PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Tafsir merupakan bagian dari khazanah intelektual islam dalam
memahamai sumber ajaran islam, sejalan dengan perkembangan zaman
tafsir telah berkembang sesuai dengan perspektif yang digunakan oleh
seseorang maupun kelompok tertentu dalam memahami sumber tersebut
yaitu kitab suci Al-Quran. Hal demikian dikenal juga dengan istilah
Mazahibut Tafsir, yang berbicara tentang bagaiaman setiap dari mereka
memahami dan menginterpretasikan setiap makna kata sehingga satu
kata memiliki ragam tasfir dan pemahaman dengan berbagai kepentingan
yang disungnya.
Dalam Mazahibut Tafsir, sebagaimana yang telah kita ketahui
bersama, bahwa aliran-aliran dalam tafsir memiliki corak tertentu sesuai
dengan perspektif yang mereka gunakan. diantaranya dari sudut pandang
disiplin ilmu pengetahuan seperti tafsir ilmi, tafsir linguistik, tafsir ekologi
dan lain sebagainya. Maupun dari sudut pandang idelogi keagamaan atau
teologi. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, penulis mencoba
membahas tafsir dari sudut pandang teologi yaitu tafsir syiah. Untuk
mengetahui penjelasan lebih detail tentang tafsir syiah dapat dilihat
dalam makalah ini.
B Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang munculnya tafsir syiah ?
2. Bagaimana corak dan metode penafsiran syiah ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan tafsir syiah ?
C Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui Latar Belakang munculnya tafsir syiah
2 Untuk mengetahui corak dan metode penafsiran syiah
3 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tafsir syiah
Tafsir Syiah
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : dan Sesungguhnya Ibrahim benar-benar Termasuk golongannya
(Nuh).
Menurut Dr. Fuad Muhammad Fachruddin mengatakan bahwa kata
syiah merupakan kata yang diartikan oleh golongan tersebut berdasarkan
Firman Allah swt dalm surat Al-Anam ayat 159 :
1 Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Quran (Yogyakarta: Adab Pres,
2012), hal.3.
2 Fadil Suud Jafari, Islam Syiah (Malang: Uin-Maliki Press, 2010), hal.19.
Tafsir Syiah
Artinya :
inilah
yang
mula-mula
menggunakan
kata
syiah
Tafsir Syiah
beliau
mengupayakan
menetapkan
tokoh-tokoh
secara
agama
sungguh-sungguh
prinsip-prinsip
dasar
yang
dari
golongan
dan
ini
belum
proporsional
untuk
membedakan
keyakinan
terhadap
kepemimpinan
golongan
Ahli
Sunnah,
dengan
Tafsir Syiah
satunya
persoalan
mengenai
penafsiran
al-quran
dengan
sunni menganggap Ali bin Abi Thalib sebagai ahli tafsir Al-Quran yang
6 Mahmud Basuni Faudah, Tafsir-Tafsir Al-Quran:Perkenalan dengan Metodologi
Tafsir (Bandung: Pustaka, 1987),hal.120.
Tafsir Syiah
pertama dalam sejarah Islam, dan Ali diklaim sebagai imam dalam aliran
syiah. selanjutnya, Sahabat Rasulullah saw yang lain adalah Ubay bin
Kaab dan Abdullah bin Abbas dengan tafsirnya Tafsir Ibn Abbas yang
dijadikan oleh orang syiah sebagai kitab tafsir dalam menguatkan
ideologi mereka.
Dalam golongan tabiiin, adapun ahli tafsir syiah diantaranya
adalah Maisam bin Yahya At-Tamanar (w. 60 h), Said bin Zubair (w. 94 h),
Abu Saleh Miran, Thaus Al-Yamani (w.106 h), dan Ibn Qutaibah. Dan juga
terdapat ahli tafsir lainnya seperti Imam Muhammad Al-Baqir (w. 114 h),
Jabar bin Yazid Al-Jufi (w. 127 h), Hisyam bin Muhammad As-Said Al-Kalbi
(w. 206 h), Hasan bin Mahmud As-Sarad (w. 224 h), Abu Usman Al-Mazani
(w. 248 h), Farrad Bin Ibrahim, Husain bin Said Al-Ahwazi, Hasan bin Khalid
Al-Barqi, Hasan bin Asadi dan lain sebagainya.7
Ignaz Goldziher mengatakan bahwa kitab pertama yang meletakan dasardasar (prinsip-prinsip) mazhab syiah adalah kitab tafsir Al-Quran yang
dikarang pada abad kedua hijriyah oleh Imam Al-Jabir Al-Jufi (w.128 H),
tetapi kitab ini tidak ditemukan dan tidak diketahui kecuali melalui cerita
sepotong-sepotong. Kemudian pada abad ketiga hijriyah mungkin kitab
tafsir yang paling tua adalah kitab Bayan As-Sadat Fi Maqam Al-Ibadah
karya Sulthan Muhammad bin Hajar Al-Bajakhti selesai kitab ini ditulis
pada tahun 311 H, dan telah dicetak di teheran pada tahun 1314 H.8
Disamping itu, sejalan dengan perkembanagan zaman telah banyak
bermunculan kitab-kitab tafsir syiah diantaranya adalah At-Tibyan Jami
Likulli Ulumil Quran karangan Ath-Thusi, Raudhul Jannati fi Tafsir AlQuran karangan imam Abu Futuh Ar-Razy Al-Husain, Majmaul Bayan fi
Tafsir Quran karangan Ath-Tabrisi, Ash-Shafi fi Tafsiril Quranil Karim
karangan Muhammad bin Asy-Syaah, Tafsir Al-Quran karangan Abdullah
bin Muhammad, Fathul Qadir karangan Imam Asy-Syaukani, Amtsal fi
7 Abu Bakar Aceh, Perbandingan Mazhab Syiah Rasionalisme dalam Silam
(Semarang: Cv Ramadhani, 1980), hal.155-156
8 Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir:Dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: Elsaq
Press, 2012), hal.335.
Tafsir Syiah
corak
penafisran
syiah,
sudah
tergambar
pada
membagi dua pokok kajian dalam pembahasan ini yaitu pertama, metode
penafsiran Al-Quran aliran syiah secara umum. Kedua, metode penafsiran
Al-Quran menurut cabang-cabang dalam Aliran Syiah. Karena,
Syiah
memiliki cabang aliran yang sangat banyak, secara umum terdapat empat
golongan
besar
yaitu
Al-Kisaniyah
(Al-Mukhtariyah,
Al-Hasyimiyah,
Tafsir Syiah
Artinya : janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat
rezki.
Menurut Imam Asy-Syaukani, orang-orang mati syahid itu benarbenar hidup secara hakiki, bukan majazi, dan mereka diberi rezki di sisi
tuhan mereka. disamping itu, beliau juga menyebutkan pendapatpendapat para ulama mengenai orang-orang yang mati syahid, seperti
pendapat jumhur ulama bahwa mereka itu hidup dengan hidup yang
sebenarnya dan bersenang-senang dengan nikmat Allah.
2. Syiah Imamiah
Kelompok ini adalah kelompok-kelompok yang mempromosikan
keimaman Ali ra langsung sesudah Rasulullah Saw, dan menyatakan
bahwa terdapat dalil-dalil yang shahih dan eksplisit mengenai keimaman
Ali. Adapun jalur para imam menurut golongan ini adalah Ali bin Abi
Thalib, kemudian dilanjutkan oleh anaknya Hasan, kemudian Husain,
ditersukan oleh anaknya Zainal Abidin, kemudian anaknya Muhammad AlBaqir, dan dilanjutkan oleh anaknya Jafar Ash-Shadiq.11
Tafsir Syiah
Selanjutnya,
terjadi
persilisihan
pendapat
mengenai
siapa
Syiah
Itsna
Asy-Ariyah
memiliki
banyak
tokoh-tokoh
adalah dua kitab tafsir besar seperti At-Tibyanu fi Ulumil Quran karangan
Imam Ath-Thusi dan Majmaul Bayan fi Tafsiril Quran karangan AthTabrisi.12
Dalam kaitannya dengan penafsiran Al-Quran, aliran ini memiliki metode
tersendiri dalam menafsirkan ayat Al-Quran. Akan tetapi, penulis
mengambil contoh metode penafsiran dalam kitab tafsir Ath-Tabrisi.
Dalam kitab tafsirnya beliau menggunakan berbagai metode salah
satunya adalah mengedepankan akan kebenaran sekalipun kadangkadang beliau terpaksa menentang pendapat mazhabnya sendiri dan
berpaling dari akidah-akidahnya yang yang bersifat fanatisme terhadap
golongan,
dan
ini
berbeda
dengan
kelompok
syiah
lainnya.
Ini
Tafsir Syiah
Sehingga,
sikap beliau ini dekat dengan pandangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah.13
Sebagai contoh, dapat kita lihat penafsiran beliau dalam surat al-waqiah
ayat 10:
Artinya : dan orang-orang yang paling dahulu.
Ayat ini menurut beliau, tafsirannya adalah yang dikatakan dengan
orang-orang yang paling dahulu adalah orang-orang yang paling dahulu
beriman. Pendapat ini diriwayatkan oleh Muqatil dan Ikrimah. Sedangkan
riwayat dari ibn abbas menafsirkannya sebagai orang-orang yang paling
dahulu hijrah. Ali bin Abi Thalib menafsirkannya sebagai orang-orang yang
paling bersegera dalam melaksanakan shalat lima waktu. Juga dikatakan
bahwa mereka adalah orang yang paling segera melakukan jihad fi
sabilillah, seperti yang diriwayatkan dari Adh-Dahak. Juga dikatakan,
mereka adalah orang-orang yang bersegera bertaubat dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik, sebagaimana yang diriwayatkan dari
Said bin Jubair. akhirnya diriwaytkan dari Ibn Kaisani, bahwa yang
dimaksud dengan orang-orang yang paling dahulu adalah mereka yang
yang paling dahulu mengerjakan seruan Allah, dan ini adalah pendapat
yang paling utama, karena meliputi semua pendapat yang lain.
b) Imamiah Ismailiyah
Adapun kelompok Syiah Ismailiyah mereka berpendapat bahwa
imamah setelah Jafar ash-Shiddiq berpindah kepada puteranya Ismail,
yang berdasarkan nash bapaknya, lalu berpindah kepada puteranya,
Muhammad
al-Maktum,
yang
merupakan
imam
yang
pertama
Tafsir Syiah
10
..
menawilkan
ayat-ayat
Al-Quran,
mereka
tidak
.. ..
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar.
Tafsir Syiah
11
Artinya :
kecuali budak-budak yang kamu milik (Allah telah menetapkan hukum itu)
sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang
demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini
bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri)
di
antara
mereka,
berikanlah
kepada
mereka
maharnya
(dengan
berarti
santai
untuk
bersenang-senang
semata
sedangkan
Tafsir Syiah
12
mengambil
pendapat
salah
seorang
seorang
tokoh
syiah
dan
dhamir
kembali
pada
dan
Tafsir Syiah
13
makna lughawi, dan dalam pikiran orang yang mendengar bacaan ayat
tersebut pasti akan memahami bahwa ayat itu megandung makna nikah
mutah.
Tabatabai
menjelaskan
lebih
lanjut
tentang
maharnya
nikah
berkata: jika saya tidak didahului oleh Umar bin Khattab, maka tidak
akan berzina kecuali orang yang merugi sementara itu Ibn Abbas berkata
: maka apa yang kamu perbuat (bersenang-senang) dengan perempuan
itu sampai masa berikanlah mereka imbalannya
sebagai kewajiban.
14
Tafsir Syiah
15
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas, dapat kita simpulkan bahwa tafsir
syiah merupakan tafsir teologi yang mengkaji tentang corak dan metode
golongan syiah dalam menafsirkan ayat al-quran dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan tertentu. syiah memiliki banyak cabang aliran,
akan tetapi secara garis besar metode yang mereka gunakan adalah
metode tawil, serta didukung dengan sumber penafsiran yang bil matsur
dan bi rayi. namun sejarahnya, syiah awalnya merupakan aliran dalam
bidang politik, akan tetapi mereka menghubungkannya kepada persoalan
keagamaan, sehingga menimbulkan ideologi-ideologi baru bagi mereka
dalam persoalan keagamaan. serta, sikap fanatik mereka terhadap
golongan mereka yang menyebabkan ketika mereka dihadapkan akan
suatu
persoalan
salah
satunya
tentang
tafsir
al-quran
mereka
16
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, Abu Bakar. Perbandingan Mazhab Syiah Rasionalisme dalam Islam.
Semarang : CV
Ramadhani, 1980.
Ash-Shidieqy, Muhammad Hasbi. Ilmu Kalam. Semarang : Pustaka Rizki
Putra, 2009
Asy-Syahrastani. Al-Milal Wa Al-Nihal. Surabaya : PT Bina Ilmu, tt.
Fachrudin, Moh Fuad. Syiah. ttp : Pedoman Ilmu Jaya, 1992.
Faudah, Basuni Mahmud. Tafsir-Tafsir Al-Quran:Perkenalan
dengan
Metodologi Tafsir.
Bandung : Pustaka, 1987.
Goldziher, Ignaz. Mazhab Tafsir:Dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta :
Elsaq Press,
2012.
Jafari, Fadil Suud. Islam Syiah. Malang : UIN-Maliki Press, 2010.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir Al-Quran. Yogyakarta : Adab
Pres, 2012.
Tafsir Syiah
17