Karya Tulis
Oleh:
NABILA PUTRI
2009/2010
LEMBAR PENGESAHAN
Puji dan syukur peniulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, karena bertkat rahmat dan kasihNya, maka penulisan karya tulis ini, yang
diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dalam menyelesaikan program SMA, dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulisan karya tulis ini dilakukan melalui proses bertahap yang memerlukan
kesabaran. Kesabaran yang muncul adalah berkat kekuatanNya yang selalu hadir
melalui arahan dan bimbingan serta dorongan yang tiada henti-hentinya dari berbagai
pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada :
Pertama kepada bapak Fakhruddin selaku kepala sekolah SMA Labschool Jakarta,
Bu Yanti selaku wali kelas XII IPS 2, dan Bu Saffa Inayati sebagai guru pembimbing, yang
berjasa membimbing, memberi saran, dan koreksi serta motivasi kepada penulis dalam
proses penelitian dan penulisan karya tulis ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua, dan adik-adik sekeluarga,
tanpa perhatian dan dorongan moral dan doa yang tulus ikhlas dari mereka mustahil
karya tulis ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada beberapa sahabat dan orang-
orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan
kritik dan saran serta sumbanagan pemikiran atas terselesainya karya ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………….………….……………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………..………………………………………………………….... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan………………………………………………………………….….…………… 3
1.5 Hipotesis.................................................................................... 5
BAB II ISI
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….... 17
3.2 Saran………………………………………………………………………………....... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
tari, bahasa, musik, serta kerajinan tangan. Batik merupakan salah satu
luas.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu
batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan
dari kain. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
memiliki kekhasan.
Dahulu, model batik tidak bervariasi dan jenis-jenis bahan kurang,
pakaian yang lebih modern membuat pemakaian batik mulai jarang dan
kurang diakui keberadaannya. Selain itu, pada masa kini, batik hanya di
sekolah.
balik adanya batik itu sendiri. Sudah sepatutnya kita sebagai bangsa
macam-macam batik.
pihak luar peduli akan hal ini, sepatutnya bangsa Indonesia sendiri
1.2 Tujuan
Dalam karya tulis ini, penulis menjabarkan tujuan penulisan karya tulis
sebagai berikut:
1. Menjabarkan sejarah batik dan nilai guna batik jaman dulu sampai
dengan sekarang
berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini
saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga
penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian
yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan
cukup mendalam dan menyeluruh. Menurut Vredenbregt (1987: 38) Studi kasus
obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari
bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian
1.5 Hipotesis
ISI
Secara Etimologi, kata "batik" berasal dari gabungan dua kata dalam
bahasa Jawa, yaitu "mbah", yang bermakna "eyang atau leluhur" dan "melitik"
yang bermakna "menulis". Batik merupakan salah satu cara pembuatan bahan
pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik
sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-
resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan
2009.
seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal
semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang
juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga
Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal
oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di
Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi
sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa
sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini
kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.
Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog
Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja,
Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah
area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno
membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak
abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini
untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola
40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah
itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam
membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan
sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam
buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia
Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
mereka.
suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin
seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga
saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh
Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa
corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir
menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada
Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga
mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang
sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang
dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk
menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya apda masa Orde Baru baju
batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri
terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta biasanya memakai batik
Cara pembuatan batik, semula batik dibuat di atas bahan dengan warna
putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga
dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis
lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang
dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar,
sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan
lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari
warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-
3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk
dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
Dan beberapa contoh lain yaitu batik saring, batik celup, batik terap.
dengan
Batik Buketan
Batik di kalangan remaja saat ini, adalah bagian yang tidak populer.
Mereka hanya menggunakan batik ketika pergi sekolah, itupun hanya pada hari-
hari tertentu. Remaja belum menyadari pentingnya melestarikan batik. Hal ini
remaja.
Untuk menggunakan batik bagi kalangan remaja, merupakan hal yang sangat
pengrajin batik biasanya dari kalangan orang tua. Kurangnya kesadaran remaja
batik. Sedangkan banyak turis tertarik akan kebudayaan batik. Sayaka Sasaki
contohnya, perempuan asal Jepang ini, tidak mampu lagi membendung
dua minggu, ia belajar bikin batik tulis kepada perajin batik tulis H. Dudung,
Sayaka adalah satu dari sekian banyak orang asing yang tertarik dengan seni
belajar membuat batik tulis, justru di daerah Tasikmalaya sendiri, yang tertarik
ke batik tulis hampir tak ada. Terutama, dari kalangan mudanya. Situasi ini, yang
membuat para perajin batikmerasa gelisah. Mereka khawatir, batik khas daerah
ini, punah karena tak ada tenaga pembatik. Tenaga pembatik yang ada, atau
mereka yang biasa membuat batik tulis, saat ini sebagian besar atau 90 persen
usianya sudah di atas 50 tahun. Kalau mereka pergi, jelas tak ada lagi generasi
Sekarang ini, keluhan kekurangan tenaga pembatik, tidak saja terjadi di Cipedes
dan Sukaraja, tapi sama juga dilontarkan oleh para pengrajin batik di daerah
Ciroyom. Sudah lebih sepuluh tahun terakhir ini, jumlah pembatik tulis
tradisional menyusut tajam di Ciroyom. Ada yang memang meninggal dunia, atau
berhenti karena sudah tua. Sementara, dari mereka yang muda yang ditunggu-
Keengganan generasi muda menekuni batik, karena rumit serta harus punya
rasa seni tinggi. Selain itu, mungkin karena generasi sekarang lebih suka masuk
Selain itu, begitu ke luar dari sekolah, mereka tetap saja mencari kerjaan di
tempat lain.
Rendahnya generasi muda Tasik yang mau menekuni batik tulis tradisional,
sejalan dengan itu, jumlah mereka yang menekuni usaha batik tradisional,
kejayaan batik, antara tahun 60-an hingga awal 80-an, tak kurang ada 450
pengrajin batik. Dari perajin sebanyak itu, mampu menyerap ribuan tenaga
kerja.
karena perkembangan mode dan industri tekstil yang pesat, yang akhirnya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
tari, bahasa, musik, serta kerajinan tangan. Batik merupakan salah satu
luas.
balik adanya batik itu sendiri. Sudah sepatutnya kita sebagai bangsa
macam-macam batik.
remaja pada perayaan hari batik tgl 2 Oktober, atas anjuran presiden
3.2 Saran
baru
Industri batik bisa tetap hidup karena kebebasan artistik para seniman atau
dimulai dari partisipasi para perancang busana dalam industri batik garmen
dan high fashion. Sebagai contoh Prayudi, Sjamsidar Isa atau pun Lili Salim
desain batik Belanda yang bergaya individual unik, Cina (yang berornamen
oriental) atau Arab (bernuansa Islami), karena mempunyai latar belakang
sejarah batik klasik yang hampir serupa. Atau pun olahan desainnya
Kaum remajapun harus lebih menghargai akan keberadaan batik dan mau
berarti kita menjadi manusia kuno dan kolot. Telah banyak diciptakan batik
dalam berbagai macam variasi mode dan warna. Batik tidak lagi kuno, batik
telah menjadi mode yang sangat dinamis dan bisa masuk ke semua kalangan
Dofa, Anesia Aryunda. 1996. Batik Indonesia. Jakarta: Golden Terayon Press
Hasanudin. 2001. Batik Pesisiran: Melacak Pengaruh Etos dagang Santri pada Ragam
(http://id.wikipedia.org/wiki/Batik)