Anda di halaman 1dari 20

Volume 12 No 3 Maret 2017

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN POLITIK DI DUNIA ISLAM

Oleh:
Gandes Sekar Putri
Email: gandes.sekarputri@gmail.com

ABSTRAK

Pada dasarnya tidak ditemukan adanya petunjuk yang gamblang dalam ayat-
ayat Al-Qur‘an mengenai tata cara bernegara dalam Islam. Setelah Nabi
Muhammad SAW wafat, kondisi politik dan tata negara mengalami perubahan.
Pada zaman klasik pengangkatan Abu Bakar menjadi Khalifah merupakan
hasil dari musyawarah umat Islam. Periode kekhalifahan Umar tidak dapat
diragukan lagi merupakan abad emas Islam dalam segala zaman. Periodenya
terkenal dengan pembangunan Islam dan perubahan-perubahannya. Pemikiran
Islam pada masa pertengahan tidak dapat terlepas dari peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada saat itu. Pada zaman pertengahan tokoh yang terkenal
yaitu Ibn Taimiyah dan Ibn Khaldun. Dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh
tersebut dapat diketahui bahwa pemikiran-pemikiran mereka cenderung
diwarnai oleh pemikiran dari alam Yunani, walaupun paengaruh yang ada tidak
sama antara satu pemikiran dengan pemikiran yang lain. Pada zaman
kontemporer ada tiga kecenderungan pemikiran politik Islam, yaitu
integralisme, interseksion, dan sekularisme.

PENDAHULUAN yang menggagas konsep pemikiran


yang dimilikinya.
Jauh sebelum turunnya Islam,
Sejarah yang berbeda dari
dunia politik sudah dimulai. Pada
setiap zaman pasti memiliki
kisah para nabi terdahulu menunjukkan
pemikiran- pemikiran dan tokoh-tokoh
bahwa manusia telah mengenal sistem
yang akan menghasilkan berbagai
pemerintahan, seperti adanya raja
konsepsi yang berbeda-beda. Islam
Namrudz pada masa Nabi Ibrahim AS.
yang disebut sebagai agama
Islam bertahan selama empat belas
komprehensif dari kalangan intern
abad di Jazirah Arab, hal tersebut
maupun ekstern hingga kalangan
bukanlah waktu yang singkat. Seiring
orientalis juga memiliki cerita
waktu berjalan tentu permasalahan
tersendiri dalam sejarah
sebelumnya yang belum terjamah oleh
ketatanegaraan yang dimiliki.
sejarah-sejarah Islam menjadi
Penyebutan Negara Madinah dalam
persoalan tersendiri dalam kehidupan,
sejarah sejak zaman Nabi Muhammad
sehingga muncul para pemikir-pemikir
56
Volume 12 No 3 Maret 2017

SAW menunjukkan adanya konsep fungsi Rasulullah SAW (J. Suyuthi


dasar dalam bernegara dan merupakan Pulungan, 1999: 45). Menurut Al-
praktek bernegara pertama yang Mawardi, Imamah merupakan suatu
dilakukan oleh Nabi Muhammad kedudukan atau jabatan yang diadakan
SAW. Konsep bernegara di dalamnya untuk mengganti tugas kenabian di
membahas mengenai sikap tenggang dalam memelihara agama dan
rasa dan hak azazi manusia, mengingat mengendalikan dunia (Djazuli, 2009:
umat Islam hidup berdampingan 56). Sedangkan menurut Al-Iji,
dengan umat Yahudi di Madinah pada Imamah adalah negara besar yang
masa itu. mengatur urusan-urusan agama dan
Pada dasarnya tidak ditemukan dunia. Lebih tepatnya, Imamah adalah
adanya petunjuk yang gamblang dalam pengganti Nabi di dalam menegakkan
ayat-ayat Al-Qur‘an mengenai tata agama (Djazuli, 2009: 50).
cara bernegara dalam Islam. Setelah Al-Imamah dalam madzhab
Nabi Muhammad SAW wafat, kondisi pemikiran Syi‘ah adalah
politik dan tata negara mengalami kepemimpinan progresif dan
perubahan. Sistem negara revolusioner yang bertentangan
menggunakan pola Khilafah pada dengan rezim-rezim politik lainnya,
masa Khalifah al-Arba‘ah. Selanjutnya guna membimbing manusia serta
sistem kenegaraan berubah menjadi membangun masyarakat diatas pondasi
monarkhi setelah terjadi kudeta di yang benar dan kuat, yang akan
masa Ali, dimana kekuasaan mengarahkan menuju kesadaran,
diserahkan kepada putra mahkota. pertumbuhan dan kemandirian dalam
Yazid ditunjuk sebagai putra mahkota mengambil keputusan (Ali Syariati,
yang memegang kekuasaan Muawiyah 1982: 66).
bin Abi Sufyan. Khilafah adalah pemerintahan
Islam yang tidak dibatasi oleh
IMAMAH DAN KHILAFAH
teritorial, sehingga kekhalifahan Islam
Imamah merupakan meliputi berbagai suku dan bangsa.
kepemimpinan menyeluruh yang Pada intinya, khilafah merupakan
berkaitan dengan urusan keagamaan kepemimpinan umum yang mengurusi
dan urusan dunia sebagai pengganti agama dan kenegaraan sebagai wakil

57
Volume 12 No 3 Maret 2017

dari Nabi SAW (Mujar Ibnu Syarif dan Khalifah, namun sebagian besar kaum
Khamami Zada, 2008: 205). Menurut muslimin menghendaki Abu Bakar,
Syekh Muhammad Al-Hasan Addud maka dipilihlah beliau menjadi
As-Syangqiti terdapat tujuh kriteria khalifah (A. Hasjmy, 1973: 227).
menjadi seorang khilafah, antara lain: Pidato yang diucapkan setelah
muslim, laki-laki, merdeka, baliqh, pengangkatannya, menegaskan
mujtahid, adil dan amanah. totalitas kepribadian dan komitmen
Abu Bakar terhadap nilai-nilai Islam
ZAMAN KLASIK
dan strategi menilai keberhasilan
Pada masa Nabi, konsep tertinggi bagi umat sepeninggal Nabi
bernegara dikenal dengan Negara Muhammad SAW (Abdul Syukur Al-
Madinah yang dimulai dengan masa Azizi, 2014: 67).
Khulafaurrasyidin. Pada praktek yang
Pengangkatan Abu Bakar
dijalankan dalam bernegara belum
menjadi Khalifah merupakan bukti
memiliki teori-teori yang utuh. Tata
bahwa Abu Bakar menjadi khalifah
cara penggantian Khalifah berubah-
bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi
ubah, seperti pergantian dari masa Abu
hasil dari musyawarah mufakat umat
Bakar kepada Umar dengan wasiat,
Islam. Dengan terpilihnya Abu Bakar
kemudian Umar kepada Utsman
menjadi khalifah, maka mulailah Abu
dengan pemilihan, selanjutnya Utsman
Bakar menjalankan kekhalifahannya,
kepada Ali dengan aklamasi
baik sebagai pemimpin umat maupun
(persetujuan). Pada akhirnya
sebagai pemimpin pemerintahan, dan
Mu‘awiyah mengambil alih kekuasaan
juga disinilah prinsip demokrasi
Islam dan menerapkan sistem
tertanam sejak awal perkembangan
monarkhi dalam pemerintahan.
Islam (Abdul Karim, 2012: 78).
Politik masa Khalifah Abu Bakar As- Adapun kebijakan yang dilakukan oleh
Shidiq Abu Bakar ketika menjadi khalifah,
Adanya argumen dari kaum antara lain:
Anshar yang menghendaki agar
Khalifah dipilih diantara mereka, Ali Dalam Bidang Politik
Dalam menjalankan
bin Abi Thalib pun mengingini agar
kekuasaan Islam Abu bakar bersifat
kaum Anshar yang diangkat menjadi

58
Volume 12 No 3 Maret 2017

sentral. Dalam hal ini kekuasaan dan Zaid bin Tsabit sebagai
eksekutif, legislatif dan yudikatif, sekertaris dan Abu Ubaidah sebagai
sepenuhnya berada ditangan bendaharawan. Sedangkan Umar
khalifah. Meskipun demikian bin Khattab menjadi hakim agung.
dalam menentukan dan Adapun urusan pemerintahan diluar
memutuskan suatu masalah abu kota Madinah Khalifah Abu Bakar
bakar selalu mengajak sahabat membagi wilayah hukum
untuk bermusyawarah. kekuasaan negara Madinah menjadi

Apabila terjadi suatu perkara beberapa provinsi. Setiap provinsi

Abu Bakar selalu mencari menugaskan Amir atau wali (J.

hukumnya dalam Al-Qur‘an. Suyuthi Pulungan, 1999: 114).

Apabila dalam kitab suci tidak 2. Pertahanan dan keamanan


Mengorganisasikan
dijumpai pemecahannya, maka
pasukan-pasukan yang ada untuk
beliau mempelajari cara Rasulullah
mempertahankan eksistensi
SAW dalam menyelesaikan suatu
keagamaan dan pemerintahan.
perkara. Apabila tidak ditemukan
Pasukan disebarkan untuk
dalam hadits Nabi, maka beliau
memelihara stabilitas didalam
mengumpulkan tokoh-tokoh terbaik
maupun diluar negeri. Diantara
dan mengajak mereka
panglima yang ditunjuk adalah
bermusyawarah. Apapun yang
khalid bin Walid, Musanna bin
diputuskan mereka setelah
Harisah, Amru bin Ash, Zaid bin
pembahasan, diskusi, dan
Sufyan, dan lain-lain. Mengirim
penelitian, beliau menjadikannya
pasukan dibawah pimpinan Usaman
sebagai suatu keputusan dan suatu
bin Zaid yang berjumlah 700 orang,
peraturan (Abdul Syukur Al-Azizi,
untuk memerangi kaum romawi
2014: 68). Adapun kebijaksanaan
sebagai realisasi dari rencana
Abu Bakar dalam pemerintahan
Rasulullah ketika Masih hidup.
atau kenegaraan, antara lain:
Sebenarnya dikalangan sahabat
1. Bidang eksekutif
termasuk Umar bin Khattab banyak
Pada pemerintahan di
yang tidak setuju dengan
Madinah, Abu Bakar menunjuk Ali
kebijaksanaan khalifah ini. Alasan
bin Abi Thalib, Utsman bin Affan,

59
Volume 12 No 3 Maret 2017

mereka karena dalam negri sendiri 70).


pada saat itu timbul gejala
Politik masa Khalifah Umar bin
kemunafikan dan kemurtadan yang Khattab
menambah untuk menghancurkan Umar bin Khattab merupakan
Islam dari dalam. Tetapi Abu salah satu sahabat Nabi dan khalifah
Bakar tetap mengirim pasukan kedua setelah wafatnya Abu Bakar
Usamah ke Romawi Syam. Pada As-Shidiq. Beliau lahir di Mekah
saat itu merupakan langkah dari Bani Adi, salah satu rumpun
strategis dan membawa dampak Quraisy dengan nama lengkap Umar
positif bagi pemerintahan Islam, bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza.
yaitu meskipun negara Islam Keluarga Umar tergolong keluarga
sedang dalam keadaan tegang akan kelas menengah, Umar juga dikenal
tetapi muncul interpestasi dipihak karena fisiknya yang kuat.
lawan, bahwa kekuatan Islam cukup
tangguh. Para pemberontak menjadi Sistem pemerintahan
gentar, disamping itu juga dapat Pada pemerintahan Umar bin

mengalihkan perhatian umat Islam Khattab, sistem administrasi

dari perselisihan yang bersifat pemerintahan diatur menjadi delapan

intern (Yusuf Su‘aib, 1979: 36). wilayah provinsi: Mekah, Madinah,

3. Yudikatif Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah,

Fungsi kehakiman Palestina dan Mesir. Pada masanya

dilaksanakan oleh Umar bin mulai diatur dan ditertibkan sistem

Khattab dan selama masa pembayaran gaji dan pajak tanah.

pemerintahan Abu Bakar tidak Pengadilan didirikan dalam rangka

ditemukan suatu permasalahan yang memisahkan lembaga yudikatif dengan

berarti untuk dipecahkan. Hal ini lembaga eksekutif. Khalifah umar

karena kemampuan dan sifat umar menerapkan prinsip demokratis dalam

sendiri, dan masyarakat dikala itu kekuasaan, yaitu dengan menjamin

dikenal cukup taat terhadap hukum. hak-hak setiap warga negara. Umar bin

Meskipun ada penyimpangan Khattab membentuk sebuah lembaga

jumlahnya tidak terlalu banyak yang bernama Ahlul hall wal aqdi atau

(Abdul Syukur Al-Azizi, 2014: 69- lembaga penengah dan pemberi fatwa.
Lembaga ini terdiri atas wakil-wakil
60
Volume 12 No 3 Maret 2017

rakyat yang duduk sebagai anggota abad emas Islam dalam segala zaman.
majlis syura‘, yang terdiri dari kaum Periodenya terkenal dengan
ulama dan kaum cendekiawan yang pembangunan Islam dan perubahan-
menjadi pemimpin- pemimpin rakyat perubahannya. Khalifah Umar bin
dan dipilih atas mereka. Khattab mengikuti langkah- langkah

Ekspansi Umar yang berhasil Rasulullah dengan segenap

antara lain dilancarkan ke ibu kota kemampuannya terutama

Syiria, Damaskus, Ardan, dan Hims pengembangan Islam. Umar

yang berhasil dikuasai dibawah melaksanakan hukum-hukum Illahiyah

pimpinan Abu Ubaidah Ibnu Al Jarrah. (syari‘at) sebagai kode (kitab undang-

Setahun kemudian setelah tentara undang) suatu masyarakat Islam yang

Byzantium dikalahkan dalam perang baru dibentuk. Maka tidak heran jika

Yarmuk. Seluruh Syiria ini dapat ada yang mengatakan bahwa Umarlah

dikuasai. Melalui Syiria ini merupakan pendiri bani Islamiyah.

penguasaan mesir dilakukan dengan Banyak metode yang digunakan Umar

pimpinan Amr bin Al Ash. dalam melakukan perluasan wilayah,

Sedangkan ke Irak dipimpin oleh sehingga musuh mau menerima Islam

Syurahbil Ibnu Hasanah dan Sa‘ad karena perlakuan adil kaum muslim.

Ibnu Al-Waqash. Selanjutnya Al- Disitulah letak kekuatan politik terjadi.

Qadisiyah sebuah kota dekat Hirah di Pada akhir kepemimpinannya


Irak dikuasai. Pada tahun 673 M Umar dibunuh oleh Abu Lu‘lu (orang
berhasil menjatuhkan Al-Madain. Dan Persia). Hal ini dilatar belakangi oleh
pada tahun 641 M Mosul dapat pemecatan Umar terhadap Mughirah
ditaklukan pula dengan demikian, pada ibnu Syu‘ba sebagai gubernur kuffah,
masa pemerintahan Umar wilayah karena mughirah melakukan
kekuasaan Islam meliputi seluruh pembocoran rahasia negara dan
semenanjung Arabia, sebagian besar penghianatan. Menjelang wafat Umar
wilayah Persia, dan sebagian wilayah membentuk tim formatur untuk
Romawi (Ahmad Khoirul Rofiq, 2009: musyawarah menentukan
92). penggantinya, tim formatur terdiri dari

Periode kekhalifahan Umar enam orang sahabat yaitu

Tidak dapat diragukan lagi merupakan Abdurrahman bin Auf, Thalhah,

61
Volume 12 No 3 Maret 2017

Zubair, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Politik masa Khalifah Utsman bin
Affan
Thalib, dan Saad ibnu Waqas (Abdul
Segera setelah peristiwa
Syukur Al-Azizi, 2014: 93).
penikaman pada Umar bin Khattan
Khalifah Umar memberi
oleh Fairuz, seorang majusi Persia,
petunjuk mengenai tatacara pemilihan
Umar mempertimbangkan untuk tidak
yaitu (1) jika lima orang sepekat untuk
memilih pengganti sebagaimana yang
memilih seorang dari mereka
dilakukan oleh Rasulullah. Sebagai
sedangkan serang menolak maka
jalan keluar, Umar menunjuk enam
hendaklah ia dipenggal kepalanya; (2)
orang sahabat sebagai dewan formatur
jika empat orang setuju memilih
yang bertugas memilih khalifah baru.
seorang diantara mereka tapi dua
Ke enam orang itu adalah
orang menolaknya, maka hendaklah
Abdurrahman bin Auf, Thalhah,
dipenggal kepala keduanya; (3) jika
Zubair, Utsman bin Affan, Ali bin Abi
mereka berenam pecah kedalam dua
Thalib, dan Saad ibnu Waqas. Setelah
kelompom maka mereka meminta
mengalami perdebatan yang cukup
keputusan kepada Abdullah bin Umar
lama, pada akhirnya Utsman bin Affan
bin Khattab untuk memilih satu
lah yang menjadi Khalifah.
kelompok dari dua kelompok itu
kemudian ia memilih salah seorang Untuk pelaksanaan

dari mereka bertiga. Jika mereka tetap administrasi pemerintahan didaerah,

menolak pilihan dan keputusan khalifah Utsman mempercayakan

Abdullah Bin Umar maka yang dipilih kepada seorang gubernur untuk setiap

adalah anggota kelompok yang wilayah atau provinsi pada masanya

didalamnya terdapat Abdurrahman bin kekuasaan wilayah membagi menjadi

Auf, sedangkan yang lainnya dibunuh sepuluh provinsi:

jika mereka menghendaki atas a. Nafi‘ bin Al-Haris Al-Khuza‘I,


amir wilayah mekah
persetujuan rakyat. Hal ini adalah cara
b. Sufyan bin Abdullah Al-Tsaqfi,
untuk mempertahankankeutuhan dan Amar (wilayah bani naufi
kesatuan suara team formatur dan c. Ya‘la bin Munabbih Halif
memelihara persatuan dan kesatuan bani Nauful (NA) bin Abdul
umat Islam (J. Suyuthi Pulungan, Manaf diwilayah shan‘a.
1999: 130). d. Abdullah bin Abi Rabi‘ah,

62
Volume 12 No 3 Maret 2017

Amir wilayah a-janad sampai disini. Untuk mengisi baetul


e. Utsman bin Abi Al-Ashal- mal diperoleh dari Alfarz, Usyri,
Tsaqafi, Amir wilayah Bahrain
Usyur, Zakat, dan Jizyah if‘i. Umar
f. Al-Mughirah bin Syu‘bah Al-
Tsaqi, Amir wilayah Kuffah melengkapinya dengan beberapa

g. Abu Musa Abdullah bin Qais jawatan. Pemerintahan Utsman


Al-Asy‘ari, Amir wilayah Radiallahu Anhu berlangsung selama
Basrah
12 tahun, pada paruh terakhir masa
h. Mu‘awiyah bin Abi Sufyan,
Amir wilayah Damaskus kekhalifahannya muncul perasaan

i. Umar bin Sa‘ad, Amir wilayah tidak puas dan kecewa dikalangan
Hims, dan umat Islam terhadapnya.
j. Amr bin Al-Ash Al-Sahami, Kepemimpinan Utsman
Amir wilayah Mesir (J. RadiallahuAnhu memang sangat
Suyuthi Pulungan, 1999:144). berbeda dengan kehalifahan Umar. Ini
Pada kekuasaan legislatif karena fitnah dan hasutan dari
dipegang oleh dewan penasehat syura, Abdullah bin Saba‘ Al-Yamani salah
tempat khalifah mengadakan seorang yahudi yang berpura-pura
musyawarah dengan para sahabat masuk Islam. Ibnu Saba ini berpindah-
terkemuka. Prestasi tertinggi masa pindah dari satu tempat ketempat yang
pemerintahan Utsman sebagai hasil lainnya untuk menyebarkan fitnah
majlis syura‘ adalah menyusun Al- kepada kaum muslimin yang baru
Qur‘an standar, yaitu penyeragaman masa ke Islamannya.
bacaan dan tulisan Al-Qur‘an, seperti Tahun-tahun berikutnya,
yang dikenal sekarang. Naskah salinan pemerintahannya Utsman mulai goyah.
Al-Qur‘an tersebut disimpan dirumah Rakyat dibeberapa daerah terutama
istri Rasulullah. Kuffah, Bashrah, dan mesir mulai
Para sahabat dikirim memprotes kepemimpinannya yang
kebeberapa daerah. Dimasa dinilai tidak adil. Salah satu faktor
pemerintahan Utsman, Armenia, yang menyebabkan banyak rakyat
Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian berburuk sangka terhadap
yang tersisia dari Persia. Transoxania, kepemimpinan Utsman
dan Tabaristan berhasil direbut. Radiallahuanhu adalah kebijakannya
Ekspansi Islam pertama berhenti mengangkat keluarganya dalam

63
Volume 12 No 3 Maret 2017

kedudukan tinggi. Yang terpenting kematian Utsman, pertentangan dan


adalah Marwan ibnu Hakam kekacauan kebingungan umat Islam
Rahimahullah. Dialah pada dasarnya Madinah. Sebab kaum pemberontak
yang dianggap oleh orang-orang yang membunuh Utsman mendaulat
tersebut yang menjalankan Ali supaya bersedia dibai‘at menjadi
pemerintahan, sedangkan Utsman khalifah (J. Suyuthi Pulungan, 1999:
hanya menyandang khalifah. Setelah 151-152).
banyak anggota keluarganya yang
Tak lama sesudah menduduki
duduk dalam jabatan-jabatan penting
pemerintahan, Ali bin Abi Thalib
ia juga tidak tegas terhadap kesalahan
menghadapi pemberontakan Thalhah,
bawahan. Harta kekayaan negara oleh
Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka
kerabatnya dibagi-bagikan tanpa
Ali tidak mau menghukum para
terkontrol oleh Utsman sendiri. itu
pembunuh Utsman, dan mereka
semua akibat fitnah yang disebarkan
menuntut bela terhadap darah yang
oleh Abdullah bin Saba‘. Padahal
telah ditumpahkan secara dzalim. Ali
utsman paling berjasa membangun
sebenarnya ingin sekali menghindari
bendungan untuk menjaga arus banjir
perang. Dia mengirim surat kepada
yang besar dan mengatur pembagian
Thalhah dan Zubair agar keduanya
air kekota-kota. Dia juga membangun
mau berunding untuk menyelesaikan
jalan-jalan, jembatan-jembatan,
perkara itu secara damai. Namun
masjid-masjid dan memperluas masjid
ajakan tersebut ditolak, akhirnya
Nabi di Madinah (Abdul Syukur Al-
pertempuranpun berkobar. Perang ini
Azizi, 2014: 102).
dinamakan perang jamal (onta), karena
Aisyah dalm pertempuran itu
Politik masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib. menunggang unta, dan berhasil
Umat yang tidak mempunyai mengalahkan lawannya. Zubair dan
pemimpin pada saat wafatnya Utsman, Thalhah terbunuh, sedangkan Asyah
membai‘at Ali bin Abi thalib sebagai ditawan dan dikirim kembali ke
khalifah baru. Pengukuhan Ali Madinah (J. Suyuthi Pulungan, 1999:
menjadi khalifah tidak semulus 157).
pengukuhan tiga orang khalifah
Kebijaksanaan-kebijaksanaaan
pendahulunya. Ia di baiat ditengah
Ali juga mengakibatkan timbulnya
64
Volume 12 No 3 Maret 2017

perlawanan dari para gubernur di khawarij yaitu Abdullah bin Muljam.


Damaskus, Mu‘awiyah, yang
Perkembangan Pemikiran Politik
didukung oleh sejumlah bekas pejabat
tinggi yang merasa kehilangan Ilmu pengetahuan mulai
kedudukan kedudukan dan kejayaan. berkembang pesat dan kebebasan
Setelah berhasil memadamkan berfikirpun diberikan pada masa
pemberontakan Zubair, Thalhah dan Khalifah Abbasiyah (Ajat Sudrajat,
Aisyah, Ali bergerak dari Kufah 2011: 129). Para pemikir politik dan
menuju Damaskus dengan sejumlah ahli ilmu pengetahuan mulai
besar tentara. Pasukannya bertemu bermunculan, seperti: Al-Baqillani
dengan pasukan Mu‘awiyah di Shiffin. (1013 M), Al-Baghdadi (1037 M), Ibn
Pertempuran terjadi disini yang dikenal Abi Rabi, Al-Mawardi (974-1058 M),
dengan nama perang Shiffin. Perang Al-Juwaini (1028-1087 M), Al-Ghazali
ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), (1058-1111 M), Ibn Taimiyah (1262-
tapi tahkim ternyata tidak 1328 M) dan Ibnu Khaldun (1332-
menyelesaikan masalah, bahkan 1406 M) yang hidup pada abad
menimbulkan golongan ketiga Al- pertengahan (J. Suyuthi Pulungan,
Khawarij, orang-orang yang keluar 1993: 217). Para pemikir-pemikir
dari barisan Ali. Akibatnya, diujung tersebut tidak merancang sistem politik
masa pemerinthan Ali umat Islam atau garis-garis besar aturan
terpecah menjadi tiga kekuatan politik pemerintahan yang komprehensif. Para
yaiutu Mu‘awiyah, Syi‘ah, (pengikut pemikir politik hanya membuat
Abdullah bin Saba‘ Al- Yahudi) yang gambaran ideal moral bagi para
menyusup pada barisan tentara Ali, penguasa dan kekuasaan yang dimiliki.
dan Al-Khawarij (orang-orang yang Pada konsep pemikiran mengenai
keluar dari barisan Ali). Keadaan ini terbentuknya negara didominasi oleh
tidak menguntungkan Ali. Munculnya pemikiran Yunani. Manusia
kelompok Al-Khawarij menyebabkan merupakan makhluk sosial yang saling
tenteranya semakin lemah, sementara membutuhkan untuk memenuhi
posisi mu‘awiyah semakin kuat. Pada kebutuhan hidupnya (Azyurmadi Azra,
tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), 1996: 4). Namun demikian, pengaruh
Ali terbunuh oleh salah seorang aqidah Islam juga mempengaruhi pola

65
Volume 12 No 3 Maret 2017

pikir para ahli. Para tokoh mengedepankan


Al Mawardi berpendapat pemikiran Islam dalam memilih dan
mengenai berdirinya negara tidak mengangkat pemimpin. Menurut Al
hanya didasari untuk membentuk Farabi seorang pemimpin (kepala
regenerasi pada komunitas tertentu, negara) harus memiliki dua belas
tetapi juga untuk mengingatkan kriteria, antara lain: (1) lengkap
manusia kepada Sang Pencipta yaitu anggota badannya; (2) memiliki daya
Allah SWT. Al Mawardi berpendapat pemahaman yang baik; (3)
bahwa manusia merupakan makhluk intelektualitas tinggi; (4) pandai
yang paling memerlukan bantuan dari mengemukakan pendapat dan mudah
pihak lain dibandingkan makhluk yang dimengerti; (5) mencintai pendidikan
lain (Munawir Syadzali, 1990: 60). dan gemar mengejar; (6) tidak serakah
Menurutnya dalam mengangkat dalam makanan, minuman dan wanita;
seorang kepala negara diperlukan dua (7) mengutamakan kejujuran; (8)
hal, antara lain: (1) Ahl al-Ikhtiar yang berjiwa besar dan berbudi luhur; (9)
harus memiliki tiga syarat, yaitu adil, tidak mementingkan kekayaan dan
memiliki ilmu pengetahuan dan kesenangan duniawi; (10) mencintai
memiliki wawasan yang luas; (2) Ahl keadilan dan membenci kezaliman;
al-Imamah yang harus memenuhi (11) tanggap dan mudah menegakkan
tujuh kriteria, yaitu adil, memiliki ilmu keadilan; dan (12) kuat pendirian,
pengetahuan, sehat jasmani rohani, penuh keberanian, antusiasme tinggi,
utuh anggota tubuhnya, memiliki bukan penakut dan tidak berjiwa
wawasan yang luas, memiliki lemah (Ajat Sudrajat, 2011: 132-133).
keberanian yang memadai dan Apabila seseorang memiliki dua belas
merupakan keturunan Quraisy. Imam kriteria tersebut, maka berhak ditunjuk
berhak ditaati oleh rakyat dan juga sebagai kepala negara. Sedangkan bila
memiliki kewajiban-kewajiban yang dalam satu wilayah tidak ada yang
harus dipenuhi terhadap rakyat, seperti memiliki kriteria tersebut secara
memberikan perlindungan, sempurna, maka pemimpin negara
mensejahterakan dan mengelola dipikul secara kolektif.
kepentingan rakyat (Ajat Sudrajat, Menurut Ibnu Abi Rabi‘ bentuk
2011: 134-135). pemerintahan yang terbaik adalah

66
Volume 12 No 3 Maret 2017

monarkhi. Ibnu Abi Rabi‘ telah memilih dua kelompok manusia:


berpendapat bahwa yang pantas pertama adalah para nabi yang
memimpin negara adalah orang yang bertugas menjelaskan kepada hamba-
paling mulia di negara tersebut. Ibnu hamba Allah mengenai jalan
Abi Rabi‘ mengemukakan enam kebenaran; dan kedua adalah para
persyaratan yang harus dimiliki oleh imam atau khalifah yang bertugas
seorang pemimpin, antara lain: (1) menjaga manusia agar tidak saling
harus anggota keluarga raja dan bermusuhan dan mengarahkan pada
memiliki hubungan nasab yang dekat kedudukan yang terhormat.
dengan raja sebelumnya; (2) aspirasi Kekuasaan kepala negara
yang jujur; (3) pandangan mantap dan adalah suci. Kepala negara sebagai
kokoh; (4) memiliki ketahanan dalam bayangan Allah di bumi dan wajib
menghadapi kesulitan dan tantangan; untuk ditaati oleh rakyat. Sistem
(5) memiliki kekayaan besar; dan (6) pemerintahan Al- Ghazali dapat
memiliki pembantu-pembantu yang dikatakan teokrasi. Adapun kriteria
setia (Ajat Sudrajat, 2011: 130). seorang imam yang dikemukakan oleh
Pada pandangan Al-Ghazali, Al-Ghazali, antara lain: (1) dewasa
tujuan manusia bermasyarakat dan (aqil baligh); (2) memiliki otak yang
bernegara tidak hanya untuk sehat; (3) merdeka (bukan budak); (4)
memenuhi kebutuhan material dan laki-laki; (5) keturunan Quraisy; (6)
duniawi yang tidak dapat dipenuhi memiliki pendengaran dan penglihatan
sendirian, melainkan lebih dari pada sehat; (7) kekuasaan yang nyata; (8)
itu, yakni mempersiapkan diri bagi hidayah; (9) memiliki ilmu
kehidupan yang sejahtera di akhirat. pengatahuan; dan (10) kehidupan yang
Al-Ghazali berpendapat bahwa agama bersih (tidak berbuat hal terlarang)
dan raja ibarat dua anak kembar. (Ajat Sudrajat, 2011: 137).
Agama merupakan suatu fondasi
ZAMAN PERTENGAHAN
sedangkan khalifah atau sultan
merupakan penjaganya. Sehingga Pemikiran Islam pada masa
pengangkatan imam atau khalifah pertengahan tidak dapat terlepas dari
merupakan keharusan syar‘i atau peristiwa-peristiwa penting yang
kewajiban agama. Menurutnya, Allah terjadi pada saat itu, sebab peristiwa-

67
Volume 12 No 3 Maret 2017

peristiwa tersebut sangat dan berkuasa di pusat-pusat peradaban


mempengaruhi corak pemikiran Islam lain yang ada (Mujamil Qomar, 2011:
yang berkembang. Pada tahun 1258 M, 72). Dengan hancurnya pusat-pusat
Baghdad sebagai pusat peradaban peradaban Islam yang ada. Maka
Islam diserbu dan dihancurkan oleh sumber Ilmu yang telah diciptakan
Hulagu Khan. Seorang pemimpin oleh Ilmuan maupun Ulama terdahulu
bangsa Bar-bar. Invasi ini dilakukan di berbagai perpustakaan kala itu
secara brutal dengan membantai banyak yang hilang. Hal tersebut
penduduk. Jumlah penduduk pada mempengaruhi sebagian besar umat
waktu itu lebih dari 2.000.000 jiwa. Islam untuk memiliki pemikiran yang
Sebagaimana dinukil oleh Syed apatis terhadap ilmu khususnya ilmu-
Mahmud Dunnasir, Ibnu Khaldun ilmu filsafat karena cukup sulit
mencatat, dalam pembantaian yang mencari sumbernya.
berlangsung selama enam minggu Setelah khilafah Abbassiyah di
itu, 1.600.000 jiwa binasa. Ini berarti Bagdad runtuh, wilayah kekuatan
lebih dari tiga perempat penduduk politik Islam mengalami kemunduran
binasa. secara drastis. Wilayah kekuasaanya
Tindakan brutal tersebut telah tercabik cabik dalam beberapa kerajaan
menghancurkan peradaban Islam baik kecil yang satu sama lain bahkan
fisik, psikis, sosial, dan kultural serta saling memerangi. Pada kisaran tahun
merupakan pukulan telak bagi dunia 1500-1800 Islam mulai kembali
Islam. Hancurnya Baghdad sendiri mengalami sedikit kemajuan melalui
bukan berarti akhir dari Islam, sebab munculnya 3 kerajaan besar Islam
umat Islam di daerah lain berusaha yaitu Kerajaan Mughal di India,
bangkit dengan tiga dinasti besar yaitu Safawiyah di Persia dan juga
Dinasti Mughal di India, Safawiyah di Kerajaan Utsmani di Turki. Dari
Persia dan juga Dinasti Utsmani di ketiga kerajaan tersebut, kerajaan
Turki. Tidak sampai disitu saja pada Utsmani adalah kerajaan pertama yang
kurun waktu tahun 1250-1500 M berdiri, yang paling besar dan paling
secara perlahan bangsa Mongol dan lama bertahan dibanding dua kerajaan
eropa yang sudah mulai memasuki era lainya (Badri Yatim, 1998:129).
renaissance bertujuan menghancurkan Dilihat dari segi sejarah dan

68
Volume 12 No 3 Maret 2017

latar belakang berdirinya ketiga Islam berdasarkan keyakinan.


kerajaan, maka ketiga kerajaan Menurutnya umat hanya mungkin
tersebut dipegang oleh keturunan diatur dengan baik oleh pemerintahan
bangsa Turki dan Mongol yang yang baik. Ibn Taimiyah lebih
dikenal sebagai bangsa yang suka menekankan kandungan surat An-
berperang dibandingkan dengan Ilmu. Nisa ayat 58-59 yang menurutnya
Dari hal tersebut maka Umat Islam memiliki dua arti: pertama, amanat
kala itu terutama pemerintahan merupakan kepentingan-kepentingan
(Khalifah, Sultan dan Amir-amir) rakyat yang merupakan tanggung
dapat dikatakan mulai melalaikan ilmu jawab kepala negara untuk
pengetahuan dan juga kebudayaan. mengelolanya. Pengelolaan akan
Mereka tidak memberi kesempatan berjalan baik dan sempurna apabila
ilmu untuk berkembang hanya sibuk dalam pengangkatan para pembantu
mengurus urusan politik dan kepala negara betul-betul dipilih
militernya sebagai benteng terhadap orang-orang yang memiliki kecakapan
serangan dari pihak-pihak luar yang dan kemampuan; kedua, amanat
hendak menyerang. Dengan kurangnya berarti pula kewenangan pemerintahan
perhatian pihak kerajaan/ pemerintah yang dimiliki oleh kepala negara,
kala itu dalam berbagai bidang selain apabila memerlukan wakil-wakil dan
bidang politik dan militer maka cara pembantu dalam melaksanakan
berfikir umat Islam pun terpengaruh. pemerintahan, maka hendaknya terdiri
Bagi umat Islam yang tidak memiliki dari orang-orang yang betul-betul
hubungan dengan pihak kerajaan kala memiliki persyaratan kecakapan dan
itu akan lebih memiliki pemikiran- kemampuan.
pemikiran yang fokus pada Ibn Taimiyah berpendapat
mendekatkan diri kepada Allah SWT bahwa mendirikan suatu pemerintahan
dibanding urusan keduniaan untuk mengelola urusan umat
(Zuhairini, 1995: 110). merupakan kewajiban agama yang

Tokoh-tokoh Pemikir paling agung, sebab agama tidak akan


tegak tanpa pemerintahan. Keberadaan
Ibn Taimiyah menyajikan suatu kepala negara diperlukan tidak hanya
pemikiran pemerintahan menurut untuk menjamin keselamatan jiwa dan

69
Volume 12 No 3 Maret 2017

materi semata, melainkan untuk Dari pemikiran-pemikiran


menjamin berlakunya perintah dan tokoh-tokoh tersebut dapat diketahui
hukum Allah. Kepala negara, khalifah bahwa pemikiran-pemikiran mereka
maupun sultan merupakan bayangan cenderung diwarnai oleh pemikiran
Allah di bumi, sehingga sumber dari alam Yunani, walaupun
kewenangan yang utama berasal dan paengaruh yang ada tidak sama antara
bersumber dari Tuhan. satu pemikiran dengan pemikiran yang
lain. Selain Al-Farabi, tokoh-tokoh
Sedangkan menurut Ibn
tersebut mendasarkan pemikiran atas
Khaldun, manusia tidak dapat hidup
penerimaan terhadap sistem kekuasaan
tanpa organisasi kemasyarakatan.
yang ada pada zaman masing-masing
Tuntutan adanya negara merupakan
(Triono, 2011: 38).
sesuatu yang alami. Kehadiran seorang
kepala negara adalah sebagai ZAMAN KONTEMPORER
penengah, pemisah sekaligus hakim (MODERN)

yang merupakan suatu keharusan bagi Periode kontemporer ditandai


kehidupan bersama manusia dalam kolonialisme yang melanda negeri-
masyarakat atau negara. Untuk dapat negeri muslim. Hampir seluruh dunia
bertindak sebagai kepala negara, maka Islam berada di bawah penjajahan
seseorang harus memiliki keunggulan barat. Dunia islam tidak mampu
dan kekuatan fisik memaksakan bangkit dari kemunduraan yang
kehendak dan keputusannya. Tentara berkepanjangan. Ada tiga hal yang
yang kuat dan loyal juga dibutuhkan melatarbelakangi pemikiran islam
untuk menjamin keamanan negara. modern atau kontemporer: (1)
Adapun syarat untuk menduduki Kemunduran Islam disebabkan oleh
jabatan kepala negara, khalifah faktor-faktor internal dan yang
maupun imam, seseorang harus dipilih berakibat munculnya gerakan-gerakan
oleh Ahl al-Halli wa al-„Aqdi. pembaharuan dan pemurnian; (2)
Beberapa kriteria yang ditetapkan Rongrongan barat terhadap keutuhan
untuk dapat dipilih, antara lain: (1) kekuasaan politik dan dunia Islam
memiliki pengetahuan luas; (2) adil; yang berakhir dengan penjajahan dan
(3) mampu; (4) sehat jasmani rohani; (3) Keunggulan barat dalam bidang
dan (5) keturunan Quraisy. ilmu, teknologi dan organisasi.
70
Volume 12 No 3 Maret 2017

Kecenderungan yang seperti itu yang dilatarbelakangi sistem


membuat sebagian pemikir ada yang pemerintahan yang absolut dan
mencoba meniru barat, ada juga yang sewenang-wenang. Syari‘ah Islam
menolak barat dan menghendaki menurut Abduh memiliki dua
kembali kepada kemurnian Islam. pengertian. Pada pengertian yang
Maka, dalam periode ini ada tiga sempit yaitu berupa ketetapan-
kecenderungan pemikiran politik ketetapan Allah dan Rasul yang tidak
islam, yaitu integralisme yang dapat diubah. Dalam pengertian yang
berpandangan bahwa agama dan luas adalah kaidah-kaidah yang
politik adalah menyatu dan tidak mengatur kehidupan masyarakat yang
terpisahkan, interseksion berpendapat selalu berkembang demi kemaslahatan
bahwa agama dan politik melakukan umat (Muhammad Azhar,1996: 109).
hubungan timbal balik yang saling Pemikiran Abduh banyak
bergantung dan sekularisme yang dipengaruhi oleh pemikiran Barat, hal
memiliki pandangan bahwa agama tersebut disebabkan Abduh pernah
harus dipisahkan dengan negara beberapa tahun tinggal di Perancis.
dengan argumen Nabi Muhammad Abduh meyakini bahwa dengan
Saw tidak pernah memerintahkan mengadakan reformasi bagi umat
mendirikan negara. Islam dan mengambil sesuatu yang
Gerakan pembaruan pemikiran bermanfaat dari barat akan memberi
Islam dimulai pada masa Jamaluddin nuansa penafsiran baru terhadap pola
al- Afgani (1838-1897) (Nyimas Umi pikir umat Islam. Gagasan pemikiran
Kalsum, 2012: 41), yang berpendapat Abduh mengenai konsep kenegaraan
bahwa apabila kaum muslimin menunjukkan kecenderungan pada
mengikuti orang Eropa, mereka tidak demokrasi yang tidak mengabaikan
akan menjadi orang Eropa (Harun syari‘ah maupun pemisahan antara
Nasution, 1985: 51). Pembaruan Islam dan negara. Reformasi politik
tersebut semakin ditegaskan dengan masih dalam kerangka ajaran Islam.
konsep rasionalisme oleh Muhammad Menurut Rasyid Ridha (1865-
Abduh (1849-1905 M). Hal tersebut 1935 M), perkembangan sistem
disebabkan oleh kevakuman pemikiran hukum Islam yang modern merupakan
masyarakat muslim pada waktu itu, prioritas dan titik awal yang

71
Volume 12 No 3 Maret 2017

fundamental. Namun demikian setelah Pada awal abad ke 20 terdapat


meninggalnya Abduh, modernisme dua pemikir yaitu Maududi (1903-
Ridha secara perlahan tertutup dengan 1979 M) dan Sayid Qutb (1906-1966
sikap konservatif yang dilakukannya. M). Keduanya menjelaskan bahwa
Pengaruh Barat yang semakin umat Islam adalah khalifah-khalifah
berkembang menyebabkan sikapnya Allah di bumi sebagai dasar teori
semakin kritis terhadap Barat. negara. Keduanya menolak adanya
Menurutnya pembaruan Islam justru prinsip kedaulatan rakyat dan hukum
akan memulihkan kedudukan khalifah, Tuhan. Bagi keduanya tidak
sebagaimana yang terjadi pada masa dibenarkan menempuh kebijaksanaan
Khulafa al-Rasyidin. politik, hukum dan sebagainya yang
Sedangkan Ali Abdur Raziq dianggap bertentangan dengan ajaran
(1888-1966 M) yang juga merupakan dan hukum Tuhan. Keduanya sepakat
murid Abduh cenderung bahwa hanya orang Islam saja yang
mengembangkan pemikiran gurunya berhak menjadi kepala negara (Vita
dalam konteks sekularisme. Pendapat Fitria, 2008: 9). Qutb berpendapat
Abdur Raziq dianggap menjiplak bahwa berdasarkan universalisme
sekularisme Barat yang berakibat Islam, dalam negara Islam tidak
mengorbankan pandangan dunia Islam mengenal perbedaan suku maupun ras.
serta melumpuhkan kekuasaan Islam Akan tetapi perlakuan diskriminasi
dalam menghadapi Barat. Ali Abdur politik berdasarkan agama menjadi
Raziq juga tidak berhasil membuktikan sesuatu yang dibenarkan.
bahwa Nabi Muhammad SAW tidak
KESIMPULAN
memiliki perbedaan dengan para nabi
sebelumnya. Abdur Raziq tidak Dilihat dari pemikiran-

mencermati bahwa dalam Islam pemikiran para tokoh dari tiga zaman,

terdapat hukum syari‘ah. Untuk tidak ada yang menyebutkan secara

melaksanakan hukum syari‘ah tersebut spesifik mengenai bentuk

diperlukan otoritas atau kekuasaan pemerintahan. Para ahli dari zaman

yang mampu menjamin tertatanya klasik lebih banyak menjelaskan

hukum tersebut (Munawir Syadzali, mengenai asal usul berdirinya negara.

1993: 208). Pemikiran para ahli cenderung

72
Volume 12 No 3 Maret 2017

terpengaruh oleh alam Yunani. Ide DAFTAR PUSTAKA


pemikiran zaman klasik berpengaruh
Al-Azizi, Abdul Syukur. 2014.
pada pemerintahan yang berkuasa Kitab Sejarah Peradaban
tempat dimana para tokoh hidup. Pada Islam. Yogyakarta:Saufa.

zaman pertengahan terdapat dua tokoh Azhar, Muhammad. 1996. Filsafat


terkenal yaitu Ibn Taimiyah dan Ibn Politik, Perbandingan antara
Islam dan Barat. Jakarta: PT
Khaldun. Pemikiran keduanya tidak Raja Grafindo Persada.
jauh berbeda dengan pemikiran-
Azra, Azyurmadi. 1996.
pemikiran pada zaman klasik. Hal Pergolakan Politik Islam:
tersebut dipengaruhi oleh kondisi Dari Fundamentalisme,
Modernisme dan Post
kehidupan yang sama dengan tokoh Modernisme. Jakarta:
pemikir klasik. Paramadina.

Sedangkan pada zaman Djazuli. 2009. Fiqh Siyasah.


kontemporer, para tokoh tidak lagi Jakarta: Kencana.

terfokus pada pembentukann suatu Fitria, Vita. 2008. Menilik


negara. Teori politik praktis cenderung Perkembangan Pemikiran
Politik Islam Masa Modern.
dimunculkan pada zaman Yogyakarta: UNY.
kontemporer. Pemikiran para tokoh
Hasjmy, A. 1973. Sejarah
tidak sedikit yang terpengaruh oleh Kebudayaan Islam. Jakarta:
ide-ide dari pemikir Barat, seperti Bulan Bintang.

halnya pola pikir paham sekuleristik. Kalsum, Nyimas Umi. 2012.


Mengenai bentuk ideal suatu negara, Perkembangan Pemikiran
dan Peradaban Islam Pada
para ahli tidak menentukan perihal Abad Modern. Palembang:
Khilafah, Imamah maupun Monarkhi. UIN Raden Fatah.

Para ahli lebih mengutamakan Karim, Abdul. 2012. Sejarah


mengenai syariat Islam yang dapat Pemikiran dan Perkembangan
Islam. Yogyakarta: Bagaskara.
dijalankan semestinya pada wilayah
tersebut. Peran orang-orang Islam Nasution, Harun. 1985. Islam
Ditinjau Dari Berbagai
dalam dunia politik di muka bumi Aspeknya. Jakarta: UIPress.
sebagai Khalifah yang berarti titah dari
Pulungan, J. Suyuthi. 1993. Fiqh
langit, cenderung menjadi konsep yang Siyasah: Ajaran, Sejarah dan
religius. Pemikiran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

73
Volume 12 No 3 Maret 2017

Zuhairini dkk. 1995. Sejarah


------------------------. 1999. Fiqh Pendidikan Islam. Jakarta:
Siyasah. Jakarta: PT Raja Bumi Aksara.
Grafindo Persada.

Qomar, Mujamil. 2011. Merintis


Kejayaan Islam Kedua.
Yogyakarta: Teras.

Rofiq, Ahmad Khoirul. 2009.


Sejarah Peradaban Islam
(dari masa klasik hingga
modern). Yogyakarta: Nadi
Offset.

Su‘aib, Yusuf. 1979. Sejarah Daulat


Khulafaurrasyidin. Jakarta:
Bulan Bintang.

Sudrajat, Ajat. 2011. Khazanah


Intelektual Politik Islam.
Yogyakarta: True Media.

Syadzali, Munawir. 1990. Islam dan


Tata Negara. Jakarta: UI
Press.

------------------------. 1993. Islam


dan Tata Negara: Ajaran
Sejarah dan Pemikiran.
Jakarta: UI Press.

Syariati, Ali. 1982. Islam Madzhab


Pemikiran dan Aksi, Mizan.
Bandung: Mizan. Syarif, Mujar

Ibnu dan Khamami Zada. 2008.


Fiqh Siyasah Doktrin dan
Pemikiran Politik Islam.
Jakarta: Erlangga.

Triono. 2011. Corak Pemikiran


Politik Islam, Jurnal TAPIs,
7:12, 38.

Yatim, Badri. 1998. Sejarah


Peradaban Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

74
Volume 12 No 3 Maret 2017

75

Anda mungkin juga menyukai