dan sekaligus menjadi dasar bagi revolusi teknologi komunikasi, tetapi di sisi
yang lain revolusi dalam dua perspektif ini membawa pengaruh yang tidak diinginkan.
Pengaruh globalisasi misalnya, yang membawa pengaruh budaya luar yang seringkali tidak
kembali pada prinsip bahwa komunikasi sebagai basic social process dalam kehidupan
manusia, maka baik revolusi ilmu komunikasi maupoun revolusi teknologi komunikasi
diharapkan dapat membawa dampak yang positif dalam kehidupan manusia.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail didalam menyebutkan perihal makalah di atas bersama sumber–
sumber yang lebih banyak yang tentunya mampu di pertanggung jawabkan. Untuk wejangan
mampu berisi kritik atau saran kepada penulis supaya mampu untuk menanggapi terhadap
analisis berasal dari bahasan makalah yang sudah dijelaskan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Thompson, B.John. (1990). Kritik Ideologi Global Teori Sosial Kritis tentang Relasi Ideologi dan
Komunikasi Massa, diterjemahkan oleh Haqqul Yaqin, Yogyakarta: Ircisod, 2004.
Zen. M.T, (1981), editor, Sains, Teknologi dan Hari Depan Manusia, Jakarta: Penerbit PT.Gramedia.
Lee, Sang M., dkk. 2005. Impact of Entrepreneurship Education: A Comparative Study of the Us.
and Korea, International Entrepreneurship and Management Journal 1.United States.
Jefkins, Frank, 2003, Public Relations, Alih Bahasa Daniel Yadin, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Anggoro, 2002, Teori dan Profesi Kehumasan Serta aplikasinya di Indonesia, Cetakan Ketiga, Bumi
Aksara, Bandung.
14