Oleh:
Gandes Sekar Putri
Email: gandes.sekarputri@gmail.com
ABSTRAK
Batik tradisional merupakan batik yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Batik
sebagai salah satu karya seni budaya bangsa Indonesia terus mengalami perkembangan.
Batik memiliki sifat dinamis yaitu dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam dimensi
ruang, waktu dan bentuk. Pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII
diberlakukan aturan dan tata cara penggunaan batik sebagai perlengkapan busana
kebesaran Keraton Yogyakarta. Motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung
Hanyokrokusumo di Mataram. Motif Kawung merupakan motif batik dengan perpaduan
warna gelap dan cerah. Motif Kawung dapat diinterpretasikan sebagai gambar bunga
lotus dengan empat lembar daun bunga yang sedang mekar.
23
Volume 15 Agustus 2018
24
Volume 15 Agustus 2018
25
Volume 15 Agustus 2018
(Kartini Parmono, 2013: 137). Di dalam terlihat pada motif Cinde. Sedangkan
aturan yang diberlakukan masa Sultan pengaruh Belanda Nampak pada motif
Hamengkubuwono VIII tersebut juga Buketan dan pengaruh Jepang pada
disebutkan siapa saja yang berhak motif Hokokai. Batik tradisional yang
mengenakan pakaian kebesaran dengan kental oleh pengaruh adat dapat ditemui
motif batik yang telah ditentukan, mulai pada batik tulis Irian Jaya dengan ragam
dari Sultan, istri, pangeran, putri-putri, hias suku Asmat. Pengaruh adat juga
hingga abdi dalem seperti: patih, bupati, terlihat pada batik tulis Kalimantan
wedana, lurah dan demang. Selanjutnya Timur dengan ragam hias lambang
disebarluaskan kepada rakyat yang perdamaian suku Dayak Bahau serta
berada di wilayah Kasultanan ragam hias Tongkonan Toraja, Sulawesi
Yogyakarta Hadiningrat untuk Selatan (Kartini Pramono, 2013: 138).
mematuhi dan melaksanakan peraturan
Manusia merupakan makhluk
tersebut.
yang dapat mengerti dan menggunakan
Batik tradisional tidak terlepas simbol-simbol. Manusia dapat
dari pengaruh adat istiadat, kebudayaan menciptakan dan memahami makna dari
daerah, kepercayaan dalam agaman dan simbol-simbol tersebut, sehingga dapat
juga kebudayaan pendatang. Pada motif digunakan sebagai penuntun dan
meru, semen, sawat dan garda terdapat petunjuk pada perilaku dan perbuatan
simbol-simbol dari kepercayaan Hindu. baik sesuai dengan norma (Ernest
Sedangkan pada batik tradisional yang Cassirer, 1987: 41). Batik tradisional
dipengaruhi budaya Islam tidak terdapat sebagai warisan budaya tidak terlepas
simbol-simbol binatang maupun dari makna simbolik yang mengandung
lambang dewa-dewa. Walaupun nilai-nilai kearifan dilihat dari motif,
demikian, hingga saat ini pengaruh warna, ornamen hingga fungsi.
kebudayaan Hindu masih tampak pada
Motif batik kreasi baru dapat
motif-motif batik yang tersebar luas
dijumpai pada modernisasi batik saat
dikalangan masyarakat hingga saat ini.
ini. Saat ini di wilayah Yogyakarta
Pada batik motif Lok Chan dan terdapat berbagai jenis batik, antara
Encim diketahui merupakan batik lain: Batik Tulis yang dibuat langsung
pengaruh Tionghoa. Pengaruh dari India oleh tangan-tangan para pembatik
26
Volume 15 Agustus 2018
dengan menggunakan canthing tulis; khas milik Keraton dan tidak boleh
Batik Cap yang dihasilkan digunakan masyarakat luas disebut
menggunakan canthing cap untuk dengan motif larangan. Motif larangan
memproduksi batik dengan lebih cepat; antara lain kawung, parang, semen,
dan ada pula Batik Lukis dibuat dengan udan liris, cemungkiran, alas-alasan
menggunakan canthing dan kuas. dan sawat (Rina Patriana Chairiyani:
2014: 1179).
Modernisasi merupakan gejala
yang dipengaruhi oleh pengembangan Motif kawung diciptakan oleh
seni dan budaya menuju arah kreatifitas Sultan Agung Hanyokrokusumo di
yang semakin rasional. Meskipun Mataram. Motif kawung dihasilkan
demikian, seharusnya pada pembuatan dengan mengambil bahan-bahan dari
motif-motif baru tetap memperhatikan alam yang kemudian digunakan menjadi
unsur-unsur simbolis yang khas dan motif batik. Motif Kawung diilhami dari
bermakna dari akar budaya lokal, pohon aren yang buahnya berbentuk
sehingga motif-motif yang dihasilkan bulat lonjong berwarna putih. Motif
mengandung nilai-nilai budaya tinggi Kawung memiliki simbol-simbol yang
dan memiliki ciri khas tersendiri. Pada penuh makna (Koeswadji: 1981, 112).
saat ini dan selanjutnya diharapkan akan
Motif Kawung merupakan motif
semakin dapat meningkatkan
batik dengan perpaduan warna gelap
kesejahteraan masyarakat terutama
dan cerah. Menurut pandangan dan
dalam bidang ekonomi.
corak kebudayaan Jawa Kuno, warna
memiliki makna simbolis tertentu.
Kearifan Motif Batik Kawung
Warna diibaratkan lambang atau watak
Berbagai upacara baik di dalam manusia yang disimbolkan dengan
maupun di luar Keraton hingga saat ini panca warna (Sewan Susanto, 1984:
masih terus dilestarikan di wilayah 91). Warna-warna yang termasuk dalam
Yogyakarta, seperti Jumenengan, ritual panca warna antara lain merah, hitam,
adat hingga pergelaran seni tari yang kuining, hijau dan putih. Rangkaian
menggunakan batik dalam kegiatan warna tersebut melambangkan dasar
tersebut. Adapun motif-motif dan watak manusia yang mengarah pada
warna-warna khusus yang menjadi ciri nafsu angkara murka. Namun demikian,
27
Volume 15 Agustus 2018
28
Volume 15 Agustus 2018
29
Volume 15 Agustus 2018
30
Volume 15 Agustus 2018
31
Volume 15 Agustus 2018
32