DISUSUN OLEH
Disusun Oleh :
1. Agustin Nailil Amanah NIM 151911913117
2. Chalida Aprilliya NIM 151911913092
3. Eka Fitria Wahyu Ningsih NIM 151911913150
4. Kulut Halimatul Asfi NIM 151911913133
5. Mardhiatul Jannah NIM 151911913083
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul ”Batik Sebagai Warisan
Dunia” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Tahun 2019. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi dunia kesehatan dan pendidikan pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul…………………………………………………………... i
Kata Pengantar…………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………….. 1
Latar Belakang…………………………………………………………….1
Rumusan Masalah……………………………………………………...… 2
Tujuan ………………………………………………………………….....2
Manfaat………………………………………………………………...….2
Landasan Teori………………………………………………………..…..3
Bab II Pembahasan…………………………………………………….….4
Kesimpulan……………………………………………………………....11
BAB I
PENDAHULUAN
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Kata “batik” mempunyai beberapa pengertian. Menurut
Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik
merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi
bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang
sering digunakan ialah lilin atau malam. Kain yang sudah digambar dengan
menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan. Setelah
itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai
kain yang disebut “batik” berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat
khusus.
Secara etimologi kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, yaitu “tik” yang
berarti titik atau matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang
menjadi istilah “batik” (Indonesia Indah “batik”, 1997, 14). Di samping itu
mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau
meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT. DR. HC. Kalinggo
Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana tatanan dan
tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik
yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata “Batik” akan tetapi seharusnya
“Bathik”. Hal ini mengacu pada huru Jawa “tha” bukan “ta” dan pemakaian
bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah.
Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan
suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah
satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara penggambaran motif pada
kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang
ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas, maka sasaran yang akan di capai oleh
penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan batik di Indonesia ?
2. Bagaimana sejarah batik sehingga bisa dijadikan sebagai warisan dunia?
3. Bagaimana penggunaan batik pada era modern?
4. Apa saja jenis dan motif batik yang telah dikenal sebagai warisan dunia?
Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin didapat, antara lain :
1. Untuk mengetahui perkembangan batik di Indonesia
2. Untuk mengetahui sejarah batik sehingga bisa dijadikan sebagai warisan
dunia.
3. Untuk mengetahui penggunaan batik pada era modern.
4. Untuk mengetahui jenis dan motif batik yang telah dikenal sebagai
warisan dunia.
LANDASAN TEORI
PEMBAHASAN
Jaman Majapahit
Saat ini penggunaan batik tidak seperti pada zaman dahulu yang
memiliki berbagai aturan dalam penggunaannya. Batik menjadi lebih bebas
dikreasikan dalam bentuk apa pun dan dapat dijadikan busana untuk dipakai
sehari-hari maupun untuk bepergian ke mana pun. Saat kita melihat batik
pada masa sekarang kemudian menilik batik pada masa lalu, terlihat banyak
sekali perbedaannya. Dengan berbagai keberagaman yang dimiliki dalam
motif, warna, teknik pembuatan dan jenis bahan. Selain itu motif batik
sekarang sudah tidak terpaku pada bentuk-bentuk motif tradisional saja, batik
di era modern perkembangannya sangat luas dan bebas, mulai dari
pengembangan unsur motif klasik hingga pengolahan motif yang sangat
ekspresif. Keberagaman motif ini sangat tergantung dari pencipta atau kreator
batik tersebut. Motif batik bisa berupa pengayaan flora atau fauna secara
bebas, sebuah cerita kehidupan sehari-hari masa sekarang atau masa lampau,
bahkan bisa berupa motif logo tim sepak bola.
Pewarnaan batik sekarang bisa dilakukan dengan cara pewarnaan
menggunakan zat warna sintetis dibantu oleh mesin yang canggih, tidak lagi
brgantung pada zat warna alami yang prosesnya sangat lama. Perkembangan
proses pewarnaan yang menghasilkan beragam warna secara maksimal serta
mampu menghasilkan warna senada menurut permintaan warna di pasar,
terbukti menguntungkan para produsen batik. Bahan batik pada masa lalu
berupa bahan katun atau mori, tetapi sekarang pengetahuan bahan dan
aplikasi untuk bahan batik sudah sangat beragam. Selain katun mori, ada juga
organdy, organdy chiffon, organdy sutra, sutra, sutra ATBM (bukan mesin),
chiffon, chiffon sutra, denim, suede, dan masih banyak lagi.
1. Batik Megamendung
Batik Megamendung merupakan motif kain batik khas daerah
Cirebon. Motif batik Megamendung sangat khas dengan bentuk awan
besar berwarna cerah dan mencolok. Beberapa warna yang umum
digunakan pada batik Megamendung adalah biru, merah tua, ungu, dan
hijau tua.
4. Batik Keraton
Batik Keraton merupakan batik yang awalnya dibuat oleh para putri
dan pengrajin batik yang ada di lingkungan Keraton. Motif batik Keraton
ini sangat kental dengan nuansa elegan, sakral dan sarat akan filosofi
kehidupan. Karenanya, dulu batik Keraton hanya boleh digunakan oleh
sebagian orang saja.
6. Batik Lasem
Batik Lasem adalah batik yang berasal dari daerah bernama Lasem
yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batik Lasem
memiliki ciri khas warna merah menyala. Hal ini disebabkan karena batik
Lasem sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Cina.
7. Batik Bali
Motif batik Bali banyak terinspirasi dari berbagai hewan seperti
kura-kura, burung bangau, dan rusa. Warna-warna yang digunakan pada
batik Bali juga dominan warna cerah, seperti biru, kuning, dan ungu.
9. Batik Malang
Kota Malang, Jawa Timur juga punya motif batik kebanggaan. Batik
Malang memiliki ciri khas warna cerah. Motif batik Malang juga unik,
yakni kombinasi gambar-gambar candi yang ada di kota tersebut.
10. Batik Betawi
3.2 Kesimpulan
Dullah, Santosa. 2002. Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi
Kompas.com.2 Oktober 2019, UNESCO Akui Batik sebagai Warisan Dunia dari
Indonesia. Batik sebagai Warisan Dunia dari Indonesia, 2 Oktober 2017, 08.14,
https://nasional.kompas.com/read/2017/10/02/08144021/2-oktber-2009-unesco-akui-
batik-sebagai-warisan-dunia-dari-indonesia