Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah

Batik Pesisir

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Batik dan Jumputan

Dosen Pengampu:
Dra. Cucu Ruhidawati, M.Si.

Disusun Oleh:

Nasywa Halimatus Sa’diyah 2206170


Tiara Yuzalianti Nailatuzahra 2201295

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap dosen pengampu mata kuliah Batik dan Jumputan yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Pengertian batik pesisir.................................................................................4
B. Klasifikasi Batik Pesisir................................................................................4
C. Macam-macam batik pesisir.........................................................................5
1. Batik Cirebon............................................................................................5
2. Batik Indramayu........................................................................................6
3. Batik Garut................................................................................................7
4. Batik Pekalongan.......................................................................................8
5. Batik Lasem...............................................................................................9
6. Batik Madura...........................................................................................10
7. Batik Jambi..............................................................................................11
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batik Pesisir merupakan salah satu jenis batik berdasarkan motif yang khas di
Indonesia. Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, batik pesisir memiliki
akar yang dalam dalam sejarah dan tradisi masyarakat pesisir di berbagai wilayah
nusantara. Motif-motif yang digunakan dalam batik pesisir sering kali terinspirasi
oleh alam, laut, dan kehidupan sehari-hari di pesisir, mencerminkan identitas dan
kekayaan budaya lokal. Batik pesisir sering diwarnai dengan warna-warna cerah
dan motif-motif yang menggambarkan keindahan alam serta kekayaan hayati laut,
menjadi ciri khas yang membedakannya dari varian batik lainnya. Selain sebagai
warisan budaya, batik pesisir juga memiliki peran penting dalam ekonomi lokal,
menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat pengrajin batik di daerah pesisir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari batik pesisir?
2. Apa saja klasifikasi dari batik pesisir?
3. Apa saja macam-macam batik pesisir di setiap daerah Indonesia?

C. Tujuan
Adanya pembuatan makalah ini untuk mengetahui asal usul batik pesisir,
klasifikasi batik pesisir, serta berbagai macam motif pesisir yang ada di daerah-
daerah Indonesia.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

Batik merupakan salah satu karya yang menunjukkan identitas bangsa Indonesia.
Batik sendiri merupakan sebuah corak atau lukisan yang dituangkan ke
dalam sebuah kain. Menurut Kartikaningsih (2015), Batik Pesisir merupakan
manifestasi seni tradisional yang menggabungkan unsur-unsur budaya pesisir
dengan teknik dan estetika batik. Beberapa teori yang dapat dihubungkan dengan
batik pesisir antara lain:

1. Teori Antropologi Budaya: Batik pesisir dapat dilihat sebagai hasil dari
interaksi antara manusia dan lingkungan pesisir. Motif-motif yang digunakan
dalam batik pesisir sering kali terinspirasi oleh kehidupan sehari-hari, alam
sekitar, dan kepercayaan lokal, mencerminkan sistem nilai dan kehidupan
masyarakat pesisir.

2. Teori Sosiologi Seni: Batik pesisir menjadi bagian penting dari identitas
budaya masyarakat pesisir. Melalui teknik dan motifnya, batik pesisir
memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas, serta
menggambarkan status sosial dan peran gender dalam masyarakat.

3. Teori Estetika: Batik pesisir memiliki keunikan dalam pola dan warna yang
digunakan, menciptakan sebuah estetika yang khas dan mengagumkan.
Penggunaan warna cerah dan motif-motif yang menggambarkan alam pesisir
memberikan keindahan visual yang memikat, menarik perhatian baik di tingkat
lokal maupun internasional.

4. Teori Ekonomi Kreatif: Produksi dan perdagangan batik pesisir juga dapat
dianalisis dari sudut pandang ekonomi kreatif. Sebagai bagian dari industri kreatif,
batik pesisir memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal,
menciptakan lapangan kerja bagi para pengrajin dan pelaku industri kreatif
lainnya, serta menjadi sumber pendapatan bagi komunitas pesisir.

2
Dengan mengintegrasikan berbagai teori ini, kita dapat lebih memahami
kompleksitas dan nilai dari batik pesisir sebagai warisan budaya yang kaya dan
bernilai tinggi.

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian batik pesisir


Batik Pesisir merupakan batik yang berkembang di wilayah pesisiran.
Batik Pesisiran memiliki motif dan warna yang beragam karena
merupakan peleburan dari berbagai budaya lokal dan asing. Pesisir
merupakan wilayah terdepan kepulauan yang melakukan kontak dengan
bangsa asing, seperti Belanda, Arab, Tionghoa, dan India. Berbagai
budaya asing memberikan pengaruh dalam kesenian membatik.

B. Klasifikasi Batik Pesisir


Batik pesisir merupakan salah satu jenis batik yang memiliki ciri khas
tersendiri. Klasifikasi batik pesisir dapat dibedakan berdasarkan motif,
warna, dan teknik pembuatannya. Beberapa motif batik pesisir yang
terkenal antara lain motif laut, ikan, kapal, dan motif flora yang
melambangkan kehidupan masyarakat pesisir. Warna yang dominan dalam
batik pesisir adalah biru laut, hijau, dan warna-warna cerah lainnya yang
terinspirasi dari alam sekitar pesisir. Teknik pembuatan batik pesisir pun
dapat bervariasi, namun umumnya menggunakan teknik cap atau tulis
dengan pewarna alami atau sintetis yang diaplikasikan secara tradisional.
Batik Pesisiran dikenakan sebagai pakaian sehari-hari berupa kain panjang
(jarik), sarung, kemben, ikat kepala, dan selendang. Kain batik dikenakan
oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari bangsawan hingga pedagang.

4
C. Macam-macam batik pesisir
1. Batik Cirebon
a. Motif mega mendung

Dahulu Cirebon
merupakan
pelabuhan besar dan
jalur perdagangan
India, Arab,
Tiongkok, dan Eropa. Salah satu budaya Tionghoa yang
mempengaruhi batik Cirebon adalah motif Mega Mendung,
menggambarkan awan pembawa hujan yang melambangkan
kesuburan dan kehidupan.

b. Motif Ciwaringin bangau


Motif batik
ciwaringin
bangau ini
terinspirasi dari
cerita rakyat
Ciwaringin pada
masanya yang pernah dijajah. Gambar burung bangau sebagai
simbol kesetiaan rakyat pada tempat tinggalnya. Memiliki nuansa
yang khas, batik ini biasanya hadir dengan motif kombinasi floral
maupun mega mendung.

c. Motif singa barong


Motif
ini

5
memadukan unsur-unsur alam seperti, pohon tanaman,
hewan, serta pemandangan seperti hutan dan gunung.

2. Batik Indramayu
a. Motif iwak etong
Pada motif batik
ini terdapat
banyak variasi
dari ikan-ikan
kecil dan ikan
besar sebagai
simbol dari kawasan pesisir Indramayu yang memang dekat
dengan laut.
b. Motif kereta kencana
Kereta menjadi
simbol dari
kekuasaan,
kemegahan,
kebijaksanaan,
kebangsawanan,
dan menggambarkan puncak pencapaian tujuan. Motif ini
melambangkan kendaraan khusus para jenderal untuk meninjau
kampung-kampung ketika berkeliling di sepanjang wilayah
Indramayu Utara, karena anggapan mereka basis Masyumi berada
di daerah Babadan dan sekelilingnya.

c. Motif swastika

6
Motif Batik Swastika memiliki arti kemakmuran yang terus
menerus. Motif batik Indramayu Swastika dibentuk dari
persegi yang tersusun rapi yang dilengkapi dengan isenan
(isi) khas seperti ikan dan udang yang melambangkan
keanekaragaman flora dan fauna wilayah pesisir
Indramayu.

3. Batik Garut
a. Motif Bulu Hayam

Terinspirasi dari kondisi alam flora dan fauna para


pengrajinnya. Ditambah dengan beberapa motif geometris,
diagonal, motif bunga sebagai pemanis yang diberikan
warna alami cerah dan kalem.

b. Motif Lereng Kangkung


Terinspirasi
dari tanaman
kangkung itu
sendiri yang
tumbuh di
lereng-lereng
perkebunan kangkung yang ada di Garut.

7
c. Motif Merak Ngibing
Motif ini

menggambarkan sepasang burung merak yang sedang


menari dan bulu-bulu indahnya mekar berwarna-warni,
seperti merah, hijau, biru, kuning, hingga coklat.
d. Motif Lereng
Motif lereng ini
membentuk pola
diagonal atau
miring. Polanya
pun bisa dalam
berbentuk garis,
bundaran, titik, hingga ada ornamen bunga maupun tanah

e. Motif Cupat Manggu


Terinspirasi dari
buah manggis.
Karena, hasil
perkebunan di
Garut seperti
buah manggis banyak tersedia, sehingga para pengrajin cukup
kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya yang terinspirasi
dari kekayaan alam Kabupaten Garut.

8
4. Batik Pekalongan
b. Motif liong

Motif ini
menggambarkan
kekuatan dan
perlawanan
dengan simbol-
simbol seperti ular dan naga, dan memiliki pengaruh dari budaya
Tionghoa.

b. Motif jlamprang

Motif ini memiliki bentuk geometris dan simbol-simbol


sakral yang menghubungkan dunia manusia dan dunia
dewa.
c. Motif terang bulan
Motif ini merupakan
gambar yang
menampilkan
keindahan flora dan
fauna di Indonesia.
Salah satu motif batik yang identik dengan masyarakat
Pekalongan. Dinamakan terang bulan karena motifnya
memperlihatkan terangnya cahaya bulan purnama di malam hari.

5. Batik Lasem
a. Motif Bunga Delima

9
Motif bunga delima yang melambangkan budaya Cina, karena
delima memiliki buah yang memiliki banyak biji, biji-biji tersebut
akan menghasilkan kehidupan baru. Karena itulah dijadikan
sebagai lambang kesuburan dalam budaya Cina. Sedangkan untuk
warna yang dominan pada kain ini adalah merah yang mewakili
warna kesukaan orang Cina. Warna merah bagi orang Cina
melambangkan keberanian, sifat laki-laki yang gagah dan murni.
b. Batik Sekar Jagad
Batik Sekar
Jagad
merupakan
suatu motif
batik yang
memiliki
makna keanekaragaman. Dalam satu potong kain batik dengan
Motif Sekar Jagad terdapat beberapa motif batik lainnya dengan
perpaduan warna yang menggambarkan keanekaragaman dalam
budaya.

6. Batik Madura
a. Motif Lancor
Disebut Batik Lancor
(menara) karena batik
tersebut memiliki

10
motif gambar menara yang berada di Alun-Alun Pamekasan.
Pewarna yang digunakan adalah naptil dan remasol. Naptol untuk
warna merah dan biru. Sedangkan remasol untuk warna kuning,
hijau, jingga.

b. Motif Serat Kayu


Motif Serat Kayu
dibuat di kecamatan
Proppo bagian
Selatan.
Pembuatannya dimulai dengan menutupi kain motif dengan
malam, lalu kain diletakkan di atas lincak dan dilipat-lipat selebar
20cm. Setelah itu lipatannya ditekan di atas lincak dan diulangi
beberapa kali hingga malam pecah dan membentuk garis bengkok
menyerupai serat kayu.

c. Motif Poncowarno
Motif batik ini
disebut ponco
worna karena
memiliki warna
lebih dari tiga. Selain itu, gambarnya lebih sederhana.

7. Batik Jambi
a. Motif Angso Duo

11
Motif Angso
Duo,
terdapat
lukisan
dengan dua
angsa yang
saling beriringan, saling berhadapan satu sama lain. Motif batik
Angso Duo memiliki makna imbauan dan nasihat agar kita
senantiasa berusaha mencari tempat yang lebih baik.
b. Motif Batanghari
Motif Batik
Batanghari
dilukiskan
dengan sebuah
pola berbentuk
sulur-sulur tanaman yang menjulur dari poros batang bawah
menjulur ke atas. Sulur-sulur ini dapat diartikan sebagai lambang
perjalanan hidup atau umur seseorang.

c. Motif Bungo Kaca Piring

Motif batik Kaco


Piring berupa
pola garis yang
membentuk
gambar
menyerupai piring yang diterapkan pada batik. Makna yang
terkandung pada motif kaco piring adalah menggambarkan hati
yang lapang dan bersih.

d. Motif Durian Pecah

Penerapan motif
Durian Pecah

12
sering dikombinasikan dengan hiasan tambahan dalam bentuk
urutan atau lajur yang lebih kecil seperti biasa resam, bunga
kangkung, daun pakis, dan flora lain yang banyak tumbuh di hutan-
hutan Jambi. Pesan yang terkandung motif ini yaitu Seindah
apapun bentuk dan selezat apapun rasa, jika sudah pecah atau rusak
apalah artinya.

BAB IV

KESIMPULAN

Batik Pesisir merupakan sebuah warisan budaya yang kaya akan makna dan
keindahan, mewakili identitas dan kekayaan budaya masyarakat pesisir di

13
berbagai wilayah Indonesia. Melalui kombinasi motif-motif yang terinspirasi
dari alam, laut, dan kehidupan sehari-hari, serta teknik pembuatan yang
tradisional, batik pesisir menjadi simbol kebersamaan, keindahan, dan kearifan
lokal.

Dalam perjalanan sejarahnya, batik pesisir telah menjadi bagian tak


terpisahkan dari kehidupan masyarakat pesisir, tidak hanya sebagai pakaian
tradisional, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai budaya,
sistem nilai, dan kepercayaan yang turun temurun. Melalui batik pesisir, kita
dapat melihat jejak perjalanan masyarakat pesisir, serta hubungan yang erat
antara manusia dan lingkungan sekitarnya.

Selain memiliki nilai budaya yang tinggi, batik pesisir juga memiliki peran
ekonomi yang signifikan dalam kehidupan masyarakat lokal. Sebagai sumber
penghasilan bagi para pengrajin dan pelaku industri kreatif, batik pesisir tidak
hanya mempertahankan tradisi warisan leluhur, tetapi juga mendukung
keberlangsungan ekonomi lokal di era globalisasi.

Dengan demikian, pelestarian dan pengembangan batik pesisir menjadi suatu


keharusan. Perlunya dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun pihak swasta, untuk menjaga keberlanjutan produksi dan
nilai-nilai budaya yang terkandung dalam batik pesisir. Melalui upaya
pelestarian, kita dapat menjaga keberagaman budaya Indonesia dan
memastikan bahwa warisan budaya berharga ini tetap lestari dan terus
menginspirasi generasi mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

A Daryanto, E. S. (2020). Ekonomi Kreatif Batik Pesisir di Pesisir Pantai Tuban


Jawa Timur. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 143-156.

14
Anonim. (2021). Mengenal Batik Indramayu, dari Pengaruh Lasem hingga
Hampir Punah Ditelan Zaman. Retrieved 24 Februari from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-batik-indramayu-dari-
pengaruh-lasem-hingga-hampir-punah-ditelan-zaman.html
Anonim. (2018). 5 Motif Batik GarutanTerinspirasi Dari Kondisi Masyarakat
Garut Jawa Barat. Retrieved 24 Februari 2024 from jelajahgarut.com:
https://www.jelajahgarut.com/5-motif-batik-garutan/
Saputra, G. W. (2023). Pengenalan Motif Batik Pesisir Pulau Jawa Menggunakan
Convolutional Neural Network. Jurnal Teknologi Informasi, 119-125.
Dwi, L. (2019). Geometri Fraktal dan Transformasi Geometri Sebagai Dasar
Pengembangan Motif Sekar Jagad. Jurnal Pemdidikan Matematika &
Matematika, 1-5.
Sumawarti, S. S. (2019). Eksplorasi Estetika Batik Pesisir di Pantai Losari
Makassar. Jurnal Kriya Seni, 59-69.
Kartikaningsih, T. (2015). Batik Pesisir Jawa Barat: Kajian Antropologi Seni dan
Budaya. Jurnal Komunikasi Visual Wisnu, 191-201.
Dwi, S. A. (2014). Perkembangan Motif Lasem Cina Peranakan Tahun 1900-
19600. e-Jurnal Pendidikan Sejarah, 43-49.
Mudjiono. (2016). Lancor Hingga Mata Keteran (Motif Batik Madura). Jurnal
Sejarah dan Budaya. Jurnal Sejarah dan Budaya, 171-175.
Wijayanti, Y. A. (2018). Batik Pesisir Jawa Barat: Eksplorasi Motif dalam
Perspektif Sosiologi Seni. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 267-
274.
Nisya, N. (2022, . .). 8 Jenis Batik Cirebon yang Indah dan Bersejarah, Motifnya
Memikat. Retrieved 24 Februari 2024 from theasianparent:
https://id.theasianparent.com/batik-cirebon
Nur, M. (2023, Maret 24). detik.com. Retrieved from 15 Motif Batik Jambi yang
Beraneka Ragam dan Maknanya:
https://www.detik.com/sumbagsel/budaya/d-6934135/15-motif-batik-
jambi-yang-beraneka-ragam-dan-maknanya/amp

15

Anda mungkin juga menyukai