DHARSONO
NIM :C0915046
PENDAHULUAN
4. Batik Saudagaran
Batik saudagaran adalah istilah yang diberikan oleh mayarakat
ketika penggunaan batik sudah berkembang luas di luar tembok Keraton,
dan juga diproduksi oleh perusahaan-perusahaan rumahan. Pengusaha
sekaligus pedagang inilah yang disebut dengan saudagaran tidak lain
adalah batik yang diproduksi oleh para saudagaran batik itu. saudagar
batik ini melihat peluang dari keinginan masyarakat umum di luar keraton
untuk ikut menggunakan motif-motif yang semula terlarang. Oleh
karenanya muncul karya-karya baru yang merupakan turunan
(pengembangan) dari batik-batik pakem milik istana yang dikombinasi
dengan unsur-unsur ornamen lain sehingga akhirnya bisa dikatakan bukan
lagi batik keraton secara persis.
Pemilihan warna pun tidak lagi dibatasi, sekalipun belum terlalu
ekstrem meninggalkan ciri batik keraton. Di akhir abad ke-19 mulai
dikenal penemuan zat warna buatan. Sejak itu ternyata peggunaan zat-zat
pewarna jenis ini membuat proses produksi batik lebih cepat dan bisa
menggunakan beranka ragam warna. Pembatik saudagaran mengubah
batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek-
cecek (titik-titik) sehingga tercipta karya batik yang anggun.
5. Batik dan Fashion
Di balik simbol-simbol dalam berbagai motif dan corak batik
terdapat banyak makna dan nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan.
Batik di Indonesia telah melewati masa dan sejarah yang pajang untuk
sampai pada perkembangannya yang pesat dewasa ini. Semua tidak lepas
dari perkmebangan zaman, pemikiran, teknologi, hingga kreativitas yang
mewarnai motif dan corak batik.
Merupakan suatu keniscayaan realitas bahwa kemudian batik
Indonesia lebih mampu mengaktualisasi diri sebagai satu bagian dari
warisan budaya yang disenangi, menjadi tren, berkembang pesat,
dimodifikasi, dikembangkan, disebarluaskan, hingga menjadi semacam
budaya baru yang kekinian. Batik tidak tenggelam dimakan usia karena
adanya usaha terus-menerus dari generai ke generasi untuk
melestarikannya., sesuai dengan perkembangan pemikiran dan teknologi
di masanya masing-masing.
Batik Nusantara
Redefining Parang
Karya Poppy
Dharsono
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor
yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mengemukakan metode kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deksriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi, jenis penelitian
yang digunakan penulis adalah deskriptif kualitatif.
B. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh. Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau pernyataan-pernyataan yang
disampaikan oleh responden, dan tingkah laku yang ditujukan oleh obyek
penelitian.
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Daa ini biasanya dieroleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan penulis terdahulu. Data
sekunder disebut juga data yang tersedia. Data sekunder biasa
dikatakan sebagai data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh penulis dari subyek penelitian. Dalam penilitan ini peneliti
mendapatkan data melalui buku-buku sumber sebagai penguat dari
data yang diperoleh melalui website.
C. Validitas Data
Sugiyono (2010:121) menjelaskan bahwa uji keabsahan data dalam
penelitian ualitatif meliputi uji credibility (validasi internal) , transferability
(validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan comfirmability
(objektivitas). Dalam penelitian ini pengujian keabsahan/validitas data,
peneliti menekankan pada uji Kredibilitas. Menurut Sugiyono (2010 : 121) ,
pengujian kredibilitas data penelitian kualitatif dapat dilakukan antara lain
dengan perpanjangan pengamatan, peningkaan ketekunan dalam penelitian,
tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member
check .
1. Meningkatkan ketekunan, dalam hal ini peneliti berusaha lebih tekun
dan cermat untuk memperoleh kepastian dan akurasi data dengan mengecek
kembai data-data maupun dengan membaca berbagai referensi terutama
konsep-konsep / teori yang telah disajikan dlaam tinjauan pustaka terkait
dengan temuan penelitian. Dengan demikian peneliti menjadi semakin luas
dan tajam untuk memeriksa bahwa data yang ditemukan peneliti adalah
benar, dapat dipercaya untuk selanjutnya dibahas dengan menggunakan
pendekatan konsep atau teori pada tinjauan pustaka.
2. Analisis kasus negatif, artinya apakah ada data yang berbeda atau tiak,
sejauh yang peniliti analisis terhadap kasus negatid ini secara subtantif
sangat kecil atau lemah, maka data yang diperoleh adalah kredibel.
Pada BAB IV ini Peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu
inovasi batik motif parang karya desainer Poppy Dharsono. Dimana penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif
sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting). (Sigiyono, 2009:8). Pada penelitian
kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data. Pada penelitian kualitatif peneliti
bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi
berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data.
B. Pembahasan
1. Penggunaan Batik Larangan Masa Kini
b. Iwan Tirta
Pada Jakarta Fashion Week 2015 desainer Iwan Tirta
mengeluarkan Iwan Tirta Private Collection dengan mengangkat
motif larangan berupa kawung yang kemudian dikembangkan
dengan berbagai ornamen.
(Busana Rancangan Iwan Tirta, JFW 2014)
c. Tuty Adib
Sign
Interpretant Object
Peirce (dalam Wibowo, 2011 : 13) membedakan tipe-tipe
tanda menjadi: Ikon (Icon), Indeks (Indeks), dan Simbol
(Symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen
dan objeknya.
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa
sehingga tanda itu mudah dikenali oleh pemakainya. Di dalam
ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud
sebagai kesamaan dalam berbagai kualitas. Contohnya
sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik
karena menggambarkan bentuk yang memiliki kesamaan
dengan objek sebenarnya.
Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal
atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di
dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat
kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang
sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas
permukaan tanah, misalnya merupakan indeks dari seseorang
atau binatang telah lewat di sana, ketukan pintu merupakan
indeks dari kehadiran seorang tamu di rumah kita.
Simbol, merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan
konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang
atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya
adalah simbol-simbol. Contohnya Garuda Pancasila bagi
bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki latar budaya
berbeda, seperti orang Eskimo, misalnya Garuda Pancasila
hanya dipandang sebagai burung elang biasa (Tinarbuko,
2009:17).
Sebagaimana telah disebutkan di atas, tanda mempunyai
tiga elemen, yaitu : ikon, indeks, dan simbol. Ketiga elemen
tersebut dan cirri-cirinya dapat digambarkan dalam tabel
dibawah ini :
Jenis Tanda Ditandai Dengan Contoh Proses Kerja
Ikon Persamaan Gambar, foto, dan
patung Dilihat
(Kesamaan)
Kemiripan
Indeks
Hubungan Asap -- api Diperkirakan
sebab akibat Gejala
Keterkaitan penyakit
Simbol
Konvensi atau Kata-kata Dipelajari
Isyarat
Kesepakatan
sosial
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan semiotika terhadap
tanda-tanda dalam Inovasi Batik Parang Karya Desainer Poppy Dharsono,
maka dapat ditarik keseimpulan sebagai berikut :
Desainer Poppy Dharsono mengangkat motif parang sebagai
perlambangan dari berbagai makna diantaranya adalah kebijaksanaan,
kemuliaan, dan kemenangan. Serta sentuhan pada detail-detail cocktail
dress yang berwarna emas dan coklat melambangkan kemewahan lokal
nan klasik.
Tema besar yang diangkat merupakan Redefining Parang (Sisi
lain Parang) dimana desainer melakukan inovasi atau mengemas ulang
batik motif parang yang sarat akan makna menjadi sebuah cocktail
dressyang disesuaikan dengan tren fesyen saat itu sehingga memberikan
kesan yang modern dan elegan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan
dari penelitian ini, saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai
berikut :