Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN STUDI LAPANGAN

MENGANALISIS BERBAGAI SEJARAH BATIK


Museum Sonobudoyo

Diajukan untuk memenuhi tugas Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


SMAN 1 Kalijati

Disusun oleh:
Ahmad Maulana
Kelas XII-A1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KALIJATI


Jalan Tanggulun Barat No. 1 Kalijati 41271 Telp. (0260) 4641022
E-mail : smansakalijati@gmail.com Website: www.sman1kalijati.sch.id
Subang 41271
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi lapangan berjudul

MENGANALISIS BERBAGAI SEJARAH BATIK


Museum Sonobudoyo

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Dra.Hj.Tri Wuryani
NIP. 196610061994122002

Mengetahui,
Wakasek Kurikulum

Hertien Kurniawaty S.,S.Pd.,M.Pd.


NIP.198412062009022007

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan
perjalanan Study Tour ke Yogyakarta.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
waawasan serta pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang ibu/bapak
harapkan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan untuk masa depan yang akan datang.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terimakasih.

Penulis,

2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang Studi Lapangan .................................................................3
1.2 Rumusan Masalah Studi Lapangan ...........................................................4
1.3 Tujuan Studi Lapangan ..............................................................................5
1.4 Manfaat Studi Lapangan ...........................................................................6
BAB II PELAKSANAAN DAN TEMUAN STUDI LAPANGAN .............7
2.1 Pelaksanaan Studi Lapangan .....................................................................7
2.1.1 Lokasi Studi Lapangan ....................................................................7
2.1.2 Waktu dan Agenda Studi Lapangan .................................................8
2.1.2 Objek Studi Lapangan .....................................................................9
2.2 Temuan Studi Lapangan.............................................................................10
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................21
3.1 Simpulan ....................................................................................................22
3.2 Rekomendasi ..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................23
LAMPIRAN ...................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Studi Lapangan


Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa,
termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi
mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap
setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta Selain keramik pada
zaman Neolitik dan patung perunggu dari abad ke-8, museum ini juga
menyimpan beberapa macam bentuk wayang kulit, berbagai senjata kuno
(termasuk keris dan topeng Jawa).
Museum Sonobudoyo di Yogyakarta merupakan salah satu museum
yang memiliki koleksi batik tua paling lengkap di Indonesia. Museum ini
memiliki lebih dari 10.000 koleksi batik yang berasal berbagai daerah di
Indonesia.
Koleksi batik di museum ini mencakup batik tradisional klasik hingga
batik kontemporer. Batik-batik kuno yang dipamerkan berasal dari
Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta dan Kabupaten Mangkunegara.
Melalui koleksi yang dimiliki museum ini, kita dapat mempelajari
sejarah perkembangan batik di Indonesia sejak zaman Hindu-Buddha, masa
penyebaran islam hingga masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Dengan melakukan studi lapangan ke Museum Sonobudoyo, peneliti
dapat mengamati dan menganalisis motif, warna, dan teknik pembuatan batik
lawasan (Klasik) yang di produksi sejak abad ke-18 hingga awal abad ke-20.
Studi lapangan ini dapat memberikan informasi penting mengenai seni
dan budaya batik tradisional jawa serta perkembangannya dari masa ke masa.
Data visual maupun historis yang diperoleh dapat memperkaya hasil
penelitian mengenai batik nusantara.
Menurut KRP. Hardjonagoro dalam bukunya “Sonobudoyo museum of
yogyakarta: A guide to the collections” (2001), Koleksi batik di museum ini
meliputi batik tulis, batik cap, dan batik tulis yang berasal dari berbagai

4
daerah di indonesia. Sumber: Hardjonagoro, K.R.P. (2001). Sonobudoyo
Museum of yogyakarta: A Guide to the Collection. Dinas Museum DIY.

1.2 Rumusan Masalah Studi Lapangan


Rumusan masalah studi lapangan ini sebagai berikut:
(1) Bagaimana sejarah koleksi batik di Museum Sonobudoyo Yogyakarta?
(2) Bagaimana upaya Museum Sonobudoyo Yogyakarta dalam melestarikan
koleksi batiknya?
(3) Apa saja tantangan yang dihadapi Museum Sonobudoyo Yogyakarta dalam
pelestarian koleksi batik?
(4) Seberapa efektif kah peran Museum Sonobudoyo Yogyakarta dalam
mempromosikan batik melalui koleksi yang dimiliki?

1.3 Tujuan Studi Lapangan


Tujuan studi lapangan ini untuk menjelaskan hal-hal mengenai:
(1) Mengetahui sejarah perkembangan batik di Yogyakarta dengan
mengunjungi Museum, peserta studi lapangan diharapkan dapat
mempelajari asal-usul dan perkembangan batik Yogyakarta dari masa ke
masa melalui koleksi yang dimiliki Museum.
(2) Mempelajari ragam hias dan makna filosofis batik Yogyakarta, peserta
studi lapangan dapat mengamati ragam hias pada kain koleksi museum
serta mempelajari makna filosofis dibalik motif-motif batik tersebut.
(3) Mengamati teknik pembuatan batik tulis dan cap.muesum diperkirakan
memiliki koleksi alat-alat untuk membatik, sehingga peserta dapat
mempelajari proses pembuatan batik secara langsung,baik tulis maupun
cap.
(4) Membandingkan motif batik dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan
mengamati koleksi museum yang berasal dari berbagai daerah, peserta
dapat mempelajari persamaan dan perbedan motif batik antar daerah.
(5) Meningkatkan apresiasi terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia,
kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan peserta terhadap

5
batik sehingga turut berperan dalam upaya melestarikan batik agar tidak
punah.

1.4 Manfaat Studi Lapangan


Studi lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak
sebagai berikut.
(1) Menambah pengetahuan dan pemahan mengenai sejarah perkembangan
batik khusus nya batik Yogyakarta.
(2) Mendapatkan informasi lebih dalam dan detail mengenai teknik mengenai
pembuatan batik tulis dan cap yang merupakan kekayaan budaya
Indonesia.
(3) Dapat melihat,mengamati dan mempelajari ragam hias dan filosofis
dibalik motif-motif batik Yogyakarta.
(4) Meningkatkan apresiasi dan kecintaan peserta terhadap batik sehingga
turut berperan aktif dalam upaya pelestarian batik agar tidak punah.
(5) Dapat membandingkan motif batik dari berbagai daerah di Indonesia
sehingga peserta studi mengetahui persamaan dan perbedaannya.
(6) Mendapat inspirasi untuk kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan
motif batik berdasarkan pengamatan langsung pada koleksi museum.
(7) Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air melalui apresiasi
terhadap batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia.

6
BAB II
PELAKSANAAN DAN TEMUAN STUDI LAPANGAN

Berikut ini uraian proses dan hasil studi lapangan ke Museum Sonobudoyo:
Proses:
1. Menentukan tujuan dan objek studi lapangan yaitu Museum
Sonobudoyo Yogyakarta. Menyusun perencanaan dan jadwal
kegiatan. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data seperti
kamera, dan alat tulis
2. Melakukan observasi dan dokumentasi koleksi koleksi di museum.
3. Mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh dari museum.
4. Menuangkan hasil observasi dan wawancara ke dalam laporan
tertulis secara rinci.
5. Menindaklanjuti dengan studi pustaka untuk memperkaya
informasi.
Hasil
1. Teridentifikasi jumlah koleksi museum kurang lebih 43.000 yang
tersimpan di Museum Sonobudoyo dan setiap tahunnya selalu bertambah.
2. Tersusun analisis mengenai filosofi dan nilai-nilai tradisi jawa yang
terkandung di setiap sudut Museum Sonobudoyo Yogyakarta.
3. Mengenal ragam motif batik tradisional gaya Yogyakarta dan filosofinya.
4. Memperoleh insipirasi tentang teknik dan cara pembuatan batik tulis
tradisional.
5. Pemahaman yang lebih komprehensif tentang seni dan budaya batik tradisi
sebagai warisan budaya tak benda Indonesia

2.1 Pelaksanaan Studi Lapangan


Studi lapangan ini dilaksanakan dengan lancar. Adapun rincian
pelaksanaannya sebagai berikut.

2.1.1 Lokasi Studi Lapangan


Lokasi-1

7
Nama tempat :Museum Sonobudoyo
Alamat : Jl. Pangurakan No.6 55122 Kota Yogyakarta Daerah
Istimewa Yogyakarta

2.1.2 Waktu dan Agenda Studi Lapangan


Hari 1, 8 February 2024
Waktu Kegitan Keterangan
Rombongan Berkumpul Ditempat Yang Telah
15:00 Disepakati
17:00 Rombongan Berangkat menuju Yogyakarta
18:30 Prediksi Tiba di Rest Area 207A Palikanci
19:30 Melanjutkan perjalanan kembali
Hari 2, 9 Februari 2024
Waktu Kegitan Keterangan
04:00 Prediksi tiba di Pantai Sadranan Sholat & Istirahat
06:30 Makan Pagi Free program
10:00 Check out pantai sadranan menuju local resto
12:00 prediksi tiba di local resto Makan Siang
13:00 check out local resto menuju tebing breksi
13:30 prediksi tiba di tebing breksi Free program
14:30 check out tebing breksi menuju pusat oleh-oleh
15:00 prediksi tiba di pusat oleh-oleh Free program
16:00 check out Pusat Oleh-Oleh menuju local resto
16:30 prediksi tiba di local resto Makan Malam
17:30 check out local resto menuju hotel
18:00 prediksi tiba di hotel Royal Darmo Check in
19:00 Menuju Malioboro Free program
22:30 Kemabli ke hotel Istirahat
Hari 3, 10 Februari 2024
Waktu Kegitan Keterangan
06:30 Rombongan Breakfast di resto hotel
08:00 check out hotel menuju keraton
08:30 prediksi tiba di kraton Free Program
10:30 out kraton menuju merapi
11:30 prediksi tiba di Lava tour Merapi Makan Siang
13:00 Wisata Jeep Love Tour Merapi Free Program
15:30 Check out merapi menuju subang
18:00 prediksi tiba di local resto Makan Siang
20:00 Melanjutkan perjalanan kembalj menuju subang
Hari 4, 11 Februari 2024
Waktu Kegitan Keterangan
03:00 prediksi tiba di kalijati
04:00 Program tour selesai

8
2.1.2 Objek Studi Lapangan
Hasil observasi yang kita lakukan pada studi lapangan Museum
Sonobudoyo
Didalam museum terdapat koleksi penting antara lain:
1. Koleksi batik tulis dan cap dari berbagai daerah di Indonesia
objek studi meliputi jenis, corak, dan filosofi pada ragam hias
batik tulis maupun cap yang terdapat di museum.
2. Alat dan bahan yang digunakan untuk membatik terdapat
koleksi alat seperti canting, wajan, dan cap yang dapat diamati
oleh peserta studi lapangan.
3. Dokumentasi sejarah perkembangan batik museum menyimpan
data tertulis maupun foto yang menggambarkan perjalanan
sejarah batik di Indonesia.
4. Batik karya perajin batik kontemporer museum juga
menampilkan koleksi batik kreasi perajin masa kini dengan
corak dan warna yang lebih modern .
5. Suasana dan sistem penyimpanan koleksi di museum peserta
dapat mengamati bagaimana museum menyimpan dan merawat
koleksi batik agar terjaga dengan baik.

9
2.2 Temuan Studi Lapangan

Kain Batik Putri Piningit


Putri piningit adalah nama corak batik khas yogyakarta yang memiliki ciri khas
berupa motif bunga-bunga kecil yang rapat dan padat.Corak ini dinamakan Putri
Piningit karena bentuknya yang rumit,detail, dan penuh sesak sehingga memberi
kesan “terkurung”. Motif bunga bunga kecil berukuran mini yang tersusun rapat
dan banyak jumlahnya dan tidak ada bidang kosong. Seluruh permukaan kain
penuh sesak dengan motif bunga kombinasi warna yang digunakan adalah warna
mencolok dan kontras seperti merah dan biru, ungu dan kuning, atau hijau dan
oranye. Bentuk bunga abstrak dan stilasi tidak naturalis ada variasi dengan
tambahan motif daun dan akar bunga yang mempunyai kesan ramai detail dan
penuh pda keseluruhan pola.

10
Kain Batik Semen Sida Asih
Batik semen sida asih merupakan salah satu motif batik klasik gaya yogyakarta
yang memiliki karakteristik berupa susunan motif bunga bunga kecil yang terlihat
seperti biji semen. Batik ini memiliki ragam hias yang dominan berupa motif kecil
serupa biji semen yang tersusun rapi motif bunga kecil itu tersusun membentuk
garis garis diagonal dalam pola tertentu. Setiap kumpulan motif biji semen
dibatasi oleh garis pemisah tipis kombinasi warna yang digunakan pada batik ini
tergolong lembut dan tidak kontras, seperti coklat kemerahan, krem, dan putih
gading. Batik ini mempunyai kesan yang kalem, elegan, rapi, serta melambangkan
harapan cinta kasih atau persahabatan yang erat bagi pemakainya. Biasanya batik
ini ditemukan pada bahan sandang wanita seperti kebaya, baju kurung, sampai
selendang.

11
Kain Batik Parang barong Nagaraja
Batik parang barong nagaraja merupakan salah satu motif batik parang klasik gaya
yogyakarta yang sangat populer. Motif utamanya adalah parang kombinasi barong
dan ular nagaraja. Motif utama dari batik ini adalah parang atau segita besar yang
tumpang tindih, didalam pola parang terdapat motif barang (singamitologi) dan
nagaraja (ular naga) secara bergantian. Warna yang digunakan adalah warna yang
kontras serta mecolok seperti merah, hitam, putih, atau biru. Parang
melambangkan petir dan halilintar, barong melambangkan kekuatan, dan nagaraja
melambangkan kesuburan. Batik ini memiliki kesan yang maskulin, energik,dan
dinamis. Batik ini banyak diterapkan pada pakaian pria seperti baju, jas, hingga
sarung. Dan menjadi salah satu motif batik khas jogja yang sangat dikenal luas.

12
Kain Batik Semen Rama
Batik Semen Rama adalah alah satu motif batik klasik gaya yogyakarta yang
banyak penggemarnya.Yang memiliki ragam hias utama berupa susunan titik-titik
kecil yang rapat,mirip biji semen warna dasarnya coklat muda (soga) dengan
kombinasi putih atau biru muda.Terdapat garis pemisah harus diantara motif
semen yang beraturan.Biasanya tersusun dalam pola Geometris, seperti diagonal
atau vertikal memiliki kesan yang tenang , bersahaja, rapi namun
artistik.Melambangkan harapan rejeki yang berlimpah bagi pemakainya. Sering
diaplikasikan pada pakaian pria maupun wanita seperti kemeja, baju kurung, dan
lainnya

13
Kain Batik Peksi Kurung
Peksi Kurung termasuk gaya batik pesisiran yang berasal dari daerah Pekalongan,
Jawa tengah memiliki ciri utama motif garis-garis miring pada sisi yang nampak
saling bersinggungan dan melengkung. Ragam ornamen nya di dominasi garis
diagonal dengan ukuran dan ketebalan yang bervariasi warna batik ini cenderung
gelap seperti biru tua, hitam, coklat, krem, atau kuning gading.Disebut “peksi
kurung” karena bentuk garis saling mengurung satu sama lain, batik ini
melambangkan kehidupan manusia yang saling membutuhkan cocok digunakan
untuk baju pria maupun wanita pada acara santai sampai resmi dan memberi
kesan maskulin namun tetap elok saat digunakan.

14
Kain Batik Brangtamangu
Batik Brangtamangu berasal dari daerah Brang tamangung,Renbang, Jawa tengah
batik ini memiliki ciri khas motif bunga kopi (manggar) berukuran kecil dan
banyak jumlahnya. Bunga kopi atau manggar disusun diagonal dengan iringan
daun dan akar-akaran, terdapat garis pemisah halus dengan warna kontras di tiap
sisi susunan bunga kopi. Kombinasi warna yang digunakan tajam, seperti merah,
hitam, piutih, dan coklat yang memberi kesan ramai, riang, dan ceria khas batik
pesisiran batik ini melambangkan ungkapan gembira yang meluap luap. cocok
dipakai untuk berbagai acara santai maupun resmi. Biasanya diaplikasikan pada
kemeja pria, gaun wanita, sampai taplak meja.

15
Kain Batik Semen Cuwin
Batik Semen Cuwin merupakan motif batik klasik yang berasal dari daerah
Ciwedan, Gunung kidul, Yogyakarta. Ciri khas batik semen cuwin memiliki
ornamen utama berupa susunan titik titik kecil yang rapat serupa biji semen warna
dasarnya adalah soga (coklat muda kemerahan), dikombinasikan dengan putih
atau biru terdapat pula garis garis tipis motif semen cuwin. Bentuk polanya
biasanya kotak menjadi bidang beraturan yang simetris. Batik ini juga
memberikan kesan muda, ringan, dan bersahaja sering digunakan untuk pakaian
wanita maupun pria batik ini melambangkan bagi pemakainya agar selalu
dilimpahi rejeki yang melimpah. Batik ini juga menjadi salah satu batik khas
pedalaman Gunung kidul yang tengah digalakan akhir akhir ini dan banyak di
aplikasikan pada blus wanita, kemeja pria, sampai mukena, dan sarung.

16
Kain Batik Satria Manah
Satria Manah adalah salah satu motif batik klasik gaya yogyakarta yang banyak
digemari. Beberapa ciri khas batik Satria Manah. Memiliki ragam hias utama
berupa motif gulungan atau pohon hayat yang distilasi, dikombinasikan dengan
motif burung merak sebagai lambang keagungan, terdapat pula hiasan motif
bunga teratai dan awan, menggunakan pewarnaan coklat muda, putih, dan biru.

Kain Batik Lasem


Asal muasal batik lasem berasal dari desa lasem dikabupaten Rembang, Jawa
tengah. Batik lasem memiliki ciri khas motif bunga besar dengan daun yang lebar,
umumnya menggunakan bunga melati sebagai motif pusat dengan variasi bunga
mawar, kenanga, atau teratai. Warna yang dominan merah menyala hasil
pewarnaan soga tinggi dan mengkudu. Terdapat hiasan tambahan berupa kupu
kupu, daun daun, atau ornamen ceper/ceker pijet.

17
Kain Batik Sida Mukti
Batik Sida Mukti merupakan motif batik klasik gaya yogyakarta dengan ciri khas
motif bunga bunga kecil berjumlah banyak. Ragam hias utamanya adalah bunga
kopi/manggar sebagai unsur pusat dengan ornamen dedaunan dan kupu kupu.
Hiasan bunga disusun diagonal dengan variasi ukuran kecil hingga cukup besar.
Memakai pewarnaan lembut yaitu kombinasi soga, krem, hitam, dan putih.
Berkesan feminim, anggun, dan elegan namun tetap sederhana.

18
Koleksi Batik-batik di Musem Sonobudoyo

19
20
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berikut adalah simpulan jawaban dari rumusan masalah tersebut :


1. Museum Sonobudoyo Yogyakarta memiliki sejarah panjang dalam
mengoleksikan batik dari berbagai daerah di Indonesia.
2. Museum ini menyimpan beragam jenis batik baik batik tulis, cap
maupun kombinasi keduanya dengan ragam hias dan filosofis yang
khas.
3. Upaya pelestarian batik oleh museum sonobudoyo antara lain
dengan perawatan yang rutin, penyimpanan yang baik, digitalisasi
koleksi dan edukasi kepada pengunjung.
4. Tantangan yang dihadapi dalam pelestarian antara lain minimnya
dana,resiko kerusakan koleksi dan keterbatasan ruang pamer.
5. Museum sonobudoyo berperan cukup efektif dalam
mempromosikan batik indonesia melalui pameran tetap maupun
temporer dengan koleksi yang dimiliki.

Saran yang terkait tentang pelaksanaan studi lapangan ke


Museum Sonobudoyo adalah :
 Melakukan persiapan yang matang terkait tata cara dan protokoler
kunjungan ke Museum Sonobudoyo
 Mengurus peizinan kunjungan ke pihak Museum Sonobudoyo terlebih
dahulu.
 Didampingi pemandu/guide lokal yang paham sejarah dan tata letak
Museum Sonobudoyo.
 Mendokumentasikan semua temuan dan informasi penting selama
kunjungan.
 Menggunakan pakaian yang sopan dan rapi selama berkunjung.

21
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil studi lapangan, dapat disumpulkan hal-hal berikut.
Museum Sonobudoyo merupakan salah satu museum negeri yang dikelola oleh
Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Memiliki koleksi terbanyak kedua di Indonesia
dan cerita dalam pembangunannya menjadikan Museum Sonobudoyo Yogyakarta
Istimewa. Pada era pariwisata 4.0 menjadikan wisatawan menjadi sangat mudah
menjangkan objek wisata tujuannya dengan memanfaatkan digitalisasi. Berbagai
objek wisata juga berlomba-lomba menerapkan konsep digital yang bertujuan
untuk menarik kunjungan. Namun dalam penerapan digitalisasi pada Museum
Sonobudoyo juga harus memperhatikan beberapa kekurangan. Museum
Sonobudoyo masih tertinggal dari penerapan konsep digitalisasi yang masih
sedikit dan eksitensi dengan objek wisata yang sama.

3.2 Rekomendasi
Rekomendasi penyusun terkait pelaksanaan studi lapangan ini sebagai
berikut.
(1) Persiapkan diri dengan mempelajari sejarah dan denah Museum
Sonobudoyo Yogyakarta terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan.
Hal ini akan memudahkan dalam memahami informasi saat di lokasi.
(2) Siapkan pakaian yang sopan, rapi dan tertutup. Hindari pakaian yang
terbuka dan minim. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada tata cara
di Museum Sonobudoyo
(3) Didampingi pemandu lokal yang paham sejarah dan tata letak Museum
Sonobudoyo (opsional). Pemandu bisa membantu menjelaskan objek-
objek bersejarah selama kunjungan.
(4) Jangan melupakan untuk mendokumentasikan semua temuan dan
informasi penting dengan catatan, rekaman, maupun foto. Hal ini akan
berguna untuk pelaporan hasil studi lapangan.
(5) Selalu mengikuti alur dan rute kunjungan yang ditetapkan pengelola
Museum Sonobudoyo untuk menghindari kesalahan.
(6) Menjaga sikap sopan, tidak berisik, dan tidak menyentuh objek tanpa ijin
pengelola Museum selama kunjungan.

22
(7) Alokasikan waktu kunjungan yang cukup panjang agar bsa menikmati dan
mempelajari Museum Sonobudoyo secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Garnida, C & Akhmadi, D. (2022). Sejarah Indonesia: dari Sabang sampai


Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Subang: Pasundan Press.
Kurniawati, H. (2002). Sejarah Indonesia. Jakarta: Tiga Serangkai.
Mustopa, R. A, dkk. (2023). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia.
Adaby Darban, Ahmad., et al. 2004. Kraton Jogja – The History and Cultural
Heritage. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset
Ebdi Sanyoto, Sadjiman. 2009. Nirmana – Dasar-dasar Seni dan Desain.
Yogyakarta: Jalasutra
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi
Offset.
Maharsi, Indiria. 2013. Tipografi - Tiap Font Memiliki Nyawa dan
Arti).Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Soemardjan, Selo. 2009. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Jakarta: Komunitas
Bambu.
Surjomihardjo, Abdurrahman. 2008. Kota Yogyakarta Tempo Doeloe. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Tri Hapsari, Niken. 2010. Seluk Beluk Promosi Dan Bisnis. Jogjakarta: A+Plus
Books.

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai