TINJAUAN TENTANG
1.1. Pengertian Warisan Budaya Dunia
Warisan budaya merupakan sebuah istilah yang telah mengalami perubahan
arti, budaya mengalami pergeseran arti yang jauh berbeda dalam beberapa dekade
dikembangkan oleh UNESCO. Warisan budaya tidak lagi berakhir pada monumen
dan koleksi benda-benda, warisan budaya juga termasuk dalam tradisi atau
ekspresi hidup yang diwarisi dari nenek moyang dan diteruskan kepada
keturunannya, seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial, ritual, acara
meriah, pengetahuan dan praktek tentang alam dan alam semesta atau pengetahuan
Budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara
transformasi antara alam dan manusia dan bentuk hasil transformasi antara alam
melindungi aset fisik bernilai ekonomis, tetapi juga melestarikan praktik, sejarah,
dan lingkungan, dan rasa kontinuitas dan identitas. Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan cipta,
“………… keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar “.
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan setiap kemampuan lain
berbagai bentuk hasil karya manusia baik berupa pola-pola ataupun sistem yang
berwujud ataupun tidak berwujud dari hasil budi dan akal manusia yang diperoleh
1
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta, Jakarta. Hlm. 181.
2
Koentjaraningrat. 1981. Persepsi Tentang Kebudayaan Nasional. Tidak Diterbitkan. Hlm.
180-181.
3
Roger M. Keesing. Teori-Teori Tentang Budaya. Kumpulan Tulisan Antropologi 50. Hlm. 3.
4
Jokilehto. J. 2005. Definition od Cultural Heritage References to Documents in History.
ICCROM Working Group “Heritage and Society”. Page 4.
5
Binford, L. 1968. Post-Pleistocene Adaptations. Dalam New Perspective in Archaelogy. ed.
L.R. Binford dan S.R. Binford. Chicago: Aldine. Page 313.
merupakan sebuah ciri dari suatu bangsa dan sebagai bentuk warisan dari para
sebagai suatu keseluruhan, baik dalam bentuk karya seni maupun simbol-
yang dialihkan oleh generasi manusia di masa lalu kepada generasi muda
identitas kepada setiap tempat dan ruang, dan merupakan gudang yang
yang diwariskan dari generasi yang satu kepada generasi yang lain, yang tetap
(cultural heritage) yaitu sebagai harta pusaka budaya baik berwujud atau tidak
6
Ibid. Hlm 4-5.
7
Ardika, I Wayan. 2007. Pusaka Budaya dan Pariwisata. Pustaka Larasan, Denpasar. Hlm. 19
berwujud dan bersumber dari masa lampau yang digunakan untuk kehidupan
masyarakat sekarang dan kemudian diwariskan kembali untuk generasi yang akan
tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau Negara selama bertahun-
tahun dan dianggap sebagai bagian penting dari karakter bangsa tersebut.
luhur. Menurut situs resmi UNESCO, warisan budaya adalah monumen, kelompok
bangunan atau situs sejarah, estetika, arkeologi, ilmu pengetahuan, etnologis atau
antropologi nilai.
adalah :
budaya, tetapi pada Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat
kebendaan yaitu berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur
cagar budaya, situs cagar budaya, kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air
8
Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia. 2003. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia. Hlm. 2
yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,
penetapan.
yaitu :
Expressions 2005
kekayaan budaya dunia. Warisan budaya dunia adalah suatu tempat budaya dan
alam serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah warisan bagi
yang dimiliki setiap negara dalam bentuk budaya yang berbeda-beda, memiliki ciri
khas masing-masing dan hanya dimiliki oleh satu negara tersebut dan perlu untuk
dalam Convention Concerning The Protection of The World Cultural and Natural
Heritage (Adopted by the General Conference at its seventeenth session Paris, 16
and Natural Heritage menjelaskan bahwa berikut ini yang dianggap sebagai
1. Monumen (monuments)
atau struktur yang bersifat arkeologis, prasasti, gua tempat tinggal dan
kombinasi fitur, yang memiliki nilai universal yang luar biasa dari sudut
nilai-nilai universal yang luar biasa dari sudut pandang sejarah, seni atau
ilmu;
3. Situs (sites)
Karya manusia atau karya gabungan alam dan manusia, dan daerah
termasuk situs arkeologi yang memiliki nilai universal yang luar biasa dari
yang nyata (tangible). Hal ini mulai bergeser dimana tidak semua warisan budaya
warisan budaya yaitu adanya warisan budaya tak benda (intangible). Pada tahun
2001, UNESCO mengadakan survei yang melibatkan berbagai negara dan
Intangible Cultural Heritage dan diresmikan tahun 2003 dalam bentuk Konvensi
budaya fisik yang berwujud, dalam dokumen UNESCO tahun 1972 pada Warisan
Budaya Dunia, warisan diwujudkan dalam bentuk yang nyata, terutama bangunan
dan situs bersejarah. Warisan budaya tangible diklasifikasikan menjadi dua bentuk
yaitu :
Warisan budaya tidak bergerak biasanya berada di tempat terbuka terdiri dari
Warisan budaya bergerak biasanya berada di dalam ruangan dan terdiri dari:
benda warisan budaya, karya seni, arsip, dokumen, dan foto, karya tulis cetak,
Sebuah warisan fisik atau nyata adalah salah satu yang dapat disimpan dan
budaya seperti pakaian tradisional, peralatan (seperti manik-manik, kapal air), atau
9
Galla. 2001. Guidebook for the Participation of Young People in Heritage Conservation. Hall
and jones Advertising, Brisbane. Hlm. 8
10
Ibid. Hlm 10
kendaraan (seperti kereta lembu). Warisan tangible meliputi monumen besar
seperti kuil, piramida, dan monumen publik. Meskipun warisan nyata dapat punah,
umumnya lebih jelas bagaimana hal itu dapat dilestarikan dari warisan intangible
yang memiliki risiko lebih besar dan bisa hilang untuk selamanya. Secara historis,
kebijakan nasional baik di Indonesia dan dunia telah memberikan lebih banyak
takbenda.
dengan alam, dan sejarah mereka. Hal ini yang memberikan rasa identitas dan
takbenda adalah budaya yang ada intelektual dalam budaya. Ini bukan barang fisik
atau nyata. Warisan budaya takbenda meliputi lagu, mitos, kepercayaan, takhayul,
etnobotani. Etobotani adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara
kasus, individu mengakui sebagai bagian warisan budaya mereka. Bagi individu
yang menyatakan dirinya sebagai warisan budaya disebut warisan budaya hidup.
sebagai berikut :
4. Tradisi lisan dan ekspresi, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya
tak benda
5. Seni pertunjukan
8. Keahlian tradisional.
Indonesia adalah negara yang terdiri dari adat, suku, dan budaya yang
beraneka ragam dengan kreatifitas, kearifan lokal dan budaya adi luhur ini
11
Syarif Moeis. 2009. Pembentukan Kebudayaan Nasional Indonesia. FPIPS UPI Bandung.
Hlm. 15
1. Aceh
2. Gayo – alas dan Batak, Nias dan Batu
3. Minangkabau, Mentawai
4. Sumatera Selatan
5. Melayu
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan
8. Minahasa – Sangir – Talaud
9. Gorontalo
10. Toraja
11. Sulawesi Selatan
12. Ternate
13. Ambon – Kepulauan Barat Daya
14. Irian
15. Timor
16. Bali dan Lombok
17. Jawa Tengah dan Jawa Timur
18. Surakarta dan Yogyakarta
19. Jawa Barat
Keanekaragaman kebudayaan tumbuh di dalam masyarakat yang mendiami
Budaya Indonesia juga tidak lepas dari adanya akulturasi budaya, pertemuan-
pertemuan budaya asli Indonesia dengan masuknya kebudayaan luar atau asing
Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara. Pada pasal 32 angka 1 Undang-
bahwa :
No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Undang-Undang No. 5 Tahun
dikeluarkan :
Budaya.
17 tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2025 Bab II.3 Poin
seperti yang tertuang dalam Bab IV Huruf H poin 1 lampiran Undang-Undang No.
setempat. Menurut Peraturan Daeran Provinsi Bali No. 3 Tahun 2001 tentang Desa
masyarakat hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan
tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun temurun dalam
ikatan kahyangan tiga atau kahyangan desa yang mempunyai wilayah tertentu
sendiri. Pasal 1 angka 11 juga menyatakan bahwa Awig-awig adalah aturan yang
dibuat oleh krama desa pakraman dan atau krama banjar pakraman yang dipakai
sebagai pedoman dalam pelaksanaan Tri Hita Karana sesuai dengan desa mawacara
Tahun 2010 yang menyatakan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya berupa :
adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun
2. Bangunan
adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan
sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau
yang khas.
Perlindungan dan pelestarian dilakukan baik di darat dan atau di air sesuai dengan
cagar budaya dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2005 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, Pasal 1 angka 36 menyatakan bahwa
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar
bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs
purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas.
Perlindungan cagar budaya dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun
2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali juga terdapat dalam
b. Situs purbakala
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 juga dengan tegas melindungi dan
ekosistemnya
Lanskap adalah potensi suatu bangsa dimana pengelolaan yang tepat akan
suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh
indra manusia, dimana karakter tersebut menyatu secara harmoni dan alami untuk
memperkuat karakter lanskapnya12. Lanskap adalah keseluruhan elemen fisik
secara kompleks di suatu daerah. Setiap lanskap di dunia hari ini, mulai dari kutub
utara sampai kutub selatan merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam.
Menurut UNESCO, lanskap budaya adalah suatu bentukan lanskap hasil interaksi
antara manusia dengan sistem alam yang terjadi dalam rentang waktu panjang
hingga membentuk suatu lanskap tertentu. Interaksi ini berasal dan menyebabkan
atau karakter lanskap budaya. Komponen tersebut terbagi dalam tiga kelompok,
f. Pandangan sejarah dan kualitas persepsi
The U.S. Department of the Interior, National Park Service mendefinisikan
lanskap budaya sebagai wilayah geografis (termasuk sumber daya baik alam dan
budaya dan satwa liar atau hewan domestik di dalamnya) yang terkait dengan
Lanskap budaya adalah salah satu manifestasi dari pengelolaan alam terkait
terhadap krisis. Sistem irigasi tradisional di Bali merupakan bagian dalam Lanskap
Budaya Provinsi Bali sudah dikenal pada 882 Masehi, sistem irigasi tradisional
tersebut dikenal dengan nama Subak. Subak merupakan lanskap budaya dimana
lanskap budaya adalah hubungan antara manusia dengan tanah yang berjalan dari
Lanskap Budaya Provinsi Bali pada umumnya berbentuk atau tersusun atas petak
dengan ukuran yang tidak beraturan. Keadaan sawah seperti itu disebut sawah
14
Charles A. Birnbaum with Christine Capella Peters. 1996. U.S. Department of the Interior,
National Park Service. The Secretary of the Interior’s Standards for the Treatment of Historic
Properties with Guidelines for the Treatment of Cultural Landscapes, ed., Washington, DC. Page.4.
Menurut pasal 1 angka 4 Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2012 tentang
Subak, Subak adalah organisasi tradisional dibidang tata guna air dan atau tata
tanaman di tingkat usaha tani pada masyarakat adat di Bali yang bersifat
berkembang. Definisi Subak juga terdapat di dalam beberapa peraturan lain yaitu
sebagai berikut :
religius yang secara historis didirikan sejak dahulu kala dan berkembang
terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air dan
lain-lain untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah.
Anggota pada Konservasi Budaya Lanscape pada tahun 1995 dalam Komite
(ICOMOS) tentang wilayah sebagai bagian dari kebijakan lanskap, mengacu pada
lanskap kawasan budaya adalah sebagai bagian topografi dibatasi spesifik lanskap,
ruang dan waktu dan yang telah memperoleh nilai-nilai sosial dan budaya diakui di
berbagai tingkat wilayah, karena adanya sisa-sisa fisik yang mencerminkan
penggunaan lahan di masa lalu dan kegiatan, keterampilan atau tradisi khas, atau
penggambaran dalam karya sastra dan seni, atau fakta bahwa peristiwa bersejarah
budaya fisik (tangible) dan warisan budaya non fisik (intangible). Nilai tangible
value dapat dilihat dalam Pura, Lontar, hasil pertanian, dan persawahan terasering
sedangkan nilai intangible value dapat terlihat dalam Tri Hita Karana, Awig-Awig,
Subak, sistem pertanian. Hal yang harus ditekankan di dalam pewarisan budaya
mengenai Lanskap Budaya Provinsi Bali : Sistem Subak sebagai Manifestasi dari
Tri Hita Karana adalah sistem irigasi Subak dan lanskap budaya yaitu lanskap
budaya berupa warisan budaya yang perlu dilestarikan dan merupakan warisan
budaya asli maryarakat Bali, berbeda dengan organisasi Subak, organisasi Subak
berisikan individu-individu pemilik lahan persawahan yang dialiri oleh irigasi dan
Menurut Bhisana PHDIP Tahun 1994, yang dimaksud kawasan suci adalah
gunung, danau, campuhan (pertemuan air sungai dengan air laut, pertemuan dua
kesucian. Perlindungan terhadap kawasan suci terkait dengan perwujudan Tri Hita
Karana yang diladasi oleh penerapan ajaran Sad Kertih, Sad Kertih adalah enam
jenis upacara yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan alam beserta isinya.
Menurut Perda Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Provinsi Bali, Tri Hita Karana adalah falsafah hidup masyarakat Bali
hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia
Karana memiliki nilai kearifan lokal yang dikenal dengan Tri Hita Karana, Tri
Hita Karana berarti tiga penyebab kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan. Tri
a. Parahyangan
Parahyangan adalah hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia adalah ciptaan Tuhan maka manusia wajib berterima kasih dengan
b. Pawongan
15
Tri Rahayu Wulansari dkk. 2014. Perbandingan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Tradisional di Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli dengan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang Formal. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB Bandung. Hlm. 5
memenuhi tercapainya kebahagiaan, kemakmuran dan kesejahteraan.
c. Palemahan
Palemahan dalam subak mencakup benda mati, mahkluk hidup dan lanskap
Subak.
manisfestasi perwujudan dari Tri Hita Karana ditetapkan sebagai warisan budaya
dunia karena dianggap masih orisinil dalam menunjukkan ciri-ciri penting dari
sistem Lanskap Budaya Provinsi Bali. Karakteristik warisan budaya bali ada 3
konsep yaitu :
Lanskap Budaya Bali yaitu sistem Subak. Subak masih melestarikan dan
bertahan hidup. Lanskap Budaya Bali tergolong sebagai kawasan cagar budaya,
Cagar Budaya menyatakan bahwa kawasan cagar budaya adalah satuan ruang
geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya
Budaya Bali adalah mengadakan join mission antara Pemerintah Indonesia dengan
pihak UNESCO dan pihak World Bank (Bank Dunia) pada tahun 2000. Pengusulan
culture lanscape dilakukan dengan single nomination yang terdiri dari three cluster
a. Situs Jatiluwih
c. Situs Kintaman, Batur, dan Pejeng (DAS Pakerisan dan DAS Petanu)
Pemerintah Pusat pada tahun 2002 mengusulkan Landskap Budaya Provinsi Bali
sebagai warisan budaya dunia (World Culture Heritage) kepada UNESCO dengan
System as a Manifestation of Tri Hita Karana”. Pada tahun 2000 culture lanscape
dibagi dalam tiga bagian atau three cluster, tetapi pada tahun 2002 dibagi menjadi
Upaya ketiga pada tahun 2004, nominasi The Cultural Landscape of Bali
yaitu C 1194. Taman Nasional Bali Barat dicoret dari nomonation list of
Cosmology. Perubahan ini disempurnakan pada tahun 2005 dan dikirimkan lagi
World Heritage and Cultural mendatangkan Mr. Feng Jing dengan tujuan yaitu :
2005 dan dossier dilakukan evaluasi serta verifikasi dari expert ICOMOS.
Perjuangan Pemerintah Indonesia masih terus berlangsung dari tahun 2007 sampai
Tahun 2009. Dossier dianggap tidak lengkap kembali, hal ini dikarenakan dossier
a. Peta dengan batas-batas yang harus jelas dari kawasan yang masuk dalam
d. Sistem jaringan dan hubungan antara Subak dengan pura yang ada di
dalamnya
dimana judul dossier tidak dirubah tetapi sisi hampir 80% berubah. Konsep
hubungan situs yang awalnya berupa cluster menjadi satu kesatuan yaitu :
b. DAS Pakerisan
tahunan UNESCO pada tanggal 29 Juni 2012 di St. Petersberg diresmikan sebagai
Warisan Budaya Dunia. Lanskap Subak dianggap sudah memenuhi syarat dan
patut untuk dilindungi sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah Provinsi Bali,
memberikan plakat sebai bukti peresmian di setiap lokasi situs dan penyerahan
keruangan Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya sesuai dengan
yang penetapan zona dalam rencana rinci tata ruang di setiap daerah. Penataan
zonasi dibuat sesuai dengan keadaan Warisan Budaya, pengaturan zonasi akan
Peraturan zonasi terdiri dalam teks zonasi dan peta zonasi sesuai dengan Pasal 157
Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, penetapan sistem zonasi terdiri
dari :
a. Zona inti
Zona Inti (Protection Zone) adalah kawasan atau area yang dibutuhkan
b. Zona Penyangga
c. Zona Pengembangan
yang berada tidak jauh dari tempat keberadaan Cagar Budaya dan
d. Zona Penunjang
Zona penunjang (Supporting Zone) adalah suatu kawasan atau area di dekat
Budaya Bali, apabila diakumulasikan maka luas Lanskap Budaya Bali yang
ditetapkan sebagai warisan budaya dunia adalah seluas 20.720,2 Hektar. Penetapan
Karana sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO didasarkan pada penilaian
kriteria yang memenuhi di dalam Operational Guidelines for The Implementation
Kriteria I. Tradisi Budaya yang membentuk Lanskap Budaya Bali sejak sekitar
abad ke-12, adalah konsep filosofis masa lampau yaitu Tri Hita
Kriteria II. Kawasan Lanskap Budaya Bali tersebut merupakan bukti sistem
Subak yang luar biasa, sebuah sistem demokratis dan egaliter yang
di Bali.
Kriteria III. Pura subak Bali merupakan suatu lembaga yang unik, dimana
ide-ide tersebut dapat dikatakan sebagai nilai luar biasa dan secara
sistem subak.
menyandang gelar warisan budaya dunia dengan empat tempat berbeda-beda yaitu:
Hal ini memberi cerminan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki
kebudayaan tinggi dan peradaban yang amat saat luhur sehingga begitu banyak dan
Internasional dan memiliki keunikan yang tidak ada di negara-negara lain di dunia.
Hita Karana memiliki kawasan yang sangat luas dengan letak yang cukup
berjauhan antara satu dengan yang lainnya tetapi sebenarnya merupakan satu
kesatuan yang mencerminkan bagaimana sistem Subak dari hulu sampai hilir
dilestarikan. Filosofi dari Subak sebagai manifestasi dari Tri Hita Karana adalah16:
a. Parahyangan
Pura or religious structure; subak members have to honor God, since all
things they need for their lives are coming from Him; ritual activities for
honoring God are part of everyday life of subak members
b. Palemahan
Rice fields; subak members are living in an environment with enough
natural resources for their material life. Consequently, subak members
have to take care of the environment
c. Pawongan
Subak members as human beings created by God, who have to behave in
accordance with their pawongan status that does not allow any iniquitous
action
Apabila diterjemahkan sebagai berikut :
1. Parahyangan
Pura atau struktur keagamaan; Anggota subak harus menghormati Tuhan,
karena semua hal yang mereka butuhkan untuk hidup mereka yang datang
dari-Nya; Kegiatan ritual untuk menghormati Tuhan adalah bagian dari
kehidupan sehari-hari anggota subak
2. Palemahan
Sawah; anggota subak hidup dalam lingkungan dengan sumber daya yang
cukup alami untuk kehidupan material mereka. Akibatnya, anggota subak
harus mengurus lingkungan
3. Pawongan
Anggota subak sebagai manusia diciptakan oleh Tuhan, yang harus
berperilaku sesuai dengan statusnya pawongan mereka yang tidak
memungkinkan tindakan bengis
Terdapat empat situs yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia
yaitu :
Pura Ulun Danu terletak di ketinggian 900 meter diatas permukaan laut,
Bali. Pura Ulun Danu adalah tempat pemujaan kepada Dewi Bhatari Ulun Danu
dan Ulun Danu sendiri bermakna penguasa danau. Danau Batur secara geografis
terletak pada 115°22ʹ′42,3ʺ″ dan 115°25ʹ′33,0ʺ″ Bujur Timur dan 8°13ʹ′24,0ʺ″ dan
sekitar Pura Ulun Danu dan Danau Batur (Gunung Batur dan sekitarnya) disebut-
sebut sebagai kawasan resapan air di Bali. Oleh karena itu kelestarian Pura Ulun
Danu dan Danau Batur harus dijaga karena kerusakannya akan berdampak buruk
atau berakibat buruk bagi Kintamani dan Bali secara keseluruhan. Pura Ulun Danu
dan Danau Batur merupakan hulu (pusat mata air) di dalam jejaring sistem irigasi
Subak dalam lansekap Subak. Danau Batur memiliki sungai bawah tanah yang
a. Sungai bawah tanah arah timur laut mengalir sampai Desa Les di Buleleng
Karangasem
c. Sungai bawah tanah arah barat daya sampai Tukad Yeh Sungi di perbatasan
Buleleng
Empat hal diatas telah meyakinkan bahwa hulu mata air Bali berada di Danau
Batur.
Gambar. 1
peninggalan para raja jaman Bali Kuno yang terkait dengan kawasan subak di
sebelah hilirnya. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029, Pasal 1
angka 63 menyatakan bahwa Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS,
adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Empat Pura yang dilindungi
dalam DAS Pakerisan sebagai Warisan Budaya Dunia yang terletak di Kecamatan
Tampaksiring adalah :
2. Pura Mengening
3. Pura Pegulingan
Tiga kawasan Subak yang dilindungi dalam DAS Pakerisan sebagai Warisan
1. Subak Pulagan
Gambar. 2
DAS Pakerisan
Badung. Pura ini dibangun pada tahun 1632 oleh arsitek bernama Ing Khang
Ghoew dan diresmikan pada tahun 1634. Pura Taman Ayun ini dilengkapi dengan
taman yang asri serta dikelilingi oleh sebuah kolam besar yang memiliki
persediaan air yang cukup. Taman di kawasan pura memiliki luas 100 x 250 meter
Ayun yang mengaliri lebih dari 100 hektar tanah pertanian di tiga Subak yang
Ayun
b. Fungsi Pemersatu
Artinya semua lapisan masyarakat Bali yang terdiri dari berbagai garis
Pura Taman Ayun memiliki kolam di dalam dan di luar pura yang tidak saja
berfungsi estetika dan mengatur ekosistem, tapi juga sebagai irigasi karena air
yang ada di kolam tersebut mengairi sekitar ratusan hektare sawah yang ada di
Situs cagar budaya dalam kawasan Catur Angga Batukaru merupakan situs
yang paling luas cakupannya. Luas kawasan mencapai 17.106,58 hektar. Kawasan
Catur Angga Batukaru meliputi Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng.
Pura yang termasuk Catur Angga Batukaru adalah Pura Luhur Batukaru, Pura
Luhur Pucak Petali, Pura Besikalung, Pura Muncaksari dan Pura Tambawaras.
Batukaru.
Kabupaten Tabanan.
• Danau Buyan
• Danau Tamblingan