Anda di halaman 1dari 21

OBSERVASI PROJEK P5 TEMA KEARIFAN LOKAL

BATIK LUKIS

Disusun oleh kelompok 2:

1.Aisya Denaya Maheswari


2.Kheisya Nur Fadillah
3.Muhammad Panji Arsalan
4.Rizky Adil Radity

YAYASAN BINA WANA KENCANA


SMA RIMBA MADYA
Jalan Rimba Mulya II, Pasir Mulya, Kota Bogor
Jawa Barat 16118, Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA (P5)

Diajukan untuk dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran proyek


penguatan Profil Pancasila (P5) SMA Rimba Madya Bogor Ajaran 2023
Tema: Kearifan Lokal
Topik: Batik Tulis
i

DISAHKAN OLEH:

Disahkan di: Bogor


Tanggal: 16 November 2023

Fasilitator Proyek, Ketua Kelompok Proyek,

....... .......

Wali Kelas

.....

i
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atau kuasa sehingga menyusun laporan P5 Batik lukis ini berjalan dengan
baik dan lancar. Kami juga berterimakasih kepada setiap pihak yang
terlibat dan membantu kami dalam Proyek P5 Batik Lukis ini.

Penyusunan laporan akhir pengawasan, penegaan pelanggan dan


laporan Projek P5 Batik Lukis ini sebagai kewajiban yang telah dibuat
oleh panitia P5 ini. Laporan ini kami susun sesuai pendoman pelaporan
telah selesai Projek Batik Lukis kami.

Demikian satu dua kata yang bisa kita sampaikan kepada seluruh
pembaca laporan ini yang telah kami buat.jika ada kesalahan penulisan
maupun kutipan, kami terlebih dahulu memohon maaf dan kami juga
berharap semua pihak dapat memakluminya. Semoga semua pihak dapat
menikmatinya hasil laporan ini.

ii
iii

DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................
1.2 TUJUAN PENULISAN .....................................................................
1.3 WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN ...........................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
2.1 SEJARAH BATIK DI INDONESIA .......................................................
2.2 KONSEP-KONSEP TENTANG BATIK .................................................
2.3 FAKTA - FAKTA TENTANG BATIK ....................................................
2.4 JENIS - JENIS BATIK JAWA BARAT ..................................................
BAB III METODE PEMBUATAN BATIK LUKIS .............................................
3.1 ALAT DAN BAHAN………………………………………………………………………..
3.2 METODE KERJA ………………………………………………………………………………
BAB IV
PELAKSANAAN PEMBUATAN BATIK LUKIS………………………………………….
BAB V
PENUTUP ………………………………………………………………………………………..
5.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………..
5.2 SARAN …………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam cerita masyarakat setempat, budaya membatik di Jawa Barat


dibawa oleh masyarakat Jawa Tengah di era Kerajaan Mataram. Pada
saat itu, mereka menuju Batavia ketika meletus Perang Diponegoro
sekitar tahun 1825. Setelahnya, masyarakat Jawa Barat mulai akrab
dengan pembuatan batik. Kondisi batik Jawa Barat mengalami pasar
surut mengikuti kondisi sosial politik di Indonesia.

Pada masa penjajahan Jepang, batik Jawa Barat sempat surut dan
kembali bangkit saat Indonesia merdeka. Yayasan Batik Jawa Barat
(YBJB) mencatat pada tahun 2008, kerajinan batik Jawa barat hanya
terdapat di delapan kabupaten/kota. Dalam perkembanganya, wilayah
yang menghasilkan batik semakin luas. Pada tahun 2013 tercatat,
sebanyak 27 kabupaten/kota di Jawa Barat menghasilkan batik.

1
i

.
1.2 TUJUAN

 Untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Batik


Tasikmalaya dan juga memenuhi tugas batik yang bertema Batik
Jawa Barat

1.3 Waktu Dan Lokasi Pelaksanaan

 Awal pelaksanaan Batik Lukis adalah pada tanggal 12 September


2023 dan dilakukan di sekolah setiap hari Selasa, Rabu dan, Kamis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Sejarah corak batik mega mendung


Sejarah batik mega mendung bermula dari upaya Sunan Gunung
Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon pada abad ke-16. Benda-benda
seni yang dibawa dari Tiongkok seperti keramik, piring dan kain
berhiaskan bentuk awan. Ini berhubungan dengan paham Taoisme yang
berasal dari Tiongkok bahwa awan adalah lambang dari dunia atas, dunia
yang luas dan juga transendental (ketuhanan).

Batik mega mendung juga menjadi batik yang sangat khas karena
memiliki perpaduan antara unsur Islam dan Cina. Dalam buku Batik
Cirebon dijelaskan:
“Mega mendung merupakan visualisasi dari bentuk awan. Motif ini
merupakan pengaruh kebudayaan cina. Bukti-buktinya dapat dilihat pada
lukisan lukisan awan pada piring dari cina yang menempel pada

i
ii

bangunan di situs Gunung Jati. Bentuk awan itu diolah seniman-seniman


Cirebon sehingga mempunyai gaya tersendiri.”
Sejarah Batik di Indonesia Batik, kini tengah menjadi trend fashion di
kalangan anak muda. Apalagi, seiring perkembangan zaman, motif dan
warna batik jauh lebih modern. Kamu juga bisa memadu padankannya
dengan model pakaian untuk main, bahkan nonton konser. Yap! Kayak
konser SM Town Jakarta lalu, nih, dresscode-nya pakai batik. Dikutip
dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), batik berasal dari gabungan dua kata, yaitu amba yang
maknanya menulis, dan nitik yang maknanya titik. Jika digabungkan,
maka maknanya adalah menulis dengan titik-titik. Hal ini, sesuai dengan
proses pembuatan batik, yaitu di sebuah kain menggunakan canting yang
ujungnya berukuran kecil. Sehingga, memberikan kesan seperti orang
yang menulis titik-titik. Zat yang digunakan untuk menggambar batik
adalah lilin (malam). Sejarah batik di Indonesia sendiri, dimulai saat
perkembangan Kerajaan Majapahit dan era penyebaran agama Islam,
sekitar akhir abad ke-18. Nah, batik pada zaman Kerajaan Majapahit,
ditelusuri dari daerah Mojokerto dan Tulungagung. Mojokerto merupakan
pusat Kerajaan Majapahit dan tempat awal mula batik dikenal. Batik
Mojokerto dan Tulungagung ini banyak dipengaruhi oleh batik
Yogyakarta. Warna dasarnya putih, dengan corak coklat muda dan biru
tua yang mirip dengan batik Yogyakarta. Kemudian, pada zaman
penyebaran Islam, perkembangan batik erat kaitannya dengan daerah
Ponorogo, Jawa Timur. Batik Ponorogo dihasilkan dari lilin berwarna
hitam pekat. Oleh karena itu, batik ini biasa disebut batik irengan dan
dekat dengan unsur-unsur magis.

 Konsep Konsep Tentang Batik


1. Batik Cirebon memiliki karakter yang cerah dan abstrak. Motif
yang terkenalnya adalah Mega Mendung yang menggambarkan awan.
Salah satu perajin batik Ciebon, Edy mengatakan, Cirebon kaya akan
motif batik. Seperti topeng cirebonan yang terinspirasi dari kesenian
topeng yang sudah ada ratusan silam di Cirebon. Lalu ada motif
pincuk, tanaman ikonik di Cirebon. Motif kereta kencana yang
bernama Paksi Ngaliman atau kereta pusaka Keraton Kasunanan
Cirebon. Batik Cirebon juga memiliki motif lereng sendiri, berbeda
dari lereng di daerah lain. Cirebon punya lereng patran dan lereng
arjuna. Ada juga motif yang diciptakan dari tradisi pernikahan di
Cirebon, yaitu motif ngantenan. Nama motif berasal dari kata
penganten, dengan pelafalan ngantenan yang berarti dipakai saat
acara pernikahan, baik oleh pengantinnya ataupun yang hadir. "Motif-
motif batik ini mewakili budaya yang berkembang di Cirebon," tutur

ii
iii

Edy. Menurut Edy, batik Cirebon dibawa orang Tionghoa yang


akhirnya berdomisili di Cirebon. Mereka membatik melihat dari
kebudayaan masyarakat yang sudah berkembang sejak dahulu. Motif-
motif asli yang dibawa Tionghoa ke Cirebon berupa angkin, sukacina,
dan lainnya yang kebanyakan melukiskan bunga.
2. Batik Indramayu/Batik Dermayon Dikutip dari situs BatikTulis,
salah satu ciri khas Batik Indramayu yaitu ragam flora dan fauna yang
direpresentasikan secara datar dengan banyak lengkungan dan gari-
garis lancip (riritan). Menggunakan warna dasar putih dengan
kombinasi gelap dengan banyak titik-titik (cecek) yang simetris
dengan teknik cocolan jarum, serta bentuk isen-isen (sawut) yang
relatif pendek dan kaku.
3. Batik Kuningan Batik Kuningan lebih dikenal dengan nama batik
Paseban Kuningan. Yakni sebuah masyarakat adat di Cigugur
Kuningan. Ada beragam motif yang dimiliki. Seperti batik kuda “Si
Windu” dan batik ikan dewa yang terinspirasi dari ikan khas Cigugur-
Kuningan. Batik Paseban Kuningan juga banyak terinspirasi dari ukir
dan relief pada Gedung Paseban. Ciri khasnya, motif relatif besar dan
tanpa isen-isen dengan warna latar gelap seperti biru tua, hitam, dan
merah hati.
4. Priangan Priangan merujuk pada sejumlah daerah di Jabar. Yakni
Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis. Ciri menonjol dari batik Garut
adalah warna latar kuning muda, seperti warga gading atau gumading.
Warna ini memengaruhi ciri khas batik di daerah lainnya di Priangan.
Dalam buku Batik Tatar Sunda yang dikutip Kompas, disebutkan
beberapa motif yang terkenal di Priangan: - Motif Galuh Pakuan dari
Ciamis yang menonjolkan simbol Kerajaan Galuh berupa gagang
keris raja Galuh. - Motif Pisan Bali dari Ciamis yang melambangkan
harapan, doa, dan keselamatan. - Motif Merak Ngibing dari
Tasikmalaya yang menggambarkan sepasang merak berhadap-
hadapan dengan ekor terkembang. - Motif Carang Ayakan dari
Tasikmalaya. Motif ini disebut juga kalangkang ayakan atau
bayangan alat pengayak. Bentuknya seperti motif garis vertikal dan
horizontal (kotak-kotak), seperti bentuk ayakan. Biasanya diselingi
motif tambahan lain, seperti bunga untuk memperindah dan
memperkaya motif tersebut. - Motif Rereng Dokter Seling Kembang
dari Garut. Penamaan rereng dokter dikarenakan motif batik tersebut
merupakan pesanan seorang dokter. artinya tenunan sutra. Motif ini
menggambarkan ketekunan dan kesabaran orang yang bekerja akan
membuahkan hasil memuaskan, seperti halnya menenun kain sutra.
Tak hanya di Garut, motif ini pun dibuat di Ciamis. - Motif Cupat
Manggu dari Tasikmalaya. Motif ini diambil dari bentuk bagian
bawah buah manggis yang menunjukkan jumlah isi buah. Di kalangan

iii
iv

anak-anak, isi buah manggis sering dijadikan tebak-tebakan setelah


cupatnya dipotong. Motif ini juga umum ditemui di Garut dan Ciamis.
5. Batik Bandung Pegiat sekaligus batik di Jabar, Komarudin Kudiya
membuat motif batik Bandung yang unik. Ia membuat motif khas
Bandung yang terinspirasi dari Jembatan Pasupati, angklung, dan
bunga patrakomala (Caesalpinia pulcherrima).

 Fakta Tentang Batik

1. Warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO

Pada tanggal 2 Oktober 2009 di bawah pemerintahan Bapak Susilo


Bambang Yudhoyono, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the
Oral and Intangible Heritage of Humanity). Peristiwa bersejarah inilah
yang akhirnya membuat bangsa Indonesia dapat memperingati Hari Batik
Nasional setiap tanggal 2 Oktober.

2. Batik bukanlah benda, melainkan suatu proses

Batik sendiri merupakan sebuah proses pembuatan motif pada


selembar kain menggunakan lilin atau perintang “malam” dalam bahasa
Jawa. Tahukah kamu jika proses pembuatan batik selalu diawali dengan
huruf “N”? Nah, rangkaian proses tersebut antara lain:
Nyungging: Membuat pola motif batik di atas kertas.

Njaplak : Memindahkan pola dari kertas ke kain.

Nglowong : Melekatkan malam di kain dengan canting sesuai garis pola.

Ngiseni : Memberi motif isian atau isen-isen pada motif yang sudah
dilekatkan dengan malam.

Nyolet : Mewarnai motif bunga atau burung dengan kuas.

Nembok : Menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.

Ngelir : Melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh.


Nglorod : Merupakan proses pembilasan yang dilakukan dua tahap
yaitu di pertengahan dan akhir dengan cara merendam kain
di air mendidih.
Ngrentesin : Memberikan titik menggunakan canting berjarum tipis.
iv
v

Nyumri : Menutup bagian tertentu dengan malam.


Nyoja : Mencelupkan kain dengan warna coklat atau sogan.

3. Penyumbang devisa yang besar

Tidak hanya di dalam negeri, batik juga sangat terkenal dan digemari
di luar negeri, lho. Ternyata, Amerika Serikat adalah negara yang paling
banyak mengimpor batik dari Indonesia. Disusul oleh Jerman, Jepang,
dan Korea Selatan yang juga menjadi tujuan dari ekspor batik. Hmm,
kira-kira berapa ya nilai ekspor batik? Pada tahun 2015 lalu, total nilai
ekspor kain batik ke luar negeri mencapai angka Rp2,1 triliun! Angka
inilah yang membuat batik sebagai salah satu penyumbang devisa negara
dengan nominal yang besar.

 Jenis-jenis Batik di Jawa Barat

1.Batik Cirebon Batik Mega Mendung merupakan salah satu ciri khas
batik Cirebon. Motif batik tersebut cukup populer di kalangan wisatawan.
Motif batik Mega Mendung menggambarkan awan pada saat langit
mendung. Makna batik Mega Mendung adalah menahan amarah,
seseorang dimintan untuk bersabar dan tenang seperti cuaca mendung
yang membawa kesejukan. Keberadaan motif Mega Mendung tidak
terlepas adari kebudayaan China yang masuk ke Tanah Air. Hal tersebut
terlihat dari salah satu tokoh ulama Islam yang berpengaruh di Cirebon,
Sunan Gunung Jati, meminang wanita Tionghoa yang bernama Putri Om
Tim. Batik Mega Mendung muncul dalam beragam warna.
Motif batik yang berasal dari Cirebon lainnya, sebagai berikut: Motif
Pincuk, yang berasal dari tanaman ikonik di Cirebon. Motif Paksi
Ngaliman atau kereta pusaka Keraton Kasunanan Cirebon. Motif
Ngantenan adalah motif yang diciptakan dari tardisi pernikahan di
Cirebon.

2. Batik Indramayu Batik Dermayon atau Batik Paoman merupakan


batik yang berasal dari Indramayu. Motif batik khas pesisir tersebut
dipengaruhi oleh motif batik Tiongkok. Sejarah batik Dermayon berasal
dari nama Indramayu yang pada zaman dahulu bernama Darma Ayu.
Dalam kesehariannya, orang Indramayu diucapkan menjadi Dermayon
atau Dermayuan yang artinya gaya khas Indramayu. Batik Dermayon
diperkirakan telah tumbuh ratusan tahun yang lalu karena Indramayu

v
vi

merupakan wilayah pesisir dengan Pelabuhan Cimanuk, pelabuhan


strategis di Pantai Utara Jawa pada tahun 1513-1515. Pembuatan batik
klasik Indramayu diperkirakan telah dimulai sejak Kerajaan Demak,
tahun 1527. Hal tersebut karena banyak pengrajin Lasem yang hijrah ke
Indramayu. Untuk itu, ada kemiripan antara Batik Dermayon dan motif
batik Lasem yang telah dipengaruhi oleh motif Tiongkok. Motif Batik
Dermayon adalah iwak etong, sekar niem, sawat riwog, batik lokcan,
kembang suket, sidomukti, dan sejuring. Warna Batik Dermayon berupa
warna cerah yang dipengaruhi oleh batik China yang berwarna cerah.
Warna batik tersebut adalah hijau muda, kuning, ungu, orange, merah
muda, dan biru muda. Faktor lain dalam pemilihan warna adalah sesuai
karakter masyarakat pesisir yang ceria, percaya diri, energi, dan
bersahabat.

1. Batik Kuningan Batik Kuning dikenal juga dengan nama batik


Paseban Kuningan, yaitu sebuah masyarakat adat di Cigugur
Kuningan. Motif batik Kuningan antara lain batik kuda "Si Windu"
dan batik ikan dewa yang inspirasinya berasal dari ikan khas. Batik
Kuningan juga banyak terinspirasi dari relief Gedung Paseban. Ciri
khasnya adalah motif relatif besar tanpa isen-isen dengan warna
gelap hitam, biru tua, dan merah hati.
2. Batik Priangan Batik Priangan adalah batik yang terdapat di
Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis yang penduduknya berbahasa
Sunda. Motif batik Priangan berupa flora dan fauna hutan dengan
warna lembut. Batik priangan dimulai pada saat pemerintahan Sultan
Agung dari Kerajaan Mataram sekitar 1613-1645. Ciri yang
menonjol dari batik Garut, sebagai salah satu batik Priangan, adalah
latar belakang kuning muda. Warna tersebut seperti gading atau
gumading. Warna tersebut mempengaruhi ciri khas batik lain di
wilayah Priangan. Motif yang terkenal dai batik Priangan, seperti:
Motif Galuh Pakuan, asal Ciamis dengan simbol Kerajaan Galuh
berupa gagang keris Raja Galuh. Motif Pisan Bali, asal Ciamis yang
melambangkan doa, harapan, dan keselamatan. Motif Merak
Ngibing, asal Tasikmalaya yang menggambarkan sepasang merak
berhadap-hadapan dengan ekor terkembang. Motif Carang Ayakan
atau Kelangkang, atau bayangan alat pengayak, asal Tasikmalaya.
Bentuk motif berupa garis vertikal dan horizontal (kotak-kotak)
seperti bentuk ayakan. Motif Rereng Dokter Seling Kembang asal
Garut. Nama motif tersebut karena motif batik merupakan pesanan
seorang dokter. Motif Limar asal Garut. Limar berarti tenun sutra.
Motif tersebut menggambarkan ketekunan dan kesabaran seseorang
yang bekerja nantinya akan membuahkan hasil, seperti menenun kain
sutra. Motif tersebut juga dibuat di Ciamis. Motif Cupat Manggu asal

vi
vii

Tasikmalaya. Motif diambil dari bagian bawah buah manggis yang


menunjukkan isi jumlah. Motif tersebut juga biasa ditemui di Garut
dan Ciamis. 5. Batik Bandung Komarudin Kudiya, pegiat batik di
Jawa Barat, membuat motif batik Bandung yang unik. Motif batik
terinspirasi dari Jembatan Pasupati, buga patrakomala (Caesalpinia
pulcherrima), dan angklung.

BAB III
METODE PEMBUATAN BATIK LUKIS

3.I ALAT DAN BAHAN


1.kertas
2.pensil
3.spidol
4.Baju kain putih polos
5.cat akrilik
6.kuas
7.kardus
8.palet cat

3.2 METODE KERJA


1.Menentukan tema batik
2.Membuat sketsa motif batik
3.mewarnai sketsa sebagai acuan
4.Memindahkan hasil tersebut ke kain atau baju
5.Membuat sketsa awal dengan pensil lalu ditebalkan
6.Mewarnai dasar terlebih dahulu
7.Mewarnai gambar dengan teliti
8.Menambahkan detail pada gambar

vii
viii

BAB IV
PELAKSAMAAN PEMBUATAN BATIK LUKIS

1. Pada minggu pertama kelompok dibuat, dan kami mempelajari


tentang batik. Mulai dari apa itu batik , bagaimana Sejarah nya, ada
berapa Teknik yang dapat dilakukan untuk membuat batik, apa saja
yang dibutuhkan untuk membuat batik, dan motif apa yang paling
terkenal.
2. Pada minggu kedua kami akan menentukan tema batik yang akan
Digambar, mulai dari sketsa kasar dari motif yang ingin kami buat
dan mencari makna dan filosofi dari elemen batik tersebut.
3. Pada minggu ketiga kmai mulai membuat sketsa batik yang akan
Digambar di kertas dan mewarnai sebagai acuan kami nantinya
dalam mewarnai di kain.
4. Pada minggu keempat kami sudah bisa memindahkan hasil gambar
dari kertas ke kain polos yang diberikan dari sekolah.
5. Pada minggu kelima kami mulai mewarnai sketsa tersebut, tapi
karena mewarnai tidak mudah maka proses ini lah yang memakan
waktu lama dalam tugas ini.
6. Pada minggu keenam kami mulai mempresentasikan hasil karya
batik dengan makna dari setiap elemen yang kita buat kepada
Teman-Teman.

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Setelah membuat batik ini kami jadi tau apa saja yang harus
dilakukan saat membuat batik dan apa saj ayng tidak boleh
dilakukan, saat membuat batik ini juga harus memerlukan sebuah
kesabaran untuk mewarnai detail-detail pada gambar agar hasilnya
menjadi maksimal dan tidak berantakan.
5.2 SARAN
Pada tugas batik ini menggunakan Teknik batik tulis, ada beberapa hal

viii
ix

Yang harus diperhatikan,yaitu:


1.Pada saat membuat sketsa kalian dapat sedikit tebalkan sketsa agar
terlihat saat mewarnai dengan cat, karna jika warna sketsa tipis warna
sketsa dapat mudah luntur.
2.Saat mulai mewarnai dengan cat,usahakan untuk tidak menggunakan air
terlalu banyak karna dapat merusak si kain tersebut

DAFTAR PUSTAKA
www.gramedia.com
www.wikipedia.com
www.ruangguuru.com
www.regionalkompas.com

LAMPIRAN

ix
x

x
xi

xi
xii

xii
xiii

xiii
xiv

xiv
xv

xv
xvi

xvi

Anda mungkin juga menyukai