Anda di halaman 1dari 10

E-MUSEUM SEBAGAI MEDIA MEMPERKENALKAN CAGAR

BUDAYA DI KALANGAN MASYARAKAT


Suraya, Muhammad Sholeh
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta

ABSTRAK
Pada dasarnya museum merupakan tempat pelestarian, bukan hanya secara fisik, tetapi
dalam sistem nilai dan norma. Tujuan pelestarian adalah agar masyarakat tidak melupakan
kekayaan budaya atau tidak mengenal lagi akan kebudayaan mereka. Salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah memberikan pembelajaran tentang museum kepada generasi muda.
Upaya yang dapat ditempuh adalah membangun system informasi museum yang dapat
memberikan gambaran dan isi dari museum. Dengan adanya informasi ini, tentunya akan
didapat gambaran apa isi dari museum sehingga diharapkan akan mendorong untuk
melakukan kunjungan ke museum.
Salah satu cara yang dapat ditempuh agar masyarakat dapat dengan mudah
Mendapatkan informasi adalah dengan mengintegrasikan informasi berbagai museum
khususnya yang ada di kota Yogyakarta dalam suatu portal website. Informasi yang disajikan
berupa informasi suatu museum dalam bentuk teks, gambar ataupun video.
Aplikasi Sistem ini dibangun dengan menggunakan pemrograman berbasis web
menggunakan framework CodeIgniter, dengan basis data MySQL. Fitur peta pada penelitian
ini menggunakan Google Map API. Google map digunakan untuk menyajikan informasi
dalam bentuk peta dan lokasi museum lainnya yang posisi museum tersebut berdekatan,

Kata Kunci : Museum, integrasi, Yogyakarta

Abstract

Basically the museum is a place of conservation,not only physically but in a system of


moral values and norms. The purpose of conservation is to prevent people forget their
culture. An effort of providng museum Learning system for the youth has to be done in order
for conservation of our culture heritage. The system should be able to give an information
regarding museum’s collections. The informations will attract visitor to come to the museum.
One effort named integral system,integrates information from many museums in
Yogyakarta into portal website. Information are presentedin a text,a picture as well as a video
format.
The system application is built with a web-based programming using CodeIgniter
frame,and a MySQL as a database. In this study, map feature utilizes Google Map is used to
present information in the form of particular museum location and others museum nearby.

Keywords: Museum, integration, Yogyakarta

1
PENDAHULUAN
Museum pada mulanya muncul di Eropa, yaitu merupakan suatu ruang / tempat
khusus untuk menyimpan barang – barang eksotik milik raja. Namun dalam perkembangan
dunia selanjutnya, museum merupakan tempat bukan yang sekedar memamerkan tetapi
berfungsi sebagai tempat mengumpulkan, melestarikan, merawat, dokumentasi, menyajikan
dan mengkomunikasikan benda-benda alam dan budaya untuk kepentingan pengkajian,
pembelajaran dan rekreasi. Peninggalan-peninggalan kebudayaan primitif yang dipamerkan
di museum pada masa modern sekarang merupakan suatu media yang menginformasikan
masa lampau kepada kita, terutama generasi muda sekarang yang tidak bersamaan hidup
dengan generasi tua pada masa lampau. (Rumansara, 2013)
Perkembangan museum di Indonesia tidak lepas dari adanya masa kolonial. Sebelum
kemerdekaan, tujuan pendirian museum yang berkenaan dengan kebudayaan adalah untuk
mengenal kebudayaan rakyat jajahan. Sementara pendirian museum yang berkenaan dengan
sains adalah untuk mengeksploitasi sumber-sumber kekayaan alam di negara jajahan. Barulah
tujuan pendirian museum setelah kemerdekaan adalah untuk kepentingan pelestarian dan
pengembangan warisan budaya. Perhatian pemerintah kepada museum mulai diberikan pada
1948 lewat Jawatan Kebudayaan dalam Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan. Perhatian yang lebih serius diberikan pada 1957 ketika dalam Jawatan
Kebudayaan dibentuk Bagian Urusan Museum Pendirian dan pengembangan museum di
Indonesia semakin meningkat dari masa sebelum kemerdekaan. Tujuan pendirian museum
setelah kemerdekaan adalah untuk kepentingan pelestarian dan pengembangan warisan
budaya dalam rangka persatuan dan peradaban bangsa, juga sebagai sarana pendidikan
nonformal. Jumlah koleksi pada masa kolonial cukup besar, namun disajikan dengan konsep
tata pameran di Eropa. Sementara jumlah koleksi setelah kemerdekaan memang masih
terbatas, namun koleksi tersebut dipamerkan untuk kepentingan bangsa dalam rangka
penanaman rasa kebangsaaan dan jati diri. (Aris Munandar, 2011)
Permasalahan yang dialami oleh museum adalah permasalahan klasik yang sebenarnya
dialami pula oleh sebagian besar museum di Indonesia. Museum milik negara pada umumnya,
cenderung bersikap „pasif‟ dengan mengandalkan anggaran pemerintah yang tentu saja
terbatas pada kewajiban terhadap perawatan dan penyimpanan koleksi berupa tinggalan
materi yang memiliki nilai budaya atau identitas bangsa sesuai dengan UU no. 11 tahun 2010
tentang Cagar Budaya. Sehingga memunculkan kesan membosankan bagi pengunjung, dan
museum selalu tampak sepi pengunjung.
Pada dasarnya museum merupakan tempat pelestarian, bukan hanya secara fisik, tetapi
dalam sistem nilai dan norma. Tujuan pelestarian adalah agar masyarakat tidak melupakan
kekayaan budaya atau tidak mengenal lagi akan kebudayaan mereka. Salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah memberikan pembelajaran tentang museum kepada generasi muda.
Upaya yang dapat ditempuh adalah membangun system informasi museum yang dapat
memberikan gambaran dan isi dari museum. Dengan adanya informasi ini, tentunya akan
didapat gambaran apa isi dari museum sehingga diharapkan akan mendorong untuk
melakukan kunjungan ke museum.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menciptakan suatu sistem informasi yang menginformasikan museum di Yogyakarta
yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja
b. Menyajikan informasi lokasi museum dengan teks dan gambar, sehingga pengguna
mendapatkan gambaran dari suatu lokasi museum

2
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian E-Museum mempunyai berbagai manfaat yaitu sebagai berikut:
(1) Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya, (2) Dokumentasi dan
penelitian ilmiah, (3) Konservasi dan preparasi, (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk
umum, (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian, (6) Pengenalan kebudayaan antar daerah
dan bangsa, (7) Visualisasi warisan alam dan budaya, (8) Cermin pertumbuhan peradaban
umat manusia, (9) Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan beberapa referensi yang
berhubungan dengan obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian atau makalah dalam
jurnal, diantaranya :
1. (Patias, 2008), dalam paper ini penulis menuangkan gagasan dan
mengimplementasikan, bagaimana membuat virtual dari suatu museum. Kelebihan
system tentunya gambaran dari museum dapat divisualkan sedangkan kelemahannya
adalah system dikemas dalam bentuk CD sehingga pendistribusian nya mengalami
kendala, kecuali kalau CD ini menjadi souvenir dan tidak disajikan berbasis website.
2. (Michael, 2010) dalam paper berjudul Comparative study of interactive systems in a
Museum., penulis menawarkan penggunaan TIK, khususnya multimedia untuk
memberikan gambaran museum secara virtual.
3. (Satrya, 2012), dalam makalah yang ditulis di jurnal ilmiah Pariwisata, STP Trisakti
Jakarta lebih banyak menulis bagaimana strategi untuk meningkatkan kunjungan ke
museum. Strategi tersebut diantaranya mengoptimalkan peran Corporate Social
Responsibility (CSR) dari suatu perusahaan dalam mendukung program-program dari
suatu museum. Pendekatan yang dilakukan dalam makalah ini lebih cenderung
menggugah aspek sosial dari suatu perusahaan tetapi tidak mengulas penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam meningkatkan peranan museum.
Pengertian dan Sejarah Museum
Museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia.
Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan dapat bergerak
di sektor ekonomi, politik, sosial, dll. Di samping itu, museum merupakan wahana yang
memiliki peranan strategis terhadap penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat
sekitarnya. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan
sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik perkembangan alam dan budaya
manusia kepada komunitas dan publik.
Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum
sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat, dan mengkomunikasikan berdasarkan
penelitian dari benda-benda yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan
kebudayaan. Di museum, masyarakat dapat memperoleh tempat berekreasi sambil
mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan
manusia dan lingkungan.
Pada umumnya masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat atau
lembaga yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, mengurusi benda-benda
kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata. Bangunan museum memang
terkesan menyeramkan karena identik dengan barang-barang kuno, sunyi, kemegahan, dan
kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu halangan bagi
masyarakat untuk tidak mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga
memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada

3
masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar, selain
sebagai tempat
Benda-benda koleksi yang dipamerkan harus dirancang sedemikian rupa termasuk
menunjukkan adanya isu-isu masa kini yang berjalan dengan fakta sejarah. Kegiatan yang
dilakukan di museum tidak sekedar melihat benda koleksi yang indah, tetapi bagaimana agar
yang datang ke museum pulang tetapi ingin kembali datang ke museum karena museum
dianggap mempunyai daya tarik tersendiri. Ada yang mem buat saya cukup bangga saat ini,
sudah cukup banyak pengelola museum yang membolehkan museumnya digunakan untuk
acara-acara kegiatan kemasyarakatan, melakukan seminar untuk mengasah intelektual, dan
yang terpenting museum tidak digunakan untuk sebagian kecil orang saja. (Khoirnafiya,
2012)

Fungsi Museum
Kata “Museum” berasal dari kata Muze, oleh orang Yunani Klasik diartikan sebagai
kumpulan sembilan Dewi, perlambang ilmu kesenian. Kesenian itu sendiri merupakan budaya
manusia bersifat universal, selain beberapa sistem yang ada yakni: religi, teknologi, organisasi
kemasyarakatan, bahasa, pengetahuan dan mata pencaharian. Kesemuanya itu , juga
merupakan materi koleksi museum secara umum. (Antara, 2013)
Sebagai lembaga ilmiah, tentu Museum mempunyai berbagai fungsi. Berdasarkan
kebijaksanaan pengembangan permuseuman Indonesia berpegang pada rumusan ICOM
(International Council Of Museum) (ICOM, 2013). Museum mempunyai sembilan fungsi,
yakni (1) Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya, (2) Dokumentasi dan
penelitian ilmiah, (3) Konservasi dan preparasi, (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk
umum, (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian, (6) Pengenalan kebudayaan antardaerah
dan bangsa, (7) Visualisasi warisan alam dan budaya, (8) Cermin pertumbuhan peradaban
umat manusia, (9) Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Museum dinilai masih kurang maksimal. Masih banyak yang perlu dibenahi oleh
museum. Antara lain aspek fisik seperti storage, keamanan museum, dan fasilitas public serta
aspek non fisik yang meliputi kualitas SDM dan Manajemen Museum. Disamping kedua
komponen tersebut terdapat hal lain yang harus diperhatikan juga oleh museum dan tidak
kalah pentingnya dengan kedua hal tersebut. hal itu adalah masalah publikasi dari museum itu
sendiri. Hampir sebagian besar museum di Indonesia masih belum memiliki sarana publikasi
yang luas dan menarik. Padahal dari publikasi yang menarik dapat menarik pula minat dari
masyarakat itu sendiri untuk mengunjungi museum. Seharusnya pihak museum dapat
memanfaatkan sarana komunikasi massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet
sebagai saranan promosi yang strategis untuk mempublikasikan museum pada masyarakat
luas. (Sukma, 2013)

HASIL PENELITIAN
Hasil Perancangan Basis Data
Tabel Museum
Tabel 1 merupakan tabel museum yang berisi data-data museum.
Tabel 1. Struktur tabel Museum
Nama Field Type
Id_museum* Int
Nama_museum Varchar(10)
Alamat Varchar(40)
Lat_museum Decimal(10)
Long_museum Decimal(10)
Folder_gallery Varchar(100)

4
Link_youtube Varchar(100)
Keterangan Text
Image Varchar(100)
url Varchar(100)
Hit Int

Tabel Artikel
Tabel 2 merupakan tabel artikel yang berisi artikel-artikel yang berkaitan tentang
museum yang ada di sistem.
Tabel 2 Struktur tabel Tabel artikel
Nama Field Type
Id_artikel* Int
Judul Varchar(100)
Id_user** Int
Id_museum** Int
url Varchar(100)
Image Varchar(100)
Tanggal Date
Isi Text

Tabel Home Slide


Tabel 3 merupakan tabel home slide, yaitu tabel yang berisi data-data yang nantinya
akan di tampilkan pada slide pada halaman pengunjung.
Tabel 3 Struktur tabel Tabel home slide
Nama Field Type
Id * Int
Judul Varchar(50)
Deskripsi Varchar(100)
Gambar Varchar(30)
Alt Varchar(30)

Tabel Menu Admin


Tabel 4 merupakan tabel menu_admin yang berisi daftar menu yang dimiliki oleh
admin.
Tabel 4 Struktur tabel Menu_admin
Nama Field Type
Id * Int
Nama Varchar(30)
url Varchar(50)
Icon Varchar(30)

Tabel Users
Tabel 5 merupakan tabel users yang berisi data-data user admin.

Tabel 5 Struktur tabel Tabel users


Nama Field Type
Id_user* Int
Username Varchar(10)
Password Varchar(33)
5
Tabel Artikel
Tabel 6 di atas merupakan tabel artikel yang berisi artikel-artikel yang berkaitan
tentang museum yang ada di sistem.
Tabel 6 Struktur tabel Tabel artikel
Nama Field Type
Id_artikel* Int
Judul Varchar(100)
Id_user** int
Id_museum** int
url Varchar(100)
Image Varchar(100)
Tanggal Date
Isi Text
Hit int

Tampilan Aplikasi
Halaman Login
Halaman Login adalah halaman yang digunakan oleh administrator untuk masuk
dalam sistem untuk mengolah data agar dapat ditampilkan kepada masyarakat. Untuk dapat
masuk ke halaman tersebut terlebih dahulu harus memasukkan nama dan password. Berikut
ini tampilan login admin.

Gambar 1. Tampilan dialog login

Tugas admin diantaranya memasukkan data museum, artikel, galery serta mengatur
hak akses user lainnya.

Halaman tambah museum


Halaman ini digunakan admin untuk memasukkan data-data museum yang ada
Tampilan untuk memasukkan data museum ada di gambar 2

Gambar 2 Menu tambah data Museum

6
Halaman Home
Merupakan halaman utama atau halaman pertama kali muncul ketika seseorang
mengakses website portal museum Yogyakarta. Melalui halaman depan ini pengaksesan bisa
dilakukan ke halaman lain melalui link-link yang ada. Tampilan depan akan menampilkan
objek singkat dari lokasi wisata Gambar 3 merupakan tampilan utama dari sistem, untuk
melihat informasi detail dari suatu lokasi wisata, pengguna dapat melakukan klik pada nama
lokasi yang diinginkan.
Informasi yang ditampilkan dalam menu utama adalah :
1. Slide bergerak yang menampilkan foto sejarah di Kota Yogyakarta
2. Link menuju museum
3. Berita yang terkait dengan suatu museum

museum
Link ke
Slide berisi gambar
sejarah

Berita terkait dengan


suatu museum

Gambar .3. Tampilan menu utama pengguna


Lokasi Museum
Disamping menginformasikan lokasi museum dalam bentuk teks dan gambar (gambar
4), aplikasi juga menampilkan peta dimana lokasi museum berada serta lokasi museum yang
ada di daerah disekitar lokasi museum. Dengan adanya peta ini, tentunya informasi lebih
menarik dan mempermudah pengunjung untuk menuju lokasi museum.

Gambar 4. Data museum yang dapat diakses


Link ke Museum tertentu
Agar mempermudah pengguna menuju lokasi museum, dalam penelitian ini, aplikasi
yang dikembangkan dilengkapi dengan fasilitas untuk peta yang menggambarkan lokasi dari
suatu museum serta lokasi museum lain yang terdekat (radius 3 km) . Gambar 5 dan gambar
6 menampilkan informasi dari suatu museum serta posisi museum dalam bentuk peta.

7
Gambar 5 Informasi suatu museum.

Gambar 6 Peta lokasi museum dan lokasi museum terdekat

Informasi Museum

Tampilan museum disajikan baik dalam bentuk teks, gambar maupun foto. Dengan
adanya tampilan ini diharapkan pengunjung mempunyai gambaran isi dari suatu museum.
Gambar 7 menampilkan informasi museum dalam bentuk foto

Gambar 7 Tampilan Suatu museum dalam bentuk foto

8
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan penjelasan, uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil penelitian dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya portal museum ini dapat menampilkan informasi mengenai museum
yang ada di kota Yogyakarta, sehingga dapat mempermudah pengunjung untuk
mengetahui informasi sebelum melakukan kunjungan ke suatu museum
2. Informasi disajikan secara interaktif dengan dilengkapi dengan data berupa teks,
gambar serta peta lokasi
3. Sistem informasi dibangun berbasis website, sehingga dapat diakses dimana saja dan
kapan saja dengan menggunakan fasilitas internet

Rekomendasi
Hasil akhir dari penelitian ini adalah website yang menginformasikan museum di kota
Yogyakarta. Informasi yang ditampilkan berbasis peta, sehingga pengunjung dapat
mengetahui tempat museum dengan informasi peta serta lokasi museum lain yang terdekat
dari suatu lokasi museum
Pengembangan website berbasis GIS sangat diperlukan terutama bagi pengunjung
museum yang tidak berasal dari Jogjakarta, website semacama ini bisa dikembangkan atau
dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Dalam website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta,
http://pariwisata.jogjakota.go.id/index/extra.arsip/2 (gambar 5.1.), informasi yang ditampilkan
hanya berisi informasi teks sehingga bisa dikembangkan atau ditambah dengan informasi
berbasis geografis.

Gambar 8. http://pariwisata.jogjakota.go.id/index/extra.arsip/2

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2008). Here. Retrieved 8 25, 2013, from www.here.com: http://here.com/-
7.8082266,110.3623643,15,0,0,normal.day
Anonim. (2013). Kebijakan Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Aris Munandar, A. d. (2011). Sejarah Permuseuman di Indonesia. Direktorat Permuseuman,
http://museumku.wordpress.com/2012/02/09/sejarah-permuseuman-indonesia-bagian-
3/.
Davis, B. G. (2004). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (edisi Revisi). Jakarta:
Pustaka Bina Presindo.
ICOM. (2013). ICOM Code of Ethics for Museums. Paris: International Council of Museums .
9
Jogiyanto. (2001). Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kadir,Abdul (2013) Mudah Mempelajari Database MySql Yogyakarta : Penerbit Andi
Khoirnafiya, S. (2012, Januari 12). Peranan Museum Bagi Masyarakat Masa Kini. Retrieved
April 2014, 17, from http://museumku.wordpress.com:
http://museumku.wordpress.com/2012/01/16/peranan-museum-bagi-masyarakat-masa-
kini/
Michael, D. a. (2010). Comparative study of interactive systems in a Museum. Proceedings of
the Third international conference on Digital heritage ISBN 3-642-16872-8,978-3-
642-16872-7, http://portal.acm.org/citation.cfm?id=1939603.1939626.
Murdick, R. G. (1999). Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Patias, P. C. (2008). THE DEVELOPMENT OF AN E-MUSEUM FOR CONTEMPORARY
ARTS. Proceedings of the 14th International Conference on Virtual Systems and
Multimedia Project Papers,ISSN 0167-7055 ,
http://despinamichael.net/website/data/papers/VSMM2008_emuseum.pdf.
Rumansara, E. H. (2013). Peran Sanggar Seni Dalam Menunjang Kegiatan Bimbingan
Edukatif Pada Pameran Benda Budaya Bimbingan Edukatif Pada Pameran Benda
Budaya Koleksi Museum - Museum Di Papua. JURNAL ANTROPOLOGI PAPUA
ISSN: 1693-2099 , 79-87.
Satrya, D. G. (2012). Strategi Pengembangan Museum. Jurnal Imial pariwisata Volume 17
No 1, Maret 2012 ISSN 1411-1527 STP Trisaksi Jakarta , 15-28.
Sukma, G. S. (2013, Pebruari 11). Museum Di Indonesia, Menyongsong Program Gerakan
Nasional Cinta Museum . Retrieved April 2014, 18, from
http://gilangswarasukma.blogspot.com:
http://gilangswarasukma.blogspot.com/2013/02/museum-di-indonesia-menyongsong-
program.html

10

Anda mungkin juga menyukai