Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Heritage

Kegiatan pelestarian hendaknya tidak ditujukan untuk nostalgia semata. Hendaknya


yang dilakukan adalah membaca ulang atau reinterpretasi warisan budaya untuk
kepentingan masa mendatang. Pendekatan yang dapat ditempuh antara lain dengan
mengemasnya dalam sebuah pagelaran busana dengan tema New Light Heritage yang secara
otentik mewakili cerita/sejarah masa lalu hingga masa kini dalam sebuah busana pesta
malam. Selain itu sebagai palaku bidang fashion, penulis dapat ikut serta dalam pelestarian
heritage melalui karya yang dituangkan dalam busana, hal ini tentunya lebih menarik bagi
masayarakat dibandingkan dengan sosialisasi heritage melalui media cetak. Kemajuan
teknologi juga mempengaruhi pelestarian heritage di Indonesia karena masyarakat lebih
tertarik mempelajari hal yang bersifat modern daripada mempelajari warisan leluhur di
Indonesia. Menurut Ibid dalam bukunya yang berjudul World Heritage Committee, heritage
dibagi menjadi dua unsur , yaitu :
1. Intangible Heritage (abstrak) merupakan heritage yang tidak dapat disentuh karena
bukan merupakan benda berwujud (bahasa, ritual, music, tarian, kepercayaan, dll)
2. Tangible Heritage (konkrit) merupakan heritage yang berupa benda berwujud atau dapat
disentuh.
Heritage memiliki banyak pengertian, Menurut UNESCO heritage yaitu sebagai
warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang diteruskan
kepada generasi mendatang. Pendek kata, heritage adalah sesuatu yang seharusnya
diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan mempunyai nilai
sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya. Dalam kamus Inggris-
Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan atau pusaka.
Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan nilai-nilai
yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian
penting dari karakter mereka. Merujuk pada Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia yang
dideklarasikan di Ciloto 13 Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka
(heritage) Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya, dan Pusaka Saujana. Pusaka
Alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka Budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa,
dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air Indonesia, secara sendiri-
sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain
sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka Budaya mencakup pusaka berwujud (tangible)
dan pusaka tidak berwujud (intangible). Pusaka Saujana adalah gabungan Pusaka Alam dan
Pusaka Budaya dalam kesatuan ruang dan waktu. Pusaka Saujana dikenal dengan
pemahaman baru yaitu cultural landscape (saujana budaya), yakni menitikberatkan pada
keterkaitan antara budaya dan alam dan merupakan fenomena kompleks dengan identitas
yang berwujud dan tidak berwujud.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa heritage sangat
mempunyai peranan yang penting, tidak hanya dari nilai sejarah namun dari nilai sosial-
budaya masyarakat. Oleh karena itu, jika heritage dapat dipertahankan kelestariannya, maka
eksistensi dari sejarah perkembangan kota dari aspek perekonomiannya serta nilai sosial-
budaya masyarakatnya dapat terlestarikan pula dan akan mampu menjadi salah satu
karakteristik identitas bagi kota tersebut.

Gambar 1.1.Logo UNESCO


Sumber : en.unesco.org/

a. Ciri-ciri Heritage
Setiap heritage memiliki sejarahnya masing-masing. Heritage tidak selalu berupa benda
mati, namun dapat berupa makhluk hidup ataupun yang sejenis. Heritage dapat
digunakan sebagai icon suatu daerah tertentu yang melambangkan peristiwa besar
ataupun peninggalan yang ada pada suatu daerah tersebut. Heritage merupakan bukti/
tanda petunjuk aktivitas yang dimiliki dan masih terus mempunyai nilai sejarah yang
penting. Heritage merupakan bagian dari nilai sosial catatan kehidupan keseharian
masyarakat. Disamping itu, nilai-nilai yang dimiliki heritage juga merupakan catatan
yang mengisi kenangan dan adat-istiadat masyarakat.
Menurut Budiharjo (1985), terdapat enam ciri-ciri heritage, antara lain :
1. Kelangkaan , karya merupakan sesuatu yang langka.
2. Kesejarahan, yaitu memuat lokasi peristiwa bersejarah yang penting.
3. Estetika, yaitu mempunyai keindahan bentuk struktur atau ornament.
4. Superlativitas, yaitu tertua, tertinggi, atau terpanjang.
5. Kejamakan, yaitu karya yang mewakili suatu jenis atau ragam bangunan tertentu.
6. Pengaruh, yaitu keberadaanya akan meningkatkan citra lingkungan sekitarnya.

Selain keenam ciri-ciri diatas, Eder (1986) menambahkan tiga ciri-ciri heritage, yaitu :
1. Nilai Sosial, yaitu mempunyai makna bagi masyarakat.
2. Nilai Komersial, yaitu berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomis.
3. Nilai Ilmiah, yaitu berperan dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai