Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA

“ CIRI-CIRI, PENGERTIAN, CARA PEMBUATAN BATIK NUSANTARA”

DISUSUN OLEH :

IRVIANA PUSPITA
VIKA SAFITRI RAHMA YUNIAR

JL. RAYA TAJUR, Ds. Tarikolot, Kec. Citeureup, Kab. Bogor


1. BATIK MEGA MENDUNG
 Pengertian

Batik Mega Mendung adalah motif kain batik yang berasal dari daerah Cirebon.
Bentuk motif batik khas kota udang ini menyerupai bentuk awan-awan. Motif batik mega
mendung telah menjadi sebuah ikon karya seni kota Cirebon. Motif batik megamendung
mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh motif batik di daerah penghasil
batik lainnya.

 Ciri – ciri Batik Mega Mendung

Motif batik Cirebon yang paling diingat orang sekaligus dijadikan lambang kota
tersebut adalah motif awan Mega Mendung. Motif ini banyak dipengaruhi oleh budaya
China. Garis-garis awan dalam motif mega mendung diinspirasi dari motif China. Meski
demikian, mega mendung ala Cirebon tetap memiliki ciri khas sendiri yakni bentuk garis-
garis awan yang berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang berbeda dengan garis awan
motif China yang umumnya berbentuk bulatan atau lingkaran. Sentuhan budaya China
pada batik Cirebon itu pada akhirnya melahirkan motif batik baru khas Cirebon.

Mega mendung Cirebon sarat makna religius dan filosofi. Garis-garis gambarnya
merupakan simbol perjalanan hidup manusia, dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa
hingga menemui akhir hayatnya. Rangkaian kehidupan, dari lahir sampai temui ajal ini
merupakan simbol kebesaran Sang Ilahi. Selain perjalanan manusia, corak mega mendung
juga melukiskan kepemimpinan yang mengayomi dan juga perlambang keluasan serta
kesuburan.

Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon juga memiliki motif khas, yaitu motif Kompeni.
Motif ini konon dulunya diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada saat jaman
penjajahan dulu.Adapun ciri motif kompeni adalah biasanya tentang kehidupan tentara
kompeni jaman dulu dengan ciri khas membawa bedil/senapan, ada juga tentang
kehidupan petani, pedagang. Intinya ciri motif batik kompeni ialah bercerita tentang
kehidupan, baik jaman dulu waktu semasa penjajahan Belanda ataupun jaman sekarang.
 Cara pembuatan Batik Mega Mendung
Teknik pembuatan batik Cirebon diantaranya adalah dengan membuat garis tipis-
tipis atau garis kontur pola (Cirebon: Wit) pada kain yang akan dibatik. Garis wit ini sangat
tipis tetapi memiliki warna yang lebih tua dibandingkan warna kain yang akan dibatik.
Pengerjaan pembuatan garis wit pada kain dalam bahasa Cirebon disebut Anglengreng
("menggambar pola"). Pada proses pengerjaannya, penggambar motif batik atau tukang
lengreng hanya menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian, pada tahapan
selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai), pembuat
tembok harus membuat sendiri garis wit terseut. Hal ini yang menyebabkan seorang
pembuat tembok harus memiliki keahlian khusus agar terbentuk pola batik sesuai dengan
yang diinginkan.
2. BATIK TUJUH RUPA
 Pengertian

Batik Pekalongan merupakan Batik Pesisir yang paling kaya akan warna.
Batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan masyarakat pesisir yang mudah
beradaptasi pengaruh budaya luar dan juga mampu mengadaptasi pengaruh Batik
Pedalaman.
Motif batik tujuh rupa sangat kuat nuansa alam, umumnya menampilkan
bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan. Motif ini merupakan perpaduan
kebudayaan lokal dan etnis China. Pekalongan dulu adalah tempat transit para
pedagang dari berbagai negara hingga terjadi akulturasi budaya.

 Ciri-ciri

Motif batik tujuh rupa (batik Pekalongan) sangat kental dengan nuansa alam.
Sehingga umumnya batik pekalogan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau
tumbuhan. Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan
etnis cina.
Sebab dahulunya pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara.
Sehingga akulturasi budaya itulah yang membuat batik pekalongan sangat khas,
khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan
bali dan motif lung-lungan.
 Cara pembuatan Batik Tujuh Rupa

Adapun Bahan yang harus disiapkan dalam pembuatan Batik Pekalongan :

 Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)


 Canting sebagai alat pembentuk motif
 Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
 Lilin (malam) yang dicairkan
 Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
 Larutan pewarna

Berikut langkah-langkah pembuatan pada Batik Pekalongan :

 Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam
penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Membuat
design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
 Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin)
malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola
tersebut.
 Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap
berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk
bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam
larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
 Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup
oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
 Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
 Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin
malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap
dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
 Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. Proses
berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan
kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
 Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan
warna pertama dan kedua.
 Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai
dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
 Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus
air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang
telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak
akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas
kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah
selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
 Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian
mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
3. Batik Parang Rusak

 Pengertian

Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang
berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis
menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak
terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak
samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan
batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo). Batik
Parang pertama kali diciptakan oleh raja ke-3 Mataram, yaitu Raja Danang Sutawijaya.

 Ciri-ciri Batik Parang Rusak

Batik Parang adalah sebuah batik yang menggambarkan motif berpola


menurun secara diagonal. Motif ini terdiri dari sebuah bentuk yang sangat mirip dengan
huruf S, dimana huruf S tersebut saling menyambung dan berulang. Motif ini memiliki ciri
khas yang mudah dikenali, yaitu motifnya yang cenderung beralur diagonal dengan
kemiringan 45°, motif tegas yang terus bersambung dan berulang-ulang.
 Cara pembuatan Batik Parang Rusak

Berikut langkah-langkah pembuatan Batik Parang Rusak :

 Pemilihan Kain
Langkah pertama dalam pebuatan batik adalah memilih jenis kain. Sutra sangat cocok
apabila tujuan pembuatan untuk acara-acara spesial. Jika hanya untuk digunakan sebagai
pakaian sehari-hari, katun adalah pilihan yang biasa digunakan.

 Pencucian Kain
Tahap selanjutnya ialah pencucian. Minyak camplong dengan campuran soda biasa
digunakan untuk mecuci kain. Fungsinya, kain dapat menyerap warna secara maksimal
juga membuatnya tidak mudah luntur.

 Pelorotan
Setelah dicuci menggunakan miyak camplong dan soda, kain kemudian akan dicelup ke
dalam air panas. Kemudian, dijemur selama beberapa menit guna menghilangkan zat
penguat sebelumnya.

 Penggambaran Pola
Pada tahap ini, kain mulai digambari pola. Pola-pola tersebut biasanya digambar terlebih
dahulu di atas kertas roti. Baru kemudian dijiplak pada permukaan kain. Namun bisa juga
langsung digambar pada permukaan kain menggunakan pensil atau canting.

 Pembatikan
Pada proses ini, lilin malam akan mulai digambarkan pada kain menggunakan canting.
Proses ini biasanya dimulai dengan nglowong (menggambar garis luar pola dan isen-
isen). Pada proses isen-isen terdapat istilah nyecek yaitu membuat isian dalam pola yang
sudah dibuat. Misalnya titik-titik. Ada pula istilah nruntum dimana prosesnya hampir
menyerupai isen-isen namun dengan tingkat kerumitan lebih tinggi.
 Nembok
Nembok merupakan proses menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin diwarnai atau
ingin diberi warna lain. Bagian tertutup tersebut, nantinya tidak akan bisa menyerap
warna ketika proses pewarnaan. Oleh karena itu disebut nembok, karena seakan-akan
berfungsi sebagai penahan.

 Pencelupan atau Pewarnaan


Barulah kain dapat mulai diwarnai dengan mencelupkannya ke dalam cairan pewarna.
Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan warna yang diinginkan. Tak
jarang pengrajin harus melakukan lebih dari tiga kali pencelupan.

 Pencucian
Apabila proses pewarnaan selesai, maka tahapan selanjutnya ialah pencucian akhir.
Dimana kain akan direbus menggunkan air panas untuk melunturkan sisa-sisa lilin malam.

 Penjemuran

Tibalah pada tahapan terakhir yaitu penjemuran atau pengeringan. Pada proses ini, batik
tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung. Namun dijemur di tempat teduh dan
hanya diangin-anginkan saja.

4. Batik Priangan
 Pengertian

Batik Priangan adalah istilah yang digunakan untuk memberikan identitas pada
berbagai batikan yang dihasilkan dan berlangsung di Priangan, daerah di Jawa Barat dan
Banten yang penduduknya berbahasa dan berbudaya Sunda. Mencakup antara lain wilayah
kota dan kabupaten Cianjur, Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis. Garut,
Ciamis, dan Tasikmalaya merupakan daerah-daerah di mana sisa keberadaan tradisi seni
kriya batik Priangan masik terlacak.
Didit Pradito mengatakan, batik Priangan dalam proses perkembangan dan
penyebarannya terjadi proses saling mempengaruhi di antara batik berbagai daerah.
Hasilnya dapat terlihat dalam karakter penggambaran motif yang mengandung makna
simbolik, yang merupakan stilasi dari berbagai bentuk yang berasal dari alam, flora,
fauna, maupun aneka peristiwa. "Secara keseluruhan, kesan yang didapat saat melihat
selembar batik Priangan adalah kesan cantik-molek, bahkan sedikit genit, yang mungkin
selaras dengan citra umum orang Sunda," katanya.

 Ciri-ciri Batik Priangan


Motif batik Priyangan memiliki bentuk motif berupa tumbuhan. Bedanya dengan batik
lain, tumbuhan yang digambar disusun rapi dan simetris. Sehingga, kesan elegan muncul
dalam batik dari Tasik ini, baik dari segi kerapian maupun corak warnanya. Batik
priyangan mempunyai warna terang tetapi kalem dan tidak mencolok. Jadi batik dengan
motif Priyangan ini pantas dikenakan dalam suasana dan acara apa pun.

 Cara Pembuatan Batik Priangan

Suatu teknik batik unik dipraktikkan orang Sunda pada awal abad ke-20. Untuk upacara
adat yang dinamakan “simbut”, ditenunkan khusus kain yang diberi motif batik. Bagian –
bagian kain yang ingin dijaga tetap putih, ditutup adonan kental beras ketan dan air gula.
Adonan kental ini ditorehkan ke kain dengan sebatang bambu atau jari tangan untuk
membentuk motif – motif. Proses ini disebut “nulis”.Setelah torehan kering, cairan zat
pewarna alami merah atau biru dioleskan pada permukaan kain. Begitu kerak adonan
dikerok, terjadilah motif – motif putih pada kain adat yang digunakan juga sebagai
maskawin.

Para pembatik Jawa Barat berkonsentrasi di beberapa tempat yang hingga kini tetap
dihormati sebagai sentra – sentra penggiat batik khas Priangan, yaitu : Garut,
Tasikmalaya, Sukapura, Indramayu dan Cirebon.Motif – motif yang sudah menjadi ciri
karya pembatik Priangan antara lain : Merak Ngibing, Merak Menari, Mojang Geulis,
Kutaraja, Doblang, Buluhayam Jagad, Curat Manggu, Lereng Tuding, Limar Isen, Sidang
Belut, dan Pegatmaru.

Anda mungkin juga menyukai