net/publication/337137183
CITATIONS READS
2 1,247
3 authors:
Winata Wira
Universitas Maritim Raja Ali Haji
17 PUBLICATIONS 9 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Oksep Adhayanto on 09 November 2019.
1. Pendahuluan
Pengembangan kebudayaan dilakukan sebagai wujud kesadaran bangsa dan negara
dalam mengantisipasi ancaman terkikisnya jati diri dan nilai-nilai luhur budaya di masa lalu.
Menghadapi tantangan masa depan di tengah derasnya arus globalisasi menyebabkan
pengembangan kebudayaan menjadi mutlak untuk diwujudkan. Oleh karena itu, negara harus
hadir untuk memastikan terselenggaranya penyelamatan kebudayaan sebagai hasil olah cipta,
rasa dan karsa di setiap zaman.
Sejarah berperan penting terhadap realitas kekinian sehinga berbagai warisan yang
disumbangkan oleh kebudayaan di masa lampau mutlak untuk diselamatkan. Negara
mengambil peran yang nyata melalui pembentukan perundang-undangan tentang cagar
budaya yang dimaksudkan sebagai upaya untuk menyelamatkan peninggalan kebudayaan di
masa lalu. Perundangan-undangan tentang cagar budaya telah dimulai dengan dibentuknya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Namun karena
dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan dan kebutuhan hukum di
masyarakat, aturan tersebut telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya.
Sebagai bekas wilayah kejayaan Melayu yang pernah mengalami masa kejayaan,
Provinsi Kepulauan Riau memiliki banyak peninggalan cagar budaya. Sebagai contoh,
kawasan cagar budaya peninggalan Kesultanan Lingga, Kesultanan Pulau Penyengat menurut
catatan tertulis dan bukti bekas reruntuhan yang masih ada sampai sekarang. Di Provinsi
Kepulauan Riau ada saat ini ada 15 cagar budaya nasional (http://heritageinventory.web.id/),
99 benda cagar budaya tidak bergerak dan/atau situs, serta sekarang juga sedang
mengupayakan menjadikan Pulau Penyengat menjadi satu warisan budaya dunia. Harus
diakui tingkat perhatian pemerintah daerah dalam melestarikan dan mengelola cagar budaya
di Provinsi Kepuluan Riau hingga saat ini masih rendah, hal ini bisa di buktikan dengan
kondisi cagar budaya yang ada yang kurang terurus serta minimnya alokasi dana untuk hal
ini.
Hingga saat ini Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau belum memiliki Peraturan
Daerah tentang Pelestarian Cagar Budaya. Oleh karena itu pemerintah daerah Provinsi
Kepulauan Riau perlu segera membentuk perda tentang pelestarian dan pengelolaan cagar
budaya sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah terhadap komitmen pelestarian dalam
rangka menjaga nilai ke-khas-an Provinsi Kepulauan Riau sebagai bunda tanah Melayu yang
tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai keislaman.
2. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang dihadapi dalam upaya pelestarian cagar budaya yang ada di Provinsi Kepulauan Riau
sebagai berikut :
155
1. Masih kurang maksimalnya peran pemerintah daerah dalam hal pelestarian dan
pengelolaan cagar budaya
2. Permasalahan yang muncul berkenaan dengan cagar budaya, tidak dapat diselesaikan
tanpa adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pelestarian dan pengelolaan
cagar budaya
3. Keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, cakupan
dan substansi undang-undang tersebut sangat luas dan masih mengatur secara umum
pelestarian dan pengelolaan cagar budaya sehingga penyelesaian akan lambat dan
tidak sesuai dengan kondisi lokal
3. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa istilah yang memiliki makna yang hampir sama dengan cagar budaya
diantaranya pusaka budaya, warisan budaya, dan sumberdaya budaya. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia cagar budaya diartikan sebagai “daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan
peri kehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan”, adapun kata
‘cagar’ adalah “daerah perlindungan untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan, binatang, dsb;
lindungan” (KBBI V1.1).
Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 Tentang Cagar Budaya menjelaskan bahwa
cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar
budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui
proses penetapan.
Merujuk pada undang-undang tersebut benda cagar budaya dimaknai sebagai benda
alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan
atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat
dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. Bangunan cagar budaya adalah
susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau
benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan
alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia. Situs cagar budaya
adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, dan/atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau
bukti kejadian pada masa lalu. kawasan cagar budaya adalah upaya dinamis untuk
mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkannya.
Di Indonesia kriteria benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai benda
cagar budaya, bangunan cagar budaya, atau struktur cagar budaya apabila memenuhi kriteria
cagar budaya :
1. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
2. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;
3. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan; dan
4. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Pelestarian cagar budaya adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan
cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya.
Pengelolaan cagar budaya adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkan cagar budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan
156
pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Pemeliharaan cagar budaya adalah
upaya menjaga dan merawat agar kondisi fisik Cagar Budaya tetap lestari.
4. Metode Kajian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif
dan pendekatan budaya. Metode pendekatan yuridis normatif dilakukan melalui studi pustaka
guna menelaah (terutama) data sekunder berupa peraturan perundang-undangan untuk dilihat
kesesuaian muatan rancangan peraturan daerah ini secara vertikal dan horizontal, baik dari
aspek kewenangan daerah, aspek pengaturan maupun materi muatan yang dapat diatur
melalui peraturan daerah tentang pelestarian dan pengelolaan cagar budaya. Pendekatan
budaya sangat relevan untuk dilakukan dalam kajian ini karena cagar budaya adalah warisan
budaya yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, karena mempunyai nilai
penting yang patut dilestarikan. Meskipun dalam ranah hukum, cagar budaya merupakan
wujud bendawi dari gagasan, nilai-nilai luhur, dan tindakan manusia, tetapi pelestarian cagar
budaya tidak hanya ditujukan untuk mengabadikan benda itu sendiri.
Mekanisme pengumpulan data pengumpulan melalui data studi keperpustakaan
(bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier), wawancara dan
focus group discussion (FGD). Pengolahan data dilakukan secara deskriptif-kualitatif. Bahan-
bahan hukum tertulis yang telah terkumpul diuraikan dan dianalisis dengan menggunakan
content analysis secara sistematis dengan membuat klasifikasi muatannya dan
dikomparasikan dengan informasi narasumber dan pandangan dari masyarakat.
159
15. PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
16. PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan
Pelestarian Alam
17. Kepres Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Panitia Nasional Pengangkatan
dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam.
18. Inpres Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan
Pariwisata.
19. Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukkan Produk Hukum Daerah
20. Perendikbud RI Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan
Sumberdaya Manusia Kebudayaan
21. Perda Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025
22. Perda Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015
23. Perda Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Lembaga Adat
Melayu Kepulauan Riau
6.2. Saran
1. Rancangan Peraturan Daerah tentang Pelestarian dan Pengeloaan Cagar Budaya
Provinsi Kepulauan Riau, hendaknya menjadi Prioritas dalam Program Legislasi
Daerah tahun 2015, dan dibahas serta diundangkan dalam Tahun 2015
2. Pada tataran operasional pelaksanaan Ranperda ini akan secara optimal diwujudkan
melalui penetapan-penetapan Gubernur
Daftar Pustaka
Direktorat Pelestarian dan Pengeloaan Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kebijakan Pelestraian Cagar Budaya Bawah Air, 2014.
http://heritageinventory.web.id/ Data Base Pantau Pusaka Indonesia, Diakses 25 Maret 2015
Jam 10.30
Muhammad Ramli, Pengertian dan Kriteria Cagar Budaya, Makalah BPPP Makasar, 2013
Yadi Mulyadi, Pemanfaatan Cagar Budaya Dalam Perspektif Akademik dan Peraturan
Perundang-undangan, Makalah disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Undang-
Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya di Kabupaten Mamasa Sulawesi
Barat, 20 Agustus 2014
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
162
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
05 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda
Cagar Budaya Di Museum
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan
Kawasan Pelestarian Alam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Panitia Nasional Pengangkatan
dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam.
Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan
Pariwisata.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukkan Produk
Hukum Daerah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pengembangan Sumberdaya Manusia Kebudayaan.
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Lembaga Adat
Melayu Kepulauan Riau
163