NIM : 1824034
Dalam catatan sejarah hasil pengangkatan kapal karam yang pernah dilakukan di
Indonesia sejak tahun 1985, boleh dikatakan sampai saat ini negara tidak atau belum dapat apa-
apa. Dari puluhan pengangkatan kapal karam yang pernah dilakukan di Indoensia, hanya
beberapa saja yang dinilai “berhasil”. Selebihnya hanya menghasilkan pulahan ribu benda-benda
yang sebagian besar berupa keramik yang tidak mempunyai nilai komersial dan tidak laku dijual
(keramik-keramik tersebut saat ini sebagian besar berada di Gudang BMKT, Cilengsi dan
sebagian lagi masih tersimpan di gudang masing-masing investor. Perhatian untuk
mengelola/melestarikan CBBA di Indonesia relatif masih baru demikian juga halnya dengan
negara-negara Asial lainnya. Berbeda dengan Eropa, dibeberapa negara sudah lama melakukan
penyelaman dan penyelamatan terhadap CBBA. Pada tahun 1980, Direktorat Jenderal
Kebudayaan mulai merintis penanganan terhadap CBBA. Pada waktu itu Ditjen Kebudayaan
mengirim beberapa orang arkeolog muda dan tenaga teknis untuk belajar bidang penyelaman,
konservasi dan dokumentasi bawah air ke Thailand. Setelah kembali ke tanah air para arkeolog
dan tenaga teknis ini mulai melakukan kegiatan-kegiatan survey dan pendokumentasian
arkeologi bawah air di beberapa lokasi di Indonesia. Pada tahun 2000, untuk pertama kalinya
penanganan CBBA dilakukan secara kelembagaan formal, yaitu dengan dibentuknya Subdit
Peninggalan Bawah Air di bawah struktur Direktorat Purbakala, Ditjenbund, Depdikbud. Tahun
2015, merupakan puncak perhatian terhadap pengelolaan CBBA, karena dibentuknya sebuah
Direktorat yang khusus yang menangani CBBA, yaitu Direktorat Peninggalan Bawah Air. Pada
tataran peraturan perundang-undangan secara bertahap Pemerintah telah melakukan berbagai
kajian dan harmonisasi, agar berbagai peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan CBBA di
Indonesia dapat berjalan dengan optimal dan proporsional. Tahun 2011 dengan bergabungnya
kembali Kebudayaan dengan Pendidikan, Dit. PBA demerger dengan dua direktorat lainnya,
menjadi Dit. Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), Ditjenbud, Kemendikbud.
Hingga tahun 2011 kegiatan pengangkatan BMKT masih termasuk ke dalam bidang
usaha yang terbuka bagi para investor, untuk melakukan pencarian terhadap kapal karam dan
muatannya di Indonesia. Tahun 2016 melalui Perpres. No. 44 Tahun 2016, pengangkatan BMKT
dinyatakan tertutup untuk bidang usaha investasi. Dalam UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja, terbuka lagi kesempatan bagi investor termasuk asing untuk beraktifitas mencari BMKT.
Pernyataan ini tersirat dalam lampiran Perpres No.10 Tahun 2021. Sedangkan ijin
pengangkatannya tidak lagi melalui Kemen KKP sebagai ketua Pannas BMKT, tapi diberikan
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Narasumber 2 : Ibu Prof. Dra. Mg. Endang Sumiarni S. A. Hum
Materi : Cagar Budaya dari Perspektif Hukum
Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dalam huruf a menjelaskan
cagar budaya merupakan kekayaan budaya sebagai aset bangsa dan negara yang harus
dilestarikan. Ada 3 cara dalam melestarikan cagar budaya yaitu pelindungan, pengembangan dan
pemanfaatan. Dalam usaha melestarikan dengan cara pengembangan dapat dilakukan dengan
penelitian yang dirumuskan dalam Pasal 26 Undang-Undang Cagar Budaya yang difokuskan
dengan kata pencarian. Pencarian itu merupakan kewajiban pemerintah, selain itu setiap orang
juga memiliki hak untuk mencari Cagar Budaya. Namun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Konsekuensi yuridis jika temuan ditetapkan sebagai Cagar Budaya dibedakan menjadi 2.
Pertama, jika jumlahnya sedikit dan langka maka akan diambil alih oleh pemerintah, namun jika
pemerintah sudah ambil dan masih banyak sisanya maka dapat dimiliki dan/atau dikuasai oleh
setiap orang.
Setiap peralihan cagar budaya khususnya benda cagar budaya wajib ijin, untuk
mengetahui mobilitas dari benda cagar budaya itu sendiri. Setiap pemegang cagar budaya,
memiliki sertifikat cagar budaya. Jika ada orang-orang yang melakukan pengangkatan kapal
tenggelam namun tidak sesuai dengan SOP yang ada, maka ada ketentuan pidananya. Namun
pada kenyataannya, hingga detik ini penegakan hukum bidang cagar budaya masih sangat lemah.
Ini terjadi dikarenakan tidak adanya PPNS disetiap instansi pemda atau pemerintah yang
berwenang dibidang kelestarian budaya.
Narasumber 3 : Dr. Andi Achdian
Materi : Masalah Perizinan Pengangkatan Warisan Budaya Bawah Air
Yang termasuk dalam arkeologi maritime adalah proses tenggelamnya kapal, yang kedua
fungsinya sebagai sebuah alat, unsur dalam militer, ekonomi dan budaya, dan kebudayaan
maritim masa lalu seperti teknologi, nautikal, perang, perdagangan, masyarakat kapal dan
sebagainya. Ruang lingkup pelestarian cagar budaya yang dijelaskan pada Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2010 dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Pelindungan, termasuk didalamnya penyelamatan, pengamanan, zonasi, pemeliharaan
dan pemugaran.
2. Pengembangan, yang termasuk didalamnya penelitian, revitalisasi dan adaptasi.
3. Pemanfaatan, yang dilakukan dengan pendayagunaan cagar budaya untuk kepentingan
sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan pelestariannya.
Masalah yang ditemukan di dalam Perpres Nomor 10 Tahun 2021 yang lebih menitik
beratkan tentang perizinan pengangkatan BMKT yang bersifat eknomis oleh swasta dan
pemegang kebijakan ketimbang pelestarian yang bersifat nilai pengetahuan, budaya dan sejarah
oleh akademisi dan komunitas. Tantangan pelestarian dan perizinan pengangkatan BMKT juga
sebenarnya merupakan kolaborasi antara ahli cagar budaya, komunitas pelestari, masyarakat,
pemerintah dan swasta untuk saling bekerja sama melestarikan warisan budaya bawah air.
Narasumber 4 :Dr Supratikno Rahardjo
Materi : Cagar Budaya Sebagai Komoditi
Bahwa benda-benda tersebut akan di manfaatkan dan di museum kan yang sudah di
angkat kemudian akan di bagikan di PEMDA ke musem-mesum daerah untuk dimanfaatkan.
Tentu narasinya yang kita bangun sehingga yang sudah di sampaikan penting ceritanya lebih
besar dan ini juga sebagai sejarah bangsa Indonesia kemudian di sepakati dari hasil iniakan
sama-sama asosiasi akan di ekspos ke media langkah-langkah ke depannya.
Terkait dalam lembaga memang di bawah direktorat sentral kebudayaan ada direktorat
pembinaan tenaga dan penegak kebudayaan ada 3 hal besar terkait
1. Pelatihan pelatihan (bimbingan teknis)
2. Sertifikasi
3. Apresiasi
BMKT memang seperti disampaikan keluar di UU Cipta Kerja dan turunan dari UU
tersebut ada PP5 2021 tentang perizinan berusaha berbasis resiko. Didalam Perpres itu yang
memuat BMKT tidak terdaftar didalam penanaman investasi. KKP saat ini mendengarkan dari
stack holder karna belum mekanisme untuk melaksanakan UU tersebut. Didalam Perpres
penanaman modal yang baru BMKT tidak terdaftar didalam investasi prioritas. Pemerintah
belum memiliki mekanisme bagaimana melaksanakan hal tersebut. Mengenai investasi ini
memiliki kendala ketika kemudian di perbolehkan untuk di angkat dan aturan yang sekarang ada
tidak relevan lagi digunakan, kemudian kepastian investasi tidak bisa diberikan saat ini.
Narasumber 8 : Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan)
Materi :Pengakatan Cagar Budaya Bawah Air
Pemahaman cagar budaya dan pemanfaatannya ada kecenderungan untuk mereduksi
benda cagar budaya temuan bawah air sebagai barang komoditi secara hukum tidak salah di
perjual belikan, tapi kemudian hal ini di anggap sebagai komoditi lainnya sangat disayangkan
dan jelas itu bukan tujuan utama. Salah satu masalah mengapa PP cagar budaya lama sekali
ditetapkan adalah soal cagar budaya bawah air dan ada yang disebut BMKT. Dan untuk
persoalan tersebut sudah selesai tersisa 1 menyangkut badan pengelola di dalam pasal 97 ayat 3.
Berawal dari pengakatan tidak sesuai dengan kaidah arkeologi, karena ada benda yang di
lelang di belanda pada waktu itu, itu ada surat dari duta besar Belanda apakah ada benda yang di
lelang di Belanda, dari pihak Indonesia terkejut kehilangan muatan kapal, kasus tersebut terulang
kembali di tahun 1998 oleh Michael Hedder dan waktu barang tersebut di bawa ke Australia.
Dari pengalaman tersebut bahwa dari pemerintah Indonesia harus betul-betul jangan responsive
terhadap arkeologi bawah air
BUKTI MENGIKUTI WEBINAR