Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BATIK MEGA KAWUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Pelajaran: Seni Budaya

OLEH
JAI ROMEO
Kelas: XII TBSM 6

YAYASAN PENDIDIKAN ULIL ALBAB


SMK ULIL ALBAB DEPOK
Terakreditasi ‘A’ SK. No. 02.00/209/BAP-SM/X/2012
PROGRAM : Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Teknik Komputer Jaringan,
Multimedia, Tata Busana, Teknik Sepeda Motor, Perbankan
Jl. Raya Pegambuan No. 10 Telp (0231) 341966 Depok – Cirebon 45653

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Batik Kawung ini tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu

Dinar pada Pelajaran batik banten. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang Inforamsi mengenai batik Kawung bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dinar, selaku Guru dari mata pelajaran

batik banten yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah

ini.

DAFTAR ISI
i

II
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 1

ISI ............................................................................................................................................ 2

TUJUAN ................................................................................................................................. 4

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 6

ii

III
LATAR BELAKANG

Batik merupakan salah satu budaya tradisional yang menjadi ciri khas Indonesia. Batik

memiliki karakteristik khusus serta keunikan tersendiri. Keunikannya adalah proses

pembuatannya yang dihasilkan dari proses “mbatik”. Selain itu keunikannya berasal dari motif-

motifnya yang khas dan beragam serta nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam motif batik

tersebut. Batik kawung

merupakan salah satu jenis batik Indonesia yang memiliki motif khas, yaitu empat pola

bulatan mirip buah kawung ( kolang-kaling ) yang disusun secara rapi dan geometris. Motif yang

dimiliki batik kawung ini menunjukkan ciri khas yang membedakan dari batik yang lain.

Keanekaragaman motif batik ini menimbulkan kesulitan untuk mengenali suatu motif batik

tertentu.

Batik Kawung merupkan salah satu jenis batik Indonesia yang memiliki motif yang

khas. Motif tersebut yaitu pola bulatan mirip buah kawung ( sejenis kelapa atau kadang dianggap

sebagai buah kolang-kaling ) yang ditata secara rapi dan geometris. Motif ini memiliki nilai

filosofi yang melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal usulnya. Motif yang

terdapat pada batik kawung ini mempunyai karakteristik khusus dan pola geometris.

Keanekaragaman motif batik ini menimbulkan kesulitan untuk mengenali suatu motif

batik tertentu. Sehingga pada penelitian ini akan dikembangkan sebuah perangkat lunak yang

dapat mengenali motif batik kawung secara otomatis berdasarkan karakteristik khusus yang

dimilikinya. Sistem yang akan dikembangkan nantinya, hanya akan fokus mengenali pada satu

macam motif batik, yaitu motif batik kawung. Sistem akan dikembangkan dengan beberapa

metode dari pengolahan citra digital.

1
ISI

Sejarah Motif
Batik kawung adalah salah satu motif batik tertua di Indonesia. Keberadaannya sering
sekali disinggung dan muncul dalam berbagai sumber sejarah tertulis dan budaya lisan sejak
zaman Kesultanan Mataram pada abad ke-16. Ada 2 teori yang menjelaskan mengenai asal-usul
dari batik ini.
Teori yang pertama menyatakan bahwa motif batik ini diciptakan oleh Sultan Mataram
keempat yang memerintah dari tahun 1613-1645, yaitu Sultan Agung Adi Prabu
Hanyakrakusuma (Sultan Agung Mataram). Dimana sang sultan mengatakan bahwa dia
terinspirasi dari pohon aren.
Untuk teori kedua, hal ini sering sekali muncul dalam folklore yang bercerita mengenai
pemuda berwibawa yang juga terkenal sangat santun dan bijak. Hingga suatu hari, desas-desus
mengenai pemuda ini sampai di lingkungan kerajaan. Pihak kerajaan pun mengutus telik sandi
(mata-mata) untuk mengamati keseharian dari si pemuda, hingga akhirnya ia dipanggil
menghadap raja. Sang ibu yang mendapat kabar bahwa anaknya dipanggil raja, mempersiapkan
pakaian terbaik untuk anaknya yang berbentuk motif kawung dengan harapan putranya bisa
menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat.

Unsur motif
Ada banyak makna yang dikandung oleh motif batik satu ini, walaupun terlihat cukup
sederhana. Beberapa makna tersebut adalah:
1. Persatuan Rakyat
S.K Sewan Susanto, seorang pakar batik Indonesia, mengemukakan dalam bukunya yang
berjudul Seni Kerajinan Batik Indonesia pada tahun 1973, beliau berpendapat bahwa motif
kawung dalam bahasa Jawa di ibaratkan sebagai saderek sekawan gangsal pancer. Empat buah
motif kolang kaling itu merupakan lambang dari persaudaraan yang jumlahnya ada empat. Satu
motif titik yang berada di tengah dianggap sebagai pusatnya atau patokan kekuasaan alam
semesta. Motif kawung yang terdiri dari empat bulatan lonjong dengan titik pusatnya di tengah
menjadi gambaran persatuan seluruh rakyat dan bangsa.

2
2. Hati Yang Bersih
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, batik kawung dimaknai dengan penggambaran hati
yang bersih. sesungguhnya itikad hati yang bersih merupakan sebuah ketetapan hati yang tidak
peduli diketahui oleh orang lain. Hal ini muncul karena buah kolang-kaling yang menjadi salah
satu bentuk motif berasal dari pohon yang bisa menghasilkan buah putih bersih dari kulit yang
keras.
3. Lambang Kearifan, Kebijaksanaan, dan Pengendalian Diri
Diambil dari buku karangan Iwet Ramadhan, Cerita Batik di tahun 2013, nama kawung
berasal dari bahasa Jawa yaitu suwung yang berarti kekosongan. Artinya bukan tidak berfikir
tapi kekosongan nafsu dan hasrat duniawi. Kata suwung ini menjadikan seseorang netral, tidak
berpihak, tidak berusaha untuk menonjol, mengikuti aturan yang ada disekitar, dan berjalan
sesuai kehendak alam.
Manusia dengan kekosongan ini tidak akan ikut serta dalam huru hara dunia di
sekitarnya, lebih memilih untuk menyibukkan diri sendiri, memiliki pengendalian diri yang
sangat luar biasa, dan dia sadar akan tujuan hidup didalam dunia.

3
TUJUAN

Proses Produksi
Jenis-jenis kain yang digunakan sebagai bahan dasar akan menentukan kualitas batik
nanti setelah jadi. Juga akan menentukan daya tahan warna. Pengalaman dari para pembatik,
beberapa jenis kain yang sangat halus, sulit untuk dibatik, karena malam cair mudah meresap
kedalam kain sehingga malam mengering tidak persis seperti jejak canting (alat untuk
menorehkan malam cair). Untuk masing-masing kain diperlukan malam dalam komposisi
tertentu sehingga jejak canting persis seperti yang diinginkan.
Cara Membuat Batik
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :
 Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
 Canting sebagai alat pembentuk motif,
 Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
 Lilin (malam) yang dicairkan
 Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
 Larutan pewarna
Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam
penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk
membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang
telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 :
batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas
natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat
menggunakan pensil.
Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam
menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap
berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran
besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang
diberi lapisan lilin tidak terkena.

4
Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin
dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin
malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada
pewarnaan yang pertama.
Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain
tersebut dengan air panas diatas tungku.
Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan
dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan
banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air
panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar
sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif
yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan
tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk
digunakan.
Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan
menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Pemasaran

Strategi pemasaran yang diterapkan oleh pengrajin batik secara umum ada 4 macam

yaitu dijual secara langsung (melalui ruang pamer), mengikuti kegiatan pameran, melalui media

internet (website, email, facebook), dan melalui leaflet/brosur yang dikelola oleh paguyuban.

5
LAMPIRAN

Motif Batik Kawung0


6
Rumah Produksi Batik Mega Mendung

Anda mungkin juga menyukai