Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH BATIK NUSANTARA

Bagi masyarakat Pekalongan batik bukan hal yang baru. Batik sudah ada sejak zaman dahulu.
Batik merupakan bagian sejarah masyarakat Kota Pekalongan. Oleh karena itu pengetahuan
tentang batik sudah diajarkan sejak dini kepada siswa sekolah dasar.

A. Pengertian Batik
Batik merupakan seni rupa terapan (kriya) yang ada hampir di sebagian daerah di wilayah
nusantara dengan berbagai corak hias, motif, teknik, dan bahan. Hal tersebut disebabkan batik
sebagai seni kriya dengan bahan tekstil menjadi bagian kebutuhan pokok manusia, yaitu
kebutuhan sandang. Sehingga kita tidak asing lagi dengan istilah atau kata batik. Apa sebenarnya
pengertian batik itu ?

Di tinjau dari proses pengerjaan dan pengertian kata benda, batik dimaknai sebagai kain
bercorak. Tim penulis dari Yayasan Harapan Kita menjelaskan bahwa batik berasal dari akar
kata bahasa jawa tik yang mempunyai pengertian berhubungan dengan suatu pekerjaan halus,
lembut, dan kecil yang mengandung unsur keindahan. Pengertian ini bertolak dari proses
pembuatan batik dengan menitikkan lilin malam dengan canting sehingga membentuk corak
yang terdiri atas susunan titik-titik dan garis-garis.

Batik sebagai kata benda merupakan hasil penggambaran corak ragam hias di atas kain dengan
menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang. Di dalam
pengertian tradisi yang ketat, membatik adalah keseluruhan proses dari pembuatan pola,
penentuan tujuan, pemilihan ornamen, pemalaman dengan canting tulis, penggunaan zat pewarna
alam, sampai pelorodan. Jadi secara umum teknis batik identik dengan celup rintang dengan
menyertakan zat pewarna , malam, dan kain sebagai objeknya. Melalui proses teknis inilah
ragam hias ditampilkan pada kain.

Menurut Dr. Kusnan Asa, arkeolog, peneliti, dan guru besar pasca sarjana UGM dalam bukunya
Batik Pekalongan dalam lintas sejarah menjelaskan pengertian batik terdiri atas dua kata yang
bergabung menjadi satu, yaitu kata ba dan tik yang keduanya hampir tidak memiliki arti apapun.
Ba berasal dari kata bahan dan tik dari titik. Kalau dua kata digabungkan menjadi satu memiliki
arti bahan dan titik yang disingkat batik.

Pendapat lain mengatakan batik berasal dari bahasa jawa ambatik yang berasal dari kata amba
dan titik. Amba (jawa) untuk menggambarkan kain yang luas (lebar), berarti menggambar kain
dengan titik-titik kecil. Ada pula yang berpendapat batik berasal dari kata tritik yang berarti
membuat pola kain dengan titik kecil. Ada pula yang memberi pengertian batik sebagai
kependekan kata banyak titik. Berbagai pendapat tentang batik di atas pada intinya mengandung
pengertian yang sama. Batik adalah kain yang diberi motif hias yang dimulai dari unsur titik.
Dalam pelajaran seni rupa diketahui bahwa terjadinya bentuk diawali dengan titik. Bahkan titik
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam seni rupa.

B. Batik Nusantara
Dalam mempelajari batik Pekalongan, kita tidak bisa terlepas dari sejarah batik daerah lain.
Sebagai sebuah kebudayaan, batik Pekalongan tidak berdiri sendiri tetapi selalu berhubungan
dengan batik daerah lain.
Menurut S.K. Sewan Susanto.S. teks dalam bukunya yang berjudul Seni Kerajinan Batik
Indonesia
Mengungkapkan hasil penelitian tentang asal-usul batik Indonesia sebagai berikut :
1. Dari buku Bunga Rampai Sejarah Budaya Indonesia karangan Prof.Dr.R.M. Sutjipto
Wirjosuparto mengatakan bahwa ;
Bangsa indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India telah mengenal aturan-aturan
untuk menysun syair, mengenal teknik untuk membuat kain batik, mengenal industri logam,

pada salah satu halaman bukunya terdapat penegasan sebagai berikut :


Yang mengembangkan kesenian India di Indonesia adalah bangsa Indonesia sendiri. Jadi yang
memperkaya kesenian Indonesia ialah orang-orang Indonesia yang telah hidup dan belajar di
India untuk beberapa waktu. Ini dibuktikan oleh bangunan-bangunan Borobudur, prambanan dan
sebagainya.

2. Dari buku Dr. Alfred Steinmann (Prof. ehnologi Universitas Zurich) ; Batik A Survey of Batik
Design terbitan F. Lewis Publisher Limited 1959 mengatakan :

a. Pada zaman T'sang dinasti di Cina (620-907 AD), raja cina itu sangat tertarik pada batik
sehingga
menyuruh ahli seninya berkeliling mempelajari batik di Balkhan, Karakorum, dan
Turkestan Timur.
b. Menurut pendapat Rouffaer (sarjana Belanda) batik Indonesia berasal dari India Selatan.
Pendapat
Rouffaer ini mungkin hanya berdasarkan lukisan lilin atau wax resist, tidak
memperhatikan
perbandingan desain dan waktu berkembangnya peristiwa pada masing-masing tempat.
c. Pada tahun 1516 di Palikat dan Gujarat dari pantai utara Malabar (India) dibuat sejenis kain
batik
secara lukisan lilin. Kemudian kain berkembang dan banyak dipasarkan di Malaya dengan
sebutan
kain palekat
d. Pada abad 17 dan 19 batik dari India selatan mencapai puncak perkembangannya.
Kain batik dari Daka ini dibuat secara wax resist dikombinasikan dengan lukisan warna.

e. Dibandingkan dengan batik dari beberapa negara, yang pada umumnya bermotif geometris,
batik
Indonesia bermotif lebih tinggi. Kecuali pada motif geometris terdapat motif-motif lainnya
dan banyak
variasinya.
f. Batik-batik dari dari negara lain di contohkan sebagai berikut :

1) Batik Yapan berkembang pada zaman dinasti Nara sampai sampai abad pertengahan,
kemudian
menghilang. Prosesnya dengan teknik wax resist, secara painting, dan wooden stencil
(setak cukil
kayu). Batik ini disebut rokechi. Cara lain dibuat secara pecahan wonogiren yang disebut
Katanori.
2) Batik cina yang dibuat pada zaman dinasti T'ang dan dibuat secara wax resist (rintang
lilin) yang
disebut Miao.
3) Batik bangkok dengan teknik wax resist disebut Phanung.
4) Batik Rusia (Turkestan Timur) disebut Bokhara.

g. Berdasarkan perbandingan desain dan memperhatikan waktu mulainya perkembangan


setempat, batik
tulis baru berkembang pada akhir abad 17. Contoh batik tersebut adalah batik Koromandel
didapatkan di Minahasa dan bermotif tumpal. Di India dalam seni ragam hias tidak terdapat
tumpal.
Jika diperhatikan, motif batik koromandel yang sampai di Aceh dan pinang tidak bermotif
tumpal.
yang motif serta ornamen isennya sangat berbeda dengan batik Indonesia.

3. G.P. Rouffaer dalam bukunya De Batik-Kunst berpendapat sebagai berikut :


a. Menurut asalnya Batik Jawa berasal dari luar. Awal pertamanya oleh orang Kalingga dan
Koromandel
Hindu. Permulaannya orang-orang tersebut sebagai pedagang, kenudian sebagai imigran
kolonisator
sejak kurang lebih 400 AD mulai mempengaruhi Jawa.
b. Perkembangan proses lilin di Kalingga - Koromandel berjalan sampai pada periode pengaruh
hindu
terakhir , yaitu pada zaman Daha di Kediri. (1100 - 1222 AD)
c. Pada kurang lebih1400 AD mulai terjadi perubahan dan pada kurang lebih tahun 1518 sudah
meluas
pengaruh Islam di Jawa, akibatnya perkembangan batik di Jawa menjadi bebas berdiri
sendiri.
Peralihan Jawa menjadi seni kerajinan dengan kata lain sebagai langkah permulaan bahwa
batik Jawa
menjadi seperti keadaan sekarang terutama di Jawa Tengah.
d. Pada perkembangan lebih lanjut di Jawa pengaruh seni batik lebih ditekuni motif dan
tekniknya. Batik
mengalami kemajuan terutama di Jawa Tengah.
e. Ciri umum motif batik Jawa dan tipe ornamen-ornamen Jawa mempunyai kesamaan sebagai
berikut;
Bahwa dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa batik yang berkembang di
Indonesia
dipengaruhi oleh kebudayaan India dan Cina. Kebudayaan tersebut kemudian dikembangkan
sendiri
oleh orang-orang indonesia.

C. Batik Daerah
Menurut penelitian di Indonesia mempunyai kebudayaan batik. Kebudayaan batik itu antara lain
sebagai
berikut :

1. Batik Tasikmalaya
Menurut Sewan Susanto, batik Tasikmalaya berasal dari pengikut Pangeran Diponegoro yang
datang ke daerah tersebut. Kedatangan pengikut Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah
membawa kebudayaan batik. Namun menurut buku Indonesia Indah batik di Tasikmalaya
merupakan hasil pengaruh batik keraton.

Pada awalnya batik Tasikmalaya berwarna krem, coklat, dan kehitam-hitaman. Warna hitam
ini dihasilkan dari daun tarum (indigofera) yang dibusukkan. Bahan ini biasa digunakan dalam
batik klasik dari Jawa Tengah. Namun pada perkembangannya kemudian batik Tasikmalaya
banyak menggunakan warna cerah seperti batik pesisiran.
Motif batik Tasikmalaya yang terkenal adalah motif Balabag, yaitu motif yang
menggambarkan keadaan alam, seperti rawa dan tumbuhan sejenis bunga kamboja. Motif isen
yang banyak digunakan adalah sawut dan cecek (garis dan titik ).

2. Batuk Cirebon
Pada awalnya batik cirebon juga banyak mendapat pengaruh dari Jawa Tengah. Namun
kemudian batik cirebon menemukan gayanya sendiri yang banyak terpengaruh oleh motif-motif
dari cina, seperti motif burung phoenik, awan (megamendung), dan liong (singa). Motif-motif
khas cirebon yang tidak ada di daerah lain ialah motif megamendung dan wadasan (bukit batu).

3. Batik Lasem
Batik Lasem yang kita pelajari memiliki ciri yang menonjol. Batik Lasem dikerjakan dengan
teknik batik tulis. Pada batik Lasem tidak dikenal teknik cap. ang dianggap batik kuno dari
Lasem antara lain berupa kain panjang atau kain sarung dengan kepala sarung (pasung) bermotif
campuran gaya Cina dan Jawa Tengah.

4. Batik Tuban
Daerah batik di Tuban antara lain terdapat di Kerek, Merak, Urak, dan Kota Tuban. Yang
terkenal dari batik Tuban adalah bahan yang dipakai dari bahan kain tenun tangan yang disebut
mori gedog.
Motif batik Tuban terdiri atas motf geometris dan flora fauna. Namun yang khas dari motif
geometris batik Tuban dengan meniru struktur tenunan kembang. Nama-nama motif geometris
batik Tuban antara lain, krompol, kijing, miring, nitik, kembang pala, rengganis, dan lain-lain.
Terkadang motif batik dikerjakan dengan canting cecek pitu.
Warna-warna batik geometris dari Tuban, antara lain merah, biru, dan putih. Warna antara
merah dan biru dipadu sehingga mendekati warna hitam.

Anda mungkin juga menyukai