Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Arista Putri .S. (04/10125)
2. Benediktus Wahyu S.N. (07/10128)
3. Brillian Mesya Andhini (09/10130)
4. Destya Suta (13/10134)
5. Dzalzala Belia Nadzwa .K. (15/10136)
6. Ferlangga Albina .C. (16/10137)
Halaman Judul………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB 1.
PENDAHULUAN……………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori……………………………………………………….. 3
B. Kerangka Berfikir…………………………………………………….. 4
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ………………………………………… 5
B. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 5
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………… 5
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….. 6
BAB 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………………………………………. 7
B. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………………… 8
C. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………………… 8
BAB 5. PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan:
1. Bagaimana penerapan nilai-nilai motif batik Sidomukti dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap batik Brotojoyo.
3. Mengapa nilai-nilai motif batik Sidomukti harus dilestarikan?
C. Tujuan Penelitian
1.Batik Sidomukti digunakan untuk upacara adat Jawa tradisional selain itu batik sidomukti
digunakan juga sebagai souvenir dan fashion.
2. Jadi batik Brotojoyo itu termasuk sudah dikenal oleh masyarakat luas karena salah satu tokonya
di tamrin Jakarta pusat, sehingga ketika disana menyebarkan kartu nama kemudian pengunjung
dari daerah lain ke sana.
3. Karena batik sidomukti mempunyai arti sido yang artinya “jadi“ dan mukti yang artinya mulya.
Sehingga motif batik Sidomukti memiliki makna bahwa harapan atau keinginan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penilitian akan memberikan manfaat yang berguna, kita semua menjadi tahu tentang
proses pembuatan batik.
Manfaat Teoritis :
a. Bagi siswa SMA ini bermanfaat untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan
mengenai proses pembuatan batik.
b. Bagi SMAN 3 Sragen, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai nilai-nilai
motif batik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Batik : Berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat
dan tik. Mbat dalam Bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali
kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali
kali pada kain. Asti M dan Ambar B. Arini ( 2011 : 1 )
2. Motif : Motif adalah setiap kondisi atau keadaan seseorang atau suatu organisme yang
menyebabkan atau kesiapannya untuk memulai atau melanjutkan suatu serangkaian
tingkah laku atau perbuatan. Rocham Natawijaya ( 1980 : 78 )
3. Motif Batik : Motif batik adalah Utoro ( 1979 ) motif adalah gambaran
bentuk,merupakan sifat dan corak dari sutu perwujudan.
4. Motif Batik Brotojoyo : Batik adalah karya seni yang berupa corak atau desain tekstil
dengan cara pelekatan lilin batik (malam panas) pada kain guna merintangi warna masuk
pada pori pori kain. ( Suwanto Ar )
5. Desa Pilang Masaran : Desa Pilang terletak disebelah utara Ibu kota kecamatan Masaran
dengan jarak 4 km dengan batas wilayah desa. Desa ini dikenal sebagai kawasan produksi
batik tulis home industri.
B. Kerangka Berfikir
Batik Brotojoyo
METODOLOGI PIlang, Masaran
PENELITIAN
Rabu, 27
Oktober 2021
Deskripsi Lokasi Penelitian: PEMBAHASAN
Batik Brotojoyo di Desa DAN ANALISIS
Jenis Penelitian :
Pilang Masaran
Kualitatif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Batik Brotojoyo terletak di jalan Masaran Pilang
Jatian RT.26 RW.05 Pilang Masaran, Dusun 2, Pilang kec. Masaran, kab. Sragen,
Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Oktober 2021
B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara fenomena
yang terjadi dan sedang dilakukan dengan melibatkan metode.
1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu metode yang dinilai sangat efektif
untuk mengetahui dan memberikan pemahaman. Metode pengumpulan data
dengan cara mengamati atau meninjau secara langsung di lokasi penelitian,
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui eksistensi nilai-
nilai motif batik sido mukti di Batik Brotojoyo Desa Pilang Masaran Sragen.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan kebutuhan yang
paling sering digunakan. Adapun langkah-langkah dalam melakukan
wawancara diantaranya yaitu menentukan tema wawancara, menentukan
narsumber, membuat pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada narasumber,
melakukan wawancara, menulis jawaban yang disampaikan oleh narasumber.
3. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang berupa gambar
atau foto kegiatan pembuatan motif batik Sidomukti, rekaman wawancara
dengan narasumber yaitu pembatik di Batik Brotojoyo,dan dokumen lain yang
berbentuk tulisan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dari penelitian yang kami lakukan kita dapat lebih mengenal nilai-nilai yang
terkandung dalam batik, sehingga nilai-nilai tersebut dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Di setiap batik memiliki nilai-nilainya sendiri, antara lain.
Seseorang yang memakai pakaian batik dapat dinilai sebagai seseorang yang memiliki
kecintaan dan menjunjung tinggi terhadap budaya Bangsa Indonesia. Nilai budaya
terlihat bahwa batik sekarang ini menjadi bagaian pakaian tradisional Indonesia dan
batik merupakan sarana alkuturasi budaya. Dari sehelai kain batik akan didapatkan
nilai estetika atau keindahan. Adanya nilai manfaat dan nilai nilai estetika dalam
sehelai kain batik, menjadikannya memiliki nilai ekonomis. ( Sri Nuryanti, 2012 )
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
Industri batik di Desa Pilang dapat dijadikan sebagai tempat wisata budaya
dan wisata pendidikan bagi masyarakat karena kerajinan batik merupakan warisan
budaya yang khas dan belum tentu dimiliki oleh negara-negara lain. Maka dari itu
saran bagi siswa adalah kegiatan penelitian ini sangan cocok karena siswa dapat
lebih mengenal batik dan sekaligus dapat mengetahui proses pembuatan batik, bagi
sekolah penelitian ini dapat menjalin hubungan baik antara guru pembimbing dan
para pembatik disana,lalu bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan mengenai upaya pelestarian batik di Batik Brotojoyo bagi
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil wawancara kelompok satu saat di sentra industri batik di Pilang, Masaran,
Sragen. Tanggal 27 Oktober 2021.
LAMPIRAN
A. Lampiran I
1. Daftar Wawancara
a) Bagaimana asal usul batik di Desa Pilang?
b) Jelaskan nilai filosofi dari motif batik sidomukti!
c) Apakah hingga saat ini Batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat
luas?
d) Apa saja motif yang dipasarkan Batik Brotojoyo?
e) Warna dasar apa yang sering digunakan untuk pembuatan batik tersebut?
f) Adakah kaitannya motif Batik Brotojoyo dengan kondisi masyarakat
Masaran?
g) Usaha apa yang dilakukan untuk mengembangkan Batik Brotojoyo?
h) Bagaimana Langkah awal mengenalkan Batik Brotojoyo pada masyarakat?
i) Berapa jumlah produksi kain batik per priode?
Jawaban :
P : Peneliti
N : Narasumber
N : Asal usul batik di desa Pilang adalah dari nenek moyang kita dulu bekerja batik di
Solo, jadi termasuk Ibu saya ( Bp. Suwanto AR ) waktu kecil itu membatiknya di
Solo, dari Masaran ke Solo jalan kaki, kemudian setelah sampai di Solo sama
teman-teman sebayanya dalam waktu setengah bulan atau sebulan mendapatkan
uang lalu pulang ke Masaran jalan kaki dan melakukannya berulang kali sampai
saya ( Bp. Suwanto AR ) mengikuti jejak orang tua di dunia batik. Ketika sekolah
Pak Suwanto mengambil sekolah di Solo supaya supaya bisa nyambi bekerja di
dunia batik, sehingga pertama keuntungannya mendapat hasil dan yang kedua
mendapat kos gratis, kemudian lambat laun perkembangan batik semakin maju dan
akhirnya yang bekerja di Solo kembali ke desa dan didesa Pilang mulai ada satu
atau dua orang yang memproduksi batik sendiri, lalu ada satu orang yang
memproduksi batik dan hasilnya bisa untuk membeli mobil, dan akhirnya ini
menjadi daya tarik bagi masyarakat yang lainnya dan saat sekarang berkembang
sampe seperti sekarang karena ada jenis jenis batik, batik tulis, batik cop
kombinasi, dan batik printing, dan di desa Pilang cepat berkembang sehingga dulu
yang memiliki usaha sekitar sepuluh orang saja dan sekarang bisa mencapai tuju
puluhan orang.
N : Sidomukti sendiri artinya adalah menjadi mulya sehingga harapannya orang yang
memakai batik itu sendiri kemudian mendapat kemulyaan, anugrah dari Allah
SWT.
P : Apakah hingga saat ini Batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat luas?
N : Batik sidomukti sendiri kebanyakan digunakan oleh pengantin selain itu, hingga
saat ini batik Brotojoyo cukup dikenal oleh masyarakat luas karena salah satu
tokonya berada di Tamrin Jakarta pusat sehingga ketika di sana menyebarkan
kartu nama, kemudian pengunjung dari daerah lain mengerti bahwa batik
Brotojoyo dari desa Pilang ke. Motif yang dipasarkan di batik Brotojoyo banyak
sekali salah satunya motif klasik dan motif modern. Desain klasik contohnya
motif sidomukti, wahyu temurun. Motif modern kebanyakan motif jaman
sekarang.
P : Apa saja motif yang dipasarkan Batik Brotojoyo?
N : Motif batik yang dipasarkan banyak sekali, yaitu motif klasik dan motif
modern, contoh motif klasik adalah sidomukti, wahyu tumurun dan masih banyak
lagi,lalu untuk motif modern adalah motif batik yang digunakan orang orang pada
zaman sesekarang.
P : Warna dasar apa yang sering digunakan untuk pembuatan batik tersebut?
N : Warna dasar yang lebih sering digunakan dalam batik tersebut adalah warna
coklat atau yang disebut dengan soga, supaya lebih bervariasi warna soga tersebut
diberi kombinasi warna seperti contohnya warna hijau, merah dan lainnya
sehingga tidak mononton warna coklat tetapi juga ada warna yang lain lain.
N : Motif batik Brotojoyo sendiri tidak ada kaitannya dengan tradisi masyarakat
Masaran karna produksi batiknya sendiri merupakan sebagian dari batik klasik
sehingga budaya masyarakat Masaran sendiri masih mengikuti budaya budaya
keraton.
N : Jumlah produksi kain batik perperiode adalah satu bulan batik printing lima
ratusan keatas lalu untuk batik tulis menghasilkan 20-30 satu bulan.
B. Lampiran II
1. Daftar Gambar
Gambar k.1 Gambar k.2