NIM : 21206241046
Kelas :B
A. Muatan lokal
Muatan lokal adalah muatan sebuah mata pelajaran untuk mengembangkan potensi daerah
sebagai sebagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah atau Sekolah. Selain itu
muatan lokal juga sebagai upaya untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan daerah dimana sekolah
itu berkembang.Disamping itu muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Subtansi mata pelajaran
muatan lokal ditentukan satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
B. Rencana Pembelajaran
Dalam perencanaan pembelajaran kurikulum muatan lokal ini, saya akan merencanakan satu
mata pelajaran seni rupa berbasis muatan lokal daerah, yaitu menankat kerajinan batik sebagai bahan
ajar pembelajaran di sekola menena atas (SMA). Batik dipilih sebagai materi pembelajaran bertujuan
aar siswa dapat menuasai Teknik dan lebi menenal kerajinan batik yan ada di daerahnya.
Kompetensi pembelajaran :
Tujuan pembelajaran :
Sejarah batik
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka
kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-
masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas
menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian
rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu
itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari
tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu,
tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari
tanahlumpur.
Batik parijotho merupakan batik yang berasal dari kabupaten sleman, Awal mula muncul
batik motif Sinom Parijotho Salak berawal pada tahun 2012, ketika itu Kabupaten Sleman
mengadakan lomba desain batik, lomba tersebut dimenangkan oleh desain batik Parijotho karya
Susilo Radi Yunianto sedangkan posisi. Setelah itu batik motif Parijotho dikombinasi dengan
batik salak dan munculah Batik Sinom Parijotho Salak yang diklam sebagai batik khas sleman.
Parijotho sendiri sebenarnya sebuah nama tanaman yang banyak tumbuh dilereng gunung
merapi. Tanaman ini diklam sebagai tanaman asli kabupaten sleman, tanaman ini juga memiliki
banyak manfaat dan memiliki khasiat. Sehingga dalam makna batik Sinom Parijotho Salak, motif
Parijotho melambangkan kemakmuran. Sedangkan salak pondoh sendiri merupakan tanaman
yang asli dari Kabupaten Sleman.
Batik Sinom Parijotho Salak memiliki motif utama yang terdiri dari elemen tangkai, daun,
bunga parijotho, daun salak dan bunga salak. Elemen tanaman parijotho dibuat diagonal dan di
sela-sela diisi dengan motif salak pondoh baik buah maupun daun. Sedangkan latar belakang
berisi diisi cecek yakni titik-titik kecil yang tersebar merata.
2. Canting
Canting adalah alat yang digunakan untuk mengambil lilin dari dalam wadah dan
sebagai alat untuk mengaplikasikan lilin pada kain mori.
3. Gawangan
Gawangan merupakan alat yang digunakan untuk menjemur kain batik.
Bahan :
1. Lilin
Lilin digunakan untuk membuat motif dasar pada kain.
2. Larutan pewarna
Larutan pewarna digunakan untuk mewarnai kain yang sudah di bentuk motifnya
menggunakan lilin, sehingga dapat mempertegas motif batik yang kita buat pada kain.
3. Melukis di kain
Cara membuat batik tulis selanjutnya dengan menebalkan desain batik dengan
menggunakan lilin yang sudah dicairkan. Pada tahap ini, sebagai alat bantu perlu
diunakan cantin sebaai alat untuk menaplikasikan lilin.
4. Pewarnaan kain
Proses pewarnaan kain pertama dilakukan pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin.
Celupkan kain yang sudah diberi lilin ke dalam pewarna yang dipilih sesuai kebutuan.
Setelah itu, keringkan kain batik dengan menjemurnya.
5. Menilankan lilin
Jika proses pewarnaan sudah selesai, langkah selanjutnya yaitu menghilangkan lilin
yang menempel pada kain. Caranya dengan mencelupkan kain pada air mendidih yang
sudah dipanaskan diatas tungku.