Disusun oleh:
Ahmad Maulana
Kelas XII-A1
Pembimbing
Dra.Hj.Tri Wuryani
NIP. 196610061994122002
Mengetahui,
Wakasek Kurikulum
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan
perjalanan Study Tour ke Yogyakarta.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
waawasan serta pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang ibu/bapak
harapkan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan untuk masa depan yang akan datang.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terimakasih.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang Studi Lapangan .................................................................3
1.2 Rumusan Masalah Studi Lapangan ...........................................................4
1.3 Tujuan Studi Lapangan ..............................................................................5
1.4 Manfaat Studi Lapangan ...........................................................................6
BAB II PELAKSANAAN DAN TEMUAN STUDI LAPANGAN .............7
2.1 Pelaksanaan Studi Lapangan .....................................................................7
2.1.1 Lokasi Studi Lapangan ....................................................................7
2.1.2 Waktu dan Agenda Studi Lapangan .................................................8
2.1.2 Objek Studi Lapangan .....................................................................9
2.2 Temuan Studi Lapangan.............................................................................10
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................21
3.1 Simpulan ....................................................................................................22
3.2 Rekomendasi ..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................23
LAMPIRAN ...................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
daerah di indonesia. Sumber: Hardjonagoro, K.R.P. (2001). Sonobudoyo
Museum of yogyakarta: A Guide to the Collection. Dinas Museum DIY.
5
batik sehingga turut berperan dalam upaya melestarikan batik agar tidak
punah.
6
BAB II
PELAKSANAAN DAN TEMUAN STUDI LAPANGAN
Berikut ini uraian proses dan hasil studi lapangan ke Museum Sonobudoyo:
Proses:
1. Menentukan tujuan dan objek studi lapangan yaitu Museum
Sonobudoyo Yogyakarta. Menyusun perencanaan dan jadwal
kegiatan. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data seperti
kamera, dan alat tulis
2. Melakukan observasi dan dokumentasi koleksi koleksi di museum.
3. Mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh dari museum.
4. Menuangkan hasil observasi dan wawancara ke dalam laporan
tertulis secara rinci.
5. Menindaklanjuti dengan studi pustaka untuk memperkaya
informasi.
Hasil
1. Teridentifikasi jumlah koleksi museum kurang lebih 43.000 yang
tersimpan di Museum Sonobudoyo dan setiap tahunnya selalu bertambah.
2. Tersusun analisis mengenai filosofi dan nilai-nilai tradisi jawa yang
terkandung di setiap sudut Museum Sonobudoyo Yogyakarta.
3. Mengenal ragam motif batik tradisional gaya Yogyakarta dan filosofinya.
4. Memperoleh insipirasi tentang teknik dan cara pembuatan batik tulis
tradisional.
5. Pemahaman yang lebih komprehensif tentang seni dan budaya batik tradisi
sebagai warisan budaya tak benda Indonesia
7
Nama tempat :Museum Sonobudoyo
Alamat : Jl. Pangurakan No.6 55122 Kota Yogyakarta Daerah
Istimewa Yogyakarta
8
2.1.2 Objek Studi Lapangan
Hasil observasi yang kita lakukan pada studi lapangan Museum
Sonobudoyo
Didalam museum terdapat koleksi penting antara lain:
1. Koleksi batik tulis dan cap dari berbagai daerah di Indonesia
objek studi meliputi jenis, corak, dan filosofi pada ragam hias
batik tulis maupun cap yang terdapat di museum.
2. Alat dan bahan yang digunakan untuk membatik terdapat
koleksi alat seperti canting, wajan, dan cap yang dapat diamati
oleh peserta studi lapangan.
3. Dokumentasi sejarah perkembangan batik museum menyimpan
data tertulis maupun foto yang menggambarkan perjalanan
sejarah batik di Indonesia.
4. Batik karya perajin batik kontemporer museum juga
menampilkan koleksi batik kreasi perajin masa kini dengan
corak dan warna yang lebih modern .
5. Suasana dan sistem penyimpanan koleksi di museum peserta
dapat mengamati bagaimana museum menyimpan dan merawat
koleksi batik agar terjaga dengan baik.
9
2.2 Temuan Studi Lapangan
10
Kain Batik Semen Sida Asih
Batik semen sida asih merupakan salah satu motif batik klasik gaya yogyakarta
yang memiliki karakteristik berupa susunan motif bunga bunga kecil yang terlihat
seperti biji semen. Batik ini memiliki ragam hias yang dominan berupa motif kecil
serupa biji semen yang tersusun rapi motif bunga kecil itu tersusun membentuk
garis garis diagonal dalam pola tertentu. Setiap kumpulan motif biji semen
dibatasi oleh garis pemisah tipis kombinasi warna yang digunakan pada batik ini
tergolong lembut dan tidak kontras, seperti coklat kemerahan, krem, dan putih
gading. Batik ini mempunyai kesan yang kalem, elegan, rapi, serta melambangkan
harapan cinta kasih atau persahabatan yang erat bagi pemakainya. Biasanya batik
ini ditemukan pada bahan sandang wanita seperti kebaya, baju kurung, sampai
selendang.
11
Kain Batik Parang barong Nagaraja
Batik parang barong nagaraja merupakan salah satu motif batik parang klasik gaya
yogyakarta yang sangat populer. Motif utamanya adalah parang kombinasi barong
dan ular nagaraja. Motif utama dari batik ini adalah parang atau segita besar yang
tumpang tindih, didalam pola parang terdapat motif barang (singamitologi) dan
nagaraja (ular naga) secara bergantian. Warna yang digunakan adalah warna yang
kontras serta mecolok seperti merah, hitam, putih, atau biru. Parang
melambangkan petir dan halilintar, barong melambangkan kekuatan, dan nagaraja
melambangkan kesuburan. Batik ini memiliki kesan yang maskulin, energik,dan
dinamis. Batik ini banyak diterapkan pada pakaian pria seperti baju, jas, hingga
sarung. Dan menjadi salah satu motif batik khas jogja yang sangat dikenal luas.
12
Kain Batik Semen Rama
Batik Semen Rama adalah alah satu motif batik klasik gaya yogyakarta yang
banyak penggemarnya.Yang memiliki ragam hias utama berupa susunan titik-titik
kecil yang rapat,mirip biji semen warna dasarnya coklat muda (soga) dengan
kombinasi putih atau biru muda.Terdapat garis pemisah harus diantara motif
semen yang beraturan.Biasanya tersusun dalam pola Geometris, seperti diagonal
atau vertikal memiliki kesan yang tenang , bersahaja, rapi namun
artistik.Melambangkan harapan rejeki yang berlimpah bagi pemakainya. Sering
diaplikasikan pada pakaian pria maupun wanita seperti kemeja, baju kurung, dan
lainnya
13
Kain Batik Peksi Kurung
Peksi Kurung termasuk gaya batik pesisiran yang berasal dari daerah Pekalongan,
Jawa tengah memiliki ciri utama motif garis-garis miring pada sisi yang nampak
saling bersinggungan dan melengkung. Ragam ornamen nya di dominasi garis
diagonal dengan ukuran dan ketebalan yang bervariasi warna batik ini cenderung
gelap seperti biru tua, hitam, coklat, krem, atau kuning gading.Disebut “peksi
kurung” karena bentuk garis saling mengurung satu sama lain, batik ini
melambangkan kehidupan manusia yang saling membutuhkan cocok digunakan
untuk baju pria maupun wanita pada acara santai sampai resmi dan memberi
kesan maskulin namun tetap elok saat digunakan.
14
Kain Batik Brangtamangu
Batik Brangtamangu berasal dari daerah Brang tamangung,Renbang, Jawa tengah
batik ini memiliki ciri khas motif bunga kopi (manggar) berukuran kecil dan
banyak jumlahnya. Bunga kopi atau manggar disusun diagonal dengan iringan
daun dan akar-akaran, terdapat garis pemisah halus dengan warna kontras di tiap
sisi susunan bunga kopi. Kombinasi warna yang digunakan tajam, seperti merah,
hitam, piutih, dan coklat yang memberi kesan ramai, riang, dan ceria khas batik
pesisiran batik ini melambangkan ungkapan gembira yang meluap luap. cocok
dipakai untuk berbagai acara santai maupun resmi. Biasanya diaplikasikan pada
kemeja pria, gaun wanita, sampai taplak meja.
15
Kain Batik Semen Cuwin
Batik Semen Cuwin merupakan motif batik klasik yang berasal dari daerah
Ciwedan, Gunung kidul, Yogyakarta. Ciri khas batik semen cuwin memiliki
ornamen utama berupa susunan titik titik kecil yang rapat serupa biji semen warna
dasarnya adalah soga (coklat muda kemerahan), dikombinasikan dengan putih
atau biru terdapat pula garis garis tipis motif semen cuwin. Bentuk polanya
biasanya kotak menjadi bidang beraturan yang simetris. Batik ini juga
memberikan kesan muda, ringan, dan bersahaja sering digunakan untuk pakaian
wanita maupun pria batik ini melambangkan bagi pemakainya agar selalu
dilimpahi rejeki yang melimpah. Batik ini juga menjadi salah satu batik khas
pedalaman Gunung kidul yang tengah digalakan akhir akhir ini dan banyak di
aplikasikan pada blus wanita, kemeja pria, sampai mukena, dan sarung.
16
Kain Batik Satria Manah
Satria Manah adalah salah satu motif batik klasik gaya yogyakarta yang banyak
digemari. Beberapa ciri khas batik Satria Manah. Memiliki ragam hias utama
berupa motif gulungan atau pohon hayat yang distilasi, dikombinasikan dengan
motif burung merak sebagai lambang keagungan, terdapat pula hiasan motif
bunga teratai dan awan, menggunakan pewarnaan coklat muda, putih, dan biru.
17
Kain Batik Sida Mukti
Batik Sida Mukti merupakan motif batik klasik gaya yogyakarta dengan ciri khas
motif bunga bunga kecil berjumlah banyak. Ragam hias utamanya adalah bunga
kopi/manggar sebagai unsur pusat dengan ornamen dedaunan dan kupu kupu.
Hiasan bunga disusun diagonal dengan variasi ukuran kecil hingga cukup besar.
Memakai pewarnaan lembut yaitu kombinasi soga, krem, hitam, dan putih.
Berkesan feminim, anggun, dan elegan namun tetap sederhana.
18
Koleksi Batik-batik di Musem Sonobudoyo
19
20
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
21
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil studi lapangan, dapat disumpulkan hal-hal berikut.
Museum Sonobudoyo merupakan salah satu museum negeri yang dikelola oleh
Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Memiliki koleksi terbanyak kedua di Indonesia
dan cerita dalam pembangunannya menjadikan Museum Sonobudoyo Yogyakarta
Istimewa. Pada era pariwisata 4.0 menjadikan wisatawan menjadi sangat mudah
menjangkan objek wisata tujuannya dengan memanfaatkan digitalisasi. Berbagai
objek wisata juga berlomba-lomba menerapkan konsep digital yang bertujuan
untuk menarik kunjungan. Namun dalam penerapan digitalisasi pada Museum
Sonobudoyo juga harus memperhatikan beberapa kekurangan. Museum
Sonobudoyo masih tertinggal dari penerapan konsep digitalisasi yang masih
sedikit dan eksitensi dengan objek wisata yang sama.
3.2 Rekomendasi
Rekomendasi penyusun terkait pelaksanaan studi lapangan ini sebagai
berikut.
(1) Persiapkan diri dengan mempelajari sejarah dan denah Museum
Sonobudoyo Yogyakarta terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan.
Hal ini akan memudahkan dalam memahami informasi saat di lokasi.
(2) Siapkan pakaian yang sopan, rapi dan tertutup. Hindari pakaian yang
terbuka dan minim. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada tata cara
di Museum Sonobudoyo
(3) Didampingi pemandu lokal yang paham sejarah dan tata letak Museum
Sonobudoyo (opsional). Pemandu bisa membantu menjelaskan objek-
objek bersejarah selama kunjungan.
(4) Jangan melupakan untuk mendokumentasikan semua temuan dan
informasi penting dengan catatan, rekaman, maupun foto. Hal ini akan
berguna untuk pelaporan hasil studi lapangan.
(5) Selalu mengikuti alur dan rute kunjungan yang ditetapkan pengelola
Museum Sonobudoyo untuk menghindari kesalahan.
(6) Menjaga sikap sopan, tidak berisik, dan tidak menyentuh objek tanpa ijin
pengelola Museum selama kunjungan.
22
(7) Alokasikan waktu kunjungan yang cukup panjang agar bsa menikmati dan
mempelajari Museum Sonobudoyo secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
25