Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN II

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

"Kebhinekaan Global"

Batikku Indentitasku

Nama Penyusun:

1.Arya Wardhana

2.Daiva Cleo

3.Mia Febri Amalia

4.Nur Rahma Risawati

5.Rimbang Agni
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Kegiatan Ke-2 P5 "Kebhinekaan Global"
Batikku Identitasku
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam pelaksanaan P5 kali ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Kami berharap semoga laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga pengetahuan
bagi pembaca.

Karangan, 17, Feb 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Trenggalek dikenal dengan keindahan alamnya, selain itu berbagai kesenian
berkembang di wilayah pesisir selatan Jawa tersebut. Salah satunya seni tari tradisional
Jaranan Turonggo Yakso. Dari kesenian tersebut kami terinspirasi untuk membuat batik
yang mencerminkan kota Trenggalek. Sehingga pilihan kami ialah membuat batik corak
kuda lumping. Untuk menambah kekhasan kesan Jawa, kami menambahkan corak aksara
Jawa yang kami sesuaikan dengan tema yang diberikan sekolah yaitu go green yang
menjadi pusat perhatian batik. Sehingga kata yang kami pilih adalah Adiwiyata yang
merupakan cerminan dari go green itu sendiri. Kuda tersebut kami buat motif seperti
cermin yang ujung kepalanya mengangkat logo Go green. Space kosong yang ada di
tengah kami penuhi dengan aksara Jawa yang bertuliskan Adiwiyata tadi.
B. Tujuan
1. Pemenuhan tugas P5
2. Sebagai sarana pelestarian batik
3. Mendalami budaya dan identitas budaya
4. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta
praktiknya
5. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya
C. Manfaat
1. Mengasah kreativitas
Kreativitas yang dituangkan dalam membatik dapat memberikan manfaat sosial.
2. Melatih kecerdasan motorik
Membatik membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan. Apabila sejak kecil
anak-anak sudah diajarkan membatik, tentu hal tersebut turut melatih kecerdasan
motorik. Motorik halus bagi anak usia dini memang sangatlah penting bagi
perkembangnya. Sehingga dengan kegiatan membatik ini sangat baik untuk di
lakukan.
3. Mengajarkan kesabaran
Anak memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan cepat dan mudah,
dengan membatik, mereka diajari untuk mengurangi kedua hal tersebut. Membatik
membutuhkan kesabaran agar cairan tidak menetes dan menggunakan canting sesuai
dengan pola yang sudah disediakan.
4. Melestarikan budaya bangsa
Batik merupakan salah satu budaya yang identik dengan Indonesia, sehingga
memperkenalkan seni membatik kepada anak sejak dini tentu akan membantu
melestarikan budaya bangsa. Dalam kegiatan anak - anak dikenalkan tahapan
sebelum kegiatan membatik, itu dilakukan agar anak-anak tahu apa ya g akan
dilakukan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Batik

Batik merupakan kain bergambar, dan proses pembuatannya secara khusus dengan
menggambar atau menerapkan motif pada suatu kain yang polos atau masih kosong,
kemudian melakukan proses khusus, sehingga kain tersebut memiliki ciri khas
dibandingkan kain lainnya.

Secara bahasa, batik berasal dari kata mbat yang artinya adalah melempar berkali-kali
serta tik yang artinya ialah titik. Secara istilah, batik merupakan sebuah teknik
menggambar di atas kain dengan memanfaatkan lilin serta canting sebagai alat dan bahan
dalam proses pembuatanny
Kerajinan dari batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Arca
Bhairawa adalah salah satu contoh dari gaya seni Arca Majapahit yang dibuat di daerah
Sumatera pada sekitar abad ke 14. Berkembangnya kesenian batik meluas di Indonesia
setelah akhir abad ke 18 atau sekitar awal ke 19. Kemudian batik cap dikenal setelah
perang dunia I selesai atau pada tahun 1920.
Sejarah batik di Indonesia memiliki kaitan erat dengan perkembangan Kerajaan
Majapahit serta penyebaran ajaran agama Islam di Pulau Jawa. menurut beberapa catatan,
pengembangan dari batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram dan
kemudian berlanjut pada zaman Kasunan Surakarta serta Kesultanan
Yogyakarta.Keberadaan dari kegiatan batik tertua diketahui berasal dari Ponorogo
dengan nama Wengker, sebelum abad ketujuh, Kerajaan di Jawa Tengah mulai belajar
batik dari Ponorogo. Oleh sebab itulah, batik-batik Ponorogo memiliki corak yang agak
mirip dengan batik yang beredar di Jawa Tengah, hanya saja batik ponorogo merupakan
batik yang dihasilkan dari lilin berwarna hitam pekat.
Batik Ponorogo juga biasa disebut sebagai batik irengan dan dekat dengan unsur-unsur
magis. Batik Ponorogo juga dikembangan oleh kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah.
Eksistensi dari batik Ponorogo hingga abad ke 20 dan menjadi bagian surga bagi para
pembatik, dikarenakan produksi batik di Ponorogo yang melampaui industri batik di Jawa
Tengah ataupun Yogyakarta yang kemudian diambil oleh pengepul batik yang ada di
Surakarta dan Pekalongan, selain itu, upah pembatik yang berada di Ponorogo pun
tertinggi di Pulau Jawa.
Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus
berkembang hingga kerajaan berikutnya serta raja-rajanya. Kesenian batik secara umum
meluas di Indonesia dan kemudian secara khusus di pulau Jawa setelah akhir dari abad ke
18 atau hingga awal abad ke 19. Teknik batik sendiri diketahui ada lebih dari 1.000
tahun, kemungkinan teknik tersebut berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Kemudian,
teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat, seperti Nigeria, Kamerun dna
Mali, Asia seperti Sri Lanka, India, Iran, Bangladesh, Thailand, Malaysia dan
Indonesia.Lalu, hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis.
Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920-an.
Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan dari keluarga kerajaan di Indonesia pada zaman dahulu. Pada
mulanya, kegiatan membatik hanya terbatas pada keraton saja dan batik yang dihasilkan
hanya untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah serta tokoh-tokoh pembesar. Oleh
sebab itulah, banyak dari pembesar yang tinggal di luar keraton dan membaca kesenian
batik bersama dengan mereka ke luar keraton, sehingga munculah tempat-tempat
produsen batik di beberapa daerah.
Lama kelamaan, kesenian batik pun ditiru oleh rakyat jelata. Kemudian kesenian batik
semakin meluas, sehingga kesenian batik menjadi pekerjaan bagi kaum perempuan atau
ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka. Bahan-bahan pewarna yang
digunakan untuk membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia dan biasanya
dibuat sendiri dari pohon mengkudu, nila maupun soga. Sementara itu, bahan sodanya
dibuat dari soda abu dan garamnya terbuat dari tanah lumpur.
B. Jenis dan Corak Batik
Batik yang kami pilih adalah batik Jaran Kepang yang merupakan adaptasi dari
Turonggo Yakso, yaitu tari kesenian dari Trenggalek.

.
C. Alat Pembuatan Batik
1. Canting
2. Kompor
3. Wajan
4. Dingklik duduk
5. Tatakan
6. Kuas
7. Wadah
D. Bahan Pembuatan Batik
1. Kain
2. Malam (lilin)
3. Pewarna
4. Cuka
5. Nitrit
6. Gas Melon 3 kg hanya untuk masyarakat misqueen.
7. Cutton bud

BAB III

IMPLEMENTASI KEGIATAN

A. Desain Pemilihan Batik


Pembuatan desain batik kelompok kami dilakukan dengan masing masing anak membuat
desain lalu dari 5 desain tersebut dipilih salah satu dan dikreasikan menjadi batik kreasi.
Terciptalah batik DASARA yaitu kuda dan aksara

.
B. Proses Pembuatan Batik
1. Pertama tama pembuatan sketsa perkelompok masing masing anak, pemilihan salah
satu sketsa untuk dijadikan motif utama,
2. Mulai membuat sketsa dikain putih yang sudah disediakan, setelah penjiplakan motif
batik
3. Selesai dimulailah proses mencanting, Proses pencantingan memakan waktu kurang
lebih 3 hari.
4. Saat semua bagian sudah tercanting sempurna maka masuk proses pewarnaan diatas
pasir, Warna pertama adalah warna oranye,setelah itu dilakukan pewarnaan kedua
dengan warna hijau.
5. Setelah warna pada kain batik sudah kering akan diberi cuka yang dicampur dengan
nitrit.Kegunaan pencampuran itu adalah untuk mengunci dan mengeluarkan warna
sebenarnya,
6. Jika sudah benar benar kering maka akan dicanting kembali agar warnanya pada saat
dicelup tidak tercampur,
7. Bila dikira sudah kering langkah selanjutnya yaitu tahap pencelupan warna.
8. Setelah dicelup dan sudah kering selanjutnya dilakukan proses lorot yaitu
penghilangan malam atau lilin dengan cara direbus, kemudian dijemur
9. Setelah batik kering, pinggiran kain dirapikan dengan cara dijahit
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan
teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia dapat berkembang hingga
sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya baik dalam desain/motif maupun
prosesnya.
B. Saran
Saran yang kami dapatkan dari guru pendamping adalah motif aksara Jawa yang ada di
tengah seharusnya memenuhi kain sebagai background. Selain itu saat tahap finishing
warna pada kain kurang kuat.
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran, dan
kritik untuk membangun semangat kami.

Anda mungkin juga menyukai