Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Museum merupakan tempat menyimpan benda-benda bersejarah, benda

yang terdapat di museum adalah benda-benda peninggalan sejarah yang

seharusnya dilestarikan, agar negara Indonesia tidak melupakan jasa pahlawan

yang membela tanah air. Tujuan pendirian museum adalah agar warga negara

tidak melupakan dengan sejarah bangsanya.

Museum adalah tempat melestarikan tidak hanya secara fisik namun juga

dalam sistem nilai dan norma. Adapun tujuan dari melestarikan yaitu agar

masyarakat tidak melupakan kekayaan budaya atau tidak mengenal lagi akan

kebudayaan mereka. Didirikannya museum maka bangsa Indonesia tidak

melupakan sejarah bangsa karena bangsa juga marus memperoleh pendidikan,

supaya bangsa kita kita tidak dijajah oleh negara lain. Prinsipnya pendidikan

merupakan bentuk kesadaran masyarakat yang ingin meningkatkan peradabannya,

sehingga mereka menguasai ilmu pengetahuan dan mempunyai jati diri, peran

masyarakat dipendidikan sejak semula sudah terlihat, baik melalui lembaga-

lembaga pendidikan maupun organisasi-organisasi masyarakat.1

Museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mengumpulkan dan

memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah perkembangan

kehidupan manusia dan lingkungan, tetapi merupakan suatu lembaga yang

1
Suraya, M. S, E-Museum Sebagai Media Memperkenalkan Cagar Budaya di Kalangan
Masyarakat, Hlm. 3
mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya

bangsa guna memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan, serta meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan

nasional. Selain itu, museum sebagai bagian dari lingkungan sekitar merupakan

sarana bagi siswa dimana siswa dapat beraktivitas, berekreasi, berinovasi,

termasuk mengembangkan pikiran sehingga membentuk perilaku baru dalam

kegiatannya. Dengan kata lain lingkungan dapat dijadikan sebagai laboratorium

atau tempat bagi siswa untuk mendapatkan konsep dan informasi baru sebagai

wujud dari hasil belajar siswa. Museum merupakan suatu lembaga yang memiliki

tugas dan kegiatannya untuk memamerkan dan penerbitan hasil-hasil penelitian

dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu

Pengetahuan.2

Museum Siginjai Jambi merupakan salah satu museum yang ada di Kota

Jambi yaitu menyimpan secara apik sejarah Jambi, tidakhanya sejarah namun

kearifan lokal dan budaya dari masa ke masa. Di museum Siginjai menyimpan

peninggalan nan cantik yang menjadi saksi bisu peradaban rakyat Jambi. Konon

katanya, benda peninggalan nan cantik tesebut dijadikan sebagai cendera mata

oleh tamu kerajaan dari negeri seberang.

Museum Siginjai Jambi dibangun pada tanggal 18 Februari 1981

oleh Gubernur Jambi, Masjchun Syofwan dan diresmikan pada tanggal 6 Juni

1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan. Awalnya museum

ini bernama Museum Negeri Jambi. Peresmian ditandai dengan

2
Rizqa Kartikadarma E. dkk, Rancang Bangun Aplikasi E-Museum Sebagai Upaya
Melestarikan Kebudayaan, SEMNASIF, Hlm. 5.
penandatangani prasasti, maka Museum Negeri Jambi telah dapat dikunjungi oleh

para pelajar, siswa dan mahasiswa serta masyarakat dan peneliti. Benda-benda

warisan budaya yang terhimpun di Museum Negeri Jambi merupakan warisan

budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang mencerminkan kehidupan

masyarakat Provinsi Jambi pada masa lalu. Berlakunya Undang-undang No. 22

Th 1999 tentang otonomi daerah, nama Museum Negeri Propinsi Jambi berubah

menjadi Museum Negeri Jambi. Perda No. 26 Tahun 2012 tanggal 12 Juni 2012,

nama Museum Negeri Jambi berubah menjadi Museum Siginjei yang diresmikan

oleh Bapak Gubernur tanggal 30 Oktober 2012.3

Museum Siginjai merupakan salah satu tujuan tempat wisata di Kota

Jambi. Namun kunjungan yang dilakuakn oleh masyarakat ke museum hanya

ketika ada tugas dari sekolah atau kampus, sedangkan di luar negeri museum

adalah tujuan utama masyarakat untuk berwisata. Denagn melakukan kunjungan

je museum adalah bukan tujuan berwisata saja, ada juga wisata kebudayaan,

dengan melihat benda-benda peninggalan sejarah yang ada di museum kita dapat

mengenal berbagai macam kebudayaan. Melihat kondisi museum yang tidak

begitu ramai di kunjungi oleh masyarakat ataupun dari kalangan pelajar, menarik

dan layak untuk dikaji.

Pada museum Siginjai koordinasi antara instansi terkait sudah berjalan

dengan baik, namun keterbatsan dana tetap merupakan kendala yang utama di

bidang kepariwisataan. Keterbatasan dana ini mengakibatkan promosi objek

wisata museum Siginjai kurang gencar. Padahal keberadaan museum Siginjai

3
Pemerintah Siginjai Jambi, Museum Siginjai Jambi.
dekat dengan tempat-tempat wisata lain yang ada di Kota Jambi seperti Danau

Sipin, Jambi Paradise, Jembatan Gentala Arasy.

Seperti ada penambahan koleksi dan juga yang jelas dalam segi peralatan

itu juga bertambah, panataan juga berubah seperti orang tersebut melakukan

renovasi, dan juga yaang jelas museum tersebut di bawa kementerian

kemendikbut upt nya pusat pada tahun 2004 otanomi daerah itu dia di alihkan ke

daerah jadi kondisi museum pada umum nya di pusat memandangnya terlalu

banyak dan semenjak itu museum ini tertinggalkan seluruh indonesia dan lama

kelamaan sejak tahun sampailah tahun 2010 pemerintah pusat mulai lagi

memperhatikan museum di karenakan otonomi daerah kurang sanggup untuk

membiayai museum terbut, dan pihak musem tersebut meminta melalui repitlisai

museum sudah menjadi lebih bagus dan sampai sekarang museum mendapatkan

dana DAK dari pusat untuk penyelenggaraan pada museum tersebut untuk

melakukan kegiatan atau semcam nya biyar museum tersebut memiliki banyak

kunjungannya.

Peluang untuk mengkaji permasalahan tersebut pun semakin

memungkinkan untuk diteliti, mengigat sampai saat ini sejauh yang diketahui

belum ada yang mengkaji tentang pariwisata museum Siginjai. Untuk itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Museum Siginjai

dalam Pariwisata di Kota Jambi (Tahun 1988-2012)”.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:


1. Bagaimanakah sejarah latar belakang berdirinya museum siginjai?

2. Bagaimanakah perkembangan museum siginjai dalam pariwisata di Kota

Jambi dari tahun 1988-2012?

3. Bagaimanakah peranan dan dampak museum siginjai bagi pariwisata di

Kota Jambi?

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Salah satu ciri dari penelitian Sejarah yaitu memiliki ruang dan lingkup

atau spasial dan temporal. Berdasarkan judul “Peran Museum Siginjai dalam

Pariwisata di Kota Jambi (Tahun 1988-2012)”. Secara spasial penelitian ini

ditujukan pada daerah Kota Jambi. Kemudian batas temporal atau waktu yaitu

kurun waktu 1988-2012. Adapun alasan untuk memilih tahun 1988 karena pada

tahun itu peresmian dari museum Siginjai. Kemudian batas waktu akhirnya pada

tahun 2012 alasan mengambil tahun ini adalah adanya perubahan dari museum

negeri Jambi berubah menjadi museum Siginjei berdasarkan Perda nomor 26

tahun 2012.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah latar belakang berdirinya museum siginjai.

2. Untuk mengetahui perkembangan museum siginjai dalam pariwisata di

Kota Jambi dari tahun 1988-2012.


3. Untuk mengetahui peranan dan dampak museum siginjai bagi pariwisata

di Kota Jambi.

Adapun manfaat penelitian skrisi tentang museum siginjei ini adalah

memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai latar belakang

berdirinya Museum Siginjei Jambi. Selain itu juga memberikan informasi kepada

masyarakat tentang peranan dan dampak museum siginjai bagi pariwisata di Kota

Jambi dan menambah pengetahuan dalam pembelajaran yang sangat penting

untuk kita semua, dan khususnya untuk penulis baik secara akademis maupun

teoritis tentang penelitian ini.

1. Manfaat Akademis

Adapun maanfaat yang diperoleh secara akademis, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Menyumbangkan pikiran akademis dalam kajian sejarah lokal Sumatera

khususnya wilayah Jambi

2. Diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi dalam penulisan sejarah

museum Siginjai, baik dari kalangan akademisi sejarah dan kalangan

pemerhati sejarah

3. Sebagai sumber rujukan bagi pemerintahan Kota Jambi terhadap sejarah

museum Siginjai.
2. Manfaat Teoritis

Adapun maanfaat yang diperoleh secara teoritis, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat memberikan gambaran kejadian perjalanan pembentukan

museum Siginjai.

2. Dapat memberikan keterangan secara kronologis tokoh-tokoh

pembangunan museum Siginjai.

1.5. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan Muliadi (2016) dengan judul “Pengelolaan

Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Bduaya di Desa Ubud”, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan museum Arma sebagai daya

tarik wisata budaya di Desa Ubud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk

menganalisis pengelolaan Museum Arma. Sumber data berasal dari data primer

dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara

mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Penetapan informan dari Museum

Arma dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengelolaan Museum Arma sebagai

daya tarik wisata budaya yang menampilkan keindahan kekayaan seni serta

budaya, dan program-program serta kegiatan yang ada di Museum Arma tidak

hanya bertujuan untuk konservasi namun juga bertujuan untuk pengembangan

seni budaya, maka dari itu dalam pengelolaannya Museum Arma mengedepankan
program-program yang berhubungan dengan upaya-upaya pelestarian seni budaya

khas Bali, antara lain seni lukis, seni musik, seni pahat serta seni tari.

Zulaikha (2018) dengan judul penelitian “Strategi Pengelolaan Museum

sebagai Daya Tarik Wisata Warisan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta”,

dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pengelolaan citra

museum dan tanggal di setiap museum memiliki hubungan antara harga tiket

dengan jumlah pengunjung. Analisis analisis deskriptif digunakan. Analisis ini

bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran pengelolaan museum. Hasil analisis

yang didapat paling banyak pengunjungnya adalah Museum Benteng Vredeburg

2014-2016. Padahal, jumlah pengunjung terendah adalah pergerakan wanita.

Benteng Vredeburg memiliki jumlah pengunjung terbanyak karena museum ini

memiliki koleksi lengkap mengikuti Museum Gunung Merapi yang melakukan

promosi dengan baik. Kemudian, dalam analisis korelasi tersebut, diperoleh hasil

0,1 berarti antara harga tiket tidak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung.

Laskarina (2015) dengan judul penelitian “Pembangunan Museum

Adityawarman dan Perannya Dalam Dunia Pariwisata 1977-1998 : “Sebuah

Kajian Sejarah Pariwisata”. Penelitian ini mengkaji tentang perkembangan

pariwisata di Museum Adityawarman serta kiat-kiat yang dilakukan oleh para

pengelola Museum dalam memajukan pariwisata sejak awal berdiri Museum

sampai dampak keberadaan Museum tersebut terhadap perekonomian masyarakat

yang berjualan di sekitar Museum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

sejarah yang terdiri atas empat tahapan. Pertama, heuristic yaitu mencari,

menggali dan mengumpulkan bahan-bahan sumber. Sumber-sumber yang


digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber primer (arsip, wawancara dengan

narasumber yang berkompeten), dan sumber sekunder (buku, skripsi, dan laporan

penelitian). Tahap kedua yaitu, kritik menguji akurasi dan keabsahan sumber

sejarah berdasarkan penganalisaan yang mendalam. Kritik dibagi pula menjadi

dua yaitu kritik intern dan ekstern. Kritik intern yaitu pengujian terhadap isi

informasi dari sumber tersebut. Kritik ekstern yaitu pengujian terhadap materi

sumber tersebut. Tahapan ketiga yaitu interpretasi yaitu menetapkan makna dan

saling keterkaitan hubungan dari fakta yang telah diperoleh. Tahapan ke empat

yaitu historiografi yaitu penulisan sejarah. Museum Aditywarman adalah

Museum provinsi yang ada di kota Padang, Museum ini didirikan sekitar tahun

1973 dan diresmikan pada tahun 1977. Pembagunan proyek pariwisata di

Sumatera Barat mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Untuk

menggugah hati masyarakat, maka museum ini dibangun dengan bentuk bangunan

Rumah Gadang. Pada awal perkembangannya objek wisata museum ramai

dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan nusantara atau wisatawan

mancanegara. Namun lama kelamaan pengunjung yang datang ke Museum

Adityawarman semakin sedikit apalagi semenjak adanya larangan berjualan di

sekitar Museum. Tidak adanya penjual makanan di sekitar Museum

mengakibatkan sepinya pengunjung yang datang ke Museum. Museum mmiliki

peran yang besar terhadap pariwisata pada masa orde baru, karena pada masa orba

museum adalah pintu gerbang bagi wisatawan yang datang ke Indonesia.

Lubis (2020) dengan penelitian yang berjudul “Peran Museum Daerah

Deli Sedang dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya”, yang bertujuan


untuk mengetahui alasan pengunjung memilih Museum Daerah Deli Serdang

sebagai objek wisata, serta untuk mengetahui peran Museum Daerah Deli Serdang

dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiandeskriptif dengan

pendekatan kualitatif, serta teknik pengumpulan data yangdigunakan yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa

alasan pengunjung memilih Museum Daerah Deli Serdangsebagai objek wisata

antara lain karena ketertarikan pengunjung terhadaparsitektur bangunan, museum

sebagai tempat rekreasi, museum sebagai tempatedukasi sejarah dan kebudayaan,

ketertarikan terhadap koleksi museum,ketertarikan terhadap sarana dan prasarana

museum, kebersihan museum, danpelayanan museum. Peran Museum Daerah

Deli Serdang Dalam mengembangkanpariwisata berbasis budaya yaitu dengan

membuat program atau kegiatan-kegiatanyang terdiri dari kegiatan rutin yaitu

Kenang Lemu (Kenali Deli Serdang LewatMuseum), program perayaan hari jadi

Museum Daerah Deli Serdang, dan lombakontes fotografi cagar budaya Deli

Serdang, dan kegiatan insidentil yaitupagelaran musik tradisional, workshop tari

serampang duabelas, pertunjukan tariserampang duabelas, dan kegiatan

menggunakan pakaian adat.

1.6. Kerangka Pemikiran

Museum adalah suatu lembaga dan eksistensi pariwisata. Perkembangan

masyarakat dan kebudayaan yang menggunakan museum itu sebagai prasaran

spasial atau kebudayaan. Penelitian ini fokus pada kajian sejarah pariwisata.

Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencarisesuatu


yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencariperubahan

suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru. Dewasa ini pariwisata telah

menjadi salah satu industri andalan utama dalam menghasilkan devisa diberbagai

negara.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa kegiatan perkembangan

pariwisatasebagai salah satu industri yang ditunjang oleh bermacam-macam usaha

perludikelola secara terpadu dan baik. Terjadinya peningkatan pariwisata

mutlakmembutuhkan koordinasi dan kerja sama yang saling bahu membahu di

antarakeserasian dan kebahagaiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi

sosial,budaya, alam dan ilmu.

Berdasarkan jenis wisata di atas, objek wisata Museum Siginjei Jambi

dikategorikan sebagai pariwisata budaya, karena wisatawan yang datang

keMuseum Siginjei dapat menyaksikan dan melihat langsung peninggalansejarah

dan nilai budaya yang terdapat dalam museum.Kegiatan pembangunan pariwisata

sebagai industri yang ditunjang olehbermacam-macam usaha perlu dikelola secara

terpadu dan baik. Terjadinyapeningkatan pariwisata mutlak membutuhkan

mantapnya koordinasi dan kerjasama yang saling bahu membahu diantara

berbagai pihak yang menunjang kegiatan pariwisata, umpamanya antara biro

perjalanan, perusahaan penerbangan,pengusaha hotel dan kelompok seniman.

Penelitian ini sesungguhnya menitikberatkan pada kajian

sejarahpariwisata. Sejarah pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat

kompleksdan memiliki berbagai aspek perubahan antara lain adalah sosial,


budaya, danekonomi.Dalam skripsi ini dibatasi hanya pada aspek sosial, budaya

danekonomi masyarakat yang ada di lokasi wisata Museum Siginjei Jambi.

Berikut adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini:

Pembangunan
Museum Negeri Jambi
(Tahun 1981)

Museum Siginjei Jambi


(Tahun 2012)

Pengelolaan museum Perkembangan museum


Siginjei Jambi Siginjei Jambi

Peran museum Siginjei Jambi


terhadap Pariwisata

Gambar 1.1. Skema Kerangka Pemikiran

1.7. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis.

Metode historis atau metode sejarah merupakan metode berupa prosedur

pemecahan masalah penelitian dengan menggunakan data masa lalu, baik itu

berupa peninggalan rekaman peristiwa yang berlangsung pada masa lalu (Hadari

dan Martini, 1992). Louis Gottschalk menjelaksna ada empat tahapan dalam

penelitian sejarah yakni: heursitik, kritik, interpretasi dan historiografi (Louis,

1995).
1. Heuristik

Langkah ini merupakan langkah pertama dalam tahap penelitian sejarah.

Heuristik berasal dari kata heuristik (heuristic) dari bahasa Yunani heurristiken

artinya mengumpulkan atau menemukan sumber (Suhartono, 2014). Penelitian ini

berjudul “Peran Museum Siginjai dalam Pariwisata di Kota Jambi (Tahun 1988-

2012)”. Untuk mencari kebenaran sumber dan mengumpulkannya sebagai bahan

penulisan sejarah maka penulis mengklasifikasian sumber-sumber yang

dikumpulkan.

Sumber-sumber sejarah museum Siginjai terdapat sumber material yaitu

sumber yang bisa dilihat dan dipegang seperti arsip dan dokumen dari berbagai

pihak. Sumber tersebut penulis kumpulkan dari berbagai pustaka seperti

Perpustakaan Kota Jambi, museum Siginjai Kota Jambi.

Sumber immaterial dapat juga diartikan sebagai sumber lisan. Atau dapat

diartikan sebagai sumber yang tidak dapat dipegang secara fisik. Untuk

menemukan dan mengumpulkan sumber lisan penulis melakukan wawancara.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber dalam metode sejarah dapat diartikan upaya untuk

mendapatkan otentisitas (asli) dan kredibilitas sumber (Suhartono,2014). Dalam

melakukan kritik penulis menggunakan kritik eksternal dan ktirik internal.

a. Kritik Eksternal

Kritik eskternal adalah usaha mendapatkan keaslian sumber dengan

melakukan penelitian fisik terhadap sumber yang didapatkan. Kritik eksternal


mengarah kepada pengujian terhadap aspek luar dari sumber itu sendiri. Dalam

melakukan kritik eksternal penulis memverifikasikan dokumen-doukumen

museum Siginjai.

b. Kritik Internal

Kritik internal adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber,

artinya apakah dokumen ini terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias,

dikecohin, dan lain-lain. Pada tahapan kritik internal penulis mencoba memahami

isi teks dokumen yang ditemukan pada tahap heuristik.

3. Interpretasi

Interpretasi dapat diartikan sebagai tafsiran, kemudian membandingkan

sumber yang satu dan sumber yang lainnya agar terjadi satu kesatuan dan

kebenaran informasi yang harus ditulis. Dalam tahapan ini penulis harus berhati-

hati dab menghindari subjektif dalam menjelaskan fakta-fakta dari data-data yang

ditemukan dalam tahap heuristik maka dapat penulis tafsirkan bahwa sejarah

pendirian museum Siginjai Kota Jambi dan perannya terhadap pariwisata.

4. Historiografi

Tahapan yang terakhir dalam penelitian sejarah adalah histiografi.

Histiografi adalah tahap dimana cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil

penelitian sejarah dilakukan. Berdasarkan fakta-fakta yang telah dilakukan dengan

beberapa tahap sebelumnya (Suhartono, 2014) dalam proposal skripsi yang

berjudul “Peran Museum Siginjai dalam Pariwisata di Kota Jambi (Tahun 1988-

2012)”.
1.8. Sistematika Penulisan

Pembahasan mengenai “Peran Museum Siginjai dalam Pariwisata di

Kota Jambi (Tahun 1988-2012)” akan dipaparkan menjadi 5 bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang (a)Latar Belakang Masalah, (b) Rumusan

Masalah, (c) Ruang Lingkup Penelitian, (d) Tujuan dan Manfaat

Penelitian, (e) Tinjauan Pustaka, (f) LandasanTeori (g)Metode

Penelitian (h) Sistematika Penulisan.

BAB II KONDISI MUSEUM SIGINJAI,

Bab ini memuatpenulis akan menguraikan keadaan museum Siginjai

yang terdiri dari sejarah museum Siginjai dan pariwisata Kota Jambi.

BAB III SEJARAH MUSEUM SIGINJAI

Bab ini membahas tentang kronologis pembangunan museum Siginjai

Kota Jambi yang meliputi sejarah pembangunan awal, masa transisi

dan terbentuknya museum Siginjai.

BAB IV PERAN MUSEUM SIGINJAI DALAM PARIWISATA DI KOTA

JAMBI

Bab ini membahas tentang peran museum Siginjai terhadap pariwisata

Kota Jambi.

BAB V PENUTUP, BERISI KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian. Pada bab ini akan

memaparkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian.


Kesimpulan adalah jawaban dari pertanyaan dalam rumusan masalah

yang telah ditentukan sebelumnya.

Daftar Pustaka dan Daftar Lampiran

Anda mungkin juga menyukai