Anda di halaman 1dari 29

BATIK

1.    Pengertian Batik


Batik adalah gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan
lilin (malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan canting, dengan teknik rekalatar. Jadi,
membatik adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses
melalui pelilinan dengan alat yang disebut canting.

Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yakni :


a.    Batik tulis
Batik tulis dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan cairan
malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu persatu.

b.    Batik cetak


Batik cetak dibuat dengan teknik cetak. Alat cetak/ stempel ini digunakan sebagai pengganti
canting. Batik stempel juga dikenal dengan batik cap.
c.    Batik Jumputan
Batik jumputan dibuat dengan teknik celup ikat. Batik celup ikat perintangnya adalah tali,
karet gelang atau rafia sebagai pengikat. Setelah mengikat kain dengan pengikat tertentu
misal karet gelang kemudian dicelupkan ke pewarna.
d.    Batik Prada
Batik prada adalah jenis kain batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik prada sangat
berkembang di Palembang, Jawa Tengah, dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan
kostum tari dan pakaian adat tradisional.

2.    Motif Batik


Ragam hias/motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan
kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang, sehingga menghasilkan suatu bentuk
yang indah..
Ragam hias batik dapat dibedakan menjadi tiga motif, yakni :
a.    Motif geomitris berupa tumpal, gandi, meander, swastika, dan kawung.
b.    Motif nongeometris berupa manusia, binatang, dan tumbuhan.
c.    Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, dan batu.

Tumpal                           Meander                      Kawung

Parang                                          Parang Rusak                               Sawat

  
udan liris                                         Semen

Di Pulau Jawa motif batik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yakni :
a.    Motif batik keraton
Batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat
keraton, khususnya keraton di Jawa Tengah. Ragam hias batik keraton dibuat atas dasar
filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan pemurnian diri. Batik
keraton cenderung bernuansa tertib, namun sarat dengan nilai dan makna spiritual, serta
perlambang alam semesta.
b.    Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain-kain batik yang yang berasal dari luar benteng keraton. Batik
pesisiran berkembang alami menurut kreativitas seniman di suatu daerah. Bentuk gambarnya
lebih bersifat naturalis. Warna-warna yang dipakai adalah biru, merah, kuning, dan cokelat.
Batik pesisiran yang terkenal adalah batik dari Tuban, Gresik, Madura, Sidoarjo, Lasem, dan
Cirebon.

3.    Bahan dan Alat Batik


a.    Bahan Batik
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membatik yaitu: (1) Mori. (2) Malam. dan (3) Napthol.
Napthol adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering digunakan
dalam membatik adalah biru, cokelat, merah, kuning, dan hitam.

b.    Alat Batik


Alat-alat untuk membatik terdiri dari :
(1)  Gawangan,
(2) Canting,
(3) Wajan,
(4) kompor minyak/ gas,
(5) Kipas angin dan alat pewarna

  
 Canting                                                     Gawangan

4.    Pola Rancang Batik


Desain batik yang kita buat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara, yaitu menggambarkan
manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam sekitar kita. Pada bagian ini kita akan
belajar menggambar desain batik konstruktif dan desain batik nonkonstruktif. Pada batik
konstruktif, unsur garis sangat menonjol, misalnya : motif batik parang rusak dan motif
kawung. Sementara batik nonkonstruktif cenderung bermotif dekoratif, irama garis,
komposisi, dan pewarnaan, misalnya : motif batik sido mukti dan motif lung-lungan.
5.    Membuat Batik
a.    Tahap perancangan
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat batik tulis.
1) Corak
Siapkanlah pola ragam hias dari corak tekstil Nusantara, kemudian salinlah pola tersebut di
atas kertas. Tentukan pula warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.

2)  Bahan dan alat


Tentukan pula bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dasar tekstil harus sesuai dengan teknik
yang akan digunakan. Untuk teknik pencelupan dingin diperlukan kain yang terbuat dari serat
alam seperti katun, rayon, atau sutra. Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis
sepertti napthol, rapid, dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan malam atau
parafin. Alat utama yang diperlukan untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Selain
itu, perlu disiapkan wajan dan kompor untuk mencairkan malam.

b.   Tahap Pembatikan


Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun.
Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat
menyerap warna dengan baik. Kemudian disiapkan kompor dan wajan yang berisi malam.
Kain yang akan dibatik harus kering dan permukannya licin. Untuk mempermudah
membatik, kain tersebut digantung pada gawangan.
1.   Membuat pola pada bahan dan desain. Hal ini diambil dengan menggunakan pensil.
2.   Menggambar / melukis pola dengan menggunakan malam /lilin dan canting -
pencedok kecil yang digunakan untuk menerapkan lilin dalam proses-batik itu dibuat dengan
mengikuti pola yang diambil dengan pensil pada kedua sisi- kembali ke-belakang.
3.   "Nyolet" adalah lukisan dengan kuas kanvas atau untuk kebutuhan tertentu warna di area
pola gambar. Hal ini dilakukan dengan mengikuti pola yang diambil oleh pensil.
4.   Menutup bagian motif gambar dengan malam. Hal tersebut untuk menghindari
pencampuran warna untuk mewarnai berikutnya / ngerek.
5.   Memberi warna pada bahan yang tidak tercakup oleh malam / lilin. Hal ini dilakukan
dengan penyelaman warna menggunakan warna tertentu/ ngerek.Setelah penyelaman warna
kering di bawah sinar matahari tak langsung, dan biarkan kering. Kemudian, ulangi proses
sebelumnya.
6.   "Nglorod" yaitu menghilangkan malam /lilin dari bahan pada wadah dengan air panas,
perebusan dalam suhu yang tinggi.

Lebih detailnya lagi begini :


1. KETEL
Proses ketel adalah tahap awal dari pembuatan kain batik. Secara garis besar, proses ketel
adalah perebusan kain dengan menggunakan bahan-bahan alami dan kurang-lebih memakan
waktu 7 hari. Setelah kain di ketel, kain dibersihkan dan dikeringkan kemudian diberi motif
dengan menggunakan pensil.
2. NYORET
Nyoret adalah menggambar pola pada kain dengan pensil. Biasanya pada corak tertentu
seperti Geometris dan cerita, membutuhkan proses nyoret ini…Biasanya hasil nyoret ini yang
digunakan sebagai bahan dalam pelajaran membatik bagi wisatawan yang datang ke
pengrajin atau museum batik.

3. NGLOWONG
Proses ini sangat dikenal oleh orang yang melihat proses batik. Dan biasanya ini yang
diperagakan oleh para wisatawan dalam pelajaran membuat batik…Prinsipnya nglowong
berarti Tahap pertama pelekatan malam ( Lilin dengan cap atau canting ) . Nglowong paa satu
sisi kain disebut dengan ” ngengreng “

4. NEMBOK
Merupakan pengimbuhan malam tahap kedua untuk membuat warna -warna yang tertutup
menjadi tegas setelah pencelupan tahap berikutnya. Lilin ( malam ) untuk nembok biasanya
lebih liat dan kuat melekat pada kain

5. MEDEL
Merupakan pencelupan pertama pada kain batik. Pada pembuatan batik klasik, biasanya
menggunakan warna biru tua. Sementara pada batik modern bisa menggunakan warna apapun
karena tidak ada pakem / aturan tradisi

6. NGEROK / NGLOROD
Ngerok adalah Merontokkan malam / lilin dengan menggunakan pisau tumpul, sikat atau alat
kerik lainnya…Sedangkan jika dengan merebus kain seperti gambar di lampiran , prosesnya
disebut nglorod

7. MBIRONI
Mbironi adalah pelekatan malam tahap ketiga untuk mempertegas pola. Mbironi hanya
menutup bagian – bagian tertentu yang diharapkan tetap berwarna gelap

8. NYOLET
Merupakan pembubuhan warna dengan kuas pada bagian – bagian kain yang sudah
digambari dengan pola malam. Tujuannya memberi efek warna warni pada kain atau untuk
menonjolkan motif – motif tertentu..proses ini kuat pada batik pesisiran (akan dibahas pada
bab berikutnya )…Tunggu saja
9. NYOGA
Proses terakhir dalam pembuatan batik adalah nyoga. Yaitu pencelupan tahap kedua…setelah
proses ini dirasa cukup, dilanjutkan dengan pengeringan…

Setelah bersih dari malam / lilin, biarkan kering dan kembali ke proses sebelumnya meliputi
menggunakan /malam lilin untuk menahan pertama dan kedua warna buka tutup dan proses
dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan jumlah warna dan kompleksitas desain.
Agar warna tidak mudah luntur dilakukan proses penguat warna. Caranya adalah dengan
merendam kain ke dalam larutan soda abu dan sodium sulfat yang dicampur dengan air.
Proses terakhir adalah membersihkan bahan menggunakan air bersih, dan jemur selanjutnya
diseterika sebelum memakai.
           Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna
"menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan
pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan
kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam
literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah
kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif
tertentu yang memiliki kekhasan.Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi,
serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and
Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
          Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau
menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di
masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya
"Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti
yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum lelaki

CORAK BATIK
           Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai
oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para
pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah
dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah
Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang
sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh
penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti
warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam
upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-
masing.
PERKEMBANGAN BATIK DI INDONESIA
          Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit
dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan
pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
         Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka
kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-
masing.Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat
dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk
mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana,
kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
        Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang
bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat
sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari
soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
        Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan
terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini
menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII
atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920.
Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Anda Berada disini: Home › Blog › Artikel Batik › 10 Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik
Tulis

10 Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik


Tulis
06 November 2016 - Kategori Blog
10 Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis – Sebelumnya kami sudah pernah
membahas alat wajib untuk membuat batik tulis di artikel  “2 senjata legendaris batik tulis“,
tapi disitu hanya ada 2 alat wajib yang kami beri tahu, nah kali ini kami akan memberikan
informasi 10 alat dan bahan yang umum digunakan untuk membuat batik tulis.

Sebelum itu sekedar mengingatkan lagi ya kalau yang digunakan untuk membuat batik tulis
itu beda dengan yang digunakan untuk membuat batik cap apalagi batik printing. Untuk
membuat kain batik tulis, ada banyak bahan dan alat yang diperlukan guna menghasilkan
batik tulis yang sering kita lihat saat ini.
Baiklah, mari kita simak apa saja yang diperlukan:

Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis


1. Kain Mori
Kain mori merupakan bahan utama untuk membuat batik tulis, kain ini berasal dari
bahan
2. kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus. Kain
yang bisa digunakan untuk bahan batik tentunya adalah kain yang mudah menyerap
zat-zat pewarna batik.

Kain mori primisima misalnya, merupakan salah satu jenis kain yang memiliki kualitas
tertinggi, meski daya serapnya kurang. Selain itu bisa juga menggunakan kain mori berjenis
prima yang memiliki kualitas sedang dengan benang yang sedikit kasar.  Untuk menghemat
biaya bisa juga menggunakan kain mori biru yang merupakan kain dengan kualitas rendah
dengan tekstur kasar.

Selain tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan kain Kain
rayon, Kain Kapas, Kapas Grey dan bisa juga menggunakan kain sutera.
2. Canting
Canting merupakan salah satu alat utama yang sudah kami terangkan di artikel “2 senjata
legendaris batik tulis“, tanpa canting sebagai alat melukis motif, batik tulis bukanlah batik
tulis tradisional dan yang dibanggakan bangsa Indonesia. 😀
Canting juga memiliki berbagai jenis, untuk lebih lengkapnya bisa di baca di artikel
“Macam-Macam Canting Batik dan Fungsinya“.
3. Malam atau Lilin Batik
Malam juga salah satu bahan utama pembuatan batik tulis hanya saja malam tidak hanya di
gunakan untuk membuat batik tulis tapi juga menjadi salah satu pembuatan batik cap. Malam
atau lilin batik ini secara garis besar berfugnsi untuk menutupi bagian tertentu agar tidak
terkena pewarna atau bisa juga disebut sebagai perintang, untuk lebih lengkapnya tentang
malam anda bisa baca di artikel “Malam atau Lilin Untuk Membatik“.
4. Zat Pewarna
Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipakai, zat pewarna alami
dan sintetis/buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk industri batik
saat ini sebagian pembatik lebih banyak menggunakan zat pewarna sintetis karena lebih
praktis, bahan mudah didapat, murah dan terdapat banyak pilihan warna.
5. Wajan dan kompor kecil
Alat ini gak perlu diterangkan detail ya kegunaannya apa? 😀
Yang pasti wajan dan kompor kecil ini berfungsi untuk memanaskan atau mencairkan
malam/lilin batik.
6. Gawangan
Kalau yang ini fungsinya untuk penyangga kain saat proses membatik berlangsung.
Gawangan batik ini bisa terbuat dari kayu ataupun bambu. Untuk para juragan batik jaman
dulu biasanya memiliki gawangan yang diberi motif hiasan pada bagian atasnya. Biasanya
berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti naga ataupun motif lung-lungan
(tumbuhan).
7. Dingklik
Dingklik merupakan kursi kecil terbuat dari kayu, plastik atau apapun sebagai tempat duduk
pengrajin. Biasanya memang proses menggambar batik tulis dilakukan dengan cara duduk di
bawah, tidak dilakukan dengan berdiri sebagaimana yang dilakukan pengrajin saat membuat
batik cap.

8. Bandul
Adalah alat pemberat yang digunakan untuk menahan kain batik agar tidak mudah bergeser
ketika sedang dilukis dengan malam. Bandul ini bisa terbuat dari kayu, besi atau apapun yang
bisa difungsikan sebagai pemberat.

9. Taplak
Merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alat untuk alas saat membatik. Alas ini
ditempatkan diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik.

10. Meja kayu


Meja kayu sering difungsikan untuk meluruskan/meratakan permukaan kain sebelum dibatik.
Selain itu juga bisa digunakan untuk menggambar pola motif batik diatas kain dengan
menggunakan pensil.

Bagaimana menurut kamu, tradisional banget kan batik tulis itu? 😀


Itulah alat dan bahan sederhana yang digunakan untuk membuat batik tulis. Semoga
bermanfaat menambah ilmu budaya kita ya. 🙂
10 Motif Batik Nusantara
Motif Kawung

Sumber: Tokopedia

Salah satu motif batik paling populer dan dikenal adalah motif kawung. Motif batik ini
memiliki pola seragam, dikatakan memiliki inspirasi dan kemiripan terhadap bagian tubuh
serangga kumbang atau buah kolang-kaling. Kawung dipercaya sebagai satu dari sejumlah
motif batik tertua di nusantara. Menurut sejarahnya, motif batik ini hanya boleh digunakan
oleh lingkungan dalam kerajaan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Namun seiring
perkembangan waktu, kini motif batik ini dikenal bahkan digunakan hingga ke luar negeri.
Motif Tiga Negeri

Sumber: Motif Batik

Motif batik ini merupakan salah satu paling rumit karena merupakan perpaduan dari tiga
daerah pembatik terkenal yaitu Solo, Lasem, dan Pekalongan. Motif batik ini juga adalah
campuran antara kebudayaan Jawa dengan kebudayaan Tionghoa. Konon, proses pembuatan
batik ini sangat rumit karena membutuhkan kombinasi tiga daerah tersebut untuk
menghasilkan sebuah kain batik.
Motif Jombang

Sumber: Gambar

Motif Jombang merupakan khas motif batik dari daerah Jombang. Motif batik ini terbilang
masih muda umurnya, karena baru berkembang pada tahun 2000-an. Motif batik ini
walaupun masih muda tapi sudah cukup populer, dikenal juga dengan nama batik pacinan.
Motif batik ini sangat terpengaruh akan alam sekitar, seperti pengaplikasian relief-relief
terdapat pada candi arimbi, dipadukan dengan pengaruh alam sekitar seperti bunga melati,
tebu, cengkeh dan lainnya.
Motif Megamendung

Sumber: Pinterest

Motif batik satu ini sangat dikenal di berbagai dunia, bahkan disebut-sebut menginspirasi
salah satu wardrobe kartun populer. Motif mega mendung merupakan ciri khas dari batik
Cirebon, memiliki bentuk awan. Biasanya, motif mega mendung diperkaya warna biru, putih,
ataupun merah, melambangkan masyarakat Cirebon yang bermukim di daerah pesisir
memiliki sifat lugas dan terbuka. Motif batik ini dipercaya berasal dari campuran antara
kebudayaan Tiongkok dengan Jawa Barat.
Motif Sulur Anggrek

Sumber: Disparbud Pemprov Jabar

Motif sulur anggrek merupakan khas batik dari daerah Ciamis. Motif batik ciamisan ini
berbeda dengan berbagai motif batik dari daerah sekitarnya seperti batik Garut atau batik
Tasik. Batik dari Ciamis umumnya tampil dengan motif yang lebih sederhana, namun tetap
elegan dan penuh wibawa. Inspirasi motif ini berasal dari alam, mengungkapkan akan
kesederhanaannya.

Baca juga: Tips dan Cara Merawat Batik di Rumah


Motif Beasan

Sumber: Disparbud Pemprov Jabar

Perwakilan dari daerah Cianjur adalah motif beasan. Umumnya, berbagai corak batik dari
daerah ini menitikberatkan pada kekayaan alam yang dimiliki oleh kota ini, sehingga
keindahannya disampaikan dalam bentuk motif batik.
Motif Batik Lasem

Sumber: Tokopedia

Motif batik yang merupakan salah satu batik paling ternama Indonesia adalah batik Lasem.
Motif batik Lasem umumnya campuran antara Jawa-Tionghoa, dengan berbagai varian
seperti kupu-kupu dan bunga hong yang merupakan simbolisasi dari bentuk keindahan dan
kecantikan. Umumnya, motif Lasem ini berwarna merah.
Motif Batik Sekar Jagad

Sumber: Bens Radio

Motif batik sekar jagad berasal dari daerah Yogyakarta dan Solo. Motif batik ini disebut
memiliki kandungan makna mengenai keindahan, kecantikan, sehingga ketika dilihat oleh
orang lain maka akan mempesona mereka. Selain itu, motif ini juga disebut melambangkan
keragaman yang dimiliki oleh dunia ini. Apabila kedua makna tersebut digabungkan, maka
terlihat bahwa motif batik ini sebenarnya memegang teguh prinsip keindahan dan
kebhinekaan.
Motif Batik Palembang

Sumber: infobatik

Tak hanya terkenal akan songketnya, tapi Palembang juga kaya akan khazanah perbatikan.
Biasanya, motif batik dari daerah terkenal dengan konsumsi pempek-nya ini kaya akan
bentuk bunga dan tumbuhan lainnya, campuran dengan pengaruh dari Jawa seperti
keberadaan motif Lasem, serta umumnya tidak menggunakan gambar binatang atau manusia.
Motif Batik Papua+

Sumber: Tabloid Jubi/Batik-Tulis

Tak hanya tanah Jawa saja yang kaya akan motif batik, perwakilan motif batik nusantara
berikutnya terdapat di bagian paling timur Indonesia yaitu Papua. Umumnya, motif batik
Papua mengambil ilham dari+ kekayaan di sekitar Papua dan adat istiadat yang masih
dipegang. Seperti dapat kamu lihat pada gambar, biasanya motif batik Papua cenderung
berwarna gelap dan banyak bentuk dari gambaran patung-patung khas daerah timur Indonesia
ini, ataupun burung terkena+lnya yaitu burung cenderawasih

Pengertian Batik Tradisional dan Batik Modern

Batik tradisional adalah sebuah seni membuat garis dan titik yang akan membentuk suatu motif yang
susunan motifnya terikat dengan suatu aturan dan dengan isen-isen tertentu. Memang banyak
aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi dalam pembuatan susunan motif tradisional tertentu.
Selain itu pengerjaannya memang lebih rumit dan memakan waktu yang lebih banyak. Beberapa
macam batik tradisional adalah batik Becak, Batik Radioan, Batik Pekalongan, dll. Sedangkan batik
modern memiliki cara pengerjaan yang lebih tidak terikat oleh aturan tertentu baik dalam hal
pembuatan susunan motif maupun warna yang digunakan. Batik ini cenderung lebih mudah ditemui
di pasaran dibandingkan keberadaan batik tradisional.

Perbedaan Batik Tradisional dan Batik Modern

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok dalam hal
pengerjaannya. Dalam segi motif dan aturan yang berlaku memang batik tradisional terkesan lebih
terikat. Batik tradisional dalam pengerjaan motifnya terikat pada aturan dan isen-isen tertentu.
Sedangkan batik modern lebih mudah di dalam teknik pengerjaan dan terkesan lebih bebas karena
tidak ada suatu aturan yang membatasinya. Batik ini memang lebih menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Banyak yang lebih menonjolkan sisi keindahan dan menyesuaikannya dengan
model baju yang lebih modern agar tidak terlihat terlalu kuno. Perbedaan cara pengerjaan ini tentu
saja berdampak pada sisi ek+sklusif dari batik ini. Batik tradisional cenderung memiliki sisi eksklusif
yang lebih tinggi dan memang batik tradisional cenderung memiliki harga yang lebih mahal bila
dijumpai di pasaran.

Anda mungkin juga menyukai