Anda di halaman 1dari 2

Aspirasi Pengunjung Dalam Meningkatkan Kualitas

Media Koleksi Museum Negeri Bengkulu

Latar Belakang

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan


pemanfaatan benda bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya
guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan
koleksi cagar budaya. Menurut Rusmiati (2018: 160) museum memiliki peranan yang
besar dalam menjaga benda-benda bersejarah. Selain itu museum juga berperan dalam
pelestarian hasil kebudayaan di suatu tempat, dimana dalam sebuah museum akan
disimpan dan dikelola bermacam-macam benda-benda warisan budaya secara baik,
dan akan menjadi pembelajaran bagi para penerus bangsa. Setiap benda yang menjadi
koleksi museum tentunya sesuatu yang dianggap penting.

Definisi museum dikembangkan lebih lanjut lagi agar dapat sejalan dengan
perkembangan masyarakat. Internasional Council Of Museum menyatakan bahwa “
Museum adalah lembaga permanen nonprofit yang melayani masyarakat dan terbuka
untuk umum, yang memperoleh, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan
memamerkan warisan berwujud dan tidak berwujud dari kemanusiaan dan
lingkungannya untuk tujuan pendidikan, studi dan kesenangan”.

Pada 1 April 1978 didirikan sebuah museum dengan nama Museum Bengkulu.
Pada 3 Mei 1980 museum Bengkulu mulai difungsikan sebagai museum dan berlokasi
sementara di belakang Benteng Malborough. Koleksi awal museum berjumlah 51
koleksi Etnografi, 6 buah koleksi keramik, dan 2 buah koleksi Reflika. Pada tanggal 3
januari 1983 museum di pindahkan ke lokasi baru di Jalan Palembang No. 08 Padang
Harapan Bengkulu. Pada tanggal 31 maret 1988 Museum Bengkulu ditingkatkan
statusnya menjadi museum negeri provinsi dengan klasifikasi museum tipe C, sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Permuseuman Dirjen Kebudayaan
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Selanjutnya, Museum
Bengkulu diresmikan oleh Direktorat Jendral Kebudayaan Drs. G.B.P.H Poeger, dengan
nama Museum Negeri Provinsi Bengkulu.

Di Era modern saat ini, manusia menyadari bahwa sangat penting untuk mencari
tahu sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat terhadap museum. Pada saat ini masih
menjadi tempat wisata yang kurang populer untuk di kunjungi, yang mana teknologi
sekarang sudah biasa langsung mengakses dari sebuah museum. Pada akhirnya
masyarakat semakin malas untuk berkunjung melihatkoleksi- koleksi museum karena
mereka bisa melihat dari koleksi melalui dunia Maya.

Keinginan masyarakat untuk mengunjungi museum sangat kurang, faktor yang


menyebabkan tidak menariknya suatu musim karena hanya sekedar menampilkan
koleksi secara konvensional tanpa mempertimbangkan pengalaman pengalaman yang
bisa dirasakan oleh pengunjung saat melihat dan memahami suatu koleksi. Belum ada
pengembangan inovasi teknologi kreatif yang disisipkan pada museum mungkin
menjadi salah satu faktor masyarakat tertarik untuk mengunjungi museum. Museum
yang mampu menarik wisatawan yang banyak, memiliki nilai atau atraksi yang bagus
terkait visual audio, maupun pengalaman sendiri yang berbeda.

Selain itu, ruangan yang tenang dengan kecahayaan yang belum terlalu perang
membuat ruangan koleksi museum tampak redup disebabkan karena pencahayaan
alami kurang memberikan penekanan pada siang harinya karena bukan yang minim.
Itulah menjadi salah satu faktor pengunjung tidak tertarik untuk berkunjung. Tujuan
penelitian ini adalah menemukan kebutuhan pengunjung terkait dengan media koleksi
dalam pengembangan kualitas media koleksi museum Negeri Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai