Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MOTIF BATIK NUSANTARA


DAN FILOSOPI MOTIF BATIK

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Membatik


Dosen Pengampu : Uu Kurniawati, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2
Widiya Muharommi (231641006)
Yayan Triyana (070511003)

Kelas: SD21F

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Membatik
yang berjudul “Motif Batik Nusantara dan Filosopi Motif Batik”.

Shalawat beserta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW


yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia dan di akhirat.

Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Ibu Uu Kurniawati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Keterampilan Membatik yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan
selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih. Semoga makalah ini
bermanfaat. Aamiin....

Cirebon, Maret 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 3


A. Motif Batik Nusantara ……………………………………………… 5
B. Filosopi Motif Batik ……………………………………………… xx

BAB III PENUTUP …………………………………………………… xx


A. Kesimpulan ……………………………………………………… Xx
B. Saran ………………………………………………………………. Xx

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan
antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia dapat
berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya
baik dalam desain/motif maupun prosesnya. Corak ragam batik yang
mengandung penuh makna dan filosofi akan terus digali dari berbagai adat
istiadat maupun budaya yang berkembang di Indonesia. Motif Batik menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, motif adalah corak atau pola. Motif adalah
suatu corak yang di bentuk sedemikian rupa hinga menghasilkan suatu bentuk
yang beraneka ragam.
Motif batik adalah corak atau pola yang menjadi kerangka gambar
pada batik berupa perpaduan antara garis, bentuk dan isen menjadi satu
kesatuan yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif-motif batik itu
antara lain adalah motif hewan, manusia, geometris, dan motif lain. Motif
batik sering juga dipakai untuk menunjukkan status seseorang. Membatik
merupakan tradisi turun-menurun. Karena itu, sering motif batik manjadi ciri
khas dari batik yang diproduksi keluarga tertentu (Wikipedia, 2015).
Indonesia mempunyai beberapa motif yang terkait dengan budaya
setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-motif batik
antara lain adalah letak geografis, misalnya di daerah pesisir akan
menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula
dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya;
sifat dan tata penghidupan daerah; kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta
keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Motif batik apa saja yang terdapat di nusantara ?
2. Apa filosopi dari masing masing motif batik tersebut

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain yaitu :
1. Untuk mengetahui macam-macam motif batik yang ada di
Nusantara.
2. Untuk mengetahui penjabaran dari filosopi dan makna dari masing-
masing motif batik tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Motif Batik Yang Ada di Nusantara

Kata batik sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu ‘ambhatik‘. Kata

ini terdiri dari amba yang artinya lebar, luas, kain, dan bhatik, yang berarti

titik atau matik. Kedua kata tersebut berkembang sehingga muncul istilah

batik. Kata batik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : kain

bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau

menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses

dengan cara tertentu;.

Batik juga diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda

karena teknik dan makna motifnya. Pengukuhan batik sebagai warisan

budaya dunia diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab

pada tanggal 2 Oktober 2009, maka dari itu dikukuhkanlah pada setiap

tanggal 2 Oktober, sebagai hari batik nasional.

Banyak sekali ragam batik di Indonesia baik dari Pulau Jawa

maupun luar Pulau Jawa, berikut beberapa motif batik yang ada di

Indonesia. Di antaranya sebagai berikut :

1. Kain Batik Parang

Batik Parang adalah salah satu motif batik yang paling tua
di Indonesia. Parang berasal dari kata "pèrèng" yang berarti "lèrèng".
Maksudnya, bentuk motif batik parang itu berupa huruf “S” yang
digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal
miring layaknya lèrèng gunung.

3
Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke
rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus
melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari
ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah
padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak
zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).

Batik Parang juga memiliki beberapa jenis, diantaranya : Rusak,


Barong, Klitik, Slobog, Kusumo, Tuding, Pamor, Curigo,

Gambar Batik Parang Rusak

2. Batik Megamendung

Motif batik megamendung merupakan motif batik dengan pola


awan yang berasal dari Cirebon. Kepopuleran batik megamendung
juga mengangkat kota Cirebon salah satu sentra batik di Jawa
Barat. Kata megamendung dari kata mega dan mendung yang berarti
awan atau langit dan mendung yang artinya langit yang meredup
biasanya ada disaat akan turun hujan. Gradasi yang terdapat dalam
motif batik mempunyai 7 lapisan gradasi, sesuai dengan 7 lapis langit.

Gambar Batik Megamendung

4
3. Batik Pekalongan

Meskipun Indonesia memiliki banyak ragam kain batik dari


berbagai daerah dan memiliki ciri khasnya masing-masing, kain batik
dari Pekalongan dianggap punya hal yang membuatnya menjadi
semakin spesial. Salah satunya adalah karena setiap kain selalu dibuat
dengan motif yang unik, menarik dan penuh makna. Pekalogan juga
terkenal dengan sebutan kota batik.

Setiap batik yang ada di Indonesia memang memiliki ciri khasnya


masing-masing. Termasuk juga batik dari daerah Pekalongan ini. Ciri
khas batik pekalongan diantaranya : memiliki perpaduan warna cerah,
kebanyakan memiliki motif bunga, memiliki banyak elemen titik dan
garis, memiliki elemen binatang dari mitologi Cina, Mayoritas
memiliki motif Jlamprang (simetris)

Gambar motif batik Pekalongan

4. Batik Kalimantan

Selain di pulau Jawa, batik juga terdapat juga diluar pulau Jawa,
salah satunya dari pulau Kalimantan. Pada umumnya motif batik
Kalimantan berkembang dari motif ukir kayu khas Dayak, namun ada
juga motif yang terinspirasi dari flora dan fauna daerah setempat, serta
pengaruh budaya pendatang. Batik Ketapang di Kalimantan Barat
misalnya, merupakan batik Kalimantan dengan latar budaya Melayu.
Motif Dayak Latar Gringsing merupakan perpaduan motif batik Dayak

5
dengan motif batik Jawa. Berkembang pula batik Tidayu, corak ini
terilhami dari tiga budaya sekaligus, yakni Dayak, Melayu, dan
Tionghoa yang menghasilkan motif yang menarik. Motif batik Dayak
mencerminkan budaya masyarakat Dayak. Istilah Dayak yang
mempunyai arti “sungai”. Sehingga batik ini menggambarkan
bermacam-macam aktivitas yang sering berkaitan dengan sungai.
Secara umum batik Kalimantan memiliki ciri khas warna yang
mencolok, berani, dan warna- warni.

Batik Kalimantan juga memiliki banyak motf, diantaranya : Batang


Garing, Bayam Raja, Burung Enggang, Daun Jaruju, Dayak Latar
Grising, Gumin Tambun, Gunung Perak, Jajumputan, Kambang,
Mandau, Naga Balimbur dan Turun Dayang.

Gambar motif Dayak Latar salah satu motif batik Kalimantan

B. Filosofi dari Berbagai Motif Batik di Nusantara


1. Filosofi Batik Parang

Batik parang memiliki makna yang tinggi dan


mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya. Batik motif dari Jawa
ini adalah batik motif dasar yang paling tua. Batik parang ini memiliki
makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang
tak pernah berhenti bergerak. Batik parang juga menggambarkan
jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk

6
memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun
bentuk pertalian keluarga.

Batik parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik


dalam arti memperbaiki diri, kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk
hubungan di mana batik parang pada masa lalu adalah hadiah yang
mulia untuk anak-anaknya. Dalam konteks ini, pola berisi dewan orang
tua untuk melanjutkan perjuangan parang dilanjutkan. Garis diagonal
lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan
kepada nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga
disebut ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antara pekerja
dengan pekerja lain. Batik parang biasanya digunakan untuk acara
pembukaan. Misalnya: Senapati yang ingin pergi berperang, agar
pulang membawa kemenangan.

'"Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu
memakai batik parang yang berarti perang melawan hawa nafsu nya
setiap hari, terus menerus. Hanya para raja ksatria lah yang boleh
pakai batik parang. itu sebagai agama nya, sebagai maujud ageman
nya setiap hari, ucap tekat laku lampah.''

"Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus
berbakti kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari
Batik menjadi agama nya, ucap tekat laku lampah seorang menuju
sampurna '" (syafril indra kusuma).

2. Filosofi Batik Megamendung

Arti dan filosofi motif Mega Mendung merupakan awan yang


muncul saat cuaca sedang mendung. Di samping arti, motif Mega
Mendung pun mempunyai makna atau filosofi bahwa setiap insan
harus dapat meredam amarah/emosinya dalam kondisi dan situasi
apapun, dengan kata lain, hati insan diharapkan dapat tetap ‘adem’

7
meskipun dalam suasana marah, laksana halnya awan yang hadir saat
cuaca mendung yang bisa menyejukkan keadaan di sekitarnya.
Kemudian arti dari warna batik Mega Mendung ini merupakan
emblem dari seorang pemimpin dan awan biru sebagai sifat seorang
pemimpin yang mesti dapat mengayomi semua masyarakat yang
dipimpinnya. Beralih untuk gradasi warna yang sedang di ornamen
awannya, gradasi pribumi dari batik Mega Mendung ini ialah tujuh
gradasi yang maknanya dipungut dari lapisan langit yang mempunyai
7 lapis, begitupun bumi yang tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah
hari dalam seminggu sejumlah 7 hari. Batik motif Mega Mendung
memang nampak sederhana, akan namun motif ini dalam bakal makna/
filosofi yang dimilikinya.

3. Filosofi Batik Pekalongan

Setiap motif pada batik pekalongan memiliki makna filosofis yang


mendalam, oleh karena itu batik pekalongan menjadi salah satu budaya
dan kekayaan Indonesia yang wajib dijaga. Berikut ini beberapa makna
filosofis yang terkandung pada batik pekalongan.
a. Simbolik Alam: Banyak motif pada batik Pekalongan yang
menggambarkan elemen alam, seperti bunga, burung, daun, dan
binatang. Motif-motif ini mencerminkan keindahan alam dan
hubungan harmonis antara manusia dengan alam.
b. Simbolik Sosial dan Budaya: Beberapa motif pada batik
Pekalongan juga mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya
masyarakat. Misalnya, motif pohon beringin melambangkan
kesuburan dan keberlimpahan, sementara motif pohon kopi
melambangkan ketenangan dan keluhuran budi.
c. Simbolik Spiritual: Motif-motif tertentu dalam batik Pekalongan
juga memiliki makna spiritual. Misalnya, motif ikan koi
melambangkan kemakmuran dan keberuntungan, sementara motif
pohon kaktus melambangkan ketabahan dan kekuatan.

8
4. Filosofi Batik Kalimantan

Adapun motif batik Kalimantan yang mengandung


makna filosofis tentang solidaritas hasilkan yaitu: motif Kambang
Munduk, Kembang Mengalir, Namun Dayak Latar Gringsing, dan lain
sebagainya. Motif Kambang Munduk mengandung makna keterikatan
hubungan manusia dengan lingkungan, terjalinnya rasa saling
melindungi, saling memberi. Motif Kembang Mengalir mengandung
makna dukungan dari lingkungan atau solidaritas keluarga akan
melancarkan kehidupan masa depan/pertunangan. Motif Dayak Latar
Gringsing mengandung makna kerukunan atau akulturasi antar
kebudayaan yang berbeda yaitu budaya Dayak dan Jawa, bahwa dari
perbedaan yang ada bukan untuk permusuhan, tetapi untuk saling
melengkapi

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Begitu banyaknya ragam dan corak batik yang ada di Nusantara,
sehingga penulis membatasi hanya saja beberapa motif batik yang
diangkat dalam pembahasan makalah ini. Dari begitu banyaknya motif dan
corak batik, dapat diambil beberapa kesimpulan tentang makna yang
mendalam. Batik tidak hanya bernilai seni atau ekonomi tetapi juga nilai
perjuangan. Berikut adalah makna batik yang dikutip dari Ensiklopedia
The Heritage Of Batik - Identitas Pemersatu Kebanggaan Bangsa
(penulis: Primus Supriono)

1. Batik sebagai Karya Seni atau Kebudayaan


Batik merupakan karya seni atau kebudayaan yang banyak
berisikan gambar ornamen tertentu pada kain putih yang dikerjakan
dengan teknik wax-resist dyeing. Seni batik banyak kita jumpai desain
dengan corak dan motif yang mengungkapkan sebuah ekspresi
penciptanya.

2. Batik sebagai Idealisme


Membatik membutuhkan totalitas, ketekunan, dan konsentrasi
selama pengerjaanya. Saat membatik dibutuhkan suasana penuh
keheningan agar pelukis batik mampu menyatukan rasa dan karsa
pada karyanya. Karya seni batik yang dikerjakan dengan proses itu
akan mengekspresikan idealisme pembuatnya.

3. Batik sebagai Identitas


Ide awal agar batik menjadi identitas bangsa indonesia dipelopori
oleh presiden pertama RI, Ir.Soekarno pada tahun 1950. Beliau
menginginkan agar batik mampu menampilkan nilai seni budaya

10
sebagai jati diri bangsa, sekaligus sebagai simbol persatuan dan
kesatuan Indonesia. Diharapkan batik menjadi identitas budaya bangsa
indonesia yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.

4. Batik sebagai Alat Perjuangan


Seiring dengan dinamika masyarakat pada masa itu, batik tidak
hanya berfungsi sebagai sarana untuk memenuhi masyarakat atas
kebutuhan sandang. Tokoh-tokoh pedagang muslim dan para santri,
batik dijadikan semacam basis perekonomian umat. Kemandirian
secara ekonomi inilah yang menjadikan para tokoh pedagang muslim
dan para santri tidak tunduk pada kekuasaan Belanda. Bahkan, dengan
batik tersebut umat Islam mampu melindungi perekonomian rakyat,
sekaligus melawan kekuasaan Belanda.

5. Batik sebagai Aktivitas Ekonomi


Dalam perkembangannya, batik tidak hanya sebagai ikon budaya
dan identitas bangsa, namun menjadi roda penggerak perekonomian
masyarakat. Batik telah menjadi salah satu komoditas penting yang
mampu menghasilkan devisa.

6. Batik sebagai Simbol Harapan


Batik bukan hanya ekspresi seni atau budaya semata, melainkan
juga mencerminkan makna simbolis akan suatu harapan atau cita-cita.
Motif batik Sido Mukti misalnya, berisi sandi yang berarti harapan
untuk terus-menerus menjadi mukti, yaitu hidup dalam kecukupan dan
kebahagiaan. Motif batik ini melambangkan harapan akan masa depan
yang baik dan penuh kebahagiaan.

11
B. SARAN
Saran yang hendak penulis sampaikan dari makalah ini, adalah
sebagai berikut:
a. Bagi Pembaca
Semoga menjadi penambah wawasan dalam dunia batik, sehingga
bisa lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya Nusantara
b. Bagi Penulis
Hendaknya para penulis bisa lebih mengembangkan ruang lingkup
peneletian, mengingat makalah ini belum sepenuhnya bisa
menggambarkan keseluruhan motif batik serta filosofinya yang ada di
Nusantara

12
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Henni Syafriana. & Abdillah. 2019. Bimbingan Konseling “Konsep


Teori Dan Aplikasinya”. Medan:LPPPI.
Masdudi. 2015. Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon:Nurjati
Press.
Suhertina. 2014. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru:CV Mutiara
Pesisir Sumatera.
Salvitri, Nangci. Bidang-Bidang Bimbingan Konseling. Universitas Negeri
Padang.

13

Anda mungkin juga menyukai