Latar belakang
Dasar hukum
Istilah
Apa
Karakteristik
Cakupan
Siapa
Latar belakang
• WBH/WBTB (2003)
Pelindungan terhadap ekspresi, keterampilan, praktik, dan
pengetahuan, yang bersifat dinamis.
Budaya yang dapat dilihat dan disentuh dan/ atau Sosial
(komunitas, kelompok, dalam beberapa kasus individu).
Komunitas yang mendefinisikan nilai yang relevan dengan unsur
warisan budaya hidup.
Komunitas memerankan (mempraktikkan) dan mentransmisikan
(mengajarkan), jadi unsur warisan budaya hidup berubah seiring
waktu
Relasi KB (2005) dan WBH (2003)
KB (2005) WBH/WBTB (2003)
Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 "Negara memajukan ke budayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya".
Prinsip "Trisakti" yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai pendiri NKRI dalam pidato tanggal
17 Agustus 1964, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian
dalam Kebudayaan.
UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya;
UU No. 28/2014 tentang Hak Cipta;
UU No. 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
Perpres No. 78/2007 tentang Pengesahan Convention for The Safeguarding of the Intangible
Cultural Heritage (Konvensi untuk perlindungan warisan budaya tak benda
Peristilahan
• Traditional Cultural Expressions
• Folklor/Folklore (tradisi lisan)
• Ekspresi Budaya Tradisional
• Objek pemajuan kebudayaan
• Ciptaan yang tdk diketahui penciptanya
• Warisan Budaya Takbenda
• Sumber Daya Budaya Takbenda
• Kekayaan tradisional masyarakat asli
• Sumber Genetik Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Folklore
Apa Ekspresi Budaya Tradisional
• Ekspresi budaya tradisional adalah suatu ciptaan dalam bidang seni mengandung
unsur karakteristik warisan tradisional sebagai kultur bangsa yang merupakan sumber
daya bersama dikembangkan dan dipelihara atau dilestarikan oleh komunitas atau
masyarakat tradisional tertentu atau organisasi tradisional social tertentu dalam
kurun waktu secara berkesinambungan (Eddy Damian).
• Adalah bentuk apapun, kasat mata maupun tak kasat mata, di mana pengetahuan dan
budaya tradisional diekspresikan, tampil atau dimanifestasikan dan mencakup bentuk-
bentuk ekspresi atau kombinasi, seperti misalnya kisah, efik, legenda, puisi, teka-teki
dan bentuk narasi lainnya; kata, lambang, nama dan simbol; ekspresi dalam bentuk
gerak, seperti drama, upacara, ritual, Sebagai tambahan, definisi ini juga mencakup
ekspresi yg kasat mata, seperti produk seni, khususnya gambar, desain, lukisan
termasuk lukisan tubuh dan juga dengan berbagai benda-benda kerajian, instrument
music, dan berbagai bentuk arsitektural.
Apa Ekspresi Budaya Tradisional
• Agar suatu ekspresi memenuhi syarat ekspresi budaya nasional,
ekspresi tersebut harus menunjukan adanya kegiatan intelektual
individu maupun kolektif yang merupakan ciri dari identitas dan
warisan suatu komunitas dan telah dipelihara, digunakan atau
dikembangkan oleh komunitas tersebut, atau oleh orang perorangan
yang memiliki hak atau tanggung jawab untuk melakukannya sesuai
dengan hukum dan praktik adat/kebiasaan dalam komunitas tersebut.
Ciri-ciri folklore
Folklore Hak Cipta
• Penyebaran dan pewarisannya dilakukan dengan • Selalu diketahui penciptanya
lisan melalui tutur kata; • Untuk mendapatkan manfaat ekonomi
• Bersifat tradisional bentuknya relatif tetap • Konsep individual dan eksklusif
diantara kolektivitas mereka dalam jangka waktu • Pelindungannya berjangka waktu
yang lama minimal dua generasi;
• Bersifat anonim nama pencipta sudah tidak
diketahui orang lain;
• Berbentuk pola dan spontan, misalnya
menggunakan kata-kata klise;
• Mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama
suatu masyarakat kolektif, misalnya tarian untuk
upacara adat atau agama;
• Bersifat pralogis mempunyai logika sendiri yang
tidak sesuai dengan logika umum, terutama
berlaku bagi folkore lisan;
• Menjadi milik bersama (kolektif) masyarakat adat;
• Memiliki nilai sacral bagi masyarakat adat ybs.
Karakteristik EBT
• Diwariskan dari ke generasi baik secara lisan maupun imitasi
• Refleksi dari identitas social dan budaya suatu komunitas tertentu
• Terdiri atas unsur-unsur warisan bersama
• Dibuat oleh pencipta yang tidak lagi diketahui dan/atau oleh komunitas
dan/atau oleh perseorangan yang diakui memiliki hak, tanggung jawab,
dan izin untuk itu;
• Tidak dimaksudkan untuk kepentingan komersial, akan tetapi
merupakan sarana ekspresi religi dan budaya
• Dilakukan, dikembangkan dan dikreasikan kembali oleh suatu komunitas
Kriteria Ekspresi Budaya Tradisional
(1) Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah, dan benda
budaya nasional lainnya.
(2) Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik
bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan,
koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya.
(3) Untuk rnengumumkan atau memperbanyak Ciptaan tersebut pada ayat (2), orang yang
bukan warga negara Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari instansi yang
terkait dalam masalah tersebut.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana
dimaksud dalam pasal ini, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Cakupan folklor
Folklor dimaksudkan sebagai sekumpulan Ciptaan tradisional, baik yang dibuat
oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat, yang menunjukkan
identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar dan nilai-nilai yang
diucapkan atau diikuti secara turun temurun, termasuk:
a. cerita rakyat, puisi rakyat;
b. lagu-Iagu rakyat dan musik instrumen tradisional;
c. tari-tarian rakyat, permainan tradisional;
d. hasil seni antara lain berupa: lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan,
mosaik, perhiasaan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musik, dan tenun
tradisional.
Pasal 38 UUHC 2014 Ekspresi Budaya Tradisional dan Hak Cipta atas Ciptaan yang
Penciptanya Tidak Diketahui
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional dipegang oleh Negara.
(2) Negara
wajib menginventarisasi, menjaga, dan memelihara ekspresi
budaya tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Penggunaan ekspresi budaya tradisional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat pengembannya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh
Negara atas ekspresi budaya tradisional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Cakupan EBT
Yang dimaksud dengan "ekspresi budaya tradisional“ mencakup salah satu atau
kombinasi bentuk ekspresi sebagai berikut:
a. verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun
puisi, dalam berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya
sastra ataupun narasi informatif;
b. musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya;
c. gerak, mencakup antara lain, tarian;
d. teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;
e. seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat
dari berbagai macam bahan seperti
f. kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil, dan lain-1ain atau
kombinasinya; dan
g. f. upacara adat.
Pasal 40 ayat (1) UUHC 2014
Pasal 5
Objek Pemajuan Kebudayaan meliputi:
a. tradisi lisan;
b. manuskrip;
c. adat istiadat;
d. ritus;
e. pengetahuan tradisional;
f. teknologi tradisional;
g. seni;
h. bahasa;
i. permainan rakyat; dan
j. Olahraga tradisional.
Bentuk pelindungan EBT
Pasal 38 (1): HC atas EBT dipegang oleh Negara
Pasal 38 (2): Negara inventarisasi, menjaga dan memelihara
Pasal 38 (3): Penggunaannya memperhatikan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat pengembannya
Pasal 60: HC atas EBT yang dipegang oleh negara berlaku tanpa batas
waktu.