Anda di halaman 1dari 16

MEMBATIK SEDERHANA

Batik dikalangan anak- anak (terutama anak SD) tidaklah menakutkan. Sama seperti
melukis di buku gambar, tapi bedanya disini batik menggunakan lilin (malam) atau krayon
sebagai perantaranya dan cat air sebagai pembeda warnanya. Batik, satu kekayaan negeri ini
yang wajib kita kenal lebih dalam, karena ini adalah milik kita sebagai anak negeri. Dalam
perkuliahan seni rupa saya dapat mengenalnya lebih dekat, dan setelah berhasil membuat
selembar kain batik ternyata aku lebih mencintainya.
Pada anak SD membatik dapat mulai diajarkan sejak berada di kelas rendah dengan
pembelajaran tematik yaitu dapat menggabungkan pelajaran seni, IPA, dan bahasa Indonesia.
- Pada pelajaran seni rupa dari membatik anak akan diajarkan ragam hias pada seni membatik,
- Pada pelajaran IPA anak akan dikenalkan pada media membatik seperti pewarna, bagaimana
sifat warna. Media berupa kain atau kertas anak akan belajar melihat proses membatik pada
kain. Kain yang biasanya digunakan adalah kain mori. Kemudian lilin, anak akan belajar fungsi
lilin pada membatik. Dalam membatik Lilin digunakan pada sebagai media penerapan ragam
hias desain batik dan berfungsi sebagai bahan perintang warna. Maksudnya adalah pada saat
salah satu sisi pola diberi lilin kemudian kain dicelupkan pada cairan cat warna maka bagian
yang ditutupi oleh lilin tidak akan berubah warna, begitu pun jika pola lainnya diberi lilin
dengan warna lainnya setelah dicelupkan dalam cairan cat warna maka pola batik yang ditutupi
lilin tidak akan berubah warnanya. Jenis lilin batik bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya dilihat dari segi kekuatan dan luas bidang yang akan dirintangi. Dengan adanya
prinsip batik seperti diatas maka pada pelajaran seni rupa ini dapat digunakan lilin biasa atau
menggunakan krayon dan menggunakan kertas gambar sebagai medianya.
- Pada bahasa Indonesia anak akan belajar berbicara dari proses membatik, dan dapat
menyimpulkannya.

Langkah-langkah membatik
Langkah pertama adalah menggambar pola di atas kain mori atau diatas kertas gambar,
gambar pola bebas ditentukan sesuai keinginan kami. Dengan memberikan sisi-sisi dipinggiran
dan pola lain di tengahnya.
Langkah berikutnya adalah menggunakan lilin atau krayon dalam menebalkan pola.
Usahakan jangan hanya membuat pola bergaris tetapi buat pola yang penuh dengan warna.
Tetapi yang harus di ingat, warna pola pada krayon usahakan kontras dengan warna cat air
nantinya agar dapat melihat hasilnya.
Langkah berikutnya setelah semua pola ditebalkan adalah memberikan cat air di atas
pola. Warna cat air bebas tetapi haruskontras dengan warna lilin atau krayon, pada saat
memberikan cat cair jangan hanya yang tidak terdapat pola tetapi keseluruhan kertas diberi cat
air begitu juga pola yang telah diberi lilin. Jangan mengulang-ulang pada tempat sama karena
dapat merusak warna. Lakukan sampai semua pola terkena cat air.
Langkah terakhir adalah menjemur agar cat air dapat kering, dan lihat hasilnya. Pola
yang ditutupi oleh lilin tidak akan berubah warna. Karya membatik sederhana yang telah saya
praktekan sebagai berikut

Contoh Gambar Batik sederhana pada Anak SD

.
MEMBUAT BATIK SEDERHANA UNTUK ANAK SD
Batik tulis merupakan salah satu cara dalam pembuatan bahan pakaian. batik tulis
mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah cara pewarnaan kain batik tulis dengan
menggunakan malam yang digunakan untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain batik
tulis tersebut. Merujuk pada literatur internasional, cara ini lebih dikenal dengan istilah wax-
resist dyeing. Sedangkan pengertian kedua yaitu kain atau pakaian yang diciptakan dengan
teknik tersebut dengan penggunaan motif-motif tertentu agar memiliki kekhasan dan filosofi
tertentu.

Pembuatan batik tulis


Pada awalnya batik tulis diciptakan di atas bahan kain dengan warna dasar putih yang terbuat
dari bahab kapas yang biasa dinamakan kain mori. Pada masa sekarang batik tulis juga
diciptakan di atas bahan kain yang lain seperti bahan poliester, sutera, rayon dan berbagai
bahan kain sintetis lainnya. Cara membuat batik tulis, untuk motif batik tulis, dibentuk
menggunakan cairan lilin dengan media alat yang biasa dinamakan canting untuk penggunaan
motif kain batik tulis halus, atau menggunakan kuas untuk motif batik tulis berukuran besar,
sehingga cairan lilin akan lebih meresap ke dalam serat kain batik. Kain yang telah dilukis
menggunakan lilin selanjutnya dicelup dengan warna yang dikehendaki, pada umumnya
dimulai dari warna-warna muda. Proses Pencelupan selanjutnya dilakukan pada motif lain
dengan warna yang cenderung lebih tua atau gelap. Untuk detail urutan proses pembuatan
batik tulis adalah sebagai berikut.

Alat- alat yang diperlukan untuk proses pembuatan batik:


• Canting, merupakan alat untuk membatik, biasanya alat ini terbuat dari tembaga dimana
ujungnya menyerupai atau mirip dengan paruh burung.
• Gawangan, merupakan tempat untuk meletakkan atau menaruh kain yang akan diberi
motif batik tulis. Gawangan ini biasanya terbuat dari bahan kayu atau bambu.
• Wajan, mempunyai ukuran kecil yang digunakan untuk mencairkan lilin atau malam.
Wajan ini terbuat dari tanah liat atau tembaga.
• Kompor kecil atau anglo, biasa dipakai untuk memanaskan wajan kecil tersebut.
• Lilin atau malam, dibuat dari campuran berbagai jenis bahan yaitu daun gondorukem,
parafin, dan lemak minyak kelapa.
• Bahan pewarna, biasa memakai pewarna alami (kulit kayu soga, daun indigo, dll) atau
dengan Pewarna kimia/buatan.

Cara Membuat Batik Tulis

Bahan untuk membuat batik tulis

Proses pembuatan batik tulis


1. Ngemplong, merupakan proses paling dasar atau pendahuluan yang diawali dengan
proses pencucian kain mori. Tujuannya yaitu menghilangkan kandungan kanji
didalamnya. Selanjutnya adalah pengeloyoran, dengan memasukkan kain mori
tersebut ke dalam minyak kacang atau minyak jarak yang ada di dalam abuu merang.
Kain mori tersebut direndam ke dalam minyak jarak agar kain mori menjadi lemas,
tujuannya agar daya serap kain mori terhadap zat pewarna lebih bagus.
2. Nyorek atau Memola, merupakan proses membuat pola atau menjiplak pada kain
mori dengan cara mencontoh pola motif yang sudah di mal sebelumnya, atau biasa
dikatakan dengan ngeblat. Pola atau motif batik tulis biasanya dibuat pada kertas roti
terlebih dahulu, kemudian dijiplak sesuai pola pada kain mori tersebut. Pada proses
ini kita dapat menjiplak atau mencontoh secara langsung pada kain mori dengan
memakai pensil atau canting. Jika ingin menghasilkan warna yang lebih sempurna dan
tidak pecah maka proses membatiknya diulangi pada sisi sebaliknya. Proses ini
biasanya disebut ganggang.
3. Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik diatas kain mori, diawali
dengan nglowong yaitu menggambar garis-garis di luar pola dan isen-isen yaitu
mengisi pola dengan berbagai macam bentuk gambar. Pada proses isen-isen terdapat
istilah yaitu nyecek, berarti membuat isian berupa titik-titik pada pola yang sudah
dibuat. Ada pula istilah lain yaitu nruntum, dimana hampir sama dengan proses isen-
isen, namun lebih rumit.
4. Nembok, yaitu proses menutupi bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terkena
warna dasar, dalam hal ini yang dimaksud adalah warna biru, ditutup dengan lapisan
malam yang cukup tebal seolah-olah jadi tembok penahan.
5. Medel, yaitu proses pencelupan kain mori yang sudah dibatik ke dalam cairan
pewarna yang dilakukan secara berulang hingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah, pada tahapan ini malam yang ada pada kain dikerok dengan
hati-hati memakai lempengan logam, selanjutnya kain dibilas sampai bersih kemudian
diangin-anginkan.
7. Mbironi, yaitu proses menutupi warna biru dan pola isen-isen yang berupa cecek atau
titik memakai malam. Dilanjutkan dengan proses ngrining, yaitu proses mengisi
bagian kain yang belum diwarnai dengan motif batik tertentu. Hal ini dilakukan
setelah proses pewarnaan dilakukan.
8. Menyoga, berasal dari kata dasar soga, adalah sejenis kayu yang dipakai untuk
mendapatkan warna cokelat dengan cara mencelupkan kain mori ke dalam campuran
warna cokelat tersebut.
9. Nglorod, ini merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan kain batik tulis dimana
pembatik akan melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara menggodok kain yang
sudah cukup tua warnanya di air yang mendidih. Selanjutnya kain diangkat dan dibilas
dengan air bersih dan diangin-arginkan sampai kain tersebut kering.

Cara Membuat Batik Tulis

Menurut asal pembuatan batik tulis, batik Jawa merupakan sebuah warisan budaya bangsa
Indonesia, khususnya wilayah Jawa secara turun temurun. Batik Jawa kaya akan motif-motif
batik tulisnya. Setiap motif batik mempunyai makna filosofi yang luhur, karena bukan sekedar
gambar namun mengandung makna yang luhur.
Batik Jumputan (Tye Dye)

Mungkin kalian pernah melihat motif batik unik serupa dengan tie dye dengan warna
yang mencolok. Motif ini dikenal dengan nama batik jumputan.

Kata Jumputan sendiri diambil dari kata dasar jumput yang memiliki arti mengambil
kain dengan cara dicomot sedikit demi sedikit dengan tangan untuk kemudian diikat
agar bisa memberikan pola sata dicelupkan dalam pewarna. Teknik untuk membuat
batik jumputan ini juga disebut dengan teknik jumputan.

Dibanding batik pada umumnya, motif jumputan lebih menekankan pada warna
dasar kain merah, pink atau hijau. Sementara motifnya juga terkesan santai dan
sederhana, sehingga motif batik ini sering digunakan untuk berbagai kesempatan baik
formal maupun non formal. Bahkan, bisa dijadikan pakaian sehari-hari.
Sejarah Batik Jumputan

Jurnal Universitas PGRI Palembang menjelaskan menurut sejarah, teknik yang


dilakukan dalam pembuatan kain jumputan adalah teknik celup ikat yang berasal dari
Tiongkok dan berkembang hingga India dan wilayah-wilayah di Nusantara. Walaupun
demikian, kelompok yang dianggap telah berjasa membawa teknik Batik Jumputan ke
Indonesia adalah para penyintas dari India. Kemudian, teknik pembuatan kain batik ini
dibawa ke Nusantara menggunakan misi perdagangan.

Saat teknik pembuatan Batik Jumputan di bawa ke Indonesia, disambut gembira oleh
masyarakat. Pasalnya motif ini hadir dengan berbagai rangkaian warn a yang sangat
cerah. Beberapa daerah yang banyak terdapat Batik Jumputan antara lain, Sumatera
seperti Palembang, Kalimantan Selatan, Jawa dan Bali. Di Pulau Jawa sendiri, Batik
Jumputan berkembang dengan baik di Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Motif Batik
Jumputan memang di bawa dari Tiongkok, tetapi pada perkembangannya dipengaruhi
daerah masing-masing.

Cara Membuat Baik Jumputan

Foto: pinterest.com
Cara pembuatan Batik Jumputan juga dipengaruhi oleh perkembangan jaman. Dahulu,
pewarnaan Batik Jumputan menggunakan pewarna dari alam, tetapi seiring
perkembangan zaman, banyak kain batik yang diwarnai menggunakan pewarna
sintesis. Para pengrajin batik mengatakan, pewarna sintetis memiliki pilihan warna tak
terbatas. Sementara, pewarna alam prosesnya sangat rumit dan sulit untuk ditemukan.
Kendati demikian, kedua teknik pewarnaan ini tetap memiliki kelebiha n dan
kekurangan masing-masing Moms.

1. Cara Membuat Batik Jumputan di Rumah

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Batik Jumputan

• Kompor
• Baskom
• Panci
• Gunting
• Tali
• Jarum
• Spidol
• Spatula
• Kain berwarna putih
• Wenter
• Air
• Garam dapur

Cara Membuat

1. Langkah awal saat akan membatik adlaah mempersiapkan semua bahan dan
alatnya. Karena jika ada yang tertinggal akan menghambat proses
pembuatannya.
2. Selanjutnya buatlah pola dasar dengan menggunakan spidol, Buat bola sesuka
hati karena untuk latihan.
3. Pola yang sudah dibuat kemudian diikat dengan tali. Proses ini dapat membuat
bagian yang diikat tidak menyerap warna. Jadi perlu diperhatikan dengan
seksama saat proses mengikat talinya.
4. Selanjutnya persiapan mencelup kain ke pewarna. Siapkan dua liter air untuk
setiap warna dan bubuhkan garam secukupnya.
5. Panaskan di atas perapian hingga mendidih. Jangan lupa untuk mengaduknya
agar pewarnanya benar-benar tercampur dengan sempurna.
6. Celupkan kain ke dalam larutan pewarna tadi saat masih mendidih. Lakukan
berulang kali sehingga tak ada lagi warna asli kain. Selain dicelup juga bisa
digunakan teknik menyiram atau kuas.
7. Lalu bilaslah kain tadi menggunakan air dingin agar pewarna yang tidak
terserap karena kelebihan pigmen tidak luntur atau tercampur ke warna lain.
8. Lakukan langkah di atas berulang-ulang untuk menambah motif.
9. Proses terakhir ialah menjemurnya dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena
sinar matahari langsung. Agar terlihat rapi, jahitlah tepi kain agar benang pada
kain terlihat lebih rapi.

2. Cara Membuat Batik Jumputan Sederhana

Kalian juga bisa membuat Batik Jumputan sederhana dengan langka-langkah berikut
ini. Untuk kainnya, dapat menggunakan kain mori prima, blaco atau promossima.
Sementara untuk warnanya, dapat menggunana Weenter atau Wantex.
Cara menggunakan pewarna terbilang mudah. Karena hanya perlu mencampurkan satu
kemasan dengan 2 liter air, 2 sendok garam serta cuka secukupnya.

Alat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut,

• Kelereng, batu, atau uang koin


• Karet gelang
• Kompor
• Panci
• Sendok kayu yang digunakan untuk mengaduk
• Bara

Cara Membuat

1. Pastikan kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih.


2. Buat bentuk motif dengan cara mengikat uang koin, kelereng, atau batu pada
beberapa bagian kain menggunakan karet gelang. Ikat secara kencang dan
bentuk dengan motif yang berbeda ya. Saat prose sini pastikan kain terikat
dengan kencang, karena jika terbuka akan mempengaruhi motifnya.
3. Setelah kain terikat, rebus air dalam panci hingga mendidih.
4. Jika sudah mendidih, tambahkan pewarna, garam, dan cuka lalu aduk sampai
semua serbuk larut dan warna air berubah.
5. Basahi kain yang sudah bersih tadi menggunakan air yang bersih.
6. Setelah itu celupkan kain pada cairan pewarna. Bisa mencelupkan seluruh kain
jika hanya menginginkan satu warna saja ke dalam cairan pewarna yang sudah
mendidih.
7. Aduk dan masak selama 20-30 menit agar warna dapat merata ke seluruh kain
dan warna merekat kuat.
8. Jika ingin batik memiliki beberapa warna, celupkan saja sebagian kain pada
cairan warna pertama, kemudian kain yang belum terkena warna dicelupkan
pada cairan pewarna yang lainnya.
9. Juga bisa mencelupkan beberapa kali pada cairan pewarna yang berbeda untuk
mendapatkan batik dengan warna beragam. Setelah selesai proses pencelupan,
angkat kain lalu bilas menggunakan air yang dingin dan bersih. Selanjutnya
lepas semua, peras kain dan jemur sampai kering. Setelah kering, kamu bisa
menyetrika agar kain menjadi rapi.
Harga Batik Jumputan

Foto: pinterest.com

Karena proses pembuatannya yang terbilang cukup mudah, sehingga banyak pengrajin
memproduksi Batik Jumputan. Harga yang dibanrol juga terbilang cukup terjangkau.
Dibeberapa daerah batik jumputan dijual mulai dari harga 20 ribu hingga ratusan ribu
tergantung kualitas bahan kain batik jumputan dan berapa panjang kamu ingin
membeli batik jumputan. Setiap toko atau penjual kemungkinan menjual batik
jumputan dengan harga yang berbeda-beda, jadi pastikan saja membeli pada penjual
yang terpercaya.

Saat ini sudah banyak sekali desainer Indonesia yang menggunakan Batik Jumputan
untuk membuat karya-karya mereka. Apalagi, motifnya yang unik dan terkesan santai
membuat Batik Jumputan dapat digunakan dalam kesempatan apapun.

Batik jumputan merupakan salah satu warisan budaya ini sudah diakui dunia sebagai ciri khas
asli Indonesia. Warisan budaya ini telah menjadi suatu kebanggaan Tanah Air karena dalam
dunia fashion Indonesia begitu menonjol. Hampir setiap daerah di wilayah Indonesia
memiliki kain khas. Batik sendiri bukan hanya dimiliki oleh Pekalongan yang terkenal
sebagai kota Batik. Beberapa wilayah Jawa Tengah memiliki kekayaan serupa.

Bahkan kain tradisional ini ternyata juga dimiliki oleh wilayah lain di luar pulau Jawa. Tentu
dengan perbedaan ciri khas sesuai dengan daerah asalnya. Misalnya produk buatan Jawa
Tengah, karena kain Solo dan Pekalongan jelas berbeda. Motif jumputan adalah salah satu
yang cukup fenomenal di Indonesia. Menggunakan bahan jumputan memberi kesan kalem
dan klasik. Penasaran seperti apa karakteristiknya, berikut penjelasan selengkapnya.

Mengenal Batik Jumputan Lebih Jauh

Dalam bahasa Jawa Jumputan diartikan dengan pungutan. Menjumput, memungut dengan
menggunakan ujung jari sehingga hasil yang diambil menjadi sedikit atau kecil. Batik
jumputan berarti dibuat dengan cara menjumput ini. Hasil yang didapat dari proses
menjumput tersebut berupa motif bulat-bulat kecil. Variasi lain dari proses menjumput
biasanya juga menghasilkan garis-garis sederhana. Meski begitu corak tersebut cukup
populer dan diminati oleh rakyat setempat. Bahkan ternyata motif ini sudah ada sejak jaman
dulu ketika rakyat Indonesia mulai mengenal kain yang digunakan sebagai pakaian. Namun
meski begitu, ternyata motif yang mencerminkan teknik pembuatannya ini sudah dikenal oleh
Negara lain.

Itulah sebabnya meski berasal dari dalam negeri, namun kepopulerannya sudah cukup
mendunia. Bahkan sudah banyak orang luar negeri yang mengenalnya dengan baik dan
memburunya ketika sedang berkunjung ke Kalimantan Selatan.

3 Fakta Menarik dari Batik Jumputan

Ada 3 fakta menarik yang berkaitan dengan corak ini. Di bawah ini adalah 3 faktanya yang
cukup menarik untuk dikupas sebagai kain berkarakter khas Tanah Air:

1. Pertama, Peru, salah satu Negara yang sudah sejak dulu menggunakan kain bercorak
ini. Negara ini membuatnya sejak belum terjadi kolonisasi Eropa.
2. Fakta kedua, tidak digunakan canting beserta lilin dalam proses pembuatannya. Jadi
prosesnya berbeda sekali dengan cara pembuatan batik pada umumnya. Sehingga hal
ini membuatnya terlihat berbeda dan berkarakter.
3. Fakta menarik ketiga, ternyata Jepang juga menggunakan motif serupa untuk kimono.
Disebut sebagai “Shibori” yang sudah digunakan sejak abad ke-8. India mengenal
corak serupa dengan “bandhna”.
Thailand, memiliki kain serupa disebut “mudmee”, di Indonesia sendiri dikenal jumputan
pelangi tritik. Wilayah Indonesia tersebar luas, menyebabkan corak ini ikut menyebar ke
seluruh penjuru nusantara tidak hanya di Jawa.
Pembuatan Kain Batik Jumputan

Setiap corak kainnya selalu memiliki nilai filosofis tersendiri. Itulah sebabnya batik
merupakan peninggalan sejarah yang harus dilestarikan. Bukan hanya sebagai kelengkapan
fashion, tetapi terdapat makna agung dari setiap kain tersebut. Jumputan sendiri
menghasilkan suatu pola pada selembar kain. Ketika digunakan menjadi bentuk pakaian,
sarung, kemeja, dan sebagainya akan terlihat luwes. Identik dengan sifat kalem dan mampu
membaur dengan berbagai suasana.

Sementara itu dalam proses pembuatannya dimulai dengan kain yang diikat lalu dicelupkan
ke dalam pewarna tekstil buatan. Digunakan pewarna sintetis sebab pewarna asli dari bahan
alami semakin langka. Selain itu keragaman warnanya tidak sebanyak sintetis. Bagian yang
diikat atau dijahit tidak akan terkena pewarnaan. Sehingga pada saat diangkat dan
dikeringkan akan tercipta sebuah pola. Jaman dulu pengikatan kain diisi dengan biji-bijian,
sehingga menghasilkan corak seragam.

Teknik Jumputan Berdasarkan Motifnya

Teknik yang digunakan untuk menghasilkan corak jumputan adalah dengan pengikatan dan
jahitan. Teknik membuat corak tersebut cukup sederhana yaitu dengan mengikat beberapa
bagian secara teratur pada kain putih. Bisa juga dengan cara jahit jelujur agar nantinya bisa
dibuka kembali. Semakin berkembang bagian corak digunakan teknik jahitan mengikuti
bentuk tertentu. Misalnya kotak, persegi, motif plus (+) dan sebagainya. Hasilnya, Anda bisa
pilih sendiri keragaman corak yang begitu banyak. Karena hanya melalui pencelupan,
pembuatan kain corak unik ini lebih cepat. Corak ini sering digunakan sebagai bahan
pelajaran bagi anak sekolah tingkat TK dan SD.

Selain itu ada juga corak jumputan yang digunakan untuk membuat sprei, mukena dan
sebagainya selain pakaian. Coraknya tersebut disebut sebagai motif modern dan kekinian
dibandingkan dengan jumputan yang lebih dekat pada nilai sejarah klasik.
Seperti Inilah Motif Batik Jumputan Motif yang terbentuk dari proses pengikatan cukup
sederhana, berupa bulatan dengan jarak tertentu sesuai pembuatannya. Jaman dulu
masyarakat masih sangat polos dan mengikuti pakem namun menunjukkan pribadi bersahaja.
Saat ini motif lebih beragam karena sudah digunakan teknik jahit untuk membentuknya.
Bahkan sudah lebih bervariasi menghasilkan corak abstrak. Mencerminkan jiwa bersemangat
dan lepas tidak terikat.

Untuk motif jumputan, tidak terlalu banyak warna. Umumnya hanya warna dasar lebih gelap
atau mencolok disertai corak putih. Kesan klasik, arif, sangat erat pada pengguna bahan ini.
Paling cocok digunakan sebagai pakaian atasan atau terusan pada wanita. Jika Anda ingin
tampil sederhana, bersahaja, motif ini paling pas digunakan. Meski simple namun fleksibel
digunakan untuk formal maupun non-formal. Motif ini sering disamakan dengan tie dye. Cara
pembuatan keduanya sama namun tie dye menghasilkan motif lebih abstrak dan umumnya
lebih besar. Tie dye lebih banyak digunakan untuk pakaian non-formal.

Batik Jumputan di Kalimantan Selatan

Batik Jumputan memang terkenal sebagai kain tradisional yang mencerminkan budaya
Indonesia. Sisi lemah lembut, ramah dan luwes sangat menonjol jika Anda mengenakan
bahan ini sebagai pakaian. Corak kain ini menjadi salah satu aset yang memperkaya budaya
Indonesia. Batik menjadi kain khas di berbagai daerah seperti Bali, Palembang,
dan Kalimantan Selatan. Semuanya juga memiliki corak batik khas masing-masing.

Kalimantan Selatan memiliki corak disebut Sasirangan. Coraknya seringkali disebut mirip
dengan jumputan yang ada di Solo dan Jogja. Teknik pembuatannya sama namun motif yang
dihasilkan lebih besar dibanding jumputan Solo. Dari segi keindahan tidak bisa
disamaratakan. Masing-masing memiliki filosofi sesuai peninggalan nenek moyang. Hanya
saja pada saat ini perkembangan modernisasi dan teknologi sedikit berpengaruh terhadap
pakem masing-masing.

Beberapa corak/motif batik jumputan


Pertama corak matahari, dilambangkan dengan bulatan membentuk lingkaran.
Kedua corak batik Shibori membentuk bulatan besar, beberapa dipadukan dengan garis.
Shibori Indigo, perpaduan motif dan warna minimal 2 macam.
Ketiga adalah Cinde yang cukup populer di Jawa Tengah.
Keempat gambar rantai, bulatan kecil atau persegi panjang dibuat memanjang menyerupai
rantai.
Kelima motif mawar dibuat melalui pengikatan.
Jumputan kini lebih meriah dengan warna terang dan mencolok sebagai dasar pola. Tua,
muda, pria, wanita bisa tetap berekspresi sekaligus melestarikan kekayaan sejarah Indonesia.
Pemanfaatannya lebih fleksibel apalagi bagi wanita.

Anda mungkin juga menyukai