Anda di halaman 1dari 23

KLIPPING

PENGETAHUAN TENTANG BATIK

Guru Pembimbing: M. Mustakim S. Pd

Mapel: Seni Budaya

Kelas : XI IIK

Anggota: 1.Muhammad Aditia Fajar(15)

2.Endang Rahmawati(7)

3. Nuril adiningtiyas(17)

Nilai
Pengertian dan Asal usul sejarah Batik
Secara etimologi, istilah "batik" berasal dari bahasa Jawa ambathik yang dihasilkan dari lakuran
kata (amba) yang berarti "lebar" atau "luas" (merujuk kepada kain), dan (nithik) yang berarti
"membuat titik" dan kemudian berkembang menjadi istilah bahasa Jawa bathik, yang berarti
menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar.Kata dalam
bahasa Jawa: bathikan juga dapat bermakna sebagai "menggambar" atau "menulis".Istilah
bathik kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi "batik" dengan menggantikan
bunyi huruf "-th" sebagai "-t" dikarenakan orang non-Jawa tidak bisa melafalkannya dengan
mudah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "batik" didefinisikan sebagai kain bergambar yang
pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan lilin atau dalam bahasa Jawa
(malam) pada kain itu, yang kemudian pengolahannya melalui proses tertentu.Jadi, dapat
disimpulkan bahwa "batik" dapat merujuk kepada sebuah proses maupun hasil jadi (bersifat
bendawi) dari proses tersebut.

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam atau lilin
adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah
dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga
dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok
semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di
Afrika, teknik yang mirip dengan batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke
dan Wolof di Senegal.Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan
menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I
atau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah
tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari
India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan
F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti
Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu8 dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area
yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri,
Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan
menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada
masa sekitar itu.Detail ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita,
arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detail pakaian menampilkan pola
sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa
yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang
hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih
awal. Pada perempat terakhir abad ke-13, kain batik dari Jawa telah diekspor ke kepulauan
Karimata, Siam, bahkan sampai ke Mosul.

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang
Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140
lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu
memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam
dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang
Sultan kecewa.Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java
(London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa
semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel
memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik
di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya.
Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia
memukau publik dan seniman.[8]

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis
baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang
diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.
Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga membawa
Batik bersama mereka.

Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan sudah ke manca
negara. Di Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan batik Aceh, Batik Cual di
Riau, Batik Papua, batik Sasirangan Kalimantan, dan Batik Minahasa

Teknik - Teknik Membatik


1.Teknik Canting Tulis
A. Pengertian batik tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting.
Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam atau lilin pada sebagian pola di kain mori.

Teknik ini membutuhkan ketelitian dan keuletan yang tinggi, sehingga tak heran harga batik
tulis cukup mahal.

Jadi, saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak
terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut juga teknik membatik tradisional, yang
banyak ditemukan di Jawa.

B. Sejarah batik tulis

Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan
merupakan sebuah bagian dari budayaIndonesiasejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada
jaman dahulu kala menjadikan keterampilan membuat batik tulis

Sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga, jadi pada jaman dahulu kala membuat
batik tulisadalah pekerjaan yang sangat istimewa bagi para wanita hingga sampai dengan
ditemukannya “Batik Cap” yang memberi kesempatan kepada para pria mencoba bidang batik
tulis ini.

Tradisi membuat batik tulis pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian
dilanjutkan secara turun temurun, corak batik tulis tersebut dapat dikenali berasal dari batik
tuliskeluarga tertentu. Beberapa corak batik tulis dapat mewakili kasta seseorang. Bahkan
hingga sekarang, beberapa corak atau motif batik tulis tadisional hanya boleh dipakai oleh
keluarga kerajaan keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Seni pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membatik)
adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah
dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga
dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik tulis juga diterapkan di
Tiongkok serta diIndiadan Jepang. Di Afrika, teknik seperti batik tulis dikenal diNigeria dan
Senegal. Di Indonesia, batik tulis dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit.

C. Corak batik tulis

Ragam corak dan warna Batik tulis dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik
tulismemiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak batik tulis hanya boleh
dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik tulis pesisir menyerap berbagai pengaruh luar,
seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti
merah dipopulerkan oleh masyarakat Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik tulis, dan hasilnya adalah corak
bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang
dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka
seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam
upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-
masing

2.Teknik Ikat Celup


Teknik ini dapat dikatakan sebagai salah satu yang termudah. Teknik celup ikat merupakan
pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, lalu dicelupkan ke dalam
larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna, ikatan dibuka sehingga bagian yang
diikat tidak terkena warna.

Teknik celup ikat ini menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau
perintang warna. Celup ikat dikenal di beberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan,
tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta) , Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).

3.Teknik Cap
Teknik batik cap dilakukan dengan menggunakan alat canting cap. Caranya, canting cap
dicelupkan pada cairan malam, lalu ditorehkan di atas kain mori.

Teknik membatik satu ini memiliki kelebihan, yaitu menjadi teknik yang pembuatannya relatif
cepat selesai.

4.Teknik Printing
Metode membatik teknik printing adalah jenis batik baru yang cara pembuatannya melalui
proses printing mesin pabrik.

Proses pewarnaannya sendiri hanya diwarnai pada satu bagian sisi kain batik saja, sehingga
prosesnya lebih efisien. Waktu pembuatannya pun menjadi sangat cepat. Dalam sekali cetak,
satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk membuatnya. Tak hanya itu, alat
printing yang canggih membuat motif batik memiliki hasil yang detail dan konsisten.

Batik printing yang prosesnya cepat dan mudah, biasanya dibanderol harga lebih murah
dibandingkan batik tulis atau lainnya yang membutuhkan ketelitian dan kreativitas tinggi.
Contoh batik ini banyak ditemukan pada seragam sekolah.

5.Teknik Colet
Teknik membatik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis. Melalui teknik colet, pembatik
dapat mengoleskan pewarna kain dengan kuas, lalu melukis motif di atas kain mori.

Teknik membatik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis. Melalui teknik colet, pembatik
dapat mengoleskan pewarna kain dengan kuas, lalu melukis motif di atas kain mori.

Motif Batik Berbagai Daerah

1.*Batik Kediri*
A. Batik Gumul

Batik Gumul merupakan motif batik khas kediri yang motifnya meniru monumen Simpang Lima
Gumul (SLG), dimana monumen SGL tersebut merupakan ikon baru dari

Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang menyerupai monumen di Prancis bernama L’ Arch
D’triomph. Motif batik gumul sangat jarang ditemui, bahkan motif ini tidak ada di daerah
manapun, kecuali hanya di Kediri sendiri, sebab monumen SLG ini hanya ada di Kabuapten
Kediri.

B. Batik Garuda Muka Sekar Jagad


.Batik Garuda Muka Sekar Jagad

Batik Garuda Muka Sekar Jagad merupakan batik khas kediri yang motifnya menampilkan sosok
garuda. Selain sosok garuda, pada motif batik ini juga ada gambar kotak-kotak yang mewakili
dari bentuk tahu, dimana Kabupaten Kediri sendiri merupakan penghasil tahu takwa. Selain itu,
ada pula bulatan-bulatan sebagai penggambaran dari gethuk, dimana selain penghasil tahu,
Kediri juga penghasil gethuk pisang.

2.*Batik Mojokerto*
A. Batik Mrico Bolong
Motif Mrico Bolong; Motif ini diberi nama Mrico Bolong karena memiliki latar berupa bulatan-
bulatan kecil seperti merica yang tampak berlubang. Yang menjadi motif utama adalah burung
dan bunga sedangkan motif pelengkapnya adalah kupu-kupu. Motif ini diberi warna sogan
(dominan berwarna cokelat) sehingga menimbulkan kesan klasik.

B. Batik Sisik Gringsing

Motif Sisik Gringsing; Motif ini diberi nama Sisik Gringsing karena memiliki latar berbentuk
seperti sisik ikan. Yang menjadi motif utama adalah burung dan bunga sedangkan motif
pelengkapnya adalah kupu-kupu. Motif ini memiliki kesamaan dengan motif Mrico Bolong dari
segi motif utama dan motif pelengkapnya namun yang membedakan keduanya adalah latar dari
kedua motif ini. Motif ini diberi warna sogan (dominan cokelat) sehingga menimbulkan kesan
klasik.

3.*Batik Cirebon*
A. Batik Patran Keris
Bentuk motif batik Cirebon patran keris adalah motif yang tergolong klasik, namun sering
dipesan oleh orang-orang Jepang layaknya motif paksi naga liman yang digunakan sebagai
bahan pembuatan kimono.

Hal ini juga menjadi bukti bahwa batik Cirebon telah dikenal dan digemari oleh masyarakat
internasional.

B. Batik Naga Silam

Motif batik Cirebon naga silam merupakan perpaduan dengan latar motif mega mendung dan
ada naga silam di dalamnya. Dengan perpaduan keduanya, akhirnya tercipta motif ini yang
mempunyai keindahan tersendiri pada ornamennya.

Bentuk gambar naga disini memperoleh inspirasi dari negeri Tiongkok dengan perpaduan India
yang memiliki filosofi baik melawan kejahatan.

4.*Batik Banyuwangi*
A. Batik Kangkung Saiket
Motif batik Cirebon naga silam merupakan perpaduan dengan latar motif mega mendung dan
ada naga silam di dalamnya. Dengan perpaduan keduanya, akhirnya tercipta motif ini yang
mempunyai keindahan tersendiri pada ornamennya.

Bentuk gambar naga disini memperoleh inspirasi dari negeri Tiongkok dengan perpaduan India
yang memiliki filosofi baik melawan kejahatan.

B. Batik Mahkota Terbang


6

Bila dilihat sekilas, ada pola mahkota terbang yang tampak lebih menonjol dengan adanya
tambahan motif sepasang ayam atau burung berhadap-hadapan.

Ada pula motif tambahan, ada yang membutuhkan beragam pola tumbuh-tumbuhan yang
bersemi, ataupun dalam ragam batik lebih dikenal dengan sebutan motif semen.

5.*Batik Pekalongan*
A. Batik motif 7 Rupa

Ingin memakai batik Pekalongan dengan motif yang tabrak warna? Yuk, pilih motif 7 rupa,
Moms!

Motif 7 rupa ini identik dengan filosofi yang sangat 'indah' dalam proses pembuatannya.

Corak dari batik ini mengandung kekayaan alam dari wisata alam Pekalongan yang digambarkan
dalam 7 motif yang berbeda.

Pada umumnya gambar yang termuat dalam motifnya adalah berupa tumbuh-tumbuhan dan
beragam jenis hewan.
Perpaduan warna cerah dari warna biru, merah muda, dan warna gelap membuat batik tampak
lebih bernilai, lho.

B. Batik Capung Biru Muda

Motif Capung Biru Muda

Batik pekalongan motif capung biru muda

Desain motif capung dianggap sebagai salah satu corak yang berasal dari zaman modern.
Seperti batik lain dari kota Pekalongan, kamu bisa melihat adanya gambar bunga dengan warna
senada memenuhi permukaan kain.anggap sebagai salah satu corak yang berasal dari zaman
modern. Seperti batik lain dari kota Pekalongan, kamu bisa melihat adanya gambar bunga
dengan warna senada memenuhi permukaan kain

.6.Batik Bali

A. Batik Ulamasari Mas


Motif batik Bali berupa ulamsari Mas merupakan salah satu dari sekian banyaknya motif Bali
yang terkenal di masyarakat luas. Batik bali motif ini berisikan gambar ikan dan udang yang
mewakili mata pencaharian masyarakat Bali, yakni sebagai nelayan.

Makna yang terkandung dalam batik bali motif ulamsari mas adalah kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat yang hidup di daerah pesisir pantai.

B. Batik Bali Merak Abyorhokokai

Jika dilihat dari namanya saja, motif batik Bali satu ini cukup rumit dan asing ditelinga kalian.
Akan tetapi, sebenarnya motif ini cukup terkenal di Indonesia dan sangat khas dengan budaya
Indonesia berupa burung merak.

Motif batik ini menggambarkan keindahan burung merak yang merujuk pada makna keindahan
pulau Dewata Bali. Namun ada fakta yang cukup menarik dari motif ini, yakni sebenarnya
motifnya terinspirasi dari Jepang, hehe.

7.Batik Gunung Kidul


A. Batik motif Babon Anggrem
Motif ini adalah motif klasik yang merupakan warisan kerajaan Mataram. Babon anggrem
adalah gambaran ayam betina yang sedang mengerami telurnya diartikan sebagai seorang ibu
yang sedang mengandung hendaknya memiliki rasa kesabaran dan kasih sayang agar kelak anak
yang dikandungnya akan mewarisi sifat tersebut.

Maka dari itu, batik ini sering digunakan pada saat acara tujuh bulanan atau kelahiran ibu hamil.

B. Batik motif Walang Kencono Jati

Sesuai dengan namanya, motif ini mengeksplorasi bentuk tubuh hewan belalang dan daun jati.
Daun jati digambarkan berwarna hijau keemasan tersusun dalam formasi motif lung-lungan
hijau yang mengandung harapan Gunungkidul akan menjadi daerah yang subur dan
makmur.Bahkan Pemerintah Gunungkidul menjadikan batik motif ini sebagai seragam batik
sekolah dan PNS di Kabupaten Gunungkidul yang wajib dipakai setiap hari Kamis/Jumat.

8.Batik Garut
A. Batik Barusan Merak ngibing
Batik merak ngibing atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai merak menari merupakan
batik khas Garutan setelah bulu ayam dan cupat manggu.

Saat menari, sayap atau bulu burung ini akan menunjukkan warnanya yang indah dan
elegan.Nah, nilai filosofisnya juga terkandung dalam ornamen satwa yang dilindungi tersebut.

B. Batik Barusan Cepat Manggu

Cupat Manggu’ adalah nama lain dari buah manggis, yang kalau kita perhatikan pecahan
kelopaknya memang menyerupai bunga manggis.

Hal ini tak lepas dari kehidupan ekonomi masyarakat Garut yang memiliki banyak perkebunan
buah manggis.

9.Batik Bogor
A. Batik Kujang Kijang
Motif batik kujang kijang adalah ciri khas batik bogor kepala binatang kijang dengan tanduk
yang menjulang ke atas. Batik ini sangat popular dan banyak jenisnya. Motif ini dapat di
gunakan untuk pakaian batik sekolah, dinas, kampus, upacara pernikahan, upacara adat.
Sehingga masyarakat bogor wajib mempunyai batik dengan motif ini.

B. Batik Hujan Gerimis

Bogor adalah kota yang di juluki dengan kota hujan. Sehingga motif batik hujan gerimis sangat
cocok untuk motif batik khas bogor. Masyarakat bogor percaya bahwa hujan dapat
mendatangkan berkah bagi sumber kehidupan.

Motif batik khas bogor tidak banyak namun jenis kujang kidang adalah yang peling banyak.
Berikut ini adalah gambar-gambar motif batik kujang kidang

10.*Batik Sumedang*
A. Batik motif Hanjuang
Batik Sumedang berisi filosofi panjang dan penjelasannya pun beragam sekali.

Penggambaran melalui tulis flora atau tumbuh-tumbuhan seperti kembang boled bermakna
kesuburan dan kemakmuran di zaman kerajaan Sumedang di abad terdahulu.

B. Batik motif Kuda Renggong

Nama Kuda renggong merujuk pada seni pertunjukan yang berasal dari kota Sumedang, Jawa
Barat.

Bahkan saat ini atraksi dari kota Tahu ini pun resmi dijadikan salah satu objek wisata yang
digemari oleh para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

11.*Batik Ciamis*

A. Batik Ciamis Lepaan Kupu-Kupu


Batik Ciamis Lepaan kupu-kupu biasanya memasukkan ornamen khas flora dan fauna yang juga
terpengaruh oleh kebudayaan Tionghoa sejak dulu.

Kupu-kupu dalam dianggap sebagai hewan yang bebas terbang ke angkasa dan dalam
kehidupan mengandung makna sebagai harapan.

B. Batik Ciamis Rereng Taelus

Taleus atau yang kita kenal sebagai daun talas juga menjadi salah satu inspirasi pembuatan
batik khas Ciamisan ini.

Pun batik Tasikmalaya dari Sukapura juga menghasilkan motif daun talas dengan corak tata
warna berbeda.

12.*Batik Banten*

A. Batik Datulaja
Motif batik Banten pertama berupa datulaya ini memiliki motif dasar belah ketupat berbentuk
bunga dan lingkaran dalam pigura sulur-sulur daun. Untuk Di dalam booh motif dasarnya
berupa topeng manusia yang sudah disteril.

Unsur warna biru yang dipakai pada motif dasarnya, yakni pigura sulur-sulur daun berwarna
abu-abu, dasar kain berwarna kuning dan pada booh berwarna biru. Sedangkan nama datulaya
sendiri diambil dari nama tempat tinggal pangeran yang berasal dari kata “Datu”artinya
pangeran dan “Laya” artinya residen

B. Batik Mandalikan

Batik Banten motif mandalikan ini berbentuk belah ketupat dengan ornamen bunga yang ada di
tengah-tengah sebuah bintang. Variasi motif bintang dalam kotak rantai dan booh motif
dasarnya berbentuk segitiga bergerigi lapis tiga.Sedangkan untuk unsur warna menggunakan
tiga warna yakni kren sebagai warna dasar, abu-abu pada motif bintang, dan warna coklat tua
pada rantai dan booh. Nama mandalikan sendiri diambil dari gelar nama salah satu pangeran
Banten, yakni Pangeran Mandalikan.

13.*Batik Papua*

A. Motif Kamoro
Batik ini juga terkenal dengan nama Batik Papua Timika. Batik Kamoro terinspirasi dari suku asli
Papua dengan keindahan alam dan keunikan seni ukirnya. Motifnya melambangkan simbol
Patung Berdiri membawa tombak. Penggunaan warnanya cenderung lebih berani, seperti
kombinasi biru dan hijau, hitam dan kuning, merah dan merah muda.

B. Motif Tifa Honai

Batik Tifa Honai memiliki filosofi yang cukup kuat. Sesuai namanya, Honai sebagai rumah adat
Papua melambangkan keluarga, sedangkan alat musik tifa menonjolkan kebahagiaan. Keduanya
bermakna kebersamaan keluarga yang bahagia. Motif ini juga terinspirasi kekayaan alam di
Pulau Emas, seperti sumber mata air dan pemandangan yang indah.

14.*Batik Lampung*

A. Motif Batik Kapal


Motif batik kapal ini melambangkan nelayan di daerah lampung. Gambar kapal yang seolah-
olah sedang berlayar dan hiasan di sampingnya sangat indah. Motif ini menggambarkan ciri
khas lampung.

B. Motif Batik Siger Lampung

Motif batik siger lampung sangat populer di masyarakat lampung. Batik motif ini sangat
mencerminkan ciri khas lampung yaitu siger. Setiap orang yang memakai batik motif ini sangat
bangga karena batik yang indah adalah siger dari lampung.

15.*Batik Betawi (Jakarta) *

A. Batik Betawi Loreng Ondel-Ondel


Masyarakat Betawi memang sudah sangat melekat dengan kebudayaannya berupa kesenian
ondel-ondel. Penampilan badut yang sangat khas ini sudah menjadi ikon bagi Ibu Kota Jakarta.

Oleh sebab itu, sebagai bentuk akulturasi budaya, gambar ondel-ondel pun dimasukkan ke
dalam motif batik dan diberi nama loreng ondel-ondel. Konon katanya banyak masyarakat
Betawi yang mempercayai bahwa penciptaan ondel-ondel pada awalnya adalah sebagai
penolak bala atau mengusir hal yang buruk.

B. Batik Betawi Nusa Kelapa

Bentuk pemandangan alam sepertinya sudah menjadi salah satu keindahan dari motif batik
Betawi Hal ini bisa dilihat dari motif nusa kelapa yang awalnya mendapatkan ide desain dari
Peta Caila yang dibuat sekitar tahun 1482-1521 ketika pemerintahan Prabu Siliwangi.

Jika dilihat dari peta tersebut, dapat diketahui bahwa Jakarta pada masa lalu bernama Nusa
Kelapa. Kemudian diubah menjadi Sunda Kelapa, diubah lagi menjadi Jayakarta, diubah lagi
menjadi Batavia, dan akhirnya tercipta nama Jakarta.
Corak alam tersebut juga yang kemudian menggambarkan kondisi Jakarta pada masa lalu yang
penuh dengan kekayaan alam yang indah, suasana pegunungan dan persawahan yang luas.

Anda mungkin juga menyukai