ANDRIANI
HARRY ROESTIONO
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
ABSTRAK
A. LATAR BELAKANG
C. METODE PENELITIAN
a. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data-data yang bersumber dari dalam
perusahaan, yaitu struktur organisasi, mekanisme penyusunan anggaran, data akuntansi
(data rencana anggaran dan perekaman hasil realisasi), dan data-data lain yang
menunjang penelitian ini.
b. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan.
2. Observasi langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap hal-hal yang
diselidiki dan yang akan dibahas.
c. Metode analisis data
Untuk mengetahui apakah perencanaan biaya operasional yang diterapkan oleh PT X
Divisi Bogor sudah efektif digunakan sebagai alat pengendalian manajemen atau belum,
maka peneliti mengadakan analisis terhadap :
1. Struktur Organisasi perusahaan, untuk mengetahui apakah perusahaan
mempunyai organisasi yang sehat, yang mencerminkan pembagian wewenang dan
tanggung jawab seperti yang dimaksud dalam penyusunan dan pertanggungjawaban
anggaran.
2. Proses penyusunan perencanaan biaya operasional, guna mengetahui apakah
dalam penyusunan anggaran telah menerapkan sistem bottom up, yaitu bahwa anggaran
dibuat dengan melibatkan bagian-bagian dari level terendah. Pelaksanaan anggaran,
untuk mengetahui apakah tindakan nyata dalam melaksanakan anggaran sudah sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Pelaksanaan anggaran biaya operasionalnya, dengan membuat perbandingan
antara anggaran dan realisasi anggarannya.
10
4. Penyimpangan atau selisih anggaran dan realisasinya. Dari hasil analisis
penyimpangan tersebut, dapat diketahui bentuk pengendalian manajemen yang
dilakukan PT X Divisi Bogor.
E. ANALISIS DATA
1. Perencanaan Biaya Operasional PT X Divisi Bogor
Penyusunan laporan anggaran biaya merupakan suatu proses perencanaan yang
sistematis dan merupakan alat kontrol untuk mencapai sasaran dengan standar yang
9
telah ditetapkan perusahaan. Perencanaan ini dibuat setiap tahun. Perencanaan biaya
operasional dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sebagai berikut:
a. Anggaran penelitian
Anggaran untuk penelitian diajukan oleh masing-masing peneliti. Disusun berdasarkan
laporan tahun sebelumnya dan disesuaikan dengan kebutuhan tahun berikutnya, apakah
penelitian yang sedang berjalan akan dilanjutkan atau diberhentikan, atau ditemukan
ide-ide baru terkait target yang telah ditentukan. Contoh dari anggaran penelitian yaitu
bahan kimia (chemical), consumable, dan lain sebagainya.
b. Anggaran bukan penelitian
Anggaran bukan penelitian disusun oleh bagian General affair, berdasarkan dari
anggaran tahun sebelumnya, ditambah dengan proyeksi jumlah sumber daya manusia
(staff dan non-staff) yang bertambah. Contoh anggaran bukan penelitian antara lain
bangunan, maintenance, gaji beserta tunjangannya, dan depresiasi, air minum.
10
interior, penggantian komponen yang rusak, pengisian tabung racun api, dan
pemotongan rumput di sekitar area bangunan.
2. Biaya Gaji Operasional
Biaya gaji operasional terdiri dari manajemen, staf peneliti dan non-peneliti. Staf non-
peneliti misalkan accounting officer, librarian, dan staf bioinformatic.
3. Biaya Gaji Non-Staf
Non-staf merupakan pelaksana penelitian secara teknis.
4. Biaya Pengeluaran Umum
Pengeluaran umum meliputi biaya administrasi kantor, servis dan alat penunjang
komputer, utility, dan biaya kantor lainnya.
5. Biaya Third Party
Third Party merupakan jasa pihak ke tiga, seperti biaya asuransi personal karyawan,
biaya sewa bangunan (sewa ruko yang berjalan dari tahun 2011 sampai dengan 2013),
dan biaya perizinan produk.
6. Biaya Pengembangan SDM
Biaya pengembangan SDM meliputi biaya pengembangan personalia dan peningkatan
kompetensi. Pengembangan personalia terdiri dari seminar eksternal luar negeri, seminar
dalam negeri eksternal, dan in house training. Sedangkan peningkatan kompetensi
berupa pemberian beasiswa pasca sarjana kepada staf peneliti.
7. Biaya Perjalanan Dinas
Perjalanan dinas meliputi biaya transportasi, makan, dan penginapan untuk tujuan
penelitian di luar Divisi Bogor dan rapat di luar Divisi Bogor.
8. Biaya Depresiasi
Biaya depresiasi atau penyusutan adalah alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aktiva selama umur manfaatnya. Penyusutan bertambah seiring dengan
penambahan bangunan dan alat-alat kantor dan laboratorium.
9. Biaya R&D Product
R&D Product merupakan produk hasil riset dan pengembangan yang biayanya meliputi
bahan kimia untuk produksi, peralatan untuk produksi, dan biaya produksi jasa. R&D
Product mulai dianggarkan pada tahun 2014.
10. Laboratorium
Laboratorium meliputi bahan untuk penelitian dan peralatan laboratorium.
9
mengontrol kebijakan operasional PT X Divisi Bogor dalam bidang anggaran dan perencanaan
keuangan tahunan agar anggaran biaya operasional dapat terealisasi dengan baik maka pihak
dari manajemen harus bisa mengendalikan dan memberikan keputusan yang tepat terhadap
kinerja perusahaan. Di bawah ini contoh prosedur realisasi anggaran biaya operasional yang
termasuk dalam pengendalian prefentive :
1. Permintaan Pembelian Internal
a. Dengan persetujuan Departemen Head, Section Head mengajukan permohonan
pembelian dengan mengisi formulir Permintaan Pembelian (PP).
b. Setelah disetujui, Section Head mengajukan kepada Bagian/Unit GA, untuk
diverifikasi peruntukkan dan alokasi anggaran dan nomor account.
c. GA dan supplier membuat kesepakatan pengadaan barang dengan menerbitkan
Purchase Order (PO).
d. Penerimaan dan verifikasi barang di gudang dari supplier sesuai Purchase Order
yang diterbitkan.
2. Permintaan Pembelian Eksternal
a. Section Head mengisi formulir Permintaan Pembelian dan meminta persetujuan
Departemen Head untuk dapat diteruskan ke GA
b. GA menerbitkan Permintaan Pembelian Eksternal sesuai dengan permintaan,
dengan terlebih dahulu melakukan pengecekan kategori alokasi account sesuai
budget apakah capital atau revenue. Kemudian GA meminta persetujuan Section
Head, Departemen Head, dan Division Head untuk permintaan pembelian dengan
jumlah maksimal Rp 100.000.000,-. Jika jumlahnya di atas Rp 100.000.000,- maka
pengajuan tersebut memerlukan persetujuan dari Presiden Direktur.
c. GA mengirimkan dokumen Permintaan Pembelian, soft copy dikirimkan via Lotus
Notes (jika diperlukan) dan hard copy dikirim sesuai tujuan purchasing serta
melaksanakan monitoring progress pengadaan barang dan jasa sesuai dengan
membuat rekaman monitoring setiap bulan.
d. GA melakukan monitoring progress pembelian barang secara berkala minimal 1
bulan sekali.
e. Proses selanjutnya pengadaan barang dan jasa menjadi tanggung jawab bagian
pembelian yang dituju, dengan mengikuti prosedur pengadaan barang dan jasa
yang ditetapkan dari Central Purchasing Jakarta.
10
operasional dapat dianalisis ke masing- masing pos atau perkiraan agar penyimpangan
tersebut dapat dianalisis.
Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan:
1. Memberikan perhatian pada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan prosedur operasional
standar. misalnya adanya penambahan staf dari luar divisi atas perintah manajemen
atas, dan jumlah penambahan jam lembur tenaga kerja untuk menyelesaikan target
penelitian sehingga biaya makin besar.
2. Mengevaluasi data-data aktual dan menguji penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Misalkan anggaran untuk gaji non-staf, realisasinya berada di atas nominal
anggaran dikarenakan adanya penambahan jumlah jam lembur untuk mencapai
target penelitian.
3. Evaluasi dilaksanakan setiap bulan dalam bentuk rapat bulanan untuk melaporkan
hasil kerja antara anggaran dan realisasi kepada Division Head tentang progress
kinerja sehingga dapat menghasilkan keputusan manajemen.
9
formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada setiap pekerja. Jadi semua pekerja
dapat menyadari peranannya dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Peranan
koordinasi dalam organisasi sudah dapat dilaksanakan dengan adanya rapat evaluasi
bulanan. Rapat diadakan setiap bulannya untuk melaporkan progress realisasi anggaran
biaya operasional oleh staf pelaksana anggaran kepada Division Head. Pelaksanaan
koordinasi dapat dilihat dari semua kegiatan per departemen yang sesuai program
rencana kegiatan mulai dari staf sampai dengan tingkat direksi.
3. Dalam bidang pengawasan
Diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengendalian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan (realisasi dari anggaran di waktu yang akan datang). Pengendalian yang
efektif harus dilakukan secara melekat dalam tubuh perusahaan, yaitu pengendalian atau
pengawasan oleh atasan terhadap bawahannya dalam setiap jenjang pelaksanaan tugas,
hal ini dibuktikan dengan persetujuan permintaan anggaran biaya operasional agar
realisasai dapat dilaksanakan. Adapun pesetujuan biaya operasional seperti biaya
perbaikan gedung yg nilainya material dan di atas nilai yang dianggarkan. Untuk
persetujuannya memerlukan izin manajemen. Bagi perusahaan pengendalian biaya
operasional merupakan informasi yang sangat penting, mengingat biaya operasional
merupakan komponen yang cukup signifikan untuk penggunaan dana yang dikeluarkan
oleh perusahaan.
Hasil pengawasan atas biaya anggaran operasional dan realisasi dapat dilihat dari
penyimpangan yang terjadi baik secara material atau tidak pada beberapa pos biaya, antara
lain:
1. Pengunduran waktu pembelian peralatan atau bahan umum, dikarenakan masalah
dari supplier atau alat yang tidak memenuhi kriteria peneliti, dan masalah dari
peneliti yang menghentikan sementara penelitiannya,
2. Kenaikan biaya dari supplier yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya,
3. Penambahan aktiva atau bahan lainnya yang belum dianggarkan,
4. Penambahan jumlah karyawan dari luar divisi atas perintah manajemen atas,
5. Rapat yang diadakan secara mendadak,
6. Pengunduran waktu perencanaan anggaran. Misalkan dijadwalkan bulan november
2013 harus sudah mendapat verifikasi dari manajemen atas, namun terdapat
pengunduran waktu sampai dengan bulan januari 2014. Dampaknya adalah untuk
pelaksanaan operasional bulan Januari 2014 menjadi terhambat karena belum
disetujuinya anggaran 2014 yang dibuat.
Tindakan yang dilakukan manajemen terhadap penyimpangan yang terjadi adalah menetapkan
prosedur tindakan perbaikan dan pencegahan, sehingga perencanaan dapat berjalan lancar
F. KESIMPULAN
10
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dibuat, maka penulis menetapkan kesimpulan
dari analisis pada PT X Divisi Bogor sebagai berikut :
1. PT X Divisi Bogor dalam membuat anggarannya menggunakan metode bottom up,
yaitu dimana semua peneliti secara teknis membuat anggaran untuk penelitiannya
masing-masing yang kemudian akan diajukan kepada tim budgeting, untuk direkap
setelah diberikan persetujuan oleh masing-masing section head. Kemudian dibahas
lebih lanjut dan dievaluasi setiap rencana anggaran yang telah dibuat dalam rapat
divisi. Dan terakhir diajukan dalam meeting budget tahunan yang terdiri dari Direktur
Utama PT X Divisi Bogor, perwakilan dari divisi finance, division head PT X Divisi Bogor,
dan CEO perkebunan PT X.
2. Setelah dianalisa, bahwa perencanaan yang dilakukan sudah baik dan membantu
dalam meminimalisir penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi lebih
didominasi penyimpangan sesuai prosedur, bila dibandingkan dengan penyimpangan
yang tidak sesuai prosedur. Contoh penyimpangan yang sesuai prosedur yaitu
kenaikan biaya perbaikan bangunan, yang sudah dianggarkan sebelumnya. Sedangkan
contoh penyimpangan yang tidak sesuai prosedur yaitu adanya penambahan karyawan
dari luar divisi atas perintah manajemen atas yang tidak dianggarkan sebelumnya.
3. Anggaran yang disusun masih belum semua biaya yang disesuaikan dengan
realisasinya, maka diharapkan untuk rencana anggaran periode selanjutnya dapat
sesuai dengan realisasi sehingga hasilnya efektif dan efisien. Manajemen telah
menetapkan anggaran sebagai alat pengendalian, dan pedoman pelaksanaan kegiatan
operasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N., Govindarajan, Vijay. 2003. Management Control Systems (International
edition), Mc Graw Hill, Singapore.
Hanafi, Dr. Mamduh M. 2011. Manajemen, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Inayah Adi Sari. Evaluasi Sistem Anggaran sebagai Alat Pengendalian Manajemen. 2007.
Jurnal
Siregar Baldric, Suripto Bambang. 2013. Akuntansi manajemen, Penerbit Salemba empat,
Jakarta.
9
Supriyono, S.U., Drs. R.a. 2001. Proses Pengendalian Manajemen, Penerbit BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta.
Hidayat, L. and Widijawati, E., 2007. Analisis Investasi Pengembangan dalam Hubungannya
dengan Tingkat Pengembalian, Risiko, dan Sumber Pendanaan: Studi Kasus pada RS. Dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 7(2), pp.94-100.
Noorachmad, D. and Hidayat, L., 2013. Pengaruh Manajemen Aset terhdap Kinerja Keuangan
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(1), pp.18-32.
Achmad, N. and Muktiadji, N., 2005. Analisis Kecukupan Modal Kerja, Arus Kas Operasi dan
Kemampulabaan dengan Menggunakan Tolok Ukur Siklus Operasi: Studi Kasus PT. Kalbe
Farma Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 5(2), pp.133-139.
Muktiadji, N. and Triandi, T., 2008. Kajian Peningkatan Kualitas Kerja Melalui Pelatihan Kerja
(Training). Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 8(2), pp.115-123.
Muktiadji, N. and Hidayat, L., 2006. Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku dalam
Menunjang Efektivitas Proses Produksi: Studi Kasus pada PT X. Jurnal Ilmiah
Ranggagading (JIR), 6(2), pp.114-117.
Effendy, M., Hidayat, L. and Sumardimansyah, A., 2014. PENGARUH HUTANG JANGKA
PANJANG TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DI SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN
MINUMAN. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 2(3)
Djanegara, H.M.S. and Rosita, S.I., 2008. Evaluasi Penerapan Akuntansi Imbalan Kerja Dalam
Kaitannya Dengan Penyajian Laporan Keuangan Studi Kasus pada PT. Astra Agro Lestari.
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor, 10(75), p.2.
Djanegara, M.S. and Haryadi, M.C., 2007. Studi Tentang Efektivitas Pengendalian Intern
Penjualan (Studi Kasus pada PT. Anta Express Tour & Travel Service, Tbk). Jurnal Ilmiah
Ranggagading, 7(1), pp.1-7.
Pamungkas, B., 2005. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian
Kinerja Studi Kasus pada PT. Sierad Produce Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR),
5(2), pp.85-91.
Pamungkas, B., 2005. Pengaruh kualitas Peraturan Perndang-undangan, penerapan akuntansi
keuangan sector public dan penerapan pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (survey pada pemerintah
kabupaten dan pemerintah kota dipropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Desertasi
Doktor pada Universitas Padjadjaran Bandung.
Alfian, D., Iriyadi, I. and Pramiudi, U., 2013. Anggaran Biaya Sebagai Alat Pengendalian
Manajemen Pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Bogor. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan, 1(3).
Wibowo, E.M. and Iriyadi, I., 2014. Pengaruh Persediaan Terhadap Peningkatan Profitabilitas
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 2(1).
Supriadi, Y., 2010. Analisis Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Studi Kasus Pada PT.
Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk dan PT. Aneka Tambang, Tbk. Jurnal Ilmiah
Kesatuan (JIK), 12(2), pp.35-40.
Pratiwi, I. and Supriadi, Y., 2014. Analisis Kebangkrutan Perusahaan Dalam Hubungannya
dengan Kebijakan Struktur Modal dan Biaya Modal. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan,
2(1).
Fauziah, M. and Puspita, R., 2014. Analisis Hutang Lancar dan Penjualan Terhadap
Profitabilitas. Jurnal Ilmiah Manajemen, 2(1), pp.1-19.
Marpaung, B.S. and Fadillah, A., 2012. Pengaruh Stock Buyback Terhadap Kinerja Saham Dan
Kinerja Keuangan, Studi Kasus Pada PT. JASUINDO TIGA PERKASA, TBK. Jurnal Ilmiah
Ranggagading (JIR), 12(2), pp.136-147.
Puspitasari, R. and Pramesti, D., 2011. Analisis risiko dan tingkat pengembalian saham
terhadap portofolio optimal saham (studi kasus pada 8 saham dari LQ-45). Jurnal Ilmiah
Ranggagading, 11(02), pp.17-21.
Hidayat, L., Puspitasari, R. and Tantina, T., 2011. Analisis Sensitivitas Sebagai Faktor Penting
Dalam Suatu Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR),
11(2), pp.134-141.
Muktiadji, N. and Kamage, R., 2009. PENGARUH PENJUALAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN Studi kasus pada PT. Gudang Garam, Tbk. dan PT. Bentoel
Internasional Investama, Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 9(1).
10