Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH CAGAR BUDAYA DAN WARISAN BUDAYA TAKBENDA

Dosen Pengampu
Dr. Erwin, A.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh
Urai Nurdiansyah
12202047

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan semesta alam, sebaik-baik

tempat bersandar, tumpuan harapan, yang selalu memberikan rahmat, semangat untuk terus

belajar, berkarya, berfikir, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “CAGAR

BUDAYA DAN WARISAN BUDAYA TAK BENDA”

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi penilaian tugas

matakuliah Islam dan Budaya Borneo di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Institut Agama

Islam Negeri Pontianak.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dan begitu banyak kekurangan

sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis juga berharap

semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Pontianak, 11 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda ....................................... 5
2.2 Jenis Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda ................................................ 5
2.3 Relevansi Cagar Budaya dan Warisan Budaya Terhadap Keilmuan Prodi .................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 8
5.2 Saran ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu kala, manusia telah menciptakan dan mewarisi kekayaan budaya yang
melibatkan aspek material dan non-material. Kekayaan ini mencakup bangunan-bangunan
bersejarah, karya seni, tradisi lisan, tarian, musik, hingga pengetahuan lokal. Semua ini
membentuk identitas suatu masyarakat dan menjadi warisan berharga yang perlu dijaga dan
dilestarikan.
Cagar budaya dan warisan budaya takbenda tidak hanya merupakan manifestasi kreativitas
manusia, tetapi juga merupakan cerminan nilai, norma, dan keyakinan yang diteruskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Sayangnya, dalam menghadapi dinamika zaman yang
terus berkembang, banyak cagar budaya dan warisan budaya takbenda yang menghadapi
tantangan serius, mulai dari degradasi fisik hingga ancaman kehilangan makna budaya.
Perubahan lingkungan, urbanisasi, dan globalisasi membawa dampak signifikan terhadap
keberlanjutan cagar budaya dan warisan budaya takbenda. Peningkatan mobilitas manusia
dan arus informasi global telah memunculkan tantangan baru dalam menjaga keaslian dan
keberlanjutan warisan budaya. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pentingnya
pelestarian cagar budaya dan warisan budaya takbenda menjadi semakin krusial.
Dengan memperdalam pengetahuan mengenai cagar budaya dan warisan budaya takbenda,
kita dapat membuka pintu bagi tindakan konkret dalam menjaga keberagaman budaya yang
menjadi kekayaan bersama umat manusia. Pelestarian ini bukan hanya tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga kewajiban bersama bagi masyarakat, akademisi, dan pihak terkait
untuk melestarikan warisan yang telah menjadi bagian integral dari sejarah dan identitas kita.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Ap aitu Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda?
2. Apa saja jenis Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda?
3. Bagaimana relevansi cagar budaya dan warisan budaya takbenda terhadap keilmuan
prodi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui ap aitu cagar budaya dan warisan budaya takbenda
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis cagar budaya dan warisan budaya takbenda
3. Mengetahui dan memahami relevansi cagar budaya dan warisan budaya takbenda
dengan keilmuan prodi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda

1. Cagar Budaya
Cagar Budaya atau yang lebih dikenal sebagai Warisan Budaya adalah segala sesuatu
yang dianggap sebagai peninggalan budaya yang harus dirawat dan dilestarikan. Hal ini
menjadi penting karena warisan budaya adalah bagian dari sejarah bangsa dan identitas
kebangsaan yang harus dipertahankan.
Menurut para ahli, pengertian cagar budaya adalah segala bentuk peninggalan budaya seperti
bangunan, situs, benda-benda budaya, dan lain sebagainya. Termasuk pula dalam cagar
budaya adalah adat, kebiasaan, bahasa, dan kesenian yang dianggap sebagai peninggalan
budaya yang harus terus dilestarikan.
Cagar Budaya adalah warisan budaya berwujud benda, baik itu yang berada di darat atau air.
Wujudnya mempunyai massa dan dimensi, sehingga dapat diraba oleh indra. Perbedaan
inilah yang membedakannya dengan warisan budaya seperti bahasa, tarian, adat istiadat yang
tidak dapat dirasakan oleh seluruh indra1. Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan, Struktur, Situs Cagar Budaya, dan
Kawasan Cagar Budaya, di darat dan/atau air, yang perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan, melalui proses penetapan

2. Warisan Budaya Takbenda


Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda[4] mendefinisikan warisan budaya
takbenda sebagai praktik, representasi, ekspresi, serta pengetahuan dan keterampilan
(termasuk instrumen, objek, artefak, ruang budaya), yang dikelompokkan, dikategorikan
dalam beberapa kasus, individu mengakui sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Warisan Budaya Takbenda merujuk pada elemen-elemen budaya yang tidak bersifat fisik,
tetapi mencakup praktik-praktik, pengetahuan, dan ekspresi budaya yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Ini mencakup aspek-aspek yang melibatkan kehidupan sehari-hari
masyarakat, tradisi lisan, ritus keagamaan, pertunjukan seni, dan praktik-praktik lain yang
mencerminkan identitas dan kekayaan budaya suatu komunitas. Warisan budaya takbenda
memiliki nilai yang tidak terukur dalam menyelami akar budaya suatu masyarakat dan
memperkaya pengalaman manusia secara kolektif.

B. Jenis-jenis Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda

a. Cagar Budaya
1) Cagar Alam: Kawasan atau objek alam yang memiliki keindahan alam, keberlanjutan
ekologi, dan kepentingan konservasi. Contohnya termasuk taman nasional, hutan
lindung, dan ekosistem alami lainnya.
2) Cagar Sejarah: Bangunan atau struktur bersejarah yang memiliki nilai budaya dan
sejarah yang penting. Ini bisa berupa istana, candi, benteng, atau situs bersejarah
lainnya.

3) Cagar Arkeologi: Tempat yang menyimpan sisa-sisa artefak dan struktur kuno yang
penting untuk memahami sejarah manusia dan peradaban. Contohnya termasuk situs-
situs penggalian arkeologi.

4) Cagar Seni: Tempat atau ruang yang memamerkan dan melestarikan karya seni yang
memiliki nilai budaya dan artistik. Museum seni dan galeri seni termasuk dalam
kategori ini.

5) Cagar Etnografi: Tempat atau objek yang merepresentasikan kehidupan dan budaya
masyarakat tertentu. Ini bisa mencakup rumah tradisional, situs pemakaman, atau
museum etnografi.

b. Warisan Budaya Takbenda

1) Tradisi Lisan: Cerita rakyat, lagu, pantun, dan peribahasa yang diwariskan secara lisan
dari satu generasi ke generasi. Hal ini mencakup kepercayaan, legenda, dan kearifan
lokal.
2) Tradisi Tari dan Musik: Gaya tari dan musik tradisional yang diwariskan dan
dipertahankan. Ini mencakup tarian adat, jenis musik tradisional, dan alat musik khas.
3) Keterampilan dan Kerajinan Tradisional: Seni dan kerajinan tangan yang dihasilkan
menggunakan teknik tradisional. Contohnya melibatkan ukiran kayu, anyaman,
pembuatan batik, dan kerajinan lainnya.
4) Upacara dan Ritual: Praktik keagamaan atau upacara adat yang diwariskan dari generasi
ke generasi. Ini mencakup pernikahan adat, upacara kematian, dan ritual keagamaan.
5) Festival dan Perayaan: Peristiwa tahunan atau acara khusus yang merayakan
kebudayaan dan tradisi masyarakat. Ini bisa berupa festival musik, perayaan tradisional,
atau peringatan budaya lainnya.
6) Kuliner Tradisional: Makanan dan minuman khas suatu daerah atau budaya yang
diwariskan dan dijaga. Ini mencakup resep-resep tradisional dan teknik memasak khas.
7) Pengetahuan Tradisional: Pengetahuan lokal tentang alam, tanaman obat, dan praktik
pengobatan tradisional yang diwariskan melalui generasi.

Perlindungan dan pelestarian cagar budaya dan warisan budaya takbenda menjadi tanggung
jawab bersama untuk memastikan warisan tersebut tetap hidup dan bisa dinikmati oleh
generasi mendatang. Pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat lokal berperan
penting dalam upaya pelestarian ini.
C. Relevansi Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda dengan Keilmuan Prodi
Relevansi cagar budaya dan warisan budaya takbenda dengan Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab memiliki beberapa dimensi yang dapat memperkaya pengalaman pendidikan
dan pembelajaran dalam konteks keilmuan dan praktik pengajaran bahasa Arab. Berikut
adalah beberapa aspek relevansi tersebut:

1) Pengayaan Konteks Sejarah dan Kebudayaan


Cagar budaya dan warisan budaya takbenda dapat menjadi sumber daya berharga untuk
mengenalkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab pada konteks sejarah dan kebudayaan di
dunia Arab. Memahami cagar budaya seperti situs arkeologi, bangunan bersejarah, dan tradisi
budaya takbenda dapat membantu mahasiswa membentuk gambaran yang lebih kaya dan
autentik tentang lingkungan di mana bahasa Arab berkembang.

2) Pembelajaran Bahasa Melalui Materi Budaya


Mengintegrasikan cagar budaya dan warisan budaya takbenda ke dalam kurikulum
Pendidikan Bahasa Arab dapat menjadi sarana efektif untuk memperkaya materi
pembelajaran bahasa. Contohnya, menggunakan cerita rakyat atau puisi klasik sebagai bahan
ajar tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga menggali nilai-nilai
budaya dan kekayaan ekspresi linguistik dalam konteks yang nyata.

3) Pengembangan Keterampilan Komunikatif Kontekstual


Studi cagar budaya dan warisan budaya takbenda dapat membantu mahasiswa Pendidikan
Bahasa Arab untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam konteks yang lebih
kontekstual dan autentik. Menyelami tradisi lisan, seperti cerita rakyat atau lagu tradisional,
dapat membantu mahasiswa memahami struktur bahasa Arab dalam penggunaan sehari-hari
dan situasi budaya tertentu.

4) Pengenalan Variasi Dialek


Cagar budaya dan warisan budaya takbenda sering kali terkait erat dengan variasi dialek
bahasa Arab. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab dapat memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang perbedaan dialek bahasa Arab dan memahami penggunaannya dalam konteks
budaya tertentu. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi
dalam berbagai situasi sosial dan budaya.

5) Pengembangan Pendidikan Multikultural


Studi cagar budaya dan warisan budaya takbenda mendukung pengembangan pendidikan
multikultural dalam kurikulum Pendidikan Bahasa Arab. Mahasiswa dapat memahami
keragaman budaya di dunia Arab dan menghargai perbedaan dalam praktik bahasa sehari-
hari, tradisi, dan nilai-nilai budaya.

6) Inspirasi dalam Pembelajaran Kreatif


Warisan budaya takbenda, seperti seni pertunjukan tradisional atau sastra klasik, dapat
menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan materi pembelajaran kreatif dalam konteks
Pendidikan Bahasa Arab. Pemanfaatan kisah-kisah atau sastra klasik sebagai dasar untuk
proyek-proyek kreatif dapat meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa.

7) Pengembangan Keterampilan Terjemahan dan Interpretasi


Pemahaman cagar budaya dan warisan budaya takbenda dapat meningkatkan keterampilan
terjemahan dan interpretasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab. Memahami konteks budaya
membantu mereka untuk lebih efektif mengartikan dan menafsirkan teks-teks budaya atau
sastra.

Dengan mengintegrasikan cagar budaya dan warisan budaya takbenda ke dalam kurikulum
Pendidikan Bahasa Arab, tidak hanya memberikan pengetahuan linguistik yang lebih
mendalam, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dengan mendekatkan
mereka pada realitas budaya dan sejarah di mana bahasa Arab berkembang. Ini dapat
membentuk generasi pengajar bahasa Arab yang tidak hanya menguasai bahasa, tetapi juga
memahami dan menghargai konteks budaya tempat bahasa tersebut digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cagar budaya dan warisan budaya takbenda memiliki peran krusial dalam memelihara
keberagaman dan identitas budaya suatu masyarakat. Pelestarian elemen-elemen ini tidak
hanya mencakup benda fisik, tetapi juga nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Relevansi cagar budaya dan warisan budaya takbenda terhadap prodi
pendidikan Bahasa Arab menjadi semakin penting, mengingat Bahasa Arab sendiri memiliki
peran historis dan kultural yang dalam dalam membentuk peradaban dunia.
B. SARAN
1. Integrasi Warisan Budaya dalam Kurikulum: Disarankan agar kurikulum prodi pendidikan
Bahasa Arab mencakup aspek-aspek warisan budaya Arab, termasuk sastra, seni pertunjukan,
dan tradisi lisan. Ini akan membantu mahasiswa memahami Bahasa Arab dalam konteks
budaya yang lebih luas.
2. Pengembangan Materi Pembelajaran Berbasis Warisan Budaya: Dalam pengajaran Bahasa
Arab, dapat dibuat materi-materi pembelajaran yang berfokus pada warisan budaya Arab. Ini
dapat mencakup proyek penerjemahan karya-karya sastra klasik Arab, analisis teks
bersejarah, atau penggunaan tradisi lisan dalam kelas.
3. Kolaborasi dengan Ahli Warisan Budaya: Prodi pendidikan Bahasa Arab dapat menjalin
kerja sama dengan ahli warisan budaya untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler atau
program penelitian yang melibatkan mahasiswa. Hal ini dapat memperkaya pengalaman
belajar mereka.
Dengan mengintegrasikan warisan budaya dan warisan budaya takbenda ke dalam kurikulum
dan pengalaman belajar, prodi pendidikan Bahasa Arab dapat menjadi wahana yang lebih
holistik untuk membentuk generasi yang tidak hanya menguasai Bahasa Arab secara teknis,
tetapi juga memahami dan menghargai konteks budaya yang membentuknya.
DAFTAR PUSTAKA

Sedyawati, Edi. Warisan Budaya Tak Benda: Masalahnya Kini di Indonesia. Depok Pusat
Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.
2003.
Subur Tjahjono, Memelihara Warisan Budaya Tak Benda, Diambil dari
http://travel.kompas.com/read/2014/10/24/175400
427/Memelihara.Warisan.Budaya.Tak.Benda.
Labadi, S. (2013). UNESCO, Cultural Heritage, and Outstanding Universal Value: Value-
based Analyses of the World Heritage and Intangible Cultural Heritage Conventions.
Lanham, MD: AltaMira Press.
Adisusilo, S. (2010). Warisan Budaya Takbenda di Indonesia: Implementasi Konvensi
UNESCO. Jurnal Arkeologi Nasional, 14(2), 123-136.
Susanto, H., & Rahayu, E. S. (2016). Kajian Implementasi Konvensi Warisan Budaya
Takbenda di Indonesia. Jurnal Heritage Indonesia, 1(1), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai