Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKULTURASI KEBUDAYAAN NUSANTARA DAN HINDU-


BUDDHA DALAM BIDANG ARSITEKTUR

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
KELOMPOK 7
1. AZZIFARA
2. M. FADHIL FITRAH
3. NABIL

SMA NEGERI 23 BONE


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “AKULTURASI KEBUDAYAAN NUSANTARA DAN
HINDU-BUDDHA DALAM BIDANG ARSITEKTUR” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita
pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang
telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia, Bapak Iqbal,
S.Pd dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada
yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Bontocani, 14 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………………… i

Daftar isi ……………………………………………………………………………………………………………………………….. ii

I. Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………… 1
 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….. 1
 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………….. 1
 Tujuan dan Manfaat ……………………………………………………………………………….. 2
II. Pembahasan ………………………………………………..……………………………………………………… 3
III. Penutup ………………………………………………………………………………………………………………. 7
 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………….. 7
 Saran ………………………………………………………………………………………………………. 7
IV. Daftar Pustaka ………………………………………………………..…………………………………………... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Beragam suku dan
agama yang berbeda-beda turut memberikan pengaruh pada perkembangan kebudayaan di
Indonesia. Salah satu pengaruh yang sangat signifikan terhadap kebudayaan Indonesia
adalah kebudayaan Hindu-Buddha. Kedatangan agama Hindu-Buddha di Nusantara pada
abad ke-4 Masehi membawa perubahan besar pada kehidupan masyarakat dan seni
bangunan di Indonesia. Pengaruh ini terlihat dalam arsitektur candi-candi yang menjadi
peninggalan sejarah di Indonesia. Peninggalan-peninggalan arsitektur ini menjadi bukti nyata
adanya akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur.

Meskipun demikian, pelestarian arsitektur Nusantara dan Hindu-Buddha di Indonesia masih


menjadi tantangan tersendiri. Hal ini disebabkan oleh perubahan sosial, politik, dan
pengaruh arsitektur Eropa pada masa kolonial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
memahami lebih dalam tentang akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha dalam
bidang arsitektur, serta upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan
mengembangkan arsitektur Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk membahas hal tersebut
sehingga dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih luas bagi pembaca
tentang kekayaan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah dari makalah "Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan
Hindu-Buddha dalam Bidang Arsitektur":

1. Bagaimana sejarah singkat arsitektur Nusantara?


2. Apa pengaruh agama Hindu-Buddha terhadap arsitektur Nusantara?
3. Bagaimana terjadinya akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha dalam bidang
arsitektur?
4. Apa saja contoh bangunan arsitektur akulturasi di Indonesia?
5. Apa saja tantangan dan kendala dalam pelestarian arsitektur Nusantara dan Hindu-
Buddha?
6. Apa upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan dan mengembangkan arsitektur
Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat


Berikut ini adalah tujuan dan manfaat dari makalah "Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan
Hindu-Buddha dalam Bidang Arsitektur":

Tujuan
1. Untuk memperkenalkan sejarah dan pengaruh agama Hindu-Buddha terhadap
arsitektur Nusantara.
2. Untuk menguraikan terjadinya akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha
dalam bidang arsitektur.
3. Untuk memberikan contoh-contoh bangunan arsitektur akulturasi di Indonesia.

1
4. Untuk menyoroti tantangan dan kendala dalam pelestarian arsitektur Nusantara dan
Hindu-Buddha.
5. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan dan
mengembangkan arsitektur Indonesia.

Manfaat
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas tentang kekayaan
sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
2. Memperkuat rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya Indonesia.
3. Memberikan inspirasi bagi para pelaku seni dan budaya untuk mengembangkan seni
bangunan dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan Nusantara dan Hindu-
Buddha.
4. Mendorong masyarakat untuk melestarikan dan memelihara bangunan-bangunan
peninggalan sejarah di Indonesia.
5. Memberikan gambaran tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
melestarikan dan mengembangkan arsitektur Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Arsitektur Nusantara


1. Era Prasejarah
Arsitektur Nusantara pada era prasejarah masih sulit untuk diidentifikasi karena tidak
ada peninggalan fisik yang dapat diamati secara langsung. Namun, berdasarkan
peninggalan arkeologis, diduga bangunan megalitik seperti menhir, dolmen, dan
sarkofagus yang ditemukan di beberapa daerah di Indonesia merupakan hasil dari
kebudayaan pra-sejarah yang ada di Indonesia.
2. Era Hindu-Buddha
Arsitektur Nusantara pada era Hindu-Buddha berkembang pesat dan banyak
peninggalan arsitektur yang dapat ditemukan hingga saat ini. Candi, stupa, prasasti,
dan relief di dinding candi merupakan beberapa contoh peninggalan arsitektur
Hindu-Buddha di Indonesia. Contoh-contoh terkenal dari arsitektur Hindu-Buddha di
Indonesia adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Sewu.
3. Era Islam
Pada era Islam, arsitektur Nusantara berkembang dengan pengaruh gaya arsitektur
Islam dari Timur Tengah. Arsitektur masjid dan istana merupakan contoh dari
arsitektur Islam di Indonesia. Masjid-masjid yang terkenal seperti Masjid Demak,
Masjid Agung Jawa Tengah, dan Masjid Raya Baiturrahman Aceh menunjukkan ciri
khas arsitektur Islam di Indonesia.
4. Era Kolonial
Pada era kolonial, arsitektur Nusantara dipengaruhi oleh arsitektur Eropa yang
dibawa oleh penjajah. Banyak bangunan bergaya kolonial seperti gedung-gedung
pemerintahan, gereja, dan rumah-rumah bergaya Eropa yang dibangun pada masa
itu.
5. Era Modern
Arsitektur Nusantara pada era modern mencakup banyak gaya arsitektur yang
berbeda seperti modernisme, post-modernisme, dan arsitektur kontemporer.
Arsitektur modern di Indonesia juga sering kali mengambil inspirasi dari kearifan
lokal seperti mempertimbangkan kondisi iklim tropis di Indonesia dalam desainnya.

3
Secara keseluruhan, arsitektur Nusantara merupakan warisan budaya yang kaya dan memperlihatkan
keberagaman serta kekayaan budaya Indonesia. Peninggalan arsitektur di masa lalu hingga sekarang
memberikan wawasan dan pembelajaran bagi generasi saat ini dan masa yang akan datang.

B. Pengaruh Hindu-Buddha terhadap arsitektur Nusantara

Berikut adalah beberapa pengaruh Hindu-Buddha terhadap arsitektur Nusantara:

1. Konsep Arsitektur Hindu-Buddha


Konsep arsitektur Hindu-Buddha sangat mempengaruhi pengembangan arsitektur di
Indonesia. Arsitektur Hindu-Buddha menekankan pada simbolisme, ornamen, dan
dekorasi yang banyak ditemukan pada bangunan-bangunan suci seperti candi, stupa, dan
pura. Bangunan-bangunan tersebut memiliki struktur dan penempatan yang sangat
teratur dan simetris, yang mencerminkan prinsip-prinsip keagamaan Hindu-Buddha.

2. Perkembangan Arsitektur Hindu-Buddha di Nusantara


Arsitektur Hindu-Buddha tiba di Indonesia sekitar abad ke-4 Masehi, melalui kerajaan
Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Kutai di Kalimantan. Arsitektur Hindu-Buddha
berkembang pesat di Indonesia pada abad ke-8 hingga abad ke-15, ketika banyak candi
dan stupa dibangun di Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Arsitektur Hindu-Buddha di
Indonesia mempertahankan ciri khas lokal seperti atap meru dan bentuk stupa,
sementara tetap mempertahankan prinsip-prinsip dasar arsitektur Hindu-Buddha.

3. Candi dan Arsitektur Hindu-Buddha Nusantara


Candi dan arsitektur Hindu-Buddha di Indonesia memiliki ciri khas yang khas dan mudah
dikenali. Beberapa contoh candi terkenal di Indonesia meliputi Candi Borobudur di Jawa
Tengah, Candi Prambanan di Yogyakarta, dan Candi Muara Takus di Riau. Bangunan-
bangunan ini memiliki ornamentasi yang rumit dan indah, dan menunjukkan keahlian
yang tinggi dalam teknik dan seni arsitektur.

Secara keseluruhan, pengaruh Hindu-Buddha terhadap arsitektur Nusantara sangat berpengaruh


pada pengembangan arsitektur di Indonesia. Ciri khas arsitektur Hindu-Buddha dapat dilihat pada
banyak bangunan-bangunan suci di Indonesia, yang menunjukkan warisan budaya yang kaya dan
memperkaya identitas bangsa Indonesia.

4
C. Akulturasi arsitektur antara Nusantara dan Hindu-Buddha

Akulturasi arsitektur antara Nusantara dan Hindu-Buddha terjadi ketika bangsa Hindu-Buddha dari
India memasuki Indonesia dan menyebarkan agama dan budayanya ke daerah-daerah Nusantara.
Akulturasi arsitektur adalah proses saling mempengaruhi dan memperkaya antara arsitektur
Nusantara dan Hindu-Buddha yang terlihat pada banyak bangunan suci di Indonesia. Berikut ini
adalah faktor-faktor terjadinya akulturasi arsitektur Nusantara dan Hindu-Buddha:

1. Penyebaran Agama Hindu-Buddha

Penyebaran agama Hindu-Buddha ke Indonesia pada abad ke-4 hingga abad ke-15 membawa
pengaruh besar pada arsitektur Nusantara. Bangunan-bangunan suci Hindu-Buddha seperti
candi dan stupa dibangun di Indonesia dengan desain yang dipengaruhi oleh arsitektur Hindu-
Buddha dari India.

2. Budaya Lokal Nusantara

Arsitektur Nusantara memiliki ciri khas lokal yang unik, seperti atap meru, bentuk stupa, dan
ukiran kayu. Budaya lokal ini mempengaruhi desain dan ornamen pada bangunan suci Hindu-
Buddha di Indonesia, sehingga menciptakan gaya arsitektur baru yang unik.

3. Teknik dan Seni Arsitektur

Teknik dan seni arsitektur Nusantara dan Hindu-Buddha berbeda, namun proses akulturasi
menghasilkan penggabungan teknik dan seni yang menciptakan keahlian tinggi dalam seni dan
teknik arsitektur.

Contoh bangunan arsitektur akulturasi di Indonesia antara lain:

1. Candi Borobudur

5
Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, dibangun pada abad ke-9 sebagai candi Buddha
terbesar di dunia. Bangunan ini merupakan contoh arsitektur akulturasi antara Hindu-Buddha
dan Nusantara, dengan ornamen khas Hindu-Buddha seperti relief dan patung Buddha serta
stupa dan atap meru.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan di Yogyakarta adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, dibangun
pada abad ke-9 Masehi. Bangunan ini merupakan contoh arsitektur akulturasi Hindu-Buddha dan
Nusantara, dengan ornamen Hindu seperti relief Dewa dan Dewi serta patung-patung Hindu, dan
penempatan yang simetris.

3. Masjid Demak

Masjid Demak di Jawa Tengah adalah contoh arsitektur akulturasi antara Islam dan Nusantara.
Bangunan ini memiliki ornamen dan penempatan yang mencerminkan arsitektur Nusantara
seperti atap dan pintu kayu, sementara tetap mempertahankan elemen penting dalam arsitektur
Islam seperti kubah dan menara.

Secara keseluruhan, akulturasi arsitektur antara Nusantara dan Hindu-Buddha menghasilkan


kekayaan budaya yang unik dan kaya, serta memperkaya identitas bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang multikultural dan multibudaya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita telah membahas sejarah singkat arsitektur Nusantara yang
mencakup era prasejarah, era Hindu-Buddha, era Islam, era kolonial, dan era modern. Era
Hindu-Buddha sangat mempengaruhi arsitektur Nusantara, terutama dalam konsep
bangunan candi, seperti yang terlihat pada perkembangan arsitektur Hindu-Buddha di
Nusantara. Di era ini, banyak dibangun candi-candi yang sangat besar dan indah seperti
Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran.

Akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur terjadi karena
faktor-faktor seperti perdagangan, politik, dan agama. Contoh bangunan arsitektur akulturasi
di Indonesia dapat ditemukan di Bali, di mana kebudayaan Hindu telah dicampur dengan
kebudayaan setempat, menghasilkan arsitektur yang unik dan menarik.

Meskipun arsitektur Nusantara dan Hindu-Buddha memiliki nilai sejarah dan budaya yang
tinggi, tantangan dan kendala dalam pelestariannya cukup besar. Beberapa tantangan
meliputi kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian arsitektur,
kurangnya dana dan dukungan untuk pelestarian, serta kerusakan yang disebabkan oleh
bencana alam atau pembangunan yang tidak terkendali.

Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan dalam melestarikan dan mengembangkan
arsitektur Indonesia termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pelestarian arsitektur, melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian, memperkuat peran
lembaga pelestarian budaya, dan mengembangkan inovasi teknologi untuk merawat dan
memperbaiki bangunan bersejarah.

Dalam kesimpulannya, dapat disimpulkan bahwa arsitektur Nusantara memiliki sejarah yang
panjang dan kaya, yang dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan, terutama Hindu-Buddha.
Akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur menghasilkan
bangunan-bangunan yang unik dan indah, yang memerlukan upaya pelestarian yang serius.

B. Saran
1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan para pelaku seni dan budaya perlu
memperkuat kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
melestarikan bangunan-bangunan peninggalan sejarah yang terkait dengan kebudayaan
Nusantara dan Hindu-Buddha.

2. Peningkatan Aksesibilitas
Perlu dilakukan upaya peningkatan aksesibilitas pada bangunan-bangunan peninggalan
sejarah yang terkait dengan kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha, baik dalam
bentuk perawatan maupun pengembangan.

7
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Adisasmito, S., et al. (2013). Arsitektur Bangunan Candi Hindu di Indonesia.


Yogyakarta: Penerbit Narasi.
2. Ardhana, I. K. (2017). Arsitektur Indonesia: Dari Zaman Prasejarah Hingga
Kontemporer. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
3. Hidayat, R. (2018). Sejarah Arsitektur Nusantara. Jakarta: Penerbit Direktorat
Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
4. Soekmono, R. (2002). Candi: The Hindu-Buddhist Architecture of Ancient
Indonesia. Jakarta: Penerbit Indonesia Circle.
5. Suryomenggolo, J. (2013). Arsitektur Nusantara: Sumbangan Islam, Eropa dan
Tiongkok. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

iii

Anda mungkin juga menyukai