Anda di halaman 1dari 6

Ujian Akhir Semester

Mata kuliah : Kurikulum Pendidikan Seni Rupa

Tanggal : 06 Januari 2022

Nama : Nur Haryojati Supajar

NIM : 21206241046

Kelas :B

Prodi : Pendidikan Seni Rupa

A. Muatan lokal

Muatan lokal adalah muatan sebuah mata pelajaran untuk mengembangkan potensi daerah
sebagai sebagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah atau Sekolah. Selain itu
muatan lokal juga sebagai upaya untuk melestarikan bahasa  dan kebudayaan daerah dimana sekolah
itu berkembang.Disamping itu muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Subtansi mata pelajaran
muatan lokal ditentukan satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.

B. Rencana Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran kurikulum muatan lokal ini, saya akan merencanakan satu
mata pelajaran seni rupa berbasis muatan lokal daerah, yaitu menankat kerajinan batik sebagai bahan
ajar pembelajaran di sekola menena atas (SMA). Batik dipilih sebagai materi pembelajaran bertujuan
aar siswa dapat menuasai Teknik dan lebi menenal kerajinan batik yan ada di daerahnya.

C. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran.

Kompetensi pembelajaran :

a. Mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan membatik.


b. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan batik.
c. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap kebudayaan daerah, khususnya Daerah Istimewa
Yogyakarta, salah satunya mengapresiasi seni kerajinan batik “Batik parijotho” yang ada di
kabupaten sleman

Tujuan pembelajaran :

a. Mengenal dan memahami lingkungan alam sekitar, sosial, dan buadya.


b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang
berguna, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan masyarakat disekitarnya.
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai nilai yang berlaku didaerahnya, serta
dapat melestarikan dan mengembangkan nilai nilai budaya sekitar.

D. Materi pembelajaran seni batik menerapkan 3 indikator


o Sejarah
o Karakteristik
o Proses produksi karya seni rupa atau kerajinan

 Sejarah batik

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan


Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,
pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada
masa kerjaan Solo dan Yogyakarta. Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak
zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya
suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan
ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang
dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam.
Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian
Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan
perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka
kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-
masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas
menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian
rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu
itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari
tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu,
tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari
tanahlumpur.

 Karakteristik batik Yogyakarta “Batik parijoto”

Batik parijotho merupakan batik yang berasal dari kabupaten sleman, Awal mula muncul
batik motif Sinom Parijotho Salak berawal pada tahun 2012, ketika itu Kabupaten Sleman
mengadakan lomba desain batik, lomba tersebut dimenangkan oleh desain batik Parijotho karya
Susilo Radi Yunianto sedangkan posisi. Setelah itu batik motif Parijotho dikombinasi dengan
batik salak dan munculah Batik Sinom Parijotho Salak yang diklam sebagai batik khas sleman.

Parijotho sendiri sebenarnya sebuah nama tanaman yang banyak tumbuh dilereng gunung
merapi. Tanaman ini diklam sebagai tanaman asli kabupaten sleman, tanaman ini juga memiliki
banyak manfaat dan memiliki khasiat. Sehingga dalam makna batik Sinom Parijotho Salak, motif
Parijotho melambangkan kemakmuran. Sedangkan salak pondoh sendiri merupakan tanaman
yang asli dari Kabupaten Sleman.

Batik Sinom Parijotho Salak memiliki motif utama yang terdiri dari elemen tangkai, daun,
bunga parijotho, daun salak dan bunga salak. Elemen tanaman parijotho dibuat diagonal dan di
sela-sela diisi dengan motif salak pondoh baik buah maupun daun. Sedangkan latar belakang
berisi diisi cecek yakni titik-titik kecil yang tersebar merata.

 Proses Pembuatan Batik


Sebelum dilakukan proses membatik, perlu disediakan alat dan bahan serta langkah-langkah
untuk pembuatan batik.

 Alat dan Bahan


Alat :
1. Kain Mori
Kain mori biasa digunakan sebagai media pembuatan batik. Namun, bisa juga
menggunakan kain lain seperti kain sutra dll.

2. Canting
Canting adalah alat yang digunakan untuk mengambil lilin dari dalam wadah dan
sebagai alat untuk mengaplikasikan lilin pada kain mori.

3. Gawangan
Gawangan merupakan alat yang digunakan untuk menjemur kain batik.

4. Panci dan Kompor


Panci diunakan sebaai wadah lilin Ketika dicairkan. Sedangkan kompor berfungsi
untuk memanaskan panci aar lilin menjadi cair

Bahan :

1. Lilin
Lilin digunakan untuk membuat motif dasar pada kain.

2. Larutan pewarna
Larutan pewarna digunakan untuk mewarnai kain yang sudah di bentuk motifnya
menggunakan lilin, sehingga dapat mempertegas motif batik yang kita buat pada kain.

 Lankah-langkah membuat batik

1. Menyiapkan kain mori


Cara pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kain mori sebagai media
pembuatan batik tulis. Kain motri harus dipastikan bersih dari kotoran dan kering.

2. Membuat desain batik


Setela kain mori dicuci dan di bersihkan, selanjtnya membuat desain batik atau
molani. Dalam pembuatan desain ini, biasanya dibuat menggunakan pensil terlebih
dahulu. Untuk desain sesuai kebutuhan dan minat masing masing.

3. Melukis di kain
Cara membuat batik tulis selanjutnya dengan menebalkan desain batik dengan
menggunakan lilin yang sudah dicairkan. Pada tahap ini, sebagai alat bantu perlu
diunakan cantin sebaai alat untuk menaplikasikan lilin.

4. Pewarnaan kain
Proses pewarnaan kain pertama dilakukan pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin.
Celupkan kain yang sudah diberi lilin ke dalam pewarna yang dipilih sesuai kebutuan.
Setelah itu, keringkan kain batik dengan menjemurnya.
5. Menilankan lilin
Jika proses pewarnaan sudah selesai, langkah selanjutnya yaitu menghilangkan lilin
yang menempel pada kain. Caranya dengan mencelupkan kain pada air mendidih yang
sudah dipanaskan diatas tungku.

6. Mencuci kain batik


Setelah semua langkah-langkah diatas selesai. Kemudian dilanjutkan dengan mencuci
kain batik dan menjemur hingga kering.
Daftar Pustaka
 Pusat kurikulum (2007:4).muatan local menurut para ahli. Yoyakarta :
Seputarpengetahuan.co.id
 Jabarprov (2017). Sejarah batik Indonesia. Jawa barat : Government Public relation
 Bahan kain (2015). Batik Sinom Parijotho Salak Khas Kabupaten Sleman.
Yogyakarta : bahankain.com

Anda mungkin juga menyukai