Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 4 KELOMPOK 4

CUT MELSA YOLANDA


RANI YUSTIKA RINI
ARIFAH MULYA PUTRI
CUT SARAH AKMALIA
SITI MURNI
SHIFA PUTRI
PENGELOLAA
N SEDIAAN
FARMASI,
ALKES, BMHP

a. Perencaan

b. Pengadaan
A. PERENCANAAN

Perencanaan adalah Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar
kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan
yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang
ditetapkan
Tujuan perencanaan adalah agar proses pengadaan perbekalan farmasi/obat yang
ada di apotek menjadi lebih efektif dan efisien dan sesuai dengan anggaran yang
tersedia.Perencanaan obat dikatakan baik apabila pembelian memenuhi beberapa
ketentuan antara lain: jumlah obat sesuai dengan kebutuhan, pembelian mampu
melayani jenis obat yang diperlukan pasien dan jumlah pembelian menunjukkan
keseimbangan dengan penjualan secara proporsional.
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, dalam membuat perencanaan
pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan: pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan
budaya masyarakat. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun perencanan
pengadaan perbekalan farmasi adalah :
1. Pemilihan pemasok. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : a) Legalitas pemasok
(Pedagang Besar Farmasi/PBF) b) Service, meliputi ketepatan waktu, ketepatan barang yang
dikirim, ada tidaknya diskon atau bonus, layanan obat kadaluarsa, dan tenggang rasa
penagihan. c) Kualitas obat, perbekalan farmasi lain dan pelayanan yang diberikan. d)
Ketersediaan obat yang dibutuhkan. e) Harga sama.
2. Ketersediaan barang/ perbekalan farmasi. a) Sisa stok. b) Rata-rata pemakaian obat dalam
satu periode pemesanan. c) Frekuensi pemakaian. d) Waktu tunggu pemesanan.
PENGADAAN

Pengadaan adalah Proses penyediaan obat yang dibutuhkan di apotek dan untuk unit pelayanan kesehatan
lainnya yang diperoleh dari pemasok melalui pembelian
Pengadaan Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 untuk menjamin kualitas pelayanan
kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi. Pengadaan barang dapat melalui 2
cara yaitu pembelian dan konsinyasi. Pembelian barang di apotek sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan setempat. Prosedur pembelian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Persiapan Pengumpulan data obat dan perbekalan farmasi yang akan dipesan berdasarkan buku
defecta (buku barang habis) baik dari bagian penerimaan resep, obat bebas maupun dari gudang.
2. Pemesanan Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pemesanan (SP) untuk setiap supplier.
Surat pemesanan di Apotek ada tiga macam yaitu surat pesanan narkotika, surat pesanan psikotropika,
dan surat pesanan untuk obat selain narkotika dan psikotropika. SP minimal dibuat 2 rangkap (untuk
supplier dan arsip apotek) dan ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama dan nomor SP
Fungsi Pengadaan di Apotek Apoteker bertanggung jawab terhadap proses pengelolaan persediaan farmasi. Pengelolaan
dengan baik akan membantu apoteker untuk dapat mengontrol kebutuhan supply dan demand karena persediaan berperan
sebagai penyangga dalam supply dan demand. Berdasarkan hal tersebut, menurut Yunarto dan Santika (2005), persediaan
dapat diklasifikasikan menurut fungsinya:
1.Persediaan untuk antisipasi
Apotek perlu menyimpan persediaan sebagai langkah antisipasi yang dibuat berdasarkan kebutuhan jangka waktu ke
depan atau future demand yang sudah dapat diperkirakan seberapa jauh kebutuhan akan diperlukan. Antisipasi
persediaan di apotek dilakukan untuk membantu keperluan pada tingkat level stock, serta untuk mengatasi permintaan
tak terduga dari pelanggan jika pada waktu tertentu terjadi peningkatan permintaan kebutuhan obat.
2. Persediaan Saat Fluktuasi
Safety stock berfungsi untuk mengatasi fluktuasi yang tidak dapat diprediksi antara supply dan demand serta lead time.
Lead time adalah jangka waktu kapan persediaan itu mulai dipesan sampai persediaan itu ditempatkan/dipesan kembali.
Potensi kekurangan persediaan (stockout) akan terjadi jika demand atau lead time lebih besar dari hasil peramalan
(forecast). Oleh karena itu, adanya persediaan safety stock di apotek dapat tetap membantu memenuhi pesanan pasien
meskipun terjadi fluktuasi harga.
3. Lot-Size Inventors
Lot-size adalah sejumlah item/barang tertentu yang di-order dari suatu plant/third
party/supplier yang kemudian dijadikan standar kuantitas untuk proses proses
pengiriman kepada pelanggan. Lot-size inventory terbentuk jika barang dibeli dari
supplier lebih besar atau hasil produksi dari pabrik juga lebih besar dari kebutuhan
yang diperlukan secara mendadak/mendesak.
4. Hedge Inventory
Hedge inventory berfungsi untuk melindungi harga dari harga fluktuasi barang. Hedge
inventory berguna jika pada saat harga pasar naik, perusahaan sudah melakukan
hedge inventory pada harga rendah dengan melakukan pembayaran terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai