MUSEUM BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Bengkulu yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera bagian selatan
mempunyai sembilan subetnis (suku bangsa) penduduk asli yaitu : Mukomuko, Pekal,
Lembak, Rejang, Melayu Bengkulu, Serawai, Pasmah, Kaur, dan Enggano. Pendatang
dari berbagai etnis Nusantara seperti Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali,
Bugis dan lain-lain, serta negara tetangga Cina dan India membaur dengan penduduk asli
membentuk Bengkulu sebagai satu komonitas budaya dan menyebut dirinya sebagai
orang Bengkulu (Departemen P&K, 1978:64).
1
Eksploitasi dan pemerahan sosial ekonomi kolonial menimbulkan ketegangan
sosial dan konfrontasi terbuka. Tercatat beberapa pemberontakan besar seperti :
penguasaan fort Marlborough 17 Maret 1719 yang memaksa Inggris angkat kaki dari
Bengkulu, pembunuhan Residen Thomas Parr 23 Desember 1807, pemberontakan
Borniat, terbunuhnya Asisten Residen Van Amstel dan lain-lain adalah bukti patriotism
rakyat Bengkulu. Dalam masa perang kemerdekaan, patriotisme itu kembali terbakar
sejarah merekam beberapa insiden dengan pihak Jepang, Sekutu maupun Belanda.
Berdasar UU no 9/1967 jungto Peraturan Pemerintah No 20 tanggal 18 November 1968,
Bengkulu resmi menjadi provinsi ke 26, terdiri dari satu Kodya dan tiga kabupaten. Saat
ini telah berkembang menjadi sembilan kabupaten dan satu kota.
Bukti materil tinggalan sejarah budaya Bengkulu yang multi etnis itu sebagian
tersimpan di Museum Bengkulu berupa artefak dan naskah yang jumlahnya mencapai
5.837 koleksi. Koleksi itu merupakan potensi museum untuk menghadirkan kejayaan
masa lampau dalam rangka mengenal jati diri, membentuk kesadaran kolektif dan
memahami hubungan antarbudaya serta memosisikan diri sebagai bagian dari budaya
regional dan nasional.
Dengan demikian Museum Bengkulu seharusnya menjadi jendela informasi
sejarah budaya dan alam di tengah masyarakatnya yang multi etnis, sehingga peran sosial
museum akan menjadi lebih penting. Untuk itu diperlukan museum yang representatif
informatif dan komunikatif melalui peningkatkan potensi sumber daya yang ada.
B. Masalah
Potensi sumber daya dan koleksi yang dimiliki museum Bengkulu saat ini belum
terolah secara maksimal, Masih terdapat kendala yang bersifat teknis maupun non teknis
antara lain : 1) penyajian koleksi berupa pameran tetap, sosialisasi, dan publikasi
museum belum memadai; 2) pengelolaan koleksi yang masih bersifat manual; 3)
performan museum dan lingkungan kurang manarik.
Pameran tetap yang telah berlangsung sejak Januari 1983 berfokus pada objek/
koleksi tidak lagi sesuai dengan konsep museologi dan persfektif permuseuman saat ini
yang bersifat informatif dan berorientasi publik. Pengelolaan koleksi masih dilakukan
secara manual dan masih tersimpan dalam buku (belum tersedia secara elektronik), data
yang tersaji juga kurang lengkap. Perawatan koleksi baik prefentif dan kuratif secara
2
teknis belum optimal. Storage juga belum dikelola secara baik (penyimpanan maupun
administrasi). Demikian juga dengan performan dan lingkungan (ekterior) masih jauh
dari kesan menarik, luas areal yang hanya kurang dari satu hektar belum tertata.
Maksud :
Tujuan :
1. Meningkatkan daya tarik museum sebagai pusat informasi dan destinasi melalui
pembenahan infrastruktur dan sarana pendukung lainnya.
2. Memuplikasikan hasil penelitian koleksi dan memberikan apresiasi kepada
masyarakat tentang potensi budaya, sejarah dan alam Bengkulu, serta memberikan
pemahaman identitas kebudayaan lokal.
3
3. Menciptakan peluang dan prospek pemanfaatan koleksi museum untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, seni, dan kepariwisataan.
D. Out Put.
Terwujudnya museum yang representatif dengan performan menarik sehingga
menjadi sarana bermain yang nyaman dan menyenangkan, penyajian pameran yang
menggambarkan keselarasan interaksi manusia dan lingkungan alam dan budaya serta
menimbulkan pencerahan pikiran akan sumber daya koleksi museum khususnya dan
benda cagar budaya umumnya, serta dapat menumbuhkan kesadaran akan potensi
budaya sebagai jati diri bangsa.
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat akan arti penting
peninggalan sejarah budaya dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai warisan
leluhur bangsa. Melalui penyajian koleksi diharapkan masyarakat khususnya pelajar dan
generasi muda bisa menyingkap tabir masa lalu mengenali jati diri untuk memperkokoh
integrasi antar suku serta.memahami hubungan antar budaya dan memosisikan diri
sebagai bagian dari budaya regional dan nasional
F. Angaran Biaya.
4
G. Struktur Organisasi
5
BAB II.
PROGRAM KEGIATAN
6
9. Kamar mandi dan WC.( 7 unit) 17 m2
Minimnya anggaran pemeliharaan beberapa tahun belakang menyebabkan
bangunan dan fasiltas lainnya kurang terpelihara dengan baik. Kerusakan dan pelapukan
terjadi hampir pada semua gedung seperti kap dan atap gedung, plafon, dinding dan
lantai. Program revitalisasi ini diharapkan dapat mewujudkan museum Bengkulu
menjadi museum yang representatif, informatif, kumunikatif dengan berbagai kegiatan
yang inovatif kreatif. Program revitalisasi UPTD Museum Negeri Bengkulu tahun 2011
diprioritaskan pada :
A. Penataan Ruang Pameran dan Displai Pameran Tetap.
1. Perbaikan atap gedung pameran tetap.
2. Penataan Ruang Pameran/Displai
a. Interior ruang pameran tetap
b. Renovasi tangga lantai 2 ke lantai dasar
c. Pengadaan sarana pameran: vitrin, box, panel, foto, banner, koleksi
penunjang, dan lain lain
d. Penataan ruang lobi, tiket, dan informasi
e. Pembuatan diorama
f. Pengadaan koleksi tambahan, perawatan dan penelitian koleksi
g. Penataan koleksi dan labeling
h. Pencahayaan koleksi dan ruang pameran
7
BAB
III
RENCANA KEGIATAN REVITALISASI MUSEUM NEGERI BENGKULU
8
Foto 1. Gedung Pameran Tetap
Kondisi atap ruang pameran yang bocor menyebabkan rangka atap menjadi lapuk
sehingga perlu penggatian agar tidak meluas dan rembesan air tidak merusak tata pamer
dan koleksi yang ditampilkan. Perbaikan difokuskan pada penggantian kayu rangka atap
yang lapuk dan pengecatan atap tanpa merubah gaya arsitekturnya.
Pintu masuk utama disesuaikan dengan perkembangan interior masa kini tanpa
meninggalkan ornamen dan relief tradisional sebagai ciri khas daerah Bengkulu.
c. Pembuatan diorama
Diorama sebagai koleksi penunjang yang mendukung materi pameran akan sangat
penting dalam menjembatani pemahaman pengunjung terhadap penyajian museum
sehingga informasi yang disampaikan dapat ditangkap secara utuh oleh pengunjung.
Disamping diorama penunjang pameran juga akan ditampilkan sketsa
9
yang ,menggambarkan patriotisme rakyat Bengkulu, serta kehidupan sosial budaya dan
lain-lain sesuai kebutuhan.
d. Pembuatan sarana pameran berupa: vitrin, box, panel, foto, banner, boneka patung
dari bahan fiber, koleksi penunjang, dan lain lain
Sarana pameran berupa vitrin, box, panel, foto dan koleksi penunjang dalam
sebuah pameran museum disesuaikan dengan ruang dan koleksi yang akan dipamerkan.
Boneka patung dibuat sesuai dengan postur dan bentuk wajah penduduk Bengkulu.
Bentuk vitrin dan box yang digunakan untuk menata koleksi pada pameran museum
Bengkulu yang dipakai sekarang dibuat seragam sehingga menimbulkan kesan monoton.
Sebagian terdapat vitrin terbuka dengan koleksi hasil tenun, kondisi ini tidak
dapat menjamin keamanan dan keselamatan koleksi. Untuk keamanan koleksi dan
kenyamanan pengunjung penataan koleksi haruslah menarik dan artistik.
e. Labeling.
Pameran sebagai media informasi museum haruslah informative, komunikatif
danmenarik. Untuk mewujudkan pameran yang informatif dan komunikatif diperlukan
data yang akurat, dan koleksi yang dipemerkan haruslah mendapatkan perawatan terlebih
dahulu. Koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan tema dan pendekatan pameran
mengacu pada perpaduan estetis, romantik dan konseptual. Koleksi di display pada vitrin
tertutup dan box sesuai dengan tema dan alur yang masing-masingnya dilengkapi judul
dan sub judul serta foto penunjang, banner dan lain-lain Prolog dan label koleksi dobuat
untuk memberikan iinformasi yang lebih lengkap dengan memanfaatkan teknologi
informatika.
10
a. Ringkasan Isi Pameran
Displai pameran dikelompokkan berdasarkan tematik dan kronologis dalam
ruang-ruang yang dilengkapi judul/ sub tema serta prolog.
11
Menyajikan keanekaragaman budaya Sembilan kelompok penduduk asli
masyarakat Bengkulu dengan menampilkan identitas kolompok yang perlu
lestarikan. Keanekaragaman budaya yang ditampilkan memberikan gambaran
khasanah budaya daerah sebagai potensi yang menjembatani integritas dan
pengembangan jati diri serta identitas kelompok yang dapat menumbuhkan
kesadaran kolektif.
12
Ruang 7 : SENJATA TRADISIONAL
Banner Sub Judul
Senjata Bela diri
Senjata Berburu
Senjata Perang.
Senjata mekanik (pabrikan dan rakitan)
Ruang Hotspot menyatu dengan ruang Biologi dan Keramik yang disediakan untuk
menarik pelajar dan mahasiswa berkunjung ke museum sambil mengakses data melalui
13
internet. Ruang Keramik dan Biologi tidak termasuk dalam penataan tetapi
disempurnakan karena ruang ini terpisah dari gedung pameran tetap.
b. Pendekatan Pameran
14
pengunjung menggunakan pendekatan tematik dan interaktif diterapkan pada pola
sirkulasi linear yaitu pengunjung dapat melihat semua objek yang dipamerkan secara
berurutan.
c. Tata Pameran
Denah Ruang
d. Media Pamer
15
h) Unsur pendukung lainnya misalnya suara Kamyo (alat musik tiup tradisional)
dalam tradisi masyarakat Enggano, pembacaan naskah Ka-ga-Nga dengan
birama.
B. Penataan Gudang/Storage
a. Perbaikan atap dan pengecatan
Atap yang bocor menimbulkan rembesan air akan menyebabkan ruang menjadi
lembab dan akan sangat berpengaruh pada keselamatan koleksi. Secara teknis juga
dibutuhkan peralatan pemantau kondisi lingkungan seperti thermometer, uv meter, lux
meter serta alat pengendalaian suhu AC, exhouster dan lain-lain.
Foto 15 dan 16. Kondisi Penyimpanan Tektill dan penataan storage sekarang
C. Sarana Teknis dan Pengamanan.
16
b Pengamaan dan pulikasi
Publkasi merupakan bagian dari penyajian koleksi, sesuai dengan per kembangan
kemajuan teknologi pelaksanaan publikasi harus didukung leh sarana pendukung dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Penyediaan media publikasi dan pengamanan berupa
Alaram, CCTV, AC, Lux meter, Blower, dan penyedot debu.
D. Jadual Kegiatan.
Pelaksanaan Kegiatan Revitalisasi UPTD Museum Negeri Bengkulu
direncanakan pada tahun 2011 mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember
2011.
Jadual Kegiatan dirancang sebagai berikut :
No Program/ Rincian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Ket
1 Rapat persiapan dan perencanaan Januari – Maret 2011
2 Penyusunan Program Kerja Januari – Februari 2011
3 Konsultasi dan koordinasi dengan Februari – November 2011
tenaga ahli
4 Persiapan dan perencanaan pekerjaan Februari – April 2011
5 Pelaksanaan pekerjaan April – November 2011
6 Laporan perkembangan Pekerjaan Februari – Desember 2011
Bulanan, triwulan, caturwulan, dan
laporan akhir tahun
7 Evaluasi kegiatan November – Desember 2011
8 Penyusunan dan penyampaian laporan Desember 2011
akhir pekerjaan
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan.
17
1. Renovasi dan perbaikan gedung pameran tetap, renovasi dan penataan storage serta
perlengkapannya, ruang koleksi, konservasi/preparasi, taman bermain, pagar,
halaman, areal parkir, dan sarana umum lainnya, serta infrastruktur penunjang.
2. Renovasi tata pameran tetap seluas 1000 m2 untuk mewujudkan pameran yang
nformatif dan atraktif dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Peningkatan pemanfaatan museum untuk pelayanan pengunjung karena tugas utama
museum adalah menberikan pelayan dan penyampaian informasi kepada
masyarakat.
B. Rekomendasi
18