Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SENI BUDAYA

MAKALAH

“BATIK”

Diajukan untuk memenuhi tugas


mata pelajaran Seni Budaya kelas XII IPA 1

Oleh
Kelompok 5
Anissa Nur Silvia (04)

N. Luthfiyah Ramadiani (23)

Rey Maulana Faridh (28)

SMA NEGERI 1 BANJARAN


KAB. BANDUNG
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan
perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai batik ini. Dalam makalah
ini, penulis akan menjelaskan tentang batik baik secara umum maupun khusus.

Dalam makalah ini, penulis menyadari akan kemampuan diri penulis yang kiranya
masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis dibimbing oleh banyak pihak dan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas bimbingan, motivasi dan bantuan yang sangat bernilai
tersebut. Dengan demikian, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil dalam
penulisan makalah ini;
2. Kepala Sekolah, Ibu/Bapak guru SMA Negeri 1 Banjaran;
3. Bapa guru pembimbing;
4. Teman-teman kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Banjaran

Penulis menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kesalahan, baik dari segi
isi dan cara penulisannya. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan wawasan
penulis. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah mengenai batik ini.

Pada kesempatan ini, penulis berharap semoga makalah batik ini dapat bermanfaat
bagi kehidupan kita.

Banjaran, Agustus 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................................1


Daftar Isi ................................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ......................................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................................

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Batik ...................................................................................................


B. Sejarah Batik di Indonesia ...................................................................................
C. Jenis-Jenis Batik...................................................................................................
D. Proses Pembuatan Batik .......................................................................................
E. Batik di Berbagai Daerah di Indonesia ................................................................

BAB V Penutup

A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batik merupakan salah kekayaan seni warisan budaya masa lampau, yang telah
menjadikan Negara Indonesia memiliki cirri yang khas di mancanegara. Perkembangan
batik yang sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai
jenis dan corak batik yang khas disetiap daerahnya.
Kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia. Untuk itu sebagai warga Negara
Indonesia kita harus bangga dan ikut mempertahankan warisan budaya ini agar tidak
punah dengan bergantinnya zaman. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan teman-teman mengenai warisan budaya Indonesia khususnya
batik.
Karena jika bukan kita siapa lagi? Sebagai penerus generasi bangsa,kita
bertanggung jawab akan lestari tidaknya budaya yang kita punya,salah satunya batik
ini.

B. Rumusan Masalah
Salah satu kebudayaan yang harus dilestarikan di Indonesia adalah batik.
Sejak Malaysia pernah mengklaim bahwa batik berasal dari Malaysia, barulah bangsa
Indonesia tersadar dari mimpinya bahwa batik harus segera dilestarikan kembali
keberadaannya. Dan sejak saat itu banyak motif batik bermunculan kembali bahkan
sudah menjadi tren kalau batik merupakan pakaian khas bangsa Indonesia. Bahkan
oleh UNESCO telah ditetapkan bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk
Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.
Oleh karena itu berdasarakn keterangan dan latar belakang diatas dapat
diambil bahwa rumusan masalah,:
1. Apa itu salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia yang bernama batik?
2. Mengapa batik harus kita lestarikan ?
3. Bagaimana batik menjadi suatu kebudayaan yang ada di Indonesia?.

C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan juga bentuk
tanggung jawab kami sebagai generasi penerus bangsa untuk terus melestarikan
tentang kebudayaan batik, terutama tentang motif, sejarah, teknik, cara pembuatan
maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik
indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.

D. Manfaat
Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari pembuatan tugas ini,:
1. Bagi penulis,menambah wawasan baru tentang kebudayaan batik Indonesia serta
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kita sebagai generasi bangsa untuk tetap
bisa melestarikan kebudayaan batik ini,
2. Bagi pembaca,bisa menambah/mengingatkan wawasan serta meningkatkan
kesadaran tentang kebudayaan batik.
BAB II PENDAHULUAN

A. Pengertian Batik

Menurut bahasa Jawa, kata batik diambil dari kata “ambatik” yaitu kata
“amba” yang berarti menulis dan akhiran “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau
membuat titik. Jadi, batik mempunyai arti menulis atau melukis titik. Tetapi secara
esensial, batik diartikan sebagai sebuah proses atau teknik menahan warna dengan
menggunakan lilin malam. Artinya, batik adalah sebuah proses menahan warna
dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain.
Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak – menggunakan
canting atau cap – dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna
corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya
bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist
dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat
dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia(khususnya Jawa) sejak lama.Kesenian batik merupakan
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan
membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap”
yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin
seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa
daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak
hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai
pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini,
beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh
keluarga keratonYogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai
saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden
Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi
PBB. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya
manusia pada 2 Oktober 2009.
B. Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan


Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,
pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian
pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan
batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah
satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta
para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton,
maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan
ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat
dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya
untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian
keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita
maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli
Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila,
dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

Jaman Majapahit

Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit di telusuri di


daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat
hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada
hubungannya dengan Majapahit.Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-
obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik
Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum
krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi
batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan
batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat
muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan
didesa Majan dan Simo.
Perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih
dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta. Warna babaran batik Majan dan Simo
adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan
warna lainnya dari tom. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga
pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat
tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di
Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik
tulis.

C. Jenis-jenis Batik

1. Batik Pecinan / Cina


Keturunan dari para perantau Cina di Indonesia biasanya memproduksi Batik
untuk komunitas sendiri atau juga diperdagangkan. Batik produksi mereka yang
disebut Batik Pecinan. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya
Cina seperti motif burung Hong atau merak, dan Naga. Pada jaman dahulu Batik
Pecinan yang berbentuk sarung. Di Pekalongan yang terkenal memproduksi Batik
Pecinan salah satunya ialah Tan Tjie Hou.
2. Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak juga yang memproduksi batik. Batik yang
warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri khas tersendiri. Motif yang
digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa seperti Tulip
dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Tokoh yang terkenal
membuat Batik Belanda di Pekalongan yaitu Van Zuylen dan J.Jans.
3. Batik Rifa’iyah
Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif –
motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama
persis sesuai aslinya. Batik rifa’iyah terutama yang mengenai motif hewan terlihat
kepalanya terpotong. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik jenis
ini.
4. Batik Pengaruh Kraton
Motif gaya kraton yang biasanya di pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll.
Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaanya
dengan gaya Pekalongan. Sehingga lebih unik dan menarik.
5. Batik Jawa Baru
Dalam Batik Jawa Baru motif dan warna yang ada pada era batik Jawa Hokokay
lebih disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi sore tanpa tumpal.
Kebanyakan menggunakan motif rangkaian bunga dan lung – lungan.
6. Batik Jlamprang
Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik. Batik ini
merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk
geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting
yang ujungnya berbentuk segi empat.
7. Batik Terang Bulan
Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu
berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik – titik . Batik Terang
Bulan ini disebut juga Gedong atau Ram – raman.
8. Batik Cap Kombinasi Tulis
Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum
disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti
ditulis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman.
9. Batik Tiga Negeri Pekalongan
Seperti halnya batik – batik negara lain dimana dalam satu kain terdapat warna
merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan.
10. Sogan Pekalongan
Batik dengan proses dua kali dimana proses pertama latar putih kadang ada
coletan, dan untuk proses kedua batik ditanahi penuh atau ornamen plataran
berupa titik halus baru setelah itu disoga. Batik Soga terlihat klasik
11. Tribusana
Merupakan batik gaya baru dimana cara pembuatan proses kedua direntas atau
riningan dan kebanyakan motif – motif nya lung – lungan lanjuran. Batik
Tribusana ini ada yang tahunan dan polos.
12. Batik Pangan / Petani
Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun
sesuai daerah masing –masing dan batik ini dikerjakan secara tidak professional
karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
13. Coletan
Dimana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat menggunakan
sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga,
warna –warna lain menggunakan colet.
14. Batik Kemodelan
Adalah batik – batik klasik baik itu dari gaya Yogya maupun Solo, dibuat dengan
komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern.
15. Batik Osdekan
Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi terus ditimpa
dengan warna lagi baik itu berupa warna tua muda atau warna lain, hal ini
membuat warna batik lebih hidup dan seperti ada baying –bayang.
16. Batik Modern
Batik yang dalam prosesnya terutama dalam pewarnaan menggunakan sistem baru
yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain baik tu
berupa gradasi, urat kayu maupun rintang broklat. Motif –motif ini adalah motif
baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas batik ini popular
di era tahun 80 an.
17. Batik Kontemporer
Suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses
pembuatannya sama seperti membuat batik.
18. Batik Cap.
Batik yang pembuatannya menggunakan alat beebentuk cap atau stamp baik itu
proses coletan maupun keliran.
Berdasarkan proses pembuatannya batik dibagi kedalam beberapa macam yaitu sbb :
1. Batik Tulis
Batik tulis adalah suatu teknik melukis diatas kain, dimana kain tersebut akan dihias
dengan tekstur dan corak batik dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan abtik tulis
digunakan alat yang dinamakan canting. Batik tulis merupaakan batik yang didalam
pembuatannya diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang
lama untuk menyelesaikan batik tulis.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik tulis, yaitu :
a) Tahap pertama atau disebut juga proses pebatikan pertama, yaitu pembuatan
pola dan motif yang dikehendaki ditas kain putih (sutera) dilukis dengan pensil.
b) Tahap kedua, yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan
mengikuti pola yang telah ada pada kedua sisi (bolak-balik)
c) Tahap ketiga, yaitu menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap
bewarna putih (tidak bewarna)
d) Tahap keempat, yaitu proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup
oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu
e) Tahap kelima, setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan
f) Tahap keenam, setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu
dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutupi bagian yang akan tetap
dipertahankan pada pewarnaan yang pertama
g) Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua proses
berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakan kain
tersebut dengan air panas diatas tungku
h) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutup lilin (menggunakan alat canting untuk menahan warna
pertama kedua )
i) Proses membauka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali
sesuai dengan banyaknya warna dan kompelksitas motif yang diinginkan.
j) Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut kemudian mengeringkannya
dengan cara menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

2. Batik Cap
Batik cap adalah suatu teknik membatik yang menghiasi kain dengan teksture dan
corak batik yang dibentuk dengan suatu alat yaitu berupa cap, atau alat cetak atau stempel
yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah berpola batik. Sehingga proses
pembatikan cetak (cap) dapat jauh lebih cepat dan mudah untuk pengerjaan batik ini dapat
diproduksi secara banyak dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama, karena dalam
proses pembuatannya tidaklah menuntut keahlian si pembatik
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik cap, yaitu :
a) Pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan
dicap / dicetak dengan menggunakan alat cap tersebut ke lilin panas dan kemudian
ditekan pada kain.
b) Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan
mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
c) Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan
d) Setelah kering, kembali melakukan proses pembarikan yaitu melukis dengan
lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap
dipertahankan pada pewaranaan yang pertama
e) Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua
f) Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara
meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku
g) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan warna
pertama dan kedua
h) Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai
dengan banyaknya warna kompleksitas motif yang diinginkan
i) Proses terkahir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian
mengeringkannya dan dengan menjermurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

3. Batik Printing
Batik printing disebut juga denbgan batik sablon, karena proses pembatikan ini sangat
menyerupai proses penyablonan. Motif batiknya telah dibuat dan didesain atau diprint diatas
alat offset/sablon (plangkan), sehingga dapat sangat memudahkan pengerjakan batik ini
khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat tersebut. Hanya untuk
pembatikan dan pewarnaan yang lebih komplek digunakan lilin malam dengan alat canting.
Kemudian jenis batik ini mula menggeser keberadaan batik tulis dan cetak, sehingga
mengalami perdebatan diantara seniman dan pengrajin batik; sehingga batik printing ini
disebut dengan kain bermotif batik. Pembuatan batik ini tidak serumit dan selama pengerjaan
pada batik tulis. Namun, kekurangan pada batik printing ini yaitu gambarnya hanya berada
pada satu sisi (sisi di atas kain), karena warnya tidak mersep ke seluruh serat kain, sehingga
dibalik kain masih terlihat sedikit bewarna putih.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik printing, yaitu :
a) Pembuatan pola dan motif yang diinginkan diatas kain putih (sutera) dengan
disablon / diprint menggunakan alat cetak sablon (plankon)
b) Tahapn selanjutnya seperti proses pertama untuk pewarnaan kedua dan juga
sebagai kombinasi motif batik, proses ini dapat dilakukan berulang kali sesuai batik
yang diinginkan
c) Lalu dilanjutkan dengan menjemur atau mengerinkan kain tersebut dibawah
terik matahari jika ada atau dapat juga dengan diletakan diatas tungku / oven khusus
d) Setelah kering kain tersebut dicuci untuk melekatkan dan menguatkan warna
pada kain, kemudian dijemur kembali. Proses pembalikan dapat selesai sampai tahap
ini, tetapi untuk batik yang lebih rumit dan kompleks dapat melakukan tahap
selanjutnya
e) Kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam
menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada
proses pencelupan warna
f) Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna
g) Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam kain tersebut dengan cara
meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku
h) Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian
mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

4. Kombinasi Antara Batik Tulis dan Batik Cap


Batik jenis ini merupakan hasil dari proses pembuatan batik tulis dan batik cap. Batik
ini tetap mempertahankan factor seni dan keindahannya karena dikombinasikan dengan batik
tulis. Cara pengerjaan dari batik jenis ini yaitu dengan menggunakan alat cap untuk membuat
motif secara keseluruhannya lalu dilanjutkan dengan proses batik tulis.

5. Batik Cabut / Batik Bordir


Batik cabut adalah batik kombinasi antara batik tulis dan batik printing. Proses
pengerjaan batik jenis ini yaitu dengan mengkombinasikan proses printing dengan proses
canting. Biasanya proses pewarnaan pertama menggunakan printing, namun proses
pewarnaan ke-2 dan seterusnya serta pembuatan motif yang lebih rumit menggunakan
canting dan malam

D. Cara Pembuatan Batik

1. Alat dan Bahan

1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu
dibatik.
2. Bandul
Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah
tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.
3. Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau
tanah liat.
4. Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah
kompor dengan bahan bakar minyak.
5. Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena tetesan
“malam” panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.
6. Saringan “malam”
Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak kotorannya.
7. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting
ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin.
8. Mori
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan
jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan.
9. Lilin (“Malam”)
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Malam untuk
membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika
proses pelorotan.
10. Pola
Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik
yang akan dibuat.

2. Proses Pembuatan Batik

§ Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil


§ Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
§ Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna
putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar.
Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang
diberi lapisan lilin tidak terkena.
§ Mulailah dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup
sebentar biar tidak terlalu panas.
§ Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna dgn warna tertentu tertutup malam. Proses
pewarnaan pertama pada bagian yang tidak

 tertutup oleh lilin dilakukan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna- tertutup oleh lilin dilakukan
dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Kain dicelup dengan warna
yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau
gelap nantinya.

 warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap nantinya.

§ Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.


§ Setelah itu adalah proses nglorot, dimana kain yg telah berubah warna tadi direbus dgn air
panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yg telah
digambar menjadi terlihat jelas.
§ Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan
penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan warna berikutnya .
§ Dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua ,pemberian malam lagi.
§ Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air
dans oda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari
kelunturan.
§ Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan
dipakai.
E. Batik di Berbagai Daerah di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai