Anda di halaman 1dari 20

NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DALAM MOTIF BATIK

BROTOJOYO DI DESA PILANG MASARAN


SRAGEN TAHUN 2021

Disusun untuk memenuhi tugas Project


Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Arista Putri .S. (04/10125)
2. Benediktus Wahyu S.N. (07/10128)
3. Brillian Mesya Andhini (09/10130)
4. Destya Suta (13/10134)
5. Dzalzala Belia Nadzwa .K. (15/10136)
6. Ferlangga Albina .C. (16/10137)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3


SRAGEN
2021/2022
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB 1.
PENDAHULUAN……………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori……………………………………………………….. 3
B. Kerangka Berfikir…………………………………………………….. 4
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ………………………………………… 5
B. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 5
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………… 5
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….. 6
BAB 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………………………………………. 7
B. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………………… 8
C. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………………… 8
BAB 5. PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR

Gambar k.1 Proses Wawancara


Gambar k.2 Proses Membatik
Gambar k.3 Proses Pewarnaan Kain Batik
Gambar k.4 Penjemuran Kain Batik
Gambar k.5 Proses Plorotan Batik
Gambar k.6 Hasil Membatik
Gambar k.7 Contoh Motif Batik
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Batik merupakan salah satu seni budaya yang telah diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan
untuk budaya lisan dan non-bendawi oleh UNESCO sejak oktober tahun 2009. Di Indonesia batik
sudah ada sejak zaman Majapahit dan sangat popular pada abad setelahnya. Sampai abad 20 semua
batik yang dihasilkan adalah batik tulis atau yang kemudian disebut dengan batik cap. Batik secara
turun temurun pada umumnya dikenal oleh masyarakat luas dalam bentuk kain Panjang yang
kemudian difungsikan sebagai pakaian saja. Namun, seiring berjalannya waktu batik kini dapat
dinikmati dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, batik merupakan salah satu warisan seni budaya
yang patut dilestarikan. Dalam usaha untuk melestarikan dan mengembangkan batik,salah satu yang
dapat dilakukan adalah dengan membuat inovasi pembentukan motif batik. Motif batik sejauh ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat, motif batiknya pun bukan hanya motif batik yang resmi
yang dipakai pada zaman dahulu, contohnya seperti motif larangan atau motif yang hanya dapat
dipakai oleh keluarga keraton saja, melainkan terdapat pengembangan bentuk dari benda-benda
kekinian maupun benda yang sudah terbiasa terlihat dikehidupan sehari-hari. Munculnya variasi motif
pada batik membuktikan bahwa masyarakat di Indonesia semakin mencintai budayanya, baik dengan
mengembangkan motif-motif baru yang desainnya disesuaikan dengan masa kini. Dengan
berkembangnya variasi motif batik yang ada dewasa ini, tentu akan menarik minat masyarakat dari
segala usia untuk menggunakan kain batik. Dalam pembentukan motif tersebut ada 3 teknik, yaitu
klowongan, isen-isen, ornamentasi.
Selain itu, motif-motif batik juga mengandung nilai simbolis-magis yang ditunjukan untuk
fungsi keagamaan atau kepercayaan, dan nilai estis yang digunakan sebagai hiasan. Batik tradisional
memiliki warna yang khas. Bila dilihat dari nuansa, batik ini dapat dikategorikan bernuansa gelap dan
suram. Secara langsung maupun tidak langsung, warna batik tradisional mempunyai simbolik,
menurut paham kesaktian. Sedangkan makna tidak langsung dari warna-warna tersebut mempunyai
makna yang dihubungkan dengan makna simbolik motifnya, jadi terjadi kesetangkupan makna antara
motif dan warna batik tradisional. Pengaruh dari agama dan kepercayaan nampak dalam
perkembangan batik di Indonesia yang lebih mengutamakan makna penghormatan kepada para dewa.
Pada saat itu, batik merupakan eksklusif dari golongan atas atau ningrat. Kepercayaan akan
terciptanya suasana religious-magis dan pancaran batik membuat para bangsawan lebih
mengutamakan corak batik yang mengandung arti simbolik. Hal ini didukung oleh keyakinan yang
menekankan pada bentuk kepercayaan dan religious. Oleh karena itu, bebrapa motif batik terutama
yang mempunyai nilai filosofi tinggi dinyatakan sebagai corak larangan bagi masyarakat umum.
( Mari S Condronegoro, 1995:18 ).
Para pencipta ragam hias batik pada zaman dahulu tidak hanya menciptakan sesuatu yang
indah dipandang mata, tetapi juga mereka mencari arti atau makna yang erat hubungannya dengan
falsafah hidup yang mereka hayati ( Sukarno, 1987 ). Mereka menciptakan motif-motif batik itu
dengan pesan dan harapan yang tulus dan luhur, semoga akan membawa kebaikan serta kebahagiaan
bagi si pemakai.
Batik yang tumbuh subur diluar batik keraton yang berasal dari batik Gresik. Madura dan
Tuban dengan ciri penggunaan warnanya cerah dan motif kekayaan laut. Selain itu, batik tradisional
merupakan warisan budaya yang mengandung nilai kearifan yang menarik untuk diteliti dari segi
proses, motif, warna, ornament dan fungsi dari sehelai batik. Gejala modernisasi batik dapat
disaksikan dengan munculnya motif-motif batik kreasi baru. Di Indonesia, khususnya Yogyakarta,
kini bisa dicatat adanya berbagai jenis batik, yaitu: Batik Tulis yang dihasilkan secara langsung oleh
tangan pembatik dengan menggunakan canting tulis, termasuk didalamnya jenis batik tradisional:
Batik Cap yang prosesnya menggunakan canting cap atau klise logam untuk memproduksi motif batik
dengan cepat
dan secara besar-besaran: Batik Lukis yang prosesnya menggunakan canting dan kuas, selain
kuas dipakai untuk melekatkan lilin juga digunakan dalam hal pewarnaannya. Sedangkan fungsi batik
Lukis untuk tujuan keindahan visual dan kenikmatan spiritual, juga bisa digunakan untuk benda pakai.
Adapun proses pemberian isen-isen motif dan penyelesaian proses pembakaran diserahkan pada
tukang batik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan:
1. Bagaimana penerapan nilai-nilai motif batik Sidomukti dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap batik Brotojoyo.
3. Mengapa nilai-nilai motif batik Sidomukti harus dilestarikan?

C. Tujuan Penelitian
1.Batik Sidomukti digunakan untuk upacara adat Jawa tradisional selain itu batik sidomukti
digunakan juga sebagai souvenir dan fashion.
2. Jadi batik Brotojoyo itu termasuk sudah dikenal oleh masyarakat luas karena salah satu tokonya
di tamrin Jakarta pusat, sehingga ketika disana menyebarkan kartu nama kemudian pengunjung
dari daerah lain ke sana.
3. Karena batik sidomukti mempunyai arti sido yang artinya “jadi“ dan mukti yang artinya mulya.
Sehingga motif batik Sidomukti memiliki makna bahwa harapan atau keinginan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penilitian akan memberikan manfaat yang berguna, kita semua menjadi tahu tentang
proses pembuatan batik.
Manfaat Teoritis :
a. Bagi siswa SMA ini bermanfaat untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan
mengenai proses pembuatan batik.
b. Bagi SMAN 3 Sragen, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai nilai-nilai
motif batik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Batik : Berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat
dan tik. Mbat dalam Bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali
kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali
kali pada kain. Asti M dan Ambar B. Arini ( 2011 : 1 )

2. Motif : Motif adalah setiap kondisi atau keadaan seseorang atau suatu organisme yang
menyebabkan atau kesiapannya untuk memulai atau melanjutkan suatu serangkaian
tingkah laku atau perbuatan. Rocham Natawijaya ( 1980 : 78 )

3. Motif Batik : Motif batik adalah Utoro ( 1979 ) motif adalah gambaran
bentuk,merupakan sifat dan corak dari sutu perwujudan.

4. Motif Batik Brotojoyo : Batik adalah karya seni yang berupa corak atau desain tekstil
dengan cara pelekatan lilin batik (malam panas) pada kain guna merintangi warna masuk
pada pori pori kain. ( Suwanto Ar )

5. Desa Pilang Masaran : Desa Pilang terletak disebelah utara Ibu kota kecamatan Masaran
dengan jarak 4 km dengan batas wilayah desa. Desa ini dikenal sebagai kawasan produksi
batik tulis home industri.
B. Kerangka Berfikir

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG ALAM MOTIF BATIK


BROTOJOYO di DESA PILANG MASASRAN SRAGEN
TAHUN 2021

1. Batik sidomukti digunakan untuk


upacara adat Jawa tradisional selain itu
batik Sidomukti digunakan juga sebagai
souvenir dan fashion.
2. Jadi batik Brotojoyo itu termasuk
sudah dikenal oleh masyarakat luas
karena salah satu tokonya di Tamrin
Jakarta pusat, sehingga ketika disana
menyebarkan kartu nama kemudian
pengunjung dari daerah lain ke sana.
3. Karena batik Sidomukti mempunyai
arti Sido yang artinya “jadi“ dan Mukti
yang artinya mulya. Sehingga motif batik
Sidomukti memiliki makna bahwa
harapan atau keinginan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.

Batik Brotojoyo
METODOLOGI PIlang, Masaran
PENELITIAN
Rabu, 27
Oktober 2021
Deskripsi Lokasi Penelitian: PEMBAHASAN
Batik Brotojoyo di Desa DAN ANALISIS
Jenis Penelitian :
Pilang Masaran
Kualitatif

Populasi dan Sampel :


Populasi: 1
Sampel: 1

Teknik Pengumpulan Data :


Wawancara, foto dan video

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Batik Brotojoyo terletak di jalan Masaran Pilang
Jatian RT.26 RW.05 Pilang Masaran, Dusun 2, Pilang kec. Masaran, kab. Sragen,
Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Oktober 2021

B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara fenomena
yang terjadi dan sedang dilakukan dengan melibatkan metode.

C. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi : 1 Orang
2. Sampel : 1 Orang

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam pengumpulan data-data penelitian adapun metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti sebagai berikut :

1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu metode yang dinilai sangat efektif
untuk mengetahui dan memberikan pemahaman. Metode pengumpulan data
dengan cara mengamati atau meninjau secara langsung di lokasi penelitian,
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui eksistensi nilai-
nilai motif batik sido mukti di Batik Brotojoyo Desa Pilang Masaran Sragen.

2. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan kebutuhan yang
paling sering digunakan. Adapun langkah-langkah dalam melakukan
wawancara diantaranya yaitu menentukan tema wawancara, menentukan
narsumber, membuat pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada narasumber,
melakukan wawancara, menulis jawaban yang disampaikan oleh narasumber.

3. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang berupa gambar
atau foto kegiatan pembuatan motif batik Sidomukti, rekaman wawancara
dengan narasumber yaitu pembatik di Batik Brotojoyo,dan dokumen lain yang
berbentuk tulisan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian


a. Sejarah Singkat Berdirinya Batik Brotojoyo
Kabupaten Sragen juga mempunyai daerah penghasil batik salah satunya
di Desa Pilang. Desa Pilang adalah desa wisata batik, salah satunya adalah Batik
Brotojoyo yang berlokasi di desa Pilang, Masaran, Sragen. Batik Brotojoyo
didirikan pada tahun 1995, berawal dari usaha turun temurun. Batik Brotojoyo
didirikan oleh Alm. H Slamet Tejo Purnomo dan diteruskan oleh puteranya,
Bapak Eko Wahyudi.

b. Identitas Batik Brotojoyo


1) Nama Batik : Batik Brotojoyo
2) Alamat Batik : Jalan Masaran-Pilang Jantran Rt.26 Rw.05 Pilang
Masaran, Dusun 2, Pilang.
3) Desa : Pilang, Masaran
4) Kecamatan : Masaran
5) Kabupaten : Sragen
6) Provinsi : Jawa Tengah
7) Kode Pos : 57282
8) Status Tanah : Hak Milik
9) Nama pemilik : Bapak Eko Wahyudi
10) Keadaan fisik : Kondisi outletnya bagus dan bersih, halaman depan
yang lumayan luas.
11) Email : jantrancity@gmail.com
12) Telepon : 085229150767

2. Deskripsi Data Penelitian

Dari penelitian yang kami lakukan kita dapat lebih mengenal nilai-nilai yang
terkandung dalam batik, sehingga nilai-nilai tersebut dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Di setiap batik memiliki nilai-nilainya sendiri, antara lain.
Seseorang yang memakai pakaian batik dapat dinilai sebagai seseorang yang memiliki
kecintaan dan menjunjung tinggi terhadap budaya Bangsa Indonesia. Nilai budaya
terlihat bahwa batik sekarang ini menjadi bagaian pakaian tradisional Indonesia dan
batik merupakan sarana alkuturasi budaya. Dari sehelai kain batik akan didapatkan
nilai estetika atau keindahan. Adanya nilai manfaat dan nilai nilai estetika dalam
sehelai kain batik, menjadikannya memiliki nilai ekonomis. ( Sri Nuryanti, 2012 )

3. Deskripsi Lokasi Penelitian


Batik Brotojoyo terletak di jalan Masaran Pilang Jatian RT.26 RW.05 Pilang
Masaran, Dusun 2, Pilang kec. Masaran, kab. Sragen, Jawa Tengah. Desa Pilang
termasuk desa yang masyarakatnya termasuk golongan masyarakat yang rata rata
bekerja sebagai pembatik.
4. Pokok Pokok Bahasan dan Analisis
Asal usul batik di desa Pilang adalah dari nenek moyang kita dulu bekerja batik
di Solo, jadi termasuk Ibu saya ( Bp. Suwanto AR ) waktu kecil itu membatiknya di
Solo, dari Masaran ke Solo jalan kaki, kemudian setelah sampai di Solo sama teman-
teman sebayanya dalam waktu setengah bulan atau sebulan mendapatkan uang lalu
pulang ke Masaran jalan kaki dan melakukannya berulang kali sampai saya ( Bp.
Suwanto AR ) mengikuti jejak orang tua di dunia batik. Ketika sekolah Pak Suwanto
mengambil sekolah di Solo supaya supaya bisa nyambi bekerja di dunia batik,
sehingga pertama keuntungannya mendapat hasil dan yang kedua mendapat kos
gratis, kemudian lambat laun perkembangan batik semakin maju dan akhirnya yang
bekerja di Solo kembali ke desa dan didesa Pilang mulai ada satu atau dua orang yang
memproduksi batik sendiri, lalu ada satu orang yang memproduksi batik dan hasilnya
bisa untuk membeli mobil,dan akhirnya ini menjadi daya Tarik bagi masyarakat yang
lainnya dan saat sekarang berkembang sampe seperti sekarang karena ada jenis jenis
batik, batik tulis, batik cop kombinasi, dan batik printing, dan di desa Pilang cepat
berkembang sehingga dulu yang memiliki usaha sekitar sepuluh orang saja dan
sekarang bisa mencapai tuju puluhan orang.
Sidomukti sendiri artinya adalah menjadi mulya sehingga harapannya orang
yang memakai batik itu sendiri kemudian mendapat kemulyaan, anugrah dari Allah
SWT. Batik sidomukti sendiri kebanyakan digunakan oleh pengantin. Selain itu,
hingga saat ini batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat luas karena salah satu
tokonya berada di Tamrin Jakarta pusat sehingga ketika di sana menyebarkan kartu
nama, kemudian pengunjung dari daerah lain mengerti bahwa batik Brotojoyo dari
desa Pilang ke. Motif yang dipasarkan di batik Brotojoyo banyak sekali salah satunya
motif klasik dan motif modern. Desain klasik contohnya motif sidomukti, wahyu
temurun. Motif modern kebanyakan motif jaman sekarang.
Warna dasar yang lebih sering digunakan dalam batik tersebut adalah warna
coklat atau yang disebut dengan soga, supaya lebih bervariasi warna soga tersebut
diberi kombinasi warna seperti contohnya warna hijau, merah dan lainnya sehingga
tidak mononton warna coklat tetapi juga ada warna yang lain lain. Motif batik
Brotojoyo sendiri tidak ada kaitannya dengan tradisi masyarakat Masaran karna
produksi batiknya sendiri merupakan sebagian dari batik klasik sehingga budaya
masyarakat Masaran sendiri masih mengikuti budaya budaya keraton.
Usaha yang dilakukan untuk mengembangkan batik Brotojoyo adalah yang
pertama dilakukan peningkatan kualitas, memberi rasa nyaman atau perhatian
terhadap karyawan agar tidak pindah sana sini dan menjaga pelanggan agar tidak lari
dari batik Brotojoyo sehingga batik itu sendiri bisa bertahan dan berkembang dengan
kualitasnya. Langkah awal mengenalkan batik Brotojoyo pada masyarakat adalah
hasil produksinya dijual ke umum dengan menyebarkan kartu nama sehingga
masyarakat akan tahu bahwasanya di desa Pilang ada produsen batik. Jumlah produksi
kain batik perperiode adalah satu bulan batik printing lima ratusan keatas lalu untuk
batik tulis menghasilkan 20-30 satu bulan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Perkembangan industri Batik Brotojoyo dari tahun ke tahun mengalami


peningkatan baik dari segi karyawan maupun hasil produksi. Strategi melestarikan batik
pada era sekarang di industri Batik Brotojoyo di Desa Pilang yakni dengan pewarisan
usaha batik untuk mengembangkan usaha batiknya. Karena dengan pewarisan kepada
generasi penerusnya lah secara tidak langsung akan dapat membantu pelestarian
kebudayaan leluhur dan hingga saat ini pun Batik Brotojoyo masih cukup dikenal oleh
masyarakat luas.

2. Saran

Industri batik di Desa Pilang dapat dijadikan sebagai tempat wisata budaya
dan wisata pendidikan bagi masyarakat karena kerajinan batik merupakan warisan
budaya yang khas dan belum tentu dimiliki oleh negara-negara lain. Maka dari itu
saran bagi siswa adalah kegiatan penelitian ini sangan cocok karena siswa dapat
lebih mengenal batik dan sekaligus dapat mengetahui proses pembuatan batik, bagi
sekolah penelitian ini dapat menjalin hubungan baik antara guru pembimbing dan
para pembatik disana,lalu bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan mengenai upaya pelestarian batik di Batik Brotojoyo bagi
pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Hasil wawancara kelompok satu saat di sentra industri batik di Pilang, Masaran,
Sragen. Tanggal 27 Oktober 2021.

Nugroho,Hadi.(2020). Pengertian motif batik dan filosofinya.


https://bbkb.kemenperin.go.id/index.php/post/read/pengertian_motif_batik_dan_filosofinya_
0

Nuryanti,Sri.(2012). Batik sarat dengan nilai.https://www.kompasiana.com/srinuryanti/batik-


sarat-dengan-nilai-55106782a333110137ba805e

Perencanaan,Studio.(2011). Klaster batik Masaran.


https://studioperencanaan2011.wordpress.com/survey-lapangan-di-kabupaten-sragen/klaster-
batik-masaran/
Prawiro.M.(2019). Pengertian Batik.https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-
batik.html

Hadi.Solichul.(2014). Pengembangan potensi Desa Pilang.


https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/4077/3631

LAMPIRAN

A. Lampiran I
1. Daftar Wawancara
a) Bagaimana asal usul batik di Desa Pilang?
b) Jelaskan nilai filosofi dari motif batik sidomukti!
c) Apakah hingga saat ini Batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat
luas?
d) Apa saja motif yang dipasarkan Batik Brotojoyo?
e) Warna dasar apa yang sering digunakan untuk pembuatan batik tersebut?
f) Adakah kaitannya motif Batik Brotojoyo dengan kondisi masyarakat
Masaran?
g) Usaha apa yang dilakukan untuk mengembangkan Batik Brotojoyo?
h) Bagaimana Langkah awal mengenalkan Batik Brotojoyo pada masyarakat?
i) Berapa jumlah produksi kain batik per priode?
Jawaban :

P : Peneliti

N : Narasumber

P : Bagaimana asal usul batik di desa Pilang?

N : Asal usul batik di desa Pilang adalah dari nenek moyang kita dulu bekerja batik di
Solo, jadi termasuk Ibu saya ( Bp. Suwanto AR ) waktu kecil itu membatiknya di
Solo, dari Masaran ke Solo jalan kaki, kemudian setelah sampai di Solo sama
teman-teman sebayanya dalam waktu setengah bulan atau sebulan mendapatkan
uang lalu pulang ke Masaran jalan kaki dan melakukannya berulang kali sampai
saya ( Bp. Suwanto AR ) mengikuti jejak orang tua di dunia batik. Ketika sekolah
Pak Suwanto mengambil sekolah di Solo supaya supaya bisa nyambi bekerja di
dunia batik, sehingga pertama keuntungannya mendapat hasil dan yang kedua
mendapat kos gratis, kemudian lambat laun perkembangan batik semakin maju dan
akhirnya yang bekerja di Solo kembali ke desa dan didesa Pilang mulai ada satu
atau dua orang yang memproduksi batik sendiri, lalu ada satu orang yang
memproduksi batik dan hasilnya bisa untuk membeli mobil, dan akhirnya ini
menjadi daya tarik bagi masyarakat yang lainnya dan saat sekarang berkembang
sampe seperti sekarang karena ada jenis jenis batik, batik tulis, batik cop
kombinasi, dan batik printing, dan di desa Pilang cepat berkembang sehingga dulu
yang memiliki usaha sekitar sepuluh orang saja dan sekarang bisa mencapai tuju
puluhan orang.

P : Jelaskan nilai filosofi dari motif batik sidomukti!

N : Sidomukti sendiri artinya adalah menjadi mulya sehingga harapannya orang yang
memakai batik itu sendiri kemudian mendapat kemulyaan, anugrah dari Allah
SWT.

P : Apakah hingga saat ini Batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat luas?

N : Batik sidomukti sendiri kebanyakan digunakan oleh pengantin selain itu, hingga
saat ini batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat luas karena salah satu
tokonya berada di Tamrin Jakarta pusat sehingga ketika di sana menyebarkan
kartu nama, kemudian pengunjung dari daerah lain mengerti bahwa batik
Brotojoyo dari desa Pilang ke. Motif yang dipasarkan di batik Brotojoyo banyak
sekali salah satunya motif klasik dan motif modern. Desain klasik contohnya
motif sidomukti, wahyu temurun. Motif modern kebanyakan motif jaman
sekarang.
P : Apa saja motif yang dipasarkan Batik Brotojoyo?

N : Motif batik yang dipasarkan banyak sekali, yaitu motif klasik dan motif
modern, contoh motif klasik adalah sidomukti, wahyu tumurun dan masih banyak
lagi,lalu untuk motif modern adalah motif batik yang digunakan orang orang pada
zaman sesekarang.

P : Warna dasar apa yang sering digunakan untuk pembuatan batik tersebut?

N : Warna dasar yang lebih sering digunakan dalam batik tersebut adalah warna
coklat atau yang disebut dengan soga, supaya lebih bervariasi warna soga tersebut
diberi kombinasi warna seperti contohnya warna hijau, merah dan lainnya
sehingga tidak mononton warna coklat tetapi juga ada warna yang lain lain.

P : Adakah kaitannya motif Batik Brotojoyo dengan kondisi masyarakat Masaran?

N : Motif batik Brotojoyo sendiri tidak ada kaitannya dengan tradisi masyarakat
Masaran karna produksi batiknya sendiri merupakan sebagian dari batik klasik
sehingga budaya masyarakat Masaran sendiri masih mengikuti budaya budaya
keraton.

P : Usaha apa yang dilakukan untuk mengembangkan Batik Brotojoyo?

N : Usaha yang dilakukan untuk mengembangkan batik Brotojoyo adalah yang


pertama dilakukan peningkatan kualitas, memberi rasa nyaman atau perhatian
terhadap karyawan agar tidak pindah sana sini dan menjaga pelanggan agar tidak
lari dari batik Brotojoyo sehingga batik itu sendiri bisa bertahan dan berkembang
dengan kualitasnya. Langkah awal mengenalkan batik Brotojoyo pada
masyarakat adalah hasil produksinya dijual ke umum dengan menyebarkan kartu
nama sehingga masyarakat akan tahu bahwasanya di desa Pilang ada produsen
batik. Jumlah produksi kain batik perperiode adalah satu bulan batik printing lima
ratusan keatas lalu untuk batik tulis menghasilkan 20-30 satu bulan.
P : Bagaimana Langkah awal mengenalkan Batik Brotojoyo pada masyarakat?
N : Langkah awal mengenalkan batik Brotojoyo pada masyarakat adalah hasil
produksinya dijual ke umum dengan
menyebarkan kartu nama sehingga
masyarakat akan tahu bahwasanya di
desa Pilang ada produsen batik.

P : Berapa jumlah produksi kain batik


per priode?

N : Jumlah produksi kain batik perperiode adalah satu bulan batik printing lima
ratusan keatas lalu untuk batik tulis menghasilkan 20-30 satu bulan.

B. Lampiran II

1. Daftar Gambar
Gambar k.1 Gambar k.2

Gambar k.3 Gambar k.4

Gambar k.5 Gambar k.6


Gambar k.7

Anda mungkin juga menyukai