Anda di halaman 1dari 111

PENGEMBANGAN KAWAS AN PANTAI JATIMALANG

S EBAGAI OBJEK WIS ATA

Diajukan Oleh :
NOVI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERS ITAS S EBELAS MARET
2010

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul
B. Pengertian Judul
C. Latar Belakang
1. Umum
2. Khusus
D. Permasalahan dan Persoalan
1. Permasalahan
2. Persoalan
E. Tujuan dan Sasaran
1. Permasalahan
2. Persoalan
F. Batasan dan Lingkup Pembahasan
1. Batasan
2. Lingkup pembahasan
G. Metodologi dan Strategi Desain
1. Metode Pencarian Data
2. Metode Pembahasan
H. Sistematika Pembahasan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori Pariw isata


1. Pengertian
2. Bentuk-bentuk w isata
3. Jenis pariw isata
4. Peranan w isata
5. Persy aratan tempat w isata
6. Fasilitas w isata
7. Wisataw an
B. Wisata pantai
1. Spesifikasi alam pantai
2. Karakteristik w ilay ah pesisir/pantai
3. Pengertian w isata pantai
4. Jenis kegiatan w isata pantai
5. Factor-faktor y ang mempengaruhi perencanaan fasilitas w isata pantai
C. Teori Urban Desain
1. Urban space desain
2. Teori urban desain
3. Image kota
D. Teori Arsitektur Lansekap
1. Perencanaan lansekap
2. Perencanaan tapak
3. Perencanaan detail lansekap
4. Bahan material lansekap
5. Pertimbangan lingkungan pada penataan lansekap
6. Ruang terbuka
7. Sirkulasi
8. Fasilitas parkir
E. Preseden
1. Wisata bahari lamongan
2. Jatim park
3. Marina ancol
BAB III TINJAUAN KOTA PURWOREJO
A. Tinjauan Kabupaten Purw orejo y ang meliputi
1. Letak Geografis
2. Fisiografi
3. Geologi
4. Iklim
5. Hidrologi
6. Penggunaan lahan
7. Kemampuan lahan
8. Vegetasi
9. Sarana dan Prasarana
B. Rencana Pengembangan Kaw asan Pantai SWP II dan III Kabupaten Purw orejo
1. Rencana struktur ruang kaw asan pantai
2. Rencana peruntukan lahan UWP 2.1 dan UWP 3.1
3. Rencana pembangunan tata ruang kaw asan
C. Tinjauan Pariw isata Kabupaten Purw orejo
1. Kebijakan pembangunan pariw isata kabupaten purw orejo
2. Kondisi w isata di kabupaten Purw orejo
D. Tinjauan Kaw asan Pantai Jatimalang
1. Ekonomi,social dan budaya masyarakat
2. Potensi pariwisata
3. Site
4. Potensi site

BAB IV OBJEK WISATA YANG DIHARAPKAN

A. Dasar Pemikiran
B. Arah Penataan Kaw asan
1. Fungsi
2. Tujuan
C. Manfaat Penataan Kaw asan
1. Bagi pengunjung
2. Bagi masy arakat dan lingkungan
3. Bagi instansi terkait
D. Konsep Umum Penataan Kaw asan
1. Analisa SWOT
2. Pengelompokan zona w isata
E. Program Penataan Kaw asan
1. Penataan kegiatan w isata dan atraksi w isata
2. Strategi penataan kaw asan
3. Proses penataan kaw asan
F. Transformasi Fungsional
1. Tampilan fisik
2. Lansekap
3. System struktur, konstruksi, dan bahan
4. Utilitas
BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. Analisa Kegiatan
1. Analisa Karekteristik Pelaku Kegiatan
2. Kegiatan y ang terpilih
3. Analisa alur kegiatan
B. Analisa Tata ruang
1. Analisa pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang
2. Analisa penentuan konsep day a tampung
3. Analisa penentuan konsep besaran ruang
C. Analisa Kaw asan Perencanaan
1. Analisa kondisi kaw asan
2. Analisa pemilihan tapak
3. Strategi perencanaan pengembangan kaw asan
4. Realisasi strategi penataan kaw asan
D. Analisa Tapak
1. Analisa pengolahan lingkungan dan lansekap
2. Analisa tata olah tapak pada site terpilih
3. Analisa pencapaian
4. Analisa sirkulasi
5. Analisa klimatologis
6. Analisa kebisingan
7. Analisa v iew dan orientasi
8. Analisa zoning
9. Analisa lansekap
10. Analisa struktur dan bahan bangunan
11. Analisa sy stem utilitas

BAB VI KONSEP PERENCANAAN


A. Konsep Kegiatan
1.Pengelola
2.Pengunjung
B. Konsep tata ruang
1. Konsep Pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang
2. Konsep Pemrograman ruang
C. Konsep lokasi tapak
1. Konsep pemilihan tapak
2. Konsep perencanaan pengembangan
3. Konsep pengolahan tapak
4. Konsep pencapaian
5. Konsep sirkulasi
6. Konsep pendekatan klimatologis
7. Konsep pendekatan kebisingan
8. Konsep v iew dan orientasi bangunan
9. Konsep pemintakatan
10. Konsep lansekap
11. Konsep struktur dan bahan bangunan
12. Konsep pendekatan penampilan dan tata massa bangunan
13. Konsep utilitas
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari:


A. Judul
B. Pengertian Judul
C. Latar Belakang
D. Permasalahan dan Persoalan
E. Tujuan dan Sasaran
F. Batasan dan Lingkup Pembahasan
G. Metodologi dan Strategi Desain
H. Sistematika Pembahasan

BAB I-1
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata

B. PENGERTIAN JUDUL
Pengembangangan
proses, cara, perbuatan mengembangkan.
Kawasan
daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu seperti tempat tinggal, pertokoan, industri dsb.
Patai
1) tepi laut; pesisir; perbatasan daratan dengan laut atau massa air lainnya dan bagian yang dapat
pengaruh dari air tersebut
2)daerah pasang surut dan antara pasang tertinggi dan surut terendah; landai.
Jatimalang
Nama sebuah desa di wilayah kabupaten Purworejo, propinsi Jawa Tengah
Objek
Benda, hal, dsb yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan, dsb.4
Wisata
Perjalanan seseorang/ sekelompok orang yang dilakukan untuk sementara waktu, diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha/ bekerja (bussines) atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.5
1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD.2005.Kamus Besar Bahasa
Indonesia.jil.3.Jakarta:Balai Pustaka
2 ibid 1
3 Ibid 1
4 Ibid 1
5 Ibid 1

BAB I-2
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata:


Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengembangkan Kawasan Pantai Jatimalang di Purworejo
menjadi lebih baik dan menarik lagi sebagai sarana untuk berekreasi dan berwisata menikmati pesona
alam dengan memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki.

C. LATAR BLAKANG
1. UMUM
a. Pariwisata Telah Menjadi Industri yang Mendunia
Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia, suatu bisnis yang semakin berkembang.
Penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 1960-an ternyata pariwisata merupakan industri
berkembang yang padat karya, dan menguntungkan segala pihak. Pada tahun 1970-an (Graburn
dan Jafari) P I Pearce di Australia lewat penelitian tentang gejala pariwisata, menunjukkan
keuntungan yang diperoleh adalah valuta asing, mempekerjakan banyak orang, dengan biaya
pengeluaran yang merangsang ekonomi daerah sehingga meningkatkan taraf
kehidupan.(F.Ross,Glen.Psikologi Pariwisata ,terj.Marianto Samosir.1998.Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia)
Untuk meningkatkan ekonomi daerah, peran daerah dalam membangun kepariwisataan
merupakan bagian penting. Daerah harus berupaya menggembangkan dan mengupayakan
penanganan terhadap potensi sumber daya yang ada. Kebutuhan akan pengembangan dan
penanganan tersebut semakin mendesak dengan semakin pesatnya perkembangan kegiatan
pariwisata, ditambah dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai
sektor andalan untuk penerimaan pendapatan daerah.
b. Potensi Alam sebagai Penunjang Kegiatan Wisata
Kegiatan Wisata Alam yang ditawarkan yaitu suatu kegiatan rekreasi atau wisata yang
menyuguhkan atraksi alam sebagai komponen utama penunjang rekreasi, antara lain adanya
pemandangan yang berpotensi dapat menenangkan, menyegarkan, dan menyehatkan fisik dan
mental. (Pendit, Nyoman S. 1980. Pariwisata Sebagai Ilmu. Hal: 160).
Sehingga untuk itu Kawasan Pantai Jatimalang dapat dikembangkan sebagai Objek
Wisata Alam.

BAB I-3
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

2. KHUSUS
a. Pantai Jatimalang
Pantai Jatimalang adalah pantai yang memiliki lokasi paling baik di antara pantai yang ada
di Kabupaten Purworejo. Pantai Jatimalang ini juga termasuk dalam Kawasan Bahari Terpadu (KBT),
sesuai dengan rencana strategi tata ruang nasional dan rencana tata ruang wilayah propinsi Jawa Tengah
bagian selatan. Pantai Jatimalang terletak di Desa Jatimalang kecamatan Purwodadi yang termasuk dalam
Sub SWP III dengan peruntukan: pusat pemerintahan kecamatan, pusat pelayanan sosial ekonomi dan
jasa tingkat kecamatan, pusat perdagangan SWP III, pusat permukiman, pusat pengembangan pariwisata,
pengembangan tanaman lahan basah dan lahan kering, perikanan dan perindustrian. Wilayah
pendukungnya adalah Kecamatan Bagelen dan Kecamatan Ngombol.
Pantai ini terletak sekitar 18 km selatan Kota Purworejo dan sekitar 20 km dari D.I Yogyakarta.
Faktor lokasi inilah yang menyebkan pantai jatimalang menjadi pantai paling banyak diminati pengunjung.
Selain pemandangannya yang indah, pantai ini juga memiliki tempat pelelangan ikan dengan cakupan
regional Kabupaten Purworejo. Keunggulan lain yang dimiliki adalah adanya balai benih udang serta
tambak udang galah dan bandeng di sekitar pantai.
b. Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Salah Satu Tempat yang Memiliki Potensi Alam
Kabupatan Purworejo memiliki pantai Samudra Indonesia sepanjang kurang lebih 21 km
yang memiliki potensi sumber daya perikanan sangat besar. Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan
secara optimal. Saat ini nelayan di sepanjang pantai Purworejo telah melakukan penangkapan ikan melalui
dua lokasi pendaratan ikan yaitu Pantai Keburuhan dan Jatimalang. Penangkapan ikan yang dilakukan
masih menggunakan kapal-kapal kecil dengan motor tempel, penangkapan ikan ini belum mencapai
daerah lepas pantai dan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Padahal diberlakukannya Zona Ekonomi Eksklusif
mulai tahun 1994 memungkinkan untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih besar karena wilayah
yang semakin luas.
Selain ikan tangkap, di pesisir pantai Purworejo juga dikembangkan budidaya karena
terdapat hamparan tambak yang cukup luas. Potensi tambak sekitar 1200 ha, 146 ha sudah dimanfaatkan.
Ini berarti baru sekitar 12% lahan tambak yang dimanfaatkan. Dari 146 ha yang sudah dimanfaatkan 18
ha terdapat di desa Jatimalang. Budidaya tambak yang dikembangkan adalah bandeng dan udang.(

BAB I-4
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

Rencana strategi pengembangankawasan bahari terpadu (KBT) selatan-selatan kabupaten


purworejo,bapeda purworejo 2004).
Berdasarkan analisis finansial yang dilakukan kerjasama departemen kelautan dan
perikanan, direktorat jendral kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil dan PT. Multidekon Internal, tingkat
keuntungan yang diperoleh dari budidaya bandeng dan udang ini sebesar 11,53% . Secara keseluruhan
dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tambak dan bandeng lay ak untuk diupayakan dan dikembangkan
lebih lanjut. Untuk pengembangan ini pemerintah daerah kabupaten Purworejo telah membangun balai
benih udang (BBU) yang terletak di desa Jatimalang. Hasil tambak dan ikan tangkap di desa Jatimalang
adalah yang terbanyak bila dibandingkan zona pengembangan lain di pesisir Purworejo yaitu sekitar
480.000 kg/tahun. Meskipun ikan hasil dari tambak cukup baik di desa Jatimalang bukan berarti
pemanfaatan tambak di kawasan ini sudah optimal. (Penyusunan bisnis plan kegiatan perikanan
kabupaten purworejo tahun 2007)
Keberadaan tambak belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal tambak selain dapat
digunakan sebagai tempat budidaya ikan, juga dapat dimanfaatkan sebagai pendukung wisata terutama
wisata alam dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada yang dapat mendukung sebagai objek wisata
alam. Kawasan Pantai Jatimalang memiliki potensi yang sangat strategis untuk kawasan wisata dengan
tambak udang dan bandengnya.
Selain itu, suasana alam pedesaan yang masih alami dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan. Para wisatawan bisa melakukan kegiatan menjelajah (tracking) maupun berkemah
(camping).

Akses transportasi Kawasan Pantai Jatimalang di Purworejo sebagai Objek Wisata mudah
dijangkau. Desa Jatimalang berada 1 km dari Jalur jalan lintas selatan sehingga aksesnya mudah, selain
itu juga terletak di pusat kegiatan wilayah
Lokasi pantai jatimalang sendiri termasuk dalam sistem jalur perdagangan, transportasi
dan wisata sehingga cukup potensial untuk dikembangkan. Terlebih sekarang ini stasiun kereta api Jenar
yang terletak di kota kecamatan dilalui kereta prameks yang dapat dimanfaatkan untuk kemudahan akses
dari luar kota. Infrastruktur yang telah tersedia di Kawasan Pantai Jatimalang ini adalah : listrik,
komunikasi, dan jalan aspal.

BAB I-5
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

c. Masyarakat Setempat
Peran serta masyarakat setempat sangat diperlukan dalam suatu kawasan wisata untuk
membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan adanya peran
serta masyarakat dalam kawasan wisata ini diharapkan taraf hidup masyarakat sekitar juga meningkat.
Penduduk setempat dapat melayani kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh wisatawan seperti
penyediaan oleh-oleh, tempat-tempat kuliner, dan cinderamata.

D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN


1. Permasalahan
Merencanakan dan merancang desain kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata
dengan menjaga kelestarian alam Kawasan Pantai Jatimalang dan memanfaatkan potensi
keindahan alam yang ada menjadi satu kesatuan secara kontekstual.
2. Persoalan
a. Menentukan penataan kawasan yang akan diolah dan direncanakan sehingga tercipta suatu
kawasan wisata alam yang menarik dan atraktif bagi pengunjung dengan pertimbangan
kegiatan wisata yang dilakukan dan kelestarian dari potensi dapat terjaga.
b. Penataan site plan, sirkulasi, parkir, dan pedestrian pada kawasan Pantai Jatimalang yang
direncanakan sebagai objek wisata.
c. Menentukan Kegiatan yang sesuai dengan potensi kawasan untuk diterapkan sehingga tetap
menjaga kelestarian alam.
d. Penyediaan fasilitas apa yang rekreatif sesuai dengan kelompok pengunjung
e. Pemilihan struktur, tata massa, fasade dan material landscape maupun bangunan

E. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan fisik fasilitas wisata di Kawasan Pantai
Jatimalang yang memenuhi persyaratan secara arsitektural dan kebutuhan psikologis manusia akan
rekreasi. Dan menjadikan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai daerah tujuan wisata andalan yang
mampu mendorong minat wisatawan untuk mengunjunginya dengan penataan dan pengolahan
potensi yang ada.

BAB I-6
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

2. Sasaran
Mendapatkan konsep perencanaan yang meliputi :
a. Konsep programming kegiatan/aktivitas wisata yang ditunjang dengan fasilitas pendukung
sebagai penunjang fasilitas wisata.
b. Konsep dasar penentuan dan pengolahan ruang luar/ tapak.
c. Konsep dasar peruangan fasilitas wisata.
d. Konsep dasar material lansekap.
e. Konsep dasar struktur lansekap.
f. Konsep dasar sirkulasi dan pola jalan.
g. Konsep dasar utilitas lansekap.

F. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN


1. Batasan
a. Wilayah perencanaan pada Kawasan Pantai Jatimalang yang memiliki potensi sebagai objek
wisata.
b. Pembahasan aspek sosial menyangkut penduduk lokal ikut berpartisipasi dalam
pembangunan dan operasional kegiatan wisata serta menikmati kesejahteraan, dan
mentransfer pengetahuan tentang potensi alam yanga ada kepada pengunjung.
c. Pembahasan konsep arsitektur yang sesuai dengan karakter alam dan potensi serta budaya
yang ada di masyarakat tersebut.
2. Lingkup Pembahasan
Pembahasan diorientasikan pada masalah perencanaan dan perancangan Kawasan Pantai
Jatimalang dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur. Pembahasan di luar disiplin ilmu arsitektur akan
dibahas sesuai dengan kebutuhan.

G. METODOLOGI DAN STRATEGI DESIAN


1. Metode Pencarian Data
Metode pencarian data yang digunakan dalam melakukan konsep perencanaan dan
perancangan Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata adalah:

BAB I-7
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

Tabel I - 1
Metode Pencarian Data
Jenis Data Jenis Metode Data yang Dicari
Kondisi eksisting lingkungan di sekitar Kawasan
Observ asi
Pantai Jatimalang ,Purworejo.
Mengamati kondisi sosial ekonomi, kebiasaan dan
potensi y ang dimiliki w arga daerah Kaw asan Pantai
Jatimalang

Primer Menggali potensi di kaw asan pantai Jatimalang


meny angkut buday a, partisipasi penduduk lokal
dalam perencanaan, pembangunan, dan operasional
kegiatan w isata serta menikmati kesejahteraan, dan
transfer pengetahuan w arisan alam dan buday a.
Mengamati kemungkinan lokasi dan tapak di
kaw asan Jatimalang y ang nantiny a akan
dikembangkan sebagai objek w isata.
Waw ancara Kebiasaan dan perilaku dari penduduk setempat
Studi Literatur Teori-teori dan artikel y ang berhubungan dengan
masalah pengembangan kaw asan w isata di
Indonesia.
Artikel y ang berisi tentang kawasan wisata pantai
y ang telah ada y ang nantiny a digunakan sebagai
studi banding.
Teori tentang partisipasi penduduk lokal dalam
perencanaan, pembangunan, dan operasional
kegiatan w isata
Teori tentang transfer pengetahuan w arisan alam
dan buday a.
Internet Artikel-artikel y ang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan kaw asan w isata di
Sekunder
daerah pantai serta segala aspekny a.

Dokumen pemerintah RUTRW Purw orejo, mencangkup tinjauan fisik


kabupaten, kondisi sosial, buday a dan ekonomi,
kondisi kependudukan dan pariw isata di Purw orejo.
Data Kependudukan dan perkembanganny a serta
jumlah sarana pariw isata di Purw orejo.
Data monografi dari Instansi Kelurahan Jatimalang,
Purw orejo.
Undang-undang dan peraturan pemerintahan lainny a

Tugas Akhir y ang sesuai Referensi pola pikir dan metode pengerjaanny a
dengan pembahasan Bahan studi perbandingan

BAB I-8
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

Dari hasil pengumpulan data tersebut kemudian disusun konsep perencanaan dan perancangan
pengembangan pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek w isata.
2. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam melakukan pembahasan konsep perencanaan dan
perancangan pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek w isata adalah:

a. Metode Analisis
1) SWOT
2) Perumusan konsep
Perencanaan
Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan hadir dalam pengembangan kawasan
Pantai Jatimalang,Purworejo.
Menentukan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang akan
berlangsung pada kawasan Pantai Jatimalang, Purworejo
Perancangan
Menentukan tata letak bangunan-bangunan pada kawasan (siteplan/ konsep
landscape) berikut sirkulasi kawasan sesuai dengan penzoningan hasil dari
analisis site.
Menentukan program ruang bangunan dan fasilitas-fasilitas penunjang.
Menentukan suasana kawasan dan fisik bangunan eksterior dan interior yang
memperhatikan aspek kenyamanan bagi pengunjung sehingga mampu
memunculkan imajinasi dan kreativitas pengunjung.
Menentukan karakter kawasan.
Menentukan konsep sistem utilitas yang mendukung keberadaan kawasan Pantai
jatimalang sebagai objek wisata.
b. Metode Sintesis
Membuat suatu simpulan tentang pemecahan masalah yang dapat digunakan sebagai
pendekatan konsep yang selanjutnya menuju konsep perencanaan dan perancangan.

BAB I-9
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

H. Sistematika Pembahasan
Tahap I Bab ini mengungkapkan penjelasan judul, latar belakang, perumusan masalah, tujuan,
lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, dan pola pemikiran.
Tahap II Bab ini mengemukakan tinjauan mengenai pariwisata secara umum, dan pengolahan
tapak serta preseden.
Tahap III Bab ini mengemukakan tinjauan lokasi sebagai gambaran tentang kondisi dan potensi
yang dapat mendukung terhadap perencanaan dan perancangan pengembangan
kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata.
Tahap IV Bab ini mengemukakan tentang pengembangan kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek
wisata dan analisa pendekatan konsep perencanaan dan perancangan didasarkan pada
pendekatan teoritik.
Tahap V Bab ini merumuskan konsep desain perencanaan dan perancangan pengembangan
kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata.

BAB I-10
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab I

BAB I-11
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

BAB II
TINJAUAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang relevan dengan tema pengembangan kawasan.
Dimana nantinya menjadi rambu-rambu atau arah dalam menganalisa. Tinjauan yang
akan dipaparkan meliputi:
A. Teori Pariwisata
B. Wisata pantai
C. Teori Urban Desain
D. Teori Arsitektur Lansekap
E. Preseden

BAB II-1
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pariwisata
1. Pengertian
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar
hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sector yang
kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan
cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.
Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke
tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-hari serta kegiatankegiatan
yang mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, ini mencakup kepergian untuk
berbagi maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ekskursi.
Roberth Mcintosh bersama Sashikant Gupta mencoba mengunkapkan bahwa
pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah, tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani
wisatawan serta para pengunjung lainnya. 1
Menurut Keputusan Presiden No.19 tahun 1967 ditegaskan bahwa kepariwisataan
merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup, seperti
hasil budaya, peninggalan sejarah, panorama atau pemandangan alam yang indah dan iklim
yang nyaman.
Pariwisata menurut Undang Undang No.9 tahun 1990 secara jelas dan tegas
dinyatakan bahwa :
1) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Unsur yang terpenting dalam kegiatan wisata adalah tidak bertujuan mencari nafkah.
1
Nyoman.S,Pendit.2003.Ilmu pariwisata: sebuah pangantar perdana

BAB II-2
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Tetapi apabila di sela-sela kegiatan mencari nafkah itu juga secara khusus dilakukan
kegiatan wisata, bagian dari kegiatan tersebut dapat dianggap sebagai kegiatan wisata.
Pengertian wisata yang dimaksud pada dasarnya mengandung 4 unsur yaitu :
a) Unsur manusia (wisatawan).
b) Unsur kegiatan (perjalanan).
c) Unsur motivasi (menikmati).
d) Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata).
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
4) Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata.
5) Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau
menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata
dan usaha lain di bidang tersebut.
6) Obyek dan daya tarik adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
7) Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
2. Bentuk Bentuk Pariwisata
Bentuk pariwisata dapat dibagi menurut beberapa kategori : menurut asal
wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu,
menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. 2

a. Menurut asal wisatawan


1) Dari dalam negeri disebut juga wisatawan domestik atau lokal
2) Dari luar negeri atau wisatawan mancanegara
b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

2 Nyoman S. pendit ,P a r i w i sa t a Se b a ga i Il mu , Se b u a h P e n ga n t a r P e r d a n a ,

BAB II-3
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

1) Kedatangan wisatawan dari luar negeri memberi efek yang positif terhadap
neraca pembayaran luar negeri. Pariwisata ini disebut pariwisata aktif.
2) Warga negara yang pergi keluar negeri memberi efek negative pada
pembayaran luar negeri. Pariwisata ini disebut pariwisata pasif.
c. Menurut jangka waktu
1) Pariwisata jangka pendek, apabila wisatawan yang berkunjung ke daerah
tujuan wisata hanya menghabiskan waktu beberapa hari saja.
2) Pariwisata jangka panjang , apabila wisatawan berkunjung ke daerah tujuan
wisata hanya menghabiskan waktu sampai berbulan-bulan.
d. Menurut Jumlah Wisatawan
1) Wisatawan tunggal apabila yang bepergian hanya seorang, atau keluarga
2) Wisatawan robongan apabila yang bepergian berjumla lebih dari 20 orang.
e. Menurut alat angkut yang dipergunakan dibedakan menjadi
1) Pariwisata udara
2) Pariwisata darat
3) Pariwisata laut
3. Jenis Pariwisata
Jenis pariwisata dapat digolongkan menjadi sebagai berikut3
a. Wisata budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan untuk memperluas pandangan hidup sesorang
dengan cara mengadakan kunjungan ke tempat lain, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan dan adat-istiadat, cara hidup, budaya dan seni. Perjalanan serupa ini
disajikan dengan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan budaya, seperti
eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni music dan seni suara), atau kegiatan yang
bermotif kesejarahan.
b. Wisata kesehatan
Yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan
lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat
3
Nyoman.S,Pendit.2003.lmu Pariwisata: sebuah pengantar perdana

BAB II-4
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

(jasmani dan rohani). Misalnya yaitu mengunjungi tempat-tempat yang menyediakan


fasilitas-faslitas kesehatan.
c. Wisata olahraga
Yaitu wisatawan yang mealkukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang
sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat atau
Negara.
d. Wisata komersial
Awalnya hanya berupa kunjungan ke pameran atau pekan raya yang bersifat
komersial yang dilakukan untuk tujuan tertentu urusan bisnis. Namun saat ini wisata
komersial menjadi wisata yang menarik bagi masyarakat sehingga para pengusaha
angkutan dan akomodasi membuat rencana-rencana istimewa untuk keperluan
tersebut.
e. Wisata industri
Perjalanan yang dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa, orang-orang awam ke suatu
kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-
bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian termasukdalam golongan wisata industri ini. Hal ini dilakukan oleh Negara
yang telah maju perindustriannya dimana masyarakat berkesempatan mengadakan
kunjungan ke daerah-daerah atau kompleks-kompleks pabrik industri berbagai jenis
barang secara masal di Negara tersebut.
f. Wisata politik
Jenis perjalanan yang dilakukan untuk melakukan kunjungan atau mengambil bagian
secara aktif dalam pariwisata politik seperti misalnya peringatan ulang tahun suatu
neagara, serta peristiwa-peristiwa penting seperti konferensi, musyawarah, kongres
atau konvensi politik yang disertai dengan darmawisata termasuk dalam jenis ini.
g. Wisata konvensi
Biasanya suatu Negara akan menyediakan fasilitas akomodasi dan prasarana yang
lengkap agar menarik Negara luar untuk melakukan suatu persidangan di tempat
tersebut.

BAB II-5
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

h. Wisata sosial
Yang dimaksud dengan wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan
murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat
ekonomi rendah.
i. Wisata pertanian
Wisata pertanian adalah pengoraganisasian perjalanan y ang dilakukan ke proyek-
proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dimana wisatawan rombongan
dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan study maupun melihat-
lihat keliling sambil menikmati obyek-obyek pertanian. Biasanya obyek wisata ini
memiliki pramuwisata untuk menjelaskan segala sesuatunya kepada pengunjung.
j. Wisata bahari atau maritime
Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, seperti danau, pantai, teluk
atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan
pemotretan, kompetisi berselancar, mendayung, berkeliling melihat taman laut dengan
pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang
banyak dilakukan di daerah-daerahatau Negara-negara maritim.
k. Wisata cagar alam
Yaitu perjalanan wisata ke tampat cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegungan
dan tempat-tempat yang kelestarianny a dilindungi oleh undang-undang.
l. Wisata buru
Jenis wisata ini dilakukan dinegera yang memiliki daerah atau tempat yang
pemerintahnya memperbolehkan dan digalakan oleh berbagai agen biro perjalanan.
Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah
ditetapkan pemerintah Negara bersangkutan, contoh dari wisata ini adalah di Negara
Afrika. Namun walaupun wisata buru ini disahkan Pemerintah tetap ada kebijaksanaan
yang mengatur agar satwa yang ada tidak punah.
m. Wisata Pilgrim
Yaitu jenis wisata yang berhubungan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan
kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.

BAB II-6
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

n. Wisata bulan madu


Yaitu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru dengan
penyediaan fasilitas-faslitas tersendiri untuk kenikmatan pengunjung tersebut.
o. Wisata petualangan
Lebih dikenal dengan istilah Adventure Tourism, yaitu kegiatan wisata yang objeknya
adalah hutan belantara yang belum pernah dijelajahi sehingga didalamnya menwarkan
tantangan pada pengunjung
Di sini wisata yang akan direncanakan pada Kawasan Pantai Jatimalang di
Purworejo sebagai Objek Wisata termasuk di dalam kategori Wisata Maritim/Bahari,

4. Peranan Wisata
Wisata memiliki beberapa peranan dalam berbagai bidang,antara lain: 4
a. Kesehatan
Persaingan dalam kehidupan membuat manusia harus berjuang agar dapat
memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan gangguan fisik dan mental.
Untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut salah satunya adalah
berwisata.
b. Ekonomi
Pengembangan tempat wisata memungkinkan tersedianya lapangan kerja
terutama bagi masyarakat sekitar.
c. Budaya
Wisata membatu peningkatan dan pelestarian seni budaya dan adat istiadat
yang terdapat pada daerah wisata.

5. Persyaratan Tempat Wisata


Tempat wisata untuk dapat menarik pengunjung harus memenuhi beberapa
persyaratan 5:

4
Nyoman.S,Pendit.2003.lmu Pariwisata: sebuah pengantar perdana
5
Nyoman.S,Pendit.2003.lmu Pariwisata: sebuah pengantar perdana

BAB II-7
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

a. Memiliki daya tarik wisata, berupa keindahan alam, kebudayaan atau


manusianya itu sendiri

b. Memiliki prasarana yang memadai, misalnya hotel/tempat penginapan lain,


rumah makan, telekomunikasi, listrik,dll
c. Tersedianya jaringan transportasi sehingga dapat dicapai dengan mudah.
Berkaitan dengan persyaratan tempat wisata di atas Pantai Jatimalang telah
memenuhi persyaratan memiliki daya tarik yaitu berupa keindahan pantai dan
pertambakan serta budaya masyarakat yang dimilikinya, potensi hasil pertanian
serta industri kerajinan rumah tangga. Sedangkan sarana penunjang pada
kawasan Pantai Jatimalang masih perlu peningkatan, meskipun akses menuju
pantai berupa jalan yang dapat dilalui mobil sampai ke tepi pantai sudah cukup
memadai.

6. Fasilitas Wisata
a. Pengertian Fasilitas Wisata
Fasilitas dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk mewadahi sebuah
kegiatan yang berfungsi untuk memudahkan kegiatan tersebut. Sedangkan wisata
adalah kegiatan perjalanan atau kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta
bersifat sementara untuk menikmati Obyek dan daya tarik wisata. 6
Dari dua pengertian tersebut, fasilitas wista didefiniskan sebagai salah satu hal
yang memudahkan serta mendukung kegiatan penjalanan yang bersitat sukarela dan
sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Dalam definisi yang lain,
fasilitas wisata adalah semua sarana untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yaitu: to
stay, to refresh, to shop, to eat, to get, yang memanfaatkan karakteristik lingkungan
alam sekitarnya untuk menciptakan rekreasi yang spesifik. Dari hal tersebut, maka
fasilitas terdiri dari :
1) Fasilitas rekreasi dan fasilitas informasi
6
UU no.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan

BAB II-8
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

2) Fasilitas transportasi dan fasilitas penunjang seperti toko souvenir, warung


makan.
b. Macam Fasilitas Wisata
Fasilitas Wisata yang diperlukan dalam wisata air antara lain:
1) Fasilitas Rekreasi Air
Merupakan fasilitas yang mewadahi rekreasi air secara umum, seperti
bersampan, memancing berenang, bersepeda air dan sebagainya. Media perairan
yang ada sekarang juga sekaligus dimanfaatkan untuk berolahraga air sebagai
atraksi utama dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti dermaga, tempat
penyimpanan kapal dan sebagainya.
2) Fasililtas lnformasi Wisata
Adalah fasilitas yang disediakan unuk memberikan informasi yang sejelas-
jelasnya kepada pengunjung atau pihak lain tentang objek wisata tersebut atau
objek wisata lain yang saling berkaitan.
3) Fasililtas Akomodasi
Merupakan fasliltas penginapan yang dapat berupa hotel , cottage, motel atau
perkemahan termasuk fasliltas penunjang didalamnya berupa cafe, restoran dan
sebagainya.
4) Fasilitas Hiburan
Merupakan fasilitas yang memberikan rekreasi tambahan berupa hiburan,
misalnya panggung terbuka, taman rekreasi, pemancingan, permainan anak dan
sebagainya.
5) Fasilitas Pengelolaan
Fasilitas ini diperlukan bagi orang-orang yang mengelola fasilitas baik yang
bersifat administratif maupun yang langsung berhubungan dengan pengunjung.
6) Fasilitas Komersial
Seharusnya menyediakan kebutuhan wisatawan akan cenderamata/ barang
yang khas dari objek wisata tersebut. Fasilitas dapat berupa souvenir shop,
restaurant, caffee, dan lain lain.

BAB II-9
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

7) Fasilitas Pelayanan Umum


Merupakan fasilitas yang mewadahi aktivitas pengunjung secara umum
misalnya area parkir, pusat informasi, musholla,Toilet, dll
8) Fasilitas Pelayanan khusus
Fasilitas yang mewadahi fungsi-fungsi khusus yang biasanya dipakai pada
saat-saat tertentu saja, misalnya pelayanan kesehatan, tour travel, guide, dsb
7. Wisatawan
a. Pengertian Wisatawan
Wisatawan dapat didefiniskanantara lain sebagai berikut:
Setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke
tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu. 7

Seseorang tanpa membedakan jenis kelamin , ras, bahasa, suku bangsa, dan
agama yang memasuki wilayah suatu negara yang mengadakan perjanjian yang
lain daripada negara dimana orang biasanya tinggal dan berada disitu lebih dari
24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan, dalam jangka waktu 12 bulan berturut-turut.
Untuk tujuan non imigran yang legal seperti perjanjian wisata,rekreasi, olah raga,
kesehatan, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan atau urusan usaha.(Oka A.
Yoeti,1988)
Seorang pengunjung untuk sekurang-kurangnya satu malam tapi tidak lebih
dari satu tahun dan yang menjadi maksud utama kunjungannya adalah tidak
melaksanakan suatu kegiatan yang mendatangkan penghasilan dari negeri yang
dikunjungi.(Deparpostel 1992).
Orang yang melakukan kegiatan wisata. 8
b. Jenis dan Macam Wisatawan
Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi dimana perjalan dilakukan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.:

7
Inpres no 9 tahun 1969
8
UU Republik Indonesia No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan).

BAB II-10
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

1) Wisatawan Asing ( Foreign Tourist )


Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang measuki suatu
negara lain dan bukan merupakan merupakan negara diman ia tinggal.
2) Wisatawan Asing ( domestic Foreign Tourist )
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal disuatu negara karena
tugas dan melakukan perjalanan wisata diwilayah negara dimana ia tinggal.
3) Wisatawanlokal ( Domestic Tourist )
Seorang warga negaranya melakukan perjalanan wisatadalam wilayah
negaranya sendiri tanpa melawati perbatasan negaranya.
4) Indigenous Foreign Tourist
Warga negara tertentu yang karena tugas atau jabatannya, berada diluar
negeri, dan pulang kenegaranya sendiri. Jenis ini merupakan kebalikan dari
Domestic Foreign Tourist
5) Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan kesuatu negara tertentu yang
terpaksa mampiratau singgah pada suatu pelabuhan, airport, station, bukan
atas kemauannya sendiri.
6) Bussines Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan untuk wisata,
tetapi ia melakukan perjalanan wisata setelah urusan bisnisnya selesai.
Wisatawan menurut tujuan dan lama tinggalnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis:
1) Visitor
Seseorang yang mengunjungi suatu daerah yang berbeda dengan tempat
tinggalnya dengan tujuan tidak untuk mencari uang / bekerja di tempat yang di
kunjunginya.
2) Tourist
Pengunjung sementara yang tinggal minimum 24 jam di daerah yang
dikunjungi dengan tujuan mencari kesenangan, berlibur, rekreasi,
berolahraga, ataupun juga untuk melakukan kegiatan keagamaan

BAB II-11
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

3) Exursionist
Pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di daerah yang dikunjunginya.
c. Motivasi Wisatawan Melakukan Kegiatan Wisata
Motivasi wisatawan dalam mengunjungi sebuah objek wisata ternyata penting
diketahui untuk menentukan jenis wisata, failitas yang diperlukan, dan
kebutuhannya. Pada hakikatnya tujuan seseorang melakukan kegiatan wisata
antara lain :
1) Untuk bersantai baik jasmani ataupun rohani
2) Menikmati keindahan alam serta menambah pengetahuan tentang budaya
setempat
3) Demi kesehatan dan kesegaran, seperti mendapat cahaya matahari, udara
segar, mandi air panas dan perjalanan khusus.
4) Mencari kesenangan, kenyamanan, kegembiraaan serta hal-hal lucu.
5) Melakukan kegiatan aktif dalam bidang olah raga terutama olah raga air,
seperti arung jeram, memancing, berenang.
6) Mencari hal yang bersifat spiritual dan perenungan.
d. Perilaku Dan Sifat Manusia Dalam Berwisata
Dalam berwisata, manusia rnempunyal sifat dan perilaku yang berbeda-beda.
antara lain
1) Bebas
Manusia akan bergerak bebas menurut kemauannya karena terpikat oleh
suatu obyek, karena merasa rnengalami tekanan perasaan yang ditimbulkan
oleh ruang.
2) Santai - rileks
Merasa lelah berkeliling menimbulkan keinginan berada pada kondisi santai. Wisatawan
selalu bersantai dan bersenang-senang tanpa dipengaruh oleh keterbatasan waktu seperti
saat-saat bekerja (kegatan yang tidak membebani pikiran )

BAB II-12
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

B. Wisata Pantai
1. Spesifikasi alam pantai
Daerah pantai adalah bagian wilayah daratan yang berbatasan langsung dengan laut,
berjarak kurang lebih 50 m -- 1000m dari laut dan tidak tergenang saat pasang.
Pantai /costal area mempunyai ciri-ciri yang spesifik yang berbeda dengan daerah lain seperti
pegunungan atau daratan.
Ciri-ciri pantai : laut merupakan pusat perhatian dan orientasi utama, panorama pantai selalu
menampilkan pemandangan khas perpaduan antara laut lepas dan daratan. Sedangkan
elemen pantai: perairan laut lepas dan ombaknya, daratan berpasir, vegetasi (kelapa,
bakau,nipah dll), fauna, angin dan iklim laut.
2. Karakteristik wilayah pesisir/ pantai
Wilayah pesisir memiliki karakteristik yang unik baik dari aspek geofisik maupun aspek sosial,
ekonmi dan budaya.(dahuri, 2001) menyatakan beberapa karakteristik pesisir yaitu:
a. Terdapat keterkaitan ekologis baik antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun
kawasan pesisir dengan lahan atas dan laut lepas.
b. Dalam satu kawasan pesisir biasanya terdapat lebih dari dua macam sumber daya
alam dan jasa-jasa lingkungan yang dapat dikembangkan untuk kepentingan
pembangunan.
c. Dalam satu kawasan pesisir,pada umumnya terdapat lebih dari satu kelompok
masyarakat yang memiliki ketrampilan atau keahlian dan kesenangan bekerja yang
berbeda. Hal ini mengakibatkan pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada.
d. Baik secara ekologis maupun ekonomis,pemanfaatan suatu kawasan pesisir secara
mono cultural adalah sangat rentan terhadap perubahan internal maupun eksternal
yang menjurus kepada kegagalan usaha.
e. Kawasan pesisir merupakan kawasan milik bersama (common property resources)
yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang (open acces).
f. Kawasan pesisir merupakan kawasan yang secara hayati sangat produktif dan subur.
Pada kawasan pesisir juga dilakukan berbagai aktivitas manusia sehingga terjadi
interaksi antara manusia dan sumberdaya pesisir dan laut.

BAB II-13
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

g. Wilayah pertemuan antara berbagai aspek kehidupan yang ada di darat, laut dan
udara sehingga bentuk wilayah pesisir merupakan hasil keseimbangan dinamis dari
proses pelapukan dan pembangunan ketiga aspek di atas.
h. Berfungsi sebagai habitat berbagai jenis ikan ,mamalia laut dan unggas untuk tempat
pambesaran, pemijahan dan mencari makan. dan kehidupan darat dan laut.
i. Wilayahnya sempit, tetapi memiliki kesuburan yang tinggi dan sumber zat organik
penting dalam rantai makanan dan kehidupan darat dan laut.
j. Memiliki gradian perubahan sifat ekologi yang tajam dan pada kawasan yang sempit
akan dijumpai kondisi ekologi yang berlainan.

Tempat bertemunya berbagai kepentingan pembangunan baik pembangunan sektoral


maupun regional serta mempunyai dimensi internasional

3. Pengertian wisata pantai


Wisata pantai adalah kegiatan yang diperoleh dengan melakukan perjalanan ke pantai
dan lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan batiniah,
mengembalikan kesegaraan jasmani, istirahat dan mencari keseimbangan dan keserasian
dengan lingkungannya dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu pengetahuan.
4. Jenis kegiatan wisata pantai
a. Berjemur
b. Menikmati pemandangan alam
c. Tour keliling: boat tour, hiking,berkuda
d. Memancing
e. Berenang, membutuhkan perrairan laut dengan tinggi ombak kurang dari 0,5m/ laut
tenang
f. Selancar air (surfing), yaitu olahraga yang dilakukan menggunakan papan ringan
sepanjang 1,8-2,4m, membutuhkan perairan laut yang memiliki ombak cukup besar
2m dan tidak pecah sampai ke tepi pantai.
g. Ski air(jet ski),dayung,berlayar, membutuhkan perairan laut tenang dengan tinggi
ombak kurang dari 0,5m.

BAB II-14
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

h. Olahraga: voli pantai

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Fasilitas Wisata Pantai


a. Karakteristik, elemen-elemen pembentuk alam pantai, antara lain: ombak, garis
cakrawala, matahari,batu karang, pasir, flora dan fauna
b. Aksesibilitas, faktor jarak untuk mencapai obyek dan ketersediaan sarana
transportasi yang sangat berpengaruh terhadap kemudahan dan waktu tempuh.
c. Faktor alam, hidrologi, dll
d. Faktor atraksi wisata.semakin unik sajian atraksi wisata, semakin besar peluang
obyek wisata dalam menarik pengunjung. Ada dua jenis atraksi wisata yaitu atraksi
pasif dan aktif. Atraksi wisata aktif adalah atraksi wisata yang melibatkan
seleompok/seseorang untuk menyajikan suatu aktivitas yang bersaifat menghibur
pengunjung. Atraksi wisata ini dapat berupa fasilitas yang merangsang pengunjung
untuk melakukan aktifitas dalam berwisata. Atraksi wisata aktif antara lain: sajian tari,
lagu, drama, play ground, kolam renang, joging track dll. Sedangkan atraksi pasif
adalah atraksi wisata yang aktifitas wisatanya bersifat statis. Atraksi wisata ini
biasanya tidak melibatkan wisatawan dalam aktivitasnya,misalnya pameran
lukisan,pemandangan alam.
Faktor-faktor tersebut di atas akan mempengaruhi perencanaan fasilitas
wisata Pantai Jatimalang yaitu pada pengoptimalan potensi dan karakteristik alam
yang ada. Penyediaan sarana dan prasarana untuk memudahkan dan kenyamanan
dalam pencapaian ke lokasi. Serta penyediaan atraksi-atraksi wisata yang dapat
menarik minat pengunjung.

C. URBAN DESAIN
1. Urban Space Desain
Ada dua type utama dalam space design9
a. Hard Space Elements ( Ruang Keras)

9 Eberhard H zalder, Mu lti Use Ar ch i t e ct u r e In Th e Ur b a n Co n t e st , karl karmer verlag,stutgart,1983

BAB II-15
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Hard space adalah ruang terbuka yang tebentuk oleh elemen arsitektur
berupa dinding yang mengelilinginya yang biasanya dimanfaatkan sebagai ruang
publik.
Dalam hard space design terdapat 3 komponen vital yang mutlak disediakan agar
tercipta hard space yang berhasil yaitu :
1) Bentuk-bentuk tiga dimensional. Terbentuk dari edges, batas fisik hard space
serta karakter fasade dinding yang mengelilinginya.
2) Pola 2 dimensional. Adalah bermacam perlakukan terhadap desain lantai
seperti bahan, tekstur dan komposisinya serta warna-warna yang menarik dan
rekreatif.
3) Objek-objek pelengkap hard space. Berupa elemen arsitektur seperti
sculpture, kolam air, air mancur, pohon sebagai vocal point yang bisa
membuat ruang terbuka mudah diingat dan yang terakhir adalah manusianya
itu sendiri sebagai user yang bisa menghidupkan space.

Gambar 2.1 contoh hard space


Sumber: www.urbanspace.com

b. Soft space elements ( ruang lunak)


Adalah ruang terbuka didalam kota yang terbentuk secara alami dan
kemudian diolah untuk tempat rekreasi diluar gedung.
Biasanya berbentuk area parkir, taman kota, hutan kota dan jalur hijau
disepanjang kanan kiri jalan.

Gambar 2.2 soft space


Sumber: urbanspace.com

BAB II-16
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

2. Teori Urban Design


a. Teori Figure Ground
Teori Figure Ground berisi tentang lahan terbangun ( Urban solid ) dan lahan
terbuka ( urban Void ). Pendekatan jenis ini adalah suatu bentuk usaha untuk
memanipulasi dan mengolah pola eksisting data dengan cara penambahan,
pengurangan, atau pengubahan pola geometris, juga merupakan bentuk analisa
hubungan antara massa bangunan dan juga ruang terbuka.
1) Urban Solid
Tipe urban solid antara lain :
a) Massa bangunan, monurnen-monumen publik atau institution (sesuatu
yang didirikan atau dibuat). Dengan karakter :
(1) Berupa obyek bangunan yang menjadi titik fokus pandangan pada
kawasan tersebut.
(2) Membutuhkan perletakan menonjol pada ruang terbuka. merupakan
ekspresikepentingan sosial dan politik.
(3) Berupa bangunan yang berdiri sendiri freestanding building).
b) Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan, yaitu area utama blok urban
c) Edge yang berupa bangunan/ pengarah/ bangunan pembentuk batas.

Gambar 2.3. urban solid


Sumber: www.urbanspace.com

2) Urban Void
Adalah ruang terbuka dalam lingkup suatu kawasan perkotaan. Elemen
urban void dibedakan menjadi 2. yaitu :

BAB II-17
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

a) Internal Void
Adalah ruang terbuka dalam Iingkup suatu bangunan.
b) Eksternal Void
Adalah ruang terbuka di luar lingkup suatu bangunan.
Tipe urban void :
a) Ruang terbuka berupa pekarangan bersifat transisi antara publik dan
privat.
b) Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi
aktivitas publik berskala kota.
c) Area parkir bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi
preservasi kawasan hijau.
d) Sistem ruang terbuka yang berbentuk linear dan kurvalinier. Tipe ni
berupa daerah aliran sungai, danau. dan semua yang alami dan basah.

Gambar 2.4. urban void


Sumber: www.urbanspace.com

b. Teori Lingkage
Lingkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen
yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan yang lain, atau distrik yang
satu dengan yang lain. Garis ini berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian ruang
terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya.
Menurut Fumihiko Maki, linkage adalah semacam perekat kota yang
sederhana suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan
yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Dalam urban desain harus selalu

BAB II-18
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

diperhatikan masalan hubungan antara tempat-tempat yang berciri khusus bisa


berbentuk distrik secara komprehensif.
Dalam linkage theory Maki membagi 3 tipe linkage urban space, yaitu;
1) Compositional Form
Bentuk ini tercipta dari bangunan-bangunan yang berdiri sendiri secara 2
dimensi. Dalam tipe ini hubungan pembentuk ruang jelas walaupun secara
tidak langsung. Bentuk linkage ini terlihat sering dilahirkan oleh metode
seorang arsitek profesional.
2) Mega Form
Susunan-susunannya dihubungkan ke sebuah Kerangka berbentuk garis
lurus dan hierarkis. Eksperimen bentuk linkage ini sangat populer digunakan
pada era 1950-an.
3) Group Form
Kota-kota tua bersejarah serta daerah peclesaan yang menerapkan
pembangunannya dengan pola ini. Bentuk ini berupa akumulasi tambahan
struktur pada sepanjang ruang terbuka.

c. Teori Lokasi, (Place Theory)


Esensi dari teory lokasi ini berkaitan dengan desain space terletak pada
pemahaman/ pengertian terhadap budaya dan karakterstik rnanusia terhadap
ruang fisik. Space akan menjadi place apabila diberi makna kontekstual dan
muatan budaya atau potensi muatan lokalny a.
Salah satu bentuk keberhasilan pembentukan place adalah seperti aturan
yang dikemukakan Kein Lynch untuk desain ruang kota :
1) Legibility / Kejelasan
Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh
warga kota. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali
dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, land marknya atau jalur jalannya
dan langsung dapat dilihat polakeseluruhannya.

BAB II-19
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

2) Susunan dan Identitas


Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu bIok- bIok
kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya. ldentitas artinya
image orang akan menuntut suatu pengenalan atau batas suatu obyek
dimana di dalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan objek
yang Iainya sehingga orang bisa dengan mudah mengenalnya.
3) Citra (lmegeatiility)
Yaitu persepsi pengguna dalam gerak dan pengalaman ruang kota oleh
pengguna atau masyarakat terhadap kualitas fisik suatu obyek sehingga
mampu memberikan peluang yang besar untuk menimbulkan kesan untuk
membentuk sebuah citra tertentu. Kualitas secara fisik suatu obyek yang
memberikan peluang timbulnya image yang kuat yang diterima orang.
Sehingga image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau
lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya. Dan
suatu image dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota yaitu landmark,
paths, districts, nodes dan edges.

3. Image Kota
Kevin Lynch menyatakan bahwa image suatu kota dibentuk oleh 5 elemen
pembentuk wajah kota, yaitu:
a. Paths
Merupakan rute-rute sirkulasi yang biasa digunakan orang untuk melakukan
pergerakan, suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan
mudah. Path ini berupa jalan, jalur pejalan kaki, rel kereta api, dll..

Gambar 2.5. path


Sumber: document pribadi

BAB II-20
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

b. Edges
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang
merupakan batas di antara 2 jenis fase kegiatan. Edges bisa berupa dinding,
pantai, hutan kota dll.

Gambar 2.6. edges


Sumber: document pribadi

c. Districs
Elemen ini hanya dirasakan ketika orang memasukinya atau bisa dirasakan
dari luar ketika ia memiliki kesan visual. Artinya district bisa dikenali karena
adanya karakteristik suatu kegiatan dalam suatu wilayah.
d. Nodes
Adalah berupa titik. Titik dimana orang bisa mempunyai pilihan untuk
memasuki district yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi
memisah, paths melebar dan tempat mengumpulnya karakteristik fisik.

Gambar 2.7. nodes


Sumber: www.urbanspace.com

e. Landmark
Adalah titik pedoman objek fisik, bisa berupa fisik natural seperti gunung,bukit,
atau berupa fisik buatan berupa menara, gedung, sculpture, kubah, dll. Sehingga

BAB II-21
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri dalam suatu kota atau
kawasan atau lingkungan .

Gambar 2.8. landmark


Sumber: document pribadi

D. ARSITEKTUR LANSEKAP
Pada hakekatnya arsitektur lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan (palling)
dan perancangan (design) serta pengaturan daripada lahan, penyusunan elemen-elemen
alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan
keseimbangan dan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada
akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis.

Bagan II. 1 : Komponen Dalam Desain


Lansekap
Sumber : Arsitektur Lansekap, Rustam Hakim

BAB II-22
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Dengan demikian, arsitektur lansekap mempunyai wawasan dan berperan aktif


dalam berbagai proyek mulai dari yang berskala besar serta konsultasi proyek-proyek
dalam skala yang lebih kecil.
Dari dasar pemikirannya arsitektur lansekap harus dapat menjembatani pemikiran-
pemikiran natural scientist dan land developer economist. Yaitu mampu berlaku dan
bertindak mendayagunakan dan menghasilgunakan potensi dan kemampuan lingkungan
alam secara bijaksana untuk berbagai kebutuhan lingkungan manusia.
Komponen kegiatan arsitektur lansekap terlihat adanya klasifikasi sesuai tuntutan
kebutuhan masyarakat, yaitu : perencanaan lansekap (landscape planning); perancangan
tapak (site planning); perancangan detail lansekap (detailed landscape design).
1. Perencanaan Lansekap (Landscape Planning)
Perencanaan lansekap (landscape planning) mengkhususkan diri pada studi
pengkajian proyek berskala besar untuk bias mengevaluasi secara sistematik area
lahan yang sangat luas untuk ketetapan penggunaan bagi berbagai kebutuhan di
masa datang. Pengamatan masalah ekologi dan lingkungan alam sangat peka
diperhatikan pada kegiatan ini. Kerja sama lintas disiplin merupakan syarat mutlak
untuk bias sampai kepada produk kebijakan atau tata guna tanah.
Pada perencanaan lansekap ada tiga faktor penting untuk dianalisis, yaitu :
ekologi lansekap, manusia dengan social ekonomi budayanya, dan estetika. Estetika
pada lansekap tidak merupakan factor yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
polarisasi dari kedua factor lainnya.
2. Perancangan Tapak (Landscape Site Planning)
Perancangan tapak (landscape site planning), di dalamnya juga tercakup
lansekap desain, merupakan usaha penanganan tapak (site) secara optimal melalui
proses keterpaduan penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program
penggunaan tapak menjadi suatu sintesa yang kreatif. Dengan demikian, setiap
elemen dan fasilitas akan diletakkan di atas lahan dalam keterpaduan fungsi dan
selaras dengan karakteristik tapak dan lingkungan alamnya. Keterpaduan dalam

BAB II-23
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

menganalisis ini sangat dituntut seperti dalam penanganan : tapak resort daerah
rekreasi, tata ruang luar daerah industri, daerah pendidikan, dan sebagainya.

3. Perancangan Detail Lansekap (Detailed Landscape Design)


Perancangan detail lansekap (detailed landscape design) adalah usaha seleksi
dan ketepatan penggunaan komponen/ elemen, material/ bahan lansekap, tanaman,
kombinasi.
pemecahan detail berbagai elemen taman seperti : pedestrian, plaza, air mancur,
kolam, dan sebagainya. Kesemuanya merupakan pemecahan spesifik dan berkualitas
dari diagram/ program ruang dan area dari sebuah rencana rinci tapak.

Proses Perancangan Desain Arsitektur Lansekap


FAKTA ANALISIS KO NSEP PRADESAIN PENGEMBANG
AN DESAIN
PRO GRAMMING SKEMATIK DESAIN DESAIN AKHIR-
AWAL KEPUTUSAN
GAGASAN KEBUTUHAN SKEMATIK APLIKASI GAMBAR
AWAL AKTIVITAS PLAN (2 dari konsep PERENCANAAN
PRO YEK FUNGSI DIMENSI) menjadi olahan Lay out plan
Lingkungan desain dalam Landscape plan
PENETAPAN ANALISIS Zoning bentuk 3 Planting plan
Judul proyek TAPAK IN Kebutuhan dimensi
Elevation plan
Maksud SITE-LO KASI dengan
ruang Section plan
Analisis kea rah mempertimban
T ujuan Kebutuhan Lighting plan
fisik natural/ gkan
Interpretasi aktivitas T opografi plan
alami, yakni : T ema
T ema Spatial Drainage plan
T anah Komponen
Definisi (ruang)
Utility plan
Hidrologi Sirkulasi
ruang
Filosofi
Klimatologi Bentuk, gaya, Maintenance plan
T ata hijau
style Perspective

BAB II-24
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

DATA T opografi Pembentuka Fungsi


PRO YEK T ata hijau n muka Komposisi GAMBAR
Luas lokasi Potensi visual tanah Skala PERANCANGAN
Pemilik Rekayasa Warna Details design
proyek ANALISIS Bahan Landscape design
Sifat LINGKUNGA SKEMATIK material develop
Kegiatan N O FF SITE DESAIN (3 System Planting design
T anah Aspek social DIMENSI) konstruksi Section
Hidrologi Aspek budaya Estetika Elevation
Geologi Aspek SKETSA
T ekstur Details landscape
IMAJINATIF
Klimatologi ekonomi furniture

T opografi Aspek STUDI Detail hard


KO NSEP
Vegetasi lingkungan MAKET materials
PEMBIAYA
Lingkungan (studi ruang 3 Detail soft
AN
Sensori TINJAUAN dimensi) material

Budaya/ MASTER Detail


PLAN construction
social/
ekonomi
Analisis ke arah Perpektif bagian
fisik buatan rancangan
misal:
PENYATAAN
Zonasi MAKET
MASALAH
kegiatan PRESENTASI
Social
Orientasi
Ekonomi
bangunan DO KUMEN/
Fisik
Arsitektur LAPO RAN
teknis
bangunan RANCANGAN
Fungsi Dokumen rencana
bangunan kerja dan syarat
System Dokumen
sirkulasi pembiayaan
System utilitas Dokumen

BAB II-25
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

pelelangan
Dokumen kontrak

STUDI
BANDING

4. Bahan Material Lansekap


Pemahaman dan penguasaan terhadap material atau bahan lansekap
merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan lansekap. Arsitektur
lansekap pada dasarnya berkaitan erat dengan pembentukan ruang luar atau ruang
terbuka. Pembentukan ruang tersebut sangat tergantung dari komponen pembentuk
ruang. Sedangkan komponen pembentukan ruang terdiri dari bidang alas, bidang
dinding, dan bidang atap. Kualitas nilai ruang tergantung dari fungsi ruang yang
diinginkan. Gubahan ruang terhadap fungsi ruang yang ingin dihasilkan dapat
tergubah melalui bidang-bidang sebagai komponen pembentuk ruang. Bidang yang
dimaksud terbentuk karena adanya unsur material yang direkayasa bentuk, tekstur,
warna, dan ukuran dimensi yang diciptakan. Untuk hal itulah maka pengetahuan dan
penguasaan serta pemahaman terhadap material lansekap menjadi penting.
Di samping pemahaman terhadap karakteristik bentuk bahan, juga perlu
diketahui fungsi, spesifikasi, paska pemeliharaan dari bahan, serta nilai ekonomis.
Dalam arsitektur lansekap dikenal 2 (dua) bagian besar material lansekap, yakni
material lunak (soft materials) dan metrial keras (hard materials).
1) Material Lunak (Soft Materials)
Kelebihan dari arsitektur lansekap dalam menggubah ruang, adalah dapat
menggubah ruang dengan komponen material lunak, yaitu tanaman/ pepohonan
dan air.
Tanaman merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang.
Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk
tanaman, tekstur, dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian,

BAB II-26
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai
dengan pertumbuhan tanaman. Jadi dalam perancangan lansekap, tanaman
sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.
Secara dasar khususnya di iklim tropis, dikenal 2 (dua) macam tanaman ditinjau
dari masa daunnya, yakni :
Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants)
Tanaman yang hijau sepanjang tahun (Evergreen conifers)
Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants) yang dimaksud adalah
jenis-jenis tanaman yang berubah bentuk ataupun warna daunnya sesuai dengan
musimnya. Setelah musim panas daunnya berguguran, sedangkan menjelang
musim hujan daun tumbuh lebat, ataupun sebaliknya. Contohnya antara lain
Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), atau jenis
Gymnospermae.

Gambar 2.9. tanaman jenis Gymnospermae


Sumber: document pribadi

Tanaman yang berdaun sepanjang musim (Evergreen conifers) dimaksudkan


adalah jenis tanaman yang berdaun lebat dan berbunga sepanjang musim, tidak
menggugurkan daun. Contohnya antara lain jenis cemara.

Gambar 2.10. cemara laut


Sumber: document pribadi

BAB II-27
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Pemahaman dan penguasaan dari material tanaman yang dimaksud terutama


terhadap karakteristik dan habitat tanaman.
Karakteristik tanaman terdiri dari :
Bentuk (tajuk, batang, cabang, Fungsi tanaman,
ranting, dan daun), Tinggi dan lebar tanaman.
Tekstur (batang dan daun),
Warna (batang, daun, dan
bunga),

Fungsi tanaman secara ekologis adalah :


Menyerap CO2 dan menghasilkan O2 (Oksigen) bagi makhluk hidup di siang hari.
Memperbaiki iklim setempat.
Mencegah terjadinya erosi/ pengikisan muka tanah (run off).
Menyerap air hujan.

2) Material Keras (Hard Materials)


Hal-hal yang perlu dipahami dalam pengetahuan bahan adalah :
Karakteristik bentuk bahan, Pasca pemeliharaan dari bahan,
Fungsi, Nilai ekonomisnya.
Spesifikasi,
Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar yaitu :
a. Material keras alami (organic materials)
Material ini berasal dari bahan alami, yaitu kayu. Bermacam-macam jenis kayu
yang dapat dijadikan bahan material bagi desain lansekap. Kayu dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan furniture lansekap, retaining
wall, ataupun perkerasan. Kekuatan kayu berbeda-beda tergantung dari

BAB II-28
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

keawetannya. Keawetan kayu tergantung dari penempatannya. Kayu yang


terlindung dari hujan dan matahari tidak akan lekas rusak. Untuk mempertinggi
sifat keawetan kayu, dapat diusahakan dengan mengecat/ mengurangi kadar
air, diberi obat pengawet.
b. Material keras alami dari potensi geologi (inorganic materials used in their
natural state). Material yang dimaksud antara lain batu-batuan, pasir, and batu
bata. Material batu-batuan
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu susunan dinding ataupun pola
lantai. Batu-batuan dapat menghasilkan kesan tekstur kasar atau halus.
c. Material keras buatan bahan metal (inorganic materials used in highly modified
state)
Material/ bahan lansekap yang dimaksud antara lain : alumunium, besi,
perunggu, tembaga, dan baja.
d. Material keras buatan sintetis/ tiruan (Synthetic Materials)
Contoh dari material sintetis atau tiruan antara lain : bahan plastic/ fiberglas.
e. Material keras buatan kombinasi (Composite Materials)
Beton dan playwood merupakan contoh dari bahan material keras buatan
kombinasi.

5. Pertimbangan Lingkungan Pada Penataan Lansekap


Pertimbangan lingkungan selalu menjadi aspek yang penting dalam proses
perancangan sebuah lansekap tapak. Pertimbangan ini mencakup analisis mikro dan
makro iklim, berbagai ekosistem dan keterkaitannya, hidrologi permukaan dan bawah
permukaan, vegetasi, serta kondisi tanah bawah permukaan.
a. Drainase
Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu perancangan tapak. Genangan air yang tidak terencana
menyebabkan efek visual yang kurang baik, selain itu dapat merusak konstruksi
perkerasan. Bila genangan air terjadi pada tanah permukaan lunak atau bidang alas

BAB II-29
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

rerumputan, mengakibatkan rumput menjadi rusak dan mati, demikian pula dengan
tanaman hias. Pengadaan saluran air pada tapak yang dirancang sangat mutlak
dipikirkan. Penempatan dan pemikiran tentang sistem saluran pembuangan air limbah
atau air hujan bukanlah perkara mudah. Diperlukan adanya suatu pemikiran yang
komprehensif mengingat saluran pembuangan merupakan suatu jaringan yang
berhubungan dengan saluran perkotaan. Oleh karenanya pertimbangan terhadap sistem
aliran air dan bentuk-bentuk saluran perlu diperhatikan.
Untuk pengolahan tapak dengan permukaan tanah yang bergelombang atau
berkontur, maka pemecahan masalah drainase atau saluran air lebih rumit dibandingkan
dengan permukaan tanah yang relatif rata, namun kedua bentuk permukaan tanah
tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian terhadap saluran pembuangan. Pada
tanah yang berkontur, aliran air akan bergerak dari kontur tertinggi menuju kontur
terendah. Artinya akan selalu terjadi aliran air secara alamiah. Sedangkan pada tapak
dengan tanah yang relatif datar, maka kemiringan saluran perlu diperhitungkan agar air
buangan dapat mengalir menuju saluran pembuangan kota.

1) Sumber Aliran Air

Air pada hakikatnya dapat bersifat statis dan dinamis yang dapat
menimbulkan kerusakan dan keuntungan bilamana air bergerak. Bergeraknya air
menjadi suatu aliran disebabkan karena adanya daya tarik bumi (gravitasi), serta
tekanan yang dapat menuju ke semua arah.
Cepat lambatnya aliran air di atas tanah tergantung dari kemiringan tanah dan daya
resap tanah. Daya resap (masuknya air ke dalam tanah) tergantung pada besar
kecilnya pori-pori tanah itu sendiri.
Air yang mengalir di permukaan tanah berasal dari :
- Buangan air hujan, dan
- Buangan air sisa kegiatan manusia.

BAB II-30
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Yang dimaksudkan dengan air buangan sisa (limbah cair) kegiatan manusia
adalah air buangan yang berasal dari pemakaian air untuk mandi, cuci, WC, dan
penyiraman pemeliharaan tanaman.
Sebelum menentukan sistem dan bentuk saluran pembuangan, maka perlu
diketahui beberapa hal yang menyangkut tentang air.

2) Sifat Air
Air adalah zat cair yang mempunyai permukaan rata. Karena pengaruh
gravitasi maka permukaan air selalu horizontal; tidak berwarna dan tembus cahaya
(dalam keadaan murni); mempunyai warna dan keruh (bila telah tercemar); tidak
berbetuk kekal selalu berubah sesuai dengan tempatnya. Air yang mengalir dapat
membawa benda-benda yang telah lapuk, menjadi butiran kasar dan halus, menuju
tempat yang lebih rendah. Aliran kecepatan air permukaan tanah tergantung dari
kemiringan tanah, kondisi tanah (besar kecilnya pori-pori tanah), banyaknya tanaman
permukaan tanah, dan pengaruh gravitasi bumi.

3) Sistem Saluran Pembuangan


Untuk menentukan sistem saluran pembuangan perlu diketahui terlebih
dahulu hal berikut
a. Tujuan dan sasaran dari rancangan tapak yang direncanakan. Misal sebagai
lapangan golf, lapangan olahraga, rekreasi, atau lainnya. Untuk lapangan golf,
sistem saluran pembuangan air hujan mempergunakan sistem saluran bawah
tanah, demikian pula dengan lapangan sepak bola.
b. Perbedaan ketinggian antara lokasi saluran induk buangan kota dengan lokasi
daerah genangan air atau lokasi tapak. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan
perbedaan elevasi dasar saluran terhadap saluran lainnya; kecepatan aliran air
permukaan atau air buangan; berapa banyak air permukaan dapat meresap ke
dalam tanah; dan berapa banyak tanaman yang dapat menahan run off di sekitar
tapak.

BAB II-31
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

c. Volume air buangan yang hendak ditampung dan dialirkan. Hal ini diperlukan
untuk menghitung secara matematik berdasarkan rumus-rumus kapasitas daya
tampung air guna menentukan besaran ukuran saluran.
Tentang hubungan antara sistem saluran pembuangan dengan aliran air
permukaan, White, dalam buku Concept Source Book (terjemahan Onggo Diputro,
Penerbit Intermedia Bandung) menuliskan pemecahan konsep sebagai berikut :
a. Sistem aliran air terbagi menjadi aliran permukaan dan aliran bawah tanah.
b. Untuk mempermudah aliran air, maka peletakan massa bangunan diusahakan
pada tempat yang tinggi atau naikkan bangunan di atas gundukan tanah.
c. Hindarkan drainase saluran pembuangan yang berada di bawah bangunan atau
perkerasan.
d. Hindarkan peletakan massa bangunan pada tanah yang rawan banjir atau pada
cekungan permukaan.
e. Hindarkan daerah-daerah yang terendam air dan susah dikeringkan.
f. Manfaatkan tempat-tempat yang diperkeras sebagai pengalir air.
g. Kumpulkan pengaliran air menuju arah reservoir (penampungan air buangan),
kolam atau danau.
h. Alirkan air ke saluran pembuangan di dalam tapak dan salurkan ke saluran
pembuangan di jalan utama (riol kota).
i. Jangan limpahkan drainase pada lahan di sebelah tapak.
j. Alirkan air ke tepi tapak atau ke sudut tapak dan alirkan ke tempat yang rendah.
k. Alirkan air ke pusat saluran utama dan keluarkan dari tapak
l. Gunakan perkerasan jalan di dalam tapak sebagai pengalir air menuju saluran
pembuangan.
m. Manfaatkan kontur secara alamiah.
n. Mengubah kontur untuk mengalirkan air seperti yang diinginkan.

4) Saluran Pembuangan
Saluran pembuangan terdiri dari :

BAB II-32
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

a. Saluran pembuangan air di atas tanah (Open Channels), dan


b. Saluran pembuangan air di dalam tanah (Subsurface strom drains)
Saluran air pembuangan di atas tanah dapat dibuat dengan tertutup ataupun
terbuka. Sedangkan saluran pembuangan air dalam tanah umumnya tertutup.

b. Saluran Terbuka dan Saluran Tertutup di Atas Tanah (Open Channels)


Untuk saluran di atas tanah, konsep dasar secara umum dikenal adanya
saluran primer (saluran utama), saluran sekunder, (saluran penghubung) dan
saluran tersier (saluran penampung).
1). Saluran primer merupakan saluran induk atau saluran utama dalam tapak
yang berhubungan dengan saluran buangan air di luar tapak atau saluran
kota. Saluran ini menampung debit air yang berasal dari seluruh tapak untuk
dialirkan ke luar tapak.
2). Saluran sekunder adalah saluran yang berhubungan dengan saluran induk di
dalam tapak. Merupakan saluran penampung dari saluran tersier.
3). Saluran tersier, merupakan saluran penampungan air buangan yang terdekat
dengan genangan air atau sumber air buangan.
Ketiga saluran tersebut saling berhubungan sesuai dengan hierarkinya.
Saluran pembuangan di atas tanah dapat dibuat secara alamiah dengan
mengolah permukaan tanah ataupun dibuat dengan perkerasan. Agar
mendapatkan kesan visual yang lebih baik, maka saluran tersebut dapat ditutup
dengan penutup beton (dekker) ataupun dengan grill besi di sepanjang saluran
atau tempat-tempat tertentu seperti perpotongan dengan lintasan kendaraan atau
manusia.
Bentuk bentuk saluran pembuangan di atas tanah
Ada beberapa bentuk dan macam desain saluran pembuangan atas
tanah, antara lain sebagai berikut.
1). Bentuk saluran pembuangan dengan membentuk muka tanah.
2). Bentuk saluran pembuangan dengan konstruksi perkerasan.

BAB II-33
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

c. Saluran Pembuangan Air di Dalam Tanah (Subsurface Stroms Drains)


Saluran pembuangan air bawah tanah dipergunakan pada tapak yang
sangat luas atau sangat terbatas dan berada di ruang luar. Juga tergantung dari
jenis kegiatan yang diinginkan. Misal pada tapak lapangan sepak bola, lapangan
golf, dan lapangan olahraga lainnya. Atau taman dengan luas yang relatif kecil,
namun didominasi oleh hamparan rumput. Keuntungan menerapkan saluran
pembuangan dengan sistem (subsurface stroms drains) adalah lapangan menjadi
tidak terganggu oleh adanya saluran pembuangan serta kesan visual menjadi
menarik dan indah.
Ada empat macam sistem saluran pembuangan air bawah tanah, yaitu :
1). Sistem Grid iron atau Sistem Kotak
2). Sistem Herring Bone atau Sistem Sirip Ikan
3). Sistem Dendritic atau Sistem Cabang Ranting

Gambar 2.11. system grid iron,sirip ikan(herring bone),system cabang ranting


Sumber: komponen perancangan arsitektur lansekap,Rustam Hakim

Hal hal yang berkaitan dengan penggunaan sistem saluran bawah tanah
adalah sebagai berikut :
1). Tersedianya bak kontrol (main hole)
Bak kontrol ini berguna sebagai lubang penangkap aliran air
permukaan menuju saluran bawah tanah. Di samping itu berfungsi pula
sebagai tempat penangkap benda-benda atau sampah yang terbawa oleh
aliran air, tempat penangkap dan resapan air buangan hujan yang kemudian
diserap oleh saluran pipa bawah tanah untuk dialirkan.
2). Besaran lubang saluran

BAB II-34
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Lubang saluran dapat dibuat dengan penempatan besi beton, pipa


PVC atau pipa besi, ataupun dibuat dari beton bertulang. Besaran diameter
saluran perlu diperhitungkan agar dapat menampung aliran air buangan.
3). Kemiringan dasar saluran
Agar air buangan dapat mengalir dengan lancar, diperlukan
perhitungan kemiringan dasar pipa.

d. Persediaan Air
Persediaan air dibutuhkan untuk pemenuhan kuantitas air. Langkah pertama
dalam memilih sumber persediaan air yang memadai adalah menentukan
perkiraan kebutuhan terhadap sumber air tersebut. Unsur-unsur penting untuk
menentukan kebutuhan air adalah pemakaian air rata-rata perhari dan tingkat
puncak kebutuhan. Pemakaian air rata-rata per hari harus diperkirakan untuk :
1) Menentukan kemampuan sumber air untuk memenuhi kebutuhan terus-
menerus sepanjang waktu genting seperti ketika aliran permukaan rendah
dan ketinggian muka air tanah minim.
2) Memastikan berapa jumlah air tertampung yang mendukung kebutuhan pada
masa genting tersebut.

Tingkat puncak kebutuhan harus diperkirakan untuk menentukan ukuran pipa


dan plambing, kehilangan tekanan dan fasilitas penyimpanan air yang diperlukan
untuk menyediakan air secara memadai pada saat puncak kebutuhan.

e. Elemen Air Dalam Perancangan


Interaksi antara manusia dengan air, transformasi karakter air, dan hubungan
timbal balik antara air dengan ruang diperoleh melalui proses perancangan yang
tepat. Dalam perancangan penerapan elemen air dapat berfungsi sebagai :

BAB II-35
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

a. Pembentuk ruang g. Mempengaruhi pandangan


b. Pembentuk dinding h. Mempengaruhi privacy
c. Pembentuk langit-langit i. Mempengaruhi suhu
d. Pembentuk lantai j. Mempengaruhi suara
e. Pembentuk screening k. Mempengaruhi bau
f. Mempengaruhi gerakan l. Sebagai pusat perhatian

Selain itu dalam penerapannya juga harus memperhatikan bentuk, dimensi,


jenis bahan konstruksi, dan struktur khusus pewadahannya. Hal ini terkait dengan
perawatan kolam pewadahannya dan mutu air yang digunakan dalam
perancangan tersebut. Bahan yang dapat digunakan antara lain beton, kaca,
fiberglass atau aluminium. Terdapat juga faktor-faktor luar yang tidak dapat
dikontrol seperti matahari, angin dan suhu yang mempengaruhi kualitas visual air.
Pada perancangan obyek wisata air, dimana ruang harus menimbulkan
suasana rekreatif dan nyaman. Suasana rekreatif memiliki karakter yang dibentuk
oleh derajat keterbukaan, bentuk, skala, warna, tekstur, bahan, pencahayaan,
penghawaan, elemen-elemen pengisi ruang, suara-suara dalam ruang, sehingga
mampu memberikan pengalaman total wisata air bagi pengunjung terhadap
elemen air yang melingkupi.
Performasi ruang tersebut diwujudkan oleh kondisi visual, termal, dan akustik,
dengan tata air dapat menunjang pencapaian kondisi yang diharapkan. Hal
tersebut dikarenakan oleh :
(1) Karakter dan bentuk visual air dapat menciptakan suasana yang spesifik.
(2) Perpaduan elemen air dengan tata cahaya akan menghasilkan komposisi
yang menarik.
(3) Suara gemericik, aliran yang ditimbulkan oleh air memberikan perasaan
tenang dan damai. Ditambah dengan sentuhan arsitektural, membuat
ekspresi air menjadikan lebih hidup bahkan menakjubkan.

BAB II-36
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

(4) Tata air dapat menyembunyikan pemandangan yang tidak diharapkan,


membingkai panorama, dan menonjolkan obyek yang menarik.
(5) Pengendalian udara pada ruang yang membutuhkan untuk memperoleh
kenyamanan termal dapat dicapai dengan pengolahan tata air.
Penerapan tata air dapat memanfaatkan eksisting air berupa genangan
waduk maupun bentukan baru, yang akan memiliki peran sebagai pengikat
massa, detail penyelesaian sudut, pelingkup massa, dan eksisting massa
bangunan.
6. Ruang Terbuka
Ruang umum yang merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai pola.
Ruang umum adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan
akan perlunya tempat bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya. Bentuk
daripada ruang umum ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2 (dua), yakni :
1) Ruang tertutup umum : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam bangunan
2) Ruang terbuka umum : yakni ruang umum yang terdapat di luar bangunan
a. Ruang Terbuka Umum dan Khusus
Pengertian tentang ruang terbuka umum dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan.
b. Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga).
c. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan (multi-fungsi).
Contoh ruang terbuka umum adalah jalan, pedestrian, taman lingkungan,
plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi.

Gambar 2.12. ruang terbuka umum


Sumber: dokumen pribadi

BAB II-37
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Sedangkan pengertian dari ruang terbuka khusus, dapat diuraikan sebagai


berikut :
a. Bentuk ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan.
b. Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan
khusus/ spesifik.
Contoh ruang terbuka khusus adalah taman rumah tinggal, taman lapangan
upacara, daerah lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.
b. Ruang Terbuka dan Lingkungan Hidup
Menurut Ian C. Laurie, ruang terbuka dalam lingkungan kehidupan
(lingkungan alam dan manusia) dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Ruang terbuka sebagai sumber produksi, anatara lain berupa daerah hutan,
daerah pertanian, daerah produksi mineral, daerah peternakan, daerah
perairan (reservoir, energi), daerah perikanan, dan lainnya.
b. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan
manusia, antara lain berupa cagar alam, cagar budaya, suaka margasatwa,
dan taman nasional.
c. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan, dan kenyamanan, yaitu
antara lain melindungi kualitas tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah,
mempertahankan dan memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi, dan
daerah taman lingkungan.
c. Ruang Terbuka Ditinjau Dari Kegiatannya
Menurut kegiatannya, ruang terbuka terbagi atas 2 (dua) jenis ruang terbuka,
yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif.
a. Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur
kegiatan di dalamnya misalkan bermain, olahraga, jalan-jalan. Ruang terbuka
ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja,
penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.

BAB II-38
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

b. Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak


mengandung unsur-unsur kegiatan manusia misalkan penghijauan tepian rel
kereta api, penghijauan tepian
bantaran sungai, ataupun penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang
terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis
belaka.
d. Ruang Terbuka Ditinjau Dari Segi Bentuk
Menurut Rob Rimer (Urban Space) bentuk ruang terbuka secara garis besar
dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang terbuka berbentuk memanjang
(koridor) dan ruang terbuka berbentuk membulat.
a. Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor) pada umumnya hanya
mempunyai batas pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang terbuka jalan, dan
bentuk ruang terbuka sungai.
b. Ruang terbuka bentuk membulat pada umumnya mempunyai batas di
sekelilingnya, misalkan bentuk ruang lapangan upacara, bentuk ruang area
rekreasi, dan bentuk ruang area lapangan olahraga.
e. Ruang Terbuka Ditinjau Dari Sifatnya
Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yakni ruang terbuka
lingkungan dan ruang terbuka antar bangunan.
a. Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu
lingkungan dan sifatnya umum.
b. Ruang terbuka antar bangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh
massa bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi
sesuai dengan fungsi bangunannya.
f. Fungsi Ruang Terbuka
a. Fungsi sosial
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain :
a) Tempat bermain dan olahraga;
b) Tempat komunikasi sosial;
c) Tempat peralihan dn menunggu;

BAB II-39
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

d) Tempat untuk mendapatkan udara segar;


e) Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya;
f) Pembatas di antara massa bangunan;
g) Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat
untuk membentuk kesadaran lingkungan;
h) Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan
keindahan lingkungan.
b. Fungsi ekologis
Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain :
a) Penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro;
b) Menyerap air hujan,
c) Pengendali banjir an pengatur tata air;
d) Memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nutfah;
e) Pelembut arsitektur bangunan.

7. SIRKULASI
Kinetika dari sebuah gerakan merupakan suatu studi tentang sifat gerakan. Studi tentang
gerakan ini dilakukan oleh J.O. Simond, Landscape architecture;Eckbo, Urban Landscape
Desaign dan Rubenstein, Guide to site and Environmental planning.
1. Berbagi bentuk lintasan
Macam-macam bentuk lintasan, antara lain:

Gambar 2.13.pola sirkulasi


Sumber: arsitektur lansekap,Rustam
Hakim

BAB II-40
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

2. Pengaruh jarak pada sirkulasi


Jarak dapat mengganggu pola sirkulasi yang diterapkan. Jarak yang terlalu jauh
menyebabkan pola sirkulasi yang direncanakan tidak sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Perancang mempunyai tugas untuk memperkecil halangan tersebut, apalagi
bila sirkulasi tersebut dikaitkan dengan factor kecepatan dan pertimbangan ekonomi. Hal
ini dapat diatasi dengan penerapan pola sirkulasi yang bersifat langsung dan praktis.

8. FASILITAS PARKIR
Sejalan dengan perkembangan, maka kebutuhan akan tempat parkir meningkat terutama di
tempat yang padat aktivitas. Tempat rekreasi, kawasan perkantoran, kawasan permukiman,
dan kegiatan lain memerlukan tempat parkir.
Beberapa pengertian mengenai tempat parkir adalah sebagai berikut.
1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya,(Poerwadarminto,1984)
2. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau
sebentar bergantung pada kendaraan dan kebutuhannya(peraturan lululintas)
3. Parkir adalah menempatkan dengan memberhentikan kendaraan angkutan atau
barang(bermotor atau tidak bermotor) pada suatu tempat dalam jangka waktu
tertentu(Taju, 1996)
4. Parkir adalahkeadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara(
pedoman Teknis penyelenggaraan Fasilitas Parkir Direktur Jenderal Perhubungan
Darat)

Lokasi di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. Peran fasilitas parkir dalam
system transportasi dapat dilihat dari fungsinya dalam menyediakan tempat untuk menyimpan
kendaraan di tempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan lalulintas. Pergerakan-
pergerakan lalulintas tidak muncul dengan sendirinya, melainkan sebagai akibat dari
pergerakan yang menuju ke suatu tempat tujuan perjalanan.
Sebuah fasilitas parkir dikatakan berfungsi dengan baik apabila dengan adanya fasilitas parkir
tersebut tidak terjadi konflik pada ruas jalan di sekitar lokasi parkir tersebut. Masalah yang

BAB II-41
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

timbul pada fasilitas parkir adalah apabila kebutuhan parkir tidak sesuai atau melebihi
kapasitas parkir yang tesedia, sehingga kendaraan yang tidak tertampung pada tempat parkir
akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas pada ruas jalan sekitarnya.
Dalam menentukan tata letak parkir, mempunyai beberapa criteria antara lain sebagia berikut.
1. Parkir terletak pada muka tapak yang datar
2. Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan
Hubungan pencapaian antara tempat parkir dengan bangunan atau tempat kegiatan
diusahakan tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat parkir dan tempat kegiatan
cukup jauh, maka diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.
Ditinjau dari penggunaanya, tempat parkir terbagi atas :
o Parkir kendaraan beroda lebih dari empat, misalkan bus dan truk
o Parkir kendaraan beroda empat,misalkan sedan dan minibus
o Parkir kendaraan beroda tiga,missal bemo dan motor sispan
o Parkir kendaraan beroda dua,missal sepeda dan sepeda motor.

Ditinjau dari sudut perancangannya maka criteria dan prinsip tempat parkir seacra garis besar
harus memperhatikan factor berikut.
1) Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir
Untuk kegiatan yang berlangsung sepanjang waktu maka tempat parkir perlu
dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Penerangan dapat menggunakan lampu
taman setinggi 2 meter ataupun penempatan lampu jalan merkuri
2) Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat parkir
3) Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampug
4) Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran sinar matahari
Untuk mengurangi panas sinar matahari di siang hari, tempat parkir sebaiknya
diberikan tanaman peneduh diantara pembatas parkir.
Pemilihan jenis tanaman dilakukan dengan pertimbangan:
Tanaman berbentuk pohon atau perdu
Tanaman cukup kuat dan tidak mudah patah

BAB II-42
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Tanaman tidak mengeluarkan getah yang dapat merusak cat kendaraan


Tanaman mempunyai tajuk yang lebar dan cukup padat
Tanaman mempunyai system perakaran yang tidak merusak perkerasan.
Tanaman tidak menggugurkan daun dan ranting.
Contoh tanaman pohon untuk tempat parkir antara lain:Biola cantik(Ficus
benyamina), Kiara payung(fililicium desifiens)
5) Cukup penerangan cahaya di malam hari
6) Tarsedianya sarana penunjang parkir, missal tempat tunggu sopir, tempat sampah
Pada tempat tertentu dilengkapi pula dengan pengeras suara untuk memanggil sopir.
Karena tempat perkir merupakan area umum, maka diperlukan pula tempat gardu jaga
untuk menjaga keamanan.
3. Bentuk tempat parkir
Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yakni:
Parkir tegak lurus

Parkir sudut

BAB II-43
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Parkir parallel

4. Perkerasan dan konstruksinya


Ditinjau dari segi perkerasan dan konstruksinya dapat dibagi menjadi: perkerasan
kedap air dan perkerasan yang menyerap air.
Perkerasan lahan parkir yang kedap air menggunakan bahan aspal kedap air.
Perkerasan yang menyerap air menggunakan bahan atau material paving
dimaksudkan agar dapat menyerap air permukaan seperti air hujan. Walaupun
demikian masih diperlukan pula system drainase di sekitar tempat parkir.

G ambar 2.14. P erkerasan


Sumber: Doc. P ribadi

E. PRESEDENT
1. Wisata Bahari Lamongan
Wisata bahari lamongan(WBL) hadir dengan keunikan hasil perpaduan aspek-aspek
nature(alam), culture(budaya), dan architecture(arsitek) yang bernuansa global dengan
tetap mempertahankan cirikhas lokal.
Sebagai penyeimbang terhadap yang telah ada sebelumnya, yaitu pantai tanjung kodok
dan Goa Maharani, terletak di pesisir bagian utara Pulau Jawa, tepatnya di kota
Paciran,kab.Lamongan, Jawa Timur,Indonesia. Berdiri di Atas tanah seluas 17 hektar

BAB II-44
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

dengan berbagai fasilitas yang siap memanjakan pengunjung dengan konsep one stop
service.
Selain wahana wisata yang siap menyambut, pada bagian depan pintu utama juga
terdapat souvenir shop dengan desain sangat megah yang menyajikan berbagai produk
unggulan. Selain itu tersedia pula fasilitas pendukung seperti pasar Hidangan, Pasar
Wisata, Pasar Buah dan Ikan serta fasilitas umum lainnya seperti Mushola,Klinik, ATM,
Tempat Menyusui Ibu dan bayi, Toilet, Tempat parkir dll

Gambar 2.15.Wisata Bahari Lamongan


Sumber:dokumen pribadi

BAB II-45
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

2. Jatim Park
Jatim Park adalah sebuah tempat rekreasi dan taman belajar yang terdapat di Kota Batu,
Jawa Timur. Obyek wisata ini berada sekitar 20 km sebelah barat Kota Malang, dan kini
menjadi salah satu icon wisata Jawa Timur. Obyek wisata ini memiliki 36 wahana, diantaranya
kolam renang raksasa (dengan latar belakang patung Ken Dedes, Ken Arok, dan Mpu
Gandring), spinning coaster, dan drop zone. Wahana pendidikan yang menjadi pusat
perhatian diantaranya adalah Volcano dan Galeri Nusantara yang juga terdapat tanaman agro,
diorama binatang langka, dan miniatur candi-candi.

Gambar 2.16.Jatim Park


Sumber:dokumen pribadi

3. Marina Ancol
Adalah dermaga kapal pesiar bergaya kosmopolitan yang pertama di Indonesia dan
merupakan satu-satunya marina terlengkap di Indonesia. Dan sekaligus sebagai pusat
dermaga wisata bahari ke Kepulauan Seribu. Marina terletak di dalam kompleks Taman
Impian Jaya Ancol.

Dengan kelengkapannya membuat Marina Ancol bukan saja sebagai tempat bersandarnya
kapal pesiar, tetapi juga tempat rekreasi dan pusat olah raga laut seperti ski air, wind surfing,
memancing, menyelam dan lain-lain.

BAB II-46
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Bab
Wisata
II

Gambar 2.17.Marina Ancol


Sumber:Wikipedia.com

BAB II-47
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

BAB III
TINJAUAN KOTA PURWOREJO

Purworejo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir selatan Jawa
Tengah. Memiliki hamparan pantai yang membentang dari barat ke timur di sisi selatan
serta dataran tinggi pada bagian utara . Gambaran lebih jauh tentang Kabupaten
Purworejo akan dibahas dalam bab ini. Bab ini terdiri dari:
A. Tinjauan Kabupaten Purworejo yang meliputi :letak geografiis, fisiografi,
geologi, iklim, hidrologi, penggunaan lahan, kemampuan lahan,
vegetasi/tumbuhan, sarana dan prasarana
B. Rencana Pengembangan Kawasan Pantai SWP II dan III Kabupaten Purworejo
C. Tinjauan Pariwisata Kabupaten Purworejo
D. Tinjauan Kawasan Pantai Jatimalang

BAB III-1
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

BAB III
TINJAUAN DATA

A. TINJAUAN KABUPATEN PURWOREJO


Purworejo merupakan suatu kabupaten yang laju pertumbuhan ekonominya
sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian. Akan tetapi Kabupaten Purworejo
memiliki potensi yang cukup besar dalam sektor pariwisata. Ada banyak obyek
wisata yang terdapat di Kabupaten Purworejo. Adapun potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Purworejo adalah:
1. Letak Geografis

gambar3.1letak geografis purworejo

Letak Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 109o 4728 110o 820 Bujur Timur

dan 7o 32 7o 54 Lintang Selatan. Batas-batasnya adalah sebagai berikut :


Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : kabupaten Kulonprogo( DI Yogyakarta)
Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen
Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Magelang

BAB III-2
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Luas wilayah Kabupaten Purworejo sebesar 1.034,81752 km2 dengan kondisi wilayah
sebagian merupakan daerah pantai, sebagian merupakan dataran rendah, dan
sebagian lagi merupakan dataran tinggi/ pegunungan.
Secara administratif, Kabupaten Purworejo terdistribusi ke dalam 16
kecamatan, 469 desa, serta 25 kelurahan.

2. Fisiografi
Keadaan rupa bumi (topografi) daerah Kabupaten Purworejo secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut :
Bagian selatan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0
25 meter di atas permukaan air laut.
Bagian antara dan timur merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian
antara 25 1050 meter di atas permukaan air laut.
Sedangkan kemiringan lereng atau kelerengan di Kabupatn Purworejo dapat
dibedakan sebagai berikut :
o Kemiringan 0 2 % meliputi bagian selatan dan tengah wilayah Kabupaten
Purworejo,
o Kemiringan 2 15 % meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno, Bener,
Loano, dan Bagelen,
o Kemiringan 15 40 % meliputi bagian utara dan timur wilayah Kabupaten
Purworejo,
o Kemiringan > 40 % meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing, Loano,
Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh.

Tabel 3.1. Hubungan Antara Kemiringan Lereng Dengan Topografi


Kemiringan Topografi Perbedaan Tinggi
Lereng (% ) (B) (meter)
(A) (C)
02 datar hanpir datar <5
37 berombak 5 - 25

BAB III-3
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

(A) (B) (C)


8 13 beronbak- bergelombang 26 50
14 20 bergelombang berbukit 51 - 75
21 140 berbukit bergunung 76 100
> 140 bergunung > 100
Sumber : Van Zuidam, 1978

Tabel 3.2 Luas Wilayah (Km2) Menurut Ketinggian di Kabupaten Purworejo


Kecamatan Ketinggian (m) Kecamatan Ketinggian (m)
1. Grabag 2,5 9. Kutoarjo 26
2. Ngombol 12 10. Butuh 10
3. Purw odadi 12 11. Kemiri 18
4. Bagelen 17 12. Pituruh 20
5. Kaligesing 200 13. Bruno 325
6. Purw orejo 63 14. Gebang 85
7. Bany uurip 12 15. Loano 78
8. Bay an 19 16. Bener 150

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo

3. Geologi
Secara garis besar penggolongan geologi yang terdapat di Kabupaten Dati II
Purworejo terdiri atas batuan sedimen dan perselingan batuan gunung api. Sebagian besar
tanah terdiri atas batuan dengan prosentase kurang lebih 60 % dari luas seluruh Kabupaten
Purworejo. Sedangkan sisa dari luas tersebut berupa jenis aluvium atau dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Endapan vulkanik tua maupun endapan vulkanik campuran dengan endapan
sedimen, yang sebagian besar terdaapt di bagian utara (topografi tinggi)
2. Endapan aluvium dataran dan sungai, yang sebagian besar terdapat di wilayah
dengan topografi rendah (bagian selatan)

BAB III-4
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Tabel 3.3 Geologi Kabupaten Purworejo


Notasi Keterangan Lokasi
No (1) (2) (3)
1. Qa Batuan sedimen dan Ngombol, Grabag, Purwodadi,
perselingan batuan gunung Banyuurip, Bayan, Butuh,
api holosen Kutoarjo, Pituruh, Kemiri,
Gebang, Bener

2. Bv Batuan gunung api kuarter Pituruh, Bruno, Gebang


(1) (2) (3)

3. Tmps Formasi Sentolo/Batuan Gebang, Loano, Bener,


sedimen dan perselingan Kutoarjo
batuan gunung api pliosen

4. Tmj Formasi Kaligesing


Jonggrangan/batuan
sedimen dan perselingan
batuan gunung api tersier

5. Tmoa Batuan sedimen dan Bagelen, Kaligesing,


perselingan batuan gunung Purworejo, Loano, Bener,
api miosen akhir Gebang, Bruno, Kemiri,
Pituruh

6. a Andesil/Batuan terobosan Bagelen, Kaligesing

7. da Dosit tersier/Dosit batuan Bagelen


terobosan miosen

Sumber : Data Pokok Kabupaten Purworejo 2001

4. Iklim
Secara umum Kabupaten Purworejo mempunyai iklim tropis dengan dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau yang datang setiap enam bulan silih berganti. Suhu
rata-rata maksimum di Purworejo antara 27o C 32o C dan suhu rata-rata minimum antara
20o C 25o C. Sedangkan kelembaban rata-rata antara 70 90 % . Curah hujan tertinggi pada
bulan Oktober sebesar 11.334 mm, diikuti bulan November sebesar 8.236 mm.

BAB III-5
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Tabel 3.4 Rata-rata Curah Hujan Perbulan di Kabupaten Purworejo


Bulan Rata-rata CH (mm) Jumlah Hari Hujan
No
(1) (2) (3)
1. Januari 8109 326
2. Februari 5123 260
3. Maret 7159 328
4. April 3186 169
5. Mei 1457 84
6. Juni 1781 88
7. Juli 1004 58
8. Agustus 39 7
9. September 61 9
10. Oktober 11334 328
11. November 8236 270
12. Desember 4256 190

Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2001

Menurut Schmidt dan Fergusson yang mengklasifikasikan tipe iklim menurut


perhitungan rasio Q, yakni nilai Q merupakan perbandingan antara jumlah rerata bulan kering
(3) dan jumlah rerata bulan basah (9) dikalikan 100 % , Kabupaten Purworejo berada dalam
kategori iklim agak basah atau kategori C, dengan besar nilai Q yang diperoleh adalah 33,3 %
. Kondisi iklim ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk bertani dengan sawah irigasi dan sawah
tadah hujan.

5. Hidrologi
Di Kabupaten Purworejo potensi air berasal dari air permukaan dan air tanah.
Terdapat beberapa sungai yang mengalir di daerah ini, diantaranya Kali Bogowonto, Kali
Kodil, Kali Jali, Kali Gebang, Kali Bedono, dan anak sungainya. Sungai-sungai ini termasuk ke
dalam DAS Sedayu-Luk Ulo, yang umumnya bermuara di Samura Indonesia dan hulu sungai-

BAB III-6
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

sungai tersebut umumnya berada di bagian tengah dan utara kabupaten ini.
Identifikasi sungai-sungai yang ada di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Inventarisasi Sungai di Kabupaten Purworejo


No Panjang (m) Luas(km2 ) Anak Sungai
Sungai Induk
(2) (3) (4)
(1)
K. 174.450 117.775 K. Bogowonto, K.
Bogowonto
Watugajaj, K. Gading, K
Mongo, K. Jubleng, K.
Gesing, K. Sumogiri, K.
Soko, K. Bagelen, K.
Lereng

K. Kalibutek, K.
K. Kodil 962.500 310.855 Watugajah, K. Medana, K.
Awais, K. Juweh, K.
Kedungkudi, K. Kemijing,
K. Jebol, K. Klapa, K.
Sedayu, K. Sruni

K. Pawadan, K. Mangir, K.
K. Jali 1.300.100 469.684
Juweh, K. Promben, K.
Tlogosoro, K. Bebeng, K.
Semawung, K. Pulang, K.
Plojo, K. Jetak, K.
Ketaron, K. Budekan

K. Gebang 76.300 355.845 K. Cilik, K. Simalimg, K.


Kedungoncoran, K.
Lesung, K. Pepe

K. Bedono 60.900 35.566 K. Lamat dan K. Laos

Sumber : DPU Kabupaten Purworejo, 2001

BAB III-7
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

6. Penggunaan Lahan
Dari hasil interpretasi dan kakulasi peta rupa bumi skala 1 : 25.000 yang juga merupakan
hasil interpretasi foto udara, telah didapatkan data bentuk penggunaan lahan di Kabupaten
Purworejo. Adapun bentuk penggunaan lahannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6.Bentuk Penggunaan Lahan Kabupaten Purworejo

No. Bentuk Penggunaan Lahan Luas (Ha) %


1 Hutan 1448,9519 1,337
2 Perkebunan/Kebun 40949,6728 37,792
3 Permukiman 19241,8621 17,758
4 Rawa 389,5398 0,360
5 Rumput/Tanah Kosong 1059,4431 0,978
6 Sawah Irigasi 29995,4981 27,683
7 Sawah Tadah Hujan 4845,2702 4,472
8 Semak/Belukar 4671,4900 4,311
9 Tegalan/Ladang 5752,2992 5,309
10 Danau 2,1948 0,002
Jumlah 108354,0271 100,000
Sumber : Peta Rupa Bumi (Foto Udara)

Gambar 3.2. Struktur Penggunaan Lahan


di Kabupaten Purworejo
Tegalan/Ladang
Danau
Semak/Belukar
Hutan
Sawah Tadah
Hujan Perkebunan/Keb
un

Sawah Irigasi

Rumput/Tanah
Kosong Rawa Permukiman

Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pertumbuhan luasan penggunaan lahan dari Tahun
1990 2001 menunjukkan adanya pertumbuhan luasan berbagai bentuk penggunaan
lahan.

BAB III-8
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Tabel 3.7. Pertumbuhan Penggunaan Lahan Tahun 1990 2001

Bentuk Penggunaan Lahan Pertumbuhan (% /th)


Permukiman 12,34
Tegalan 12,28
Perkebunan 6,30
Sawah 12,00
Tambak 6,30
Sumber : Pengolahan Data Sekunder dalam RTRW
Peningkatan luasan lahan sawah di Kabupaten Purworejo terjadi karena adanya perluasan
jaringan irigasi yang memungkinkan dikembangkannya pertanian lahan basah. Dinamikan
penggunaan lahan juga terjadi di kawasan pesisir yang ditandai adanya peningkatan
luasan lahan untuk tambak yang mencapai 6,30 % /tahun.

7. Kemampuan Lahan
Fungsi kaw asan dan luasanny a berdasarkan kemampuan lahan Kabupaten
Purw orejo

No. Nama Kaw asan Luas (Ha) %


1 Kaw asan Hutan Lahan Kering 10827,7324 9,99
2 Kaw asan Pasir Pantai Terbuka 2264,5134 2,09
3 Kaw asan Tnm Semusim Lahan Basah 29994,9477 27,68
4 Kaw asan Lindung 3229,7736 2,98
5 Kaw asan Perkebunan Permanen 22593,9464 20,85
6 Kaw asan Permukiman 28382,2752 26,19
7 Raw a 805,4465 0,74
8 Kaw asan Tnm Semusim Lahan Kering 10257,6090 9,47
Jumlah Total 108356,2443 100,00
Tabel 3.8.
Sumber : Hasil Pengolahan

Kaw asan Pasir Pantai Terbuka


Sebaran kaw asan ini berada di pantai selatan Kabupaten Purw orejo dengan luasan mencapai 2.264,5
hektar y ang meliputi sebagian Kecamatan Grabag,Purw odadi dan Ngombal. Kaw asan pasir pantai
terbuka ini berada pada bentuklahan gumuk pasir.

BAB III-9
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

8. Vegetasi/Tumbuhan
Di w ilay ah kabupaten Purw orejo sub sektor pertanian tanaman pangan y ang berkembang
meliputi tanaman padi , serta tanaman palaw ija berupa jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kay u,
dan ubi jalar. Sedangkan sub sector tanaman perkebunan y ang berkembang meliputi tanaman
kopi, cengkeh, kelapa. Sedangkan di kaw asan Pantai Jatimalang didominasi oleh tanaman
kelapa,nipah dan pandan.

9. Sarana dan Prasarana


Kabupaten Purw orejo telah memiliki sarana dan prasarana penunjang w isata y ang cukup
lengkap seperti hotel, restoran, w artel, bank, dan kantor pos. Sarana-sarana tersebut meskipun
peny ebaranny a Belum merata, Namun cukup mendukung bagi pengembangan kepariw isataan
y ang ada di kabupaten Purw orejo.

B. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PANTAI SWP II DAN SWP III


KABUPATEN PURWOREJO
Pantai Jatimalang terletak di SWP III berdasar Rencana Detail Tata Ruang Kawasan SWP II
dan SWP III Kabupaten Purworejo sebagai berikut:
1. Rencana Struktur Ruang Kawasan Pantai

Rencana struktur ruang kawasan pantai merupakan suatu arahan yang


menggambarkan hubungan dan kaitan antara fungsi-fungsi kegiatan yang membentuk
kehidupan kegiatan di kawasan pantai sebagai kegiatan permukiman (bisa desa, wisata,
budidaya pertanian,perikanan dll). Hubungan tersebut ditunjukkan dalam bentuk jenjang
atau hierarki keterkaitan dan pelayanan yang dituangkan secara keruangan. Fungsi-fungsi
kegiatan kawasan pantai dikategorikan dalam 2 macam yaitu:
Fungsi primer sebagai generator pertumbuhan kegiatan di kawasan
Fungsi sekunder sebagai pendukung pertumbuhan kawasan pantai

Fungsi primer merupakan fungsi kawasan dengan pelayanan dan peran yang luas khususnya
skala kawasan di UWP 2.1 dan UWP 3.1 di SWP II dan III. Sedangkan fungsi sekunder adalah
fungsi kegiatan pendukung kawasan yang pelayanannya bersifat lokal. Di dalam rencana

BAB III-10
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

struktur kawasan pantai yang dituju juga mencakup gambaran dan hierarki system jaringan
jalan yang dapat dibedakan ke dalam beebrapa jenis yaitu unit wilayah pembangunan (UWP)
pelayanan lokal dan lingkungan desa-desa di wilayah UWP 2.1 dan UWP 3.1.
2. Rencan Peruntukan Lahan UWP 2.1 Dan UWP 3.1
Rencana zona pertumbuhan lahan di UWP 2.1 dan UWP 3.1 dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Kawasan konservasi pantai minimal 200m dari gelombang pasang.
b. Kawasan budidaya perikanan *tambak
c. Kawasan perkebunan
d. Kawasan terbangun komersial dan jasa
e. Kawasan permukiman dan industri kecil
f. Kawasan agrowisata hortikultura
g. Kawasan pertanian tanaman pangan
h. Kawasan konservasi sungai
i. Kawasan wisata
Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.9 rencana peruntukan lahan UWP 2.1 dan UWP 3.1
No Kode Kode SUWP Peruntukan Dominasi Lahan
UWP
1 UWP 2.1 SUWP Konservasi lahan pantai
2.1.a. Budidaya perikanan/ tambak
Perkebunan
Konservasi sungai
Hutan lindung
Daerah campuran
Perdagangan dan jasa
Agrowisata Holtikultura
Wisata tirta

BAB III-11
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Permukiman/perkampungan
2 SUWP2.1.b Konservasi sungai
Permukiman
Lahan pertanian tanaman
pangan(padi)

3 UWP 3.1 SUWP 3.1.a Konservasi lahan pantai


Konservasi sungai
Hutan lindung
Wisata pantai
Desa wisata
Perikanan/ tambak
Budidaya pertanian
Perkebunan
Daerah campuran
Perdagangan dan jasa
Agrowisata dan hortikultura
Permukiman dan industry
Rumah tangga
SUWP 3.1.b Permukiman desa dan industri
rumah tangga
Lahan pertanian tanaman
pangan(padi)

BAB III-12
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

3. Rencana Pembangunan Tata Ruang Kawasan

Wilayah UWP 2.1 dan UWP 3.1 sebagai sentral kota pelayanan ada di IKK
Grabag untuk UWP 2.1 dan IKK Ngombol untuk UWP 3.1.
Sedangkan akses primer adalah jalan jalur Selatan-Selatan dan Jalur
Kulonprogo-Purwodadi
Akses sekunder dibagi menjadi:
Jalan dari IKK Kutoarjo-Grabag arah utara- Selatan
Jalan dari Purwodadi-Ngombol-Grabag-Desa Sidomulyo

Secara rinci akses pelayanan dan struktur tata ruang di UWP 2.1 dan UWP
3.1 dapat dilihat pada peta rencana struktur pengembangan tata ruang
kawasan.
Jika dilihat dari peruntukan lahan yang direncanakan maka secara ruang
dapat dikelompokkan sebagai berikut:

BAB III-13
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Tabel 3.10 peruntukan lahan secara ruang


No Dominasi Fungsi Lokasi Peruntukan Keterangan
Ruang Kawasan
1 Perumahan dan Menyebar di masing- -
perkampungan masing desa di wilayah
UWP 2.1 dan UWP 3.1

2 Sosial Di kota kecamatan Kantor


grabag dan Ngombol pemerintahan,pendidikan
serta desa-desa di dan tempat ibadah
sekitar UWP 2.1 dan
UWP 3.1

3 Jasa Di wilayah kawasan Hotel,losmen,kafe


wisata seperti Pantai
Jatimalang
4 Perdagangan Di IKK Grabag dan Pasar kios
Ngombol, Desa
Purwodadi dan Gesing

5 Pertanian Desa-desa SUWP Tanaman makanan pokok


Tanaman 2.1.a dan SWP 3.1.b padi dan palawiaja
Pangan
6 Pertanian Desa Buah-buahan seperti
Hortikultura Nambangan,sumber semangka dan melon dll
agung, awu-awu dan
harjobinangun

7 Daerah Campuran Desa-desa di sekitar -

BAB III-14
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

jalan jalur selatan-


selatan

8 Perkebunan Membentang di sekitar Kebun kelapa


jalur selatan-selatan
yang berada di desa
Kertojayan, Pasar
Anom, Munggangsari,
Patutrejo,
Depokrejo,Kasidan dan
Wonoroto

9 Konservasi Pantai Membentang Hutan bakau


sepanjang sungai Hutan pohon
dengan radius rooi tahunan
pantai 200m dari Pengembangan
gelombang pasang daerah
tambak/perikanan
10 Konservasi sungai Membentang di Dikembangkan sebagai
sepanjang kanan kiri pendukung wisata tirta dan
sungai wisata alam
wawar,Cokroyasan,
dan Bogowonto,
dengan rooi sungai 25-
50m dari bibir tebing
sungai
11 Hutan Lindung Di muara sungai Dikembangkan sebagai
Cokroyasan sekitar objek wisata alam
pasir puncu

BAB III-15
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

12 Daerah Obyek Di muara sungai Prioritas utama dan jangka


wisata Wawar dan pendek pengembangan
Cokroyasan serta pantai Jatimalang
Pantai Jatimalang

C. TINJAUAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO


1. Kebijakaan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Purworejo
Pembangunan sektor pariwisata terus ditingkatkan, dikembangkan dan diarahkan untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi, memperluas serta memeratakan kesempatan dan lapangan
kerja, meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah . disamping itu pengembangan pariwisata
diarahkan untuk mendukung peningkatan devisa negara dalam rangka meningkatkan ekspor
non migas. Seperti yang tercantum dalam Rencana Umum Pembangunan Daerah Kabupaten
Purworejo yang diarah kan untuk:
Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Meningkatkan dan memeratakan pendapatan masyarakat.
Menujang pemeliharaan dan pelestarian nilai-nilai kebudayaan adat tradisional serta
tetap memelihara keaslian dan kelestarian lingkungan hidup.
Mengadakan pembinaan dan pengaturan urusan bidang pariwisata daerah serta
pemantapan struktur dan tata kerja lembaga pariwisata daerah.
Meningkatkan kegiatn pembinaan masyarakat secara menyeluruh dan
berkesinambungan guna memasyarakatkan sadar wisata dan sapta pesona.

BAB III-16
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

2. Kondisi wisata di kabupaten purworejo


a) Arus wisatawan regional
Kepariwisataan kabupaten purworejo yang dalam perwilayahan kepariwisataan Jawa Tengah
terletak pada DTW A2(Merapi-Merbabu) bersama-sama dengan kodya dan kabupaten
Magelang , Wonosobo Dan Temanggung, tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan
kepariwisataan di daerah-daerah sekitarnya tetepi juga dipengaruhi oleh arus wisatawan yang
terbentuk oleh kegiatan wisata pada kota-kota tujuan wisata nasional, bahkan internasional.
Secara geografis Kabupaten Purworejo terletak di antara dua kota tujuan wisataan
internasional yaitu Magelang dan Yogyakarta. Adanya potensi obyek wisata berskala regional,
bahkan internasional pada kedua kota tersebut ditambah dengan yang ada di kota-kota
sekitar Purworejo, telah membentuk pola jaringan arus wisatawan regional.
Purworejo dikelilingi oleh kota-kota tujuan wisata yaitu: Yogyakarta, Magelang, Wonosobo dan
Kebumen yang masing-masing memiliki obyek wisata yang kuat dalam menarik wisatawan
seperti:
Yogyakarta : Kraton Yogyakarta dan Pantai parangtritis
Magelang : candi Borobudur dan Taman Kyai langgeng
Wonosobo : Plateu Dieng
Kebumen : pantai Karang Bolong Goa Jatijajar, Goa Petruk dll
Jika disbanding dengan obyek wisata tersebut, jumlah dan intensitas kunjungan
wisatawan di Purworejo relative kecil.
b) Objek wisata di Purworejo
Kabupaten purworejo memiliki potensi obyek wisata yang cukup beragam dan
tersebar di seluruh wilayah. Potensi pariwisata tersebut dapat dikelompokkan menjadi
empat karakteristik, yaitu: wisata alam, buatan, sejarah/budaya, dan agro wisata.
Obyek wisata alam
Obyek wisata goa meliputi
- Goa seplawan - Goa Gong
- Goa anjani - Goa Silumbu

BAB III-17
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

- Goa Gajah - Goa Semar


Obyek wisata pantai meliputi:
- Pantai Jatimalang
- Pantai Ketawang/pasir Puncu
- Pantai watukuro
Obyek wisata pemandangan alam
- Air terjun Curug Muncar
- Air terjun Curug Pengilon
- Air terjun Curug Silangit
Obyek wisata buatan:
- Kawasan wisata geger menjangan
Obyek wisata sejarah / budaya:
Obyek wisata makam
- Makam Kyai Imam Puro - Makam Nyai Bagelen
- Makam Kyai Manggul - Makam Cokronegoro
jaya
- Makam Pangeran Bintoro yang dijuluki Ey ang Giri
Obyek wisata bangunan kuno meliputi:
- Banguanan pemerintahan: gedung kabupaten Sawunggalih, kantor
asiaten residen( sekarang gedung secret otonom)
- Bangunan peribadatan : masjid kauman, masjid bagelen, masjid
seboro krapyak, masjid jenar kidul, gereja Kyai Sadrah
- Benteng pendem
Obyek wisata agro:
- Obyek wisata peternakan kambing peranakan etawa
- Obyek wisata pertanian

BAB III-18
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Gambar 3.3.peta persebaran obyek wisata


Sumber: dinas perhubungan komunikasi informasi dan pariwisata kab.Purworejo

c) Jumlah pengunjung obyek wisata


Obyek-obyek wisata yang ada di Purworejo belum sepenuhnya terpelihara dan terawat
dengan baik, banyak obyek wisata yang belum memiliki pengelolaan dan pendataan dengan
jelas. Data tentang jumlah pengunjung dari Dinas Perhubungan komunikasi informasi dan
pariwisata adalah sebagai berikut:

BAB III-19
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

JUM LAH PENGUNJUNG OBYEK WISATA


TAHUN 2005 S.D. 2008
No Nama Obyek Tahun Jml total
Wisata 2005 2006 2007 2008
jumlah jumlah jumlah jumlah
1 Kolam renang 44.052 127.810 53.277 157.620 382.759
artha tirta
2 Pantai Jatimalang 3.255 9.600 22.908 24.495 60.257
3 Goa seplawan 6.539 4.114 6.930 10.807 28.390
4 Geger menjangan 2807 4.542 11.735 7.896 26.980
5 Museum Tosan Aji 983 930 2.021 1.310 5.244
6 PRPP Semarang 54.748 47.095 31.307 26.355 159.505
7 Bedug Pendowo 55.669 31.974 25.884 62.345 175.872
jumlah 168.053 226.065 154.062 290.827 839.007

D. TINJAUAN KAWASAN PANATAI JATIMALANG


1. Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat
Kondisi Sosial Masy arakat Desa Jatimalang secara substansi, sosial ekonomi masy arakat desa
Jatimalng meliputi kependudukan, kelembagaan, sosial buday a, dan kegiatan ekonomi masy arakat
adalah sebagai berikut:
Kependudukan
Menurut data statistik kantor desa jatimalang jumlah kepala keluarga y ang ada di desa
Jatimalng adalah 251Kk, dengan jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 1145 jiw a.
Sebagian besar penduduk ini berusia di atas 20 tahun, sehingga dapat menjadi pendukung
dari pengembangn Kaw asan pantai Jatimalang.
Di baw ah ini adalah tabel jumlah penduduk menurut usia
<5 th 5-7th 7-12th 13-15th 16-19th >20th
102 60 81 54 107 741

Kelembagaan
Kelembagaan dalam kaw asan perencanaan secara struktural merupakan bagian dari Desa
Jatimalang. Akan tetapi dalam pengembangaanny a kaw asan pantai Jatimalang langsung
berada di baw ah kelembagaan dari Pemerintah Daerah Tingkat II Purw orejo.

BAB III-20
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Sosial Buday a
Kondisi sosial buday a masy arakat Desa Jatimalang dipengaruhi beberapa hal antara lain:
a. Karakter masy arakat pedesaan berupa sikap y ang kekeluargaan dan mementingkan
gotong roy ong. Ini merupakan potensi y ang bagus karena keramah tamahan
penduduk dapat menjadi day a tarik pengunjung.
b. Tingkat pendidikan penduduk y ang sebagian besar hany a tamatan SLTP, sehingga
pola pemikiran masih rendah.
c. Buday a tradisional Jaw a. Hal ini dikarenakan letak kota Purw orejo y ang sangat dekat
dengan Yogy akarta. Masy arakat Jatimalang juga mengenal sedekah laut seperti
daerah-daerah pesisir lain.
Ekonomi Masy arakat.
Masy arakat Desa Jatimalang rata-rata adalah masy arakat ekonomi menengah ke baw ah
dengan mata pencaharian paling bany ak adalah bertani tetapi sekarang ini mata pancaharian
sebagai nelay an lebih diminati dengan ditunjukkan peningkatan jumlah w arga y ang menjadi
nelay an.

2. Potensi Pariwisata
a. Jumlah wisatawan
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi Kebudayaan
Dan Pariwisata, jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Jatimalang ini adalah
sebagai berikut:

Jumlah
Tahun Wisman Winus
2005 - 3.255
2006 - 9.600
2007 - 22.908
2008 - 24.494

BAB III-21
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Dari tahun ke tahun menunjukkan jumlah peningkatan wisatawan yang


mengunjungi Pantai Jatimalang.

b. Tinjauan Bangunan di sekitar Lokasi


Pada saat ini pengembangan Pantai Jatimalang oleh pemerintah daerah sebagian sudah
dibangun, antara lain:
a. Bangunan Gerbang Masuk Oby ek Wisata.
Bangunan ini terletak antara jembatan sungai Jatimalang dan pemukiman penduduk
sehingga memposisikan area permukiman di dalam gerbang masuk. Bangunan ini
berfungsi untuk penarikan uang retribusi ketika masuk ke oby ek w isata.

gambar 3.4.gerbang masuk


sumber:dokumen pribadi

b. Bangunan Cafe
Bangunan cafe dan karaoke ini milik pengusaha sw asta dan di bangun di pinggir
jalan lingkungan. Tampilan bangunan sederhana dengan bahan bangunan batako
dan atap genteng.

gambar 3.5.cafe
sumber:dokumen pribadi

BAB III-22
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

c. Shelter /gazebo.
Shelter ini berfungsi untuk tempat beristirahat y ang terlindung dari panas matahari
ataupun hujan.

gambar 3.6.shelter
sumber:dokumen pribadi

d. Bangunan Parkir.
Bangunan parkir ini di bangun di kiri dan kanan jalan akhir pemberhentian
kendaraan.

gambar 3.7.parkir
sumber:dokumen pribadi

e. Rumah makan /w arung

gambar 3.8..warung
sumber:dokumen pribadi

BAB III-23
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

f. Rumah-rumah penduduk y ang berada di sekitar lokasi site, sebagian besar adalah
bangunan rumah konv ensional. Jenis atap y ang dipergunakan adalah atap limasan
dan tidak sedikit pula y ang menggunakan atap kampung.

c. Karakteristik Wisatawan
Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Jatimalang
ini adalah wisatawan domestik (wisatawan nusantara) segala usia.
Pembagian usia tersebut yaitu:
- Pengunjung anak-anak (usia < 12 th)
- Pengunjung remaja (usia 12-21 th)
- Pengunjung dewasa (usia > 21 th)

d. Site dan Potensi Site

gambar 3.9.lpete JJLS kab.Purworejo


sumber: Rencana detail tata ruang kawasan koridor JJLS Jawa Tengah

BAB III-24
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

3. Site
Jalur jalan lintas selatan

Gambar 3.10.site
Sumber:dokumen pribadi

4.Potensi S ite
Site memiliki panorama alam pantai yang indah. Lokasi site berada tidak
jauh dari Jalur Jalan Lintas Selatan dan DI Yogyakarta sehingga mudah diakses
dari dalam maupun luar kabupaten Purworejo. Site memiliki keunikan,selain
pantai pada site juga terdapat tambak bandeng,sungai serta sawah. Pada site juga
terapat tempat pelelangan ikan dan balai benih udang yang mendukung
dikembangkannya Kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata.

BAB III-25
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

Gambar 3.11.site
Sumber:dokumen pribadi

BAB III-26
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab III

BAB III-27
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

BAB IV
OBJEK WISATA YANG DIHARAPKAN

Bab ini terdiri dari:


A. Dasar Pemikiran
B. Arah Penataan Kawasan
C. Manfaat Penataan Kawasan
D. Konsep Umum Penataan Kawasan
E. Program Penataan Kawasan
F. Transformasi Fungsional

BAB IV-1
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

BAB IV
OBJEK WISATA YANG DIHARAPKAN

A. DASAR PEMIKIRAN
Ide Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata muncul sebagai akibat
dari adanya tinjauan teori dan tinjauan data yang diperoleh. Kawasan ini diperuntukkan bagi wisatawan
yang ingin menikmati pesona alam, berekreasi, bersantai, berlibur, atau mencari pengetahuan.
Pengunjung yang datang tidak terbatas pada golongan muda saja tetapi untuk semua kalangan baik
tua maupun anak-anak.
Kawasan Pantai Jatimalang dengan fasilitas yang ada kurang memperkenalkan dan
mempromosikan aspek pariwisata serta potensi yang ada. Fasilitas saat ini tidak berorientasi jauh ke
depan, yaitu kurang memadukan daya tarik atau potensi yang ada. Fasilitas yang tersedia secara apa
adanya hanya mencoba memenuhi kebutuhan rekreasi dan tempat hiburan bagi masyarakat sekitar.
Padahal keberadaan pariwisata Kabupaten Purworejo masih sangat memerlukan promosi, agar
wisatawan mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang berbagai potensi Kabupaten Purworejo.
Dukungan pengembangan sektor wisata pada kawasan Pantai Jatimalang di Purworejo juga
terdapat dalam program pemerintah Kabupaten Purworejo dan Jawa Tengah. Program yang
dimaksudkan dapat mewujudkan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata. Program
pemerintah yang mendukung Kawasan Pantai Jatimang sebagai objek wisata adalah ditetapkannya
kawasan ini sabagai Kawasan Bahari Terpadu. Dalam salah satu rencana penataannya, kawasan ini
akan dikembangkan dengan fokus utama pada wisata air, Kawasan Pantai Jatimalang ini menjadi
salah satu sektor pariwisata andalan di Kabupaten Purworejo.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu penataan pada Kawasan Pantai Jatimalang yaitu pada
orientasi wisata yang menyatu dengan potensi pembangunan Kabupaten Purworejo, sehingga
terbangun karakter kawasan khususnya kawasan wisata dengan gambaran potensi lokal yang ada.
Agar diperoleh pengolahan tapak yang baik pada kawasan wisata yang direncanakan, maka
harus diperhatikan beberapa aspek, seperti kondisi fisik maupun non fisik. Diantaranya angin, sinar
matahari, view dan lain-lain. Lokasi kawasan wisata ini, mudah dijangkau dengan transportasi darat.
BAB IV-2
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

Penataan kawasan perlu dilakukan karena masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi dan perlu
mendapatkan perhatian lebih lanjut agar keberadaan objek wisata ini mampu bertahan lebih lama,
lebih banyak pengunjung, dan lebih menarik minat pengunjung.
Hal-hal tersebut adalah :
1. Kawasan Pantai Jatimalang merupakan daerah untuk penatan kegiatan pariwisata baik ketirtaan
maupun pariwisata alam, serta kegiatan penunjang lainnya. Namun hingga saat ini belum terlihat
adanya tindakan antipasi dan optimalisasi penataan ruang di dalam Pantai Jatimalang ini.
2. Potensi alam, khususnya tambak bandeng dan udang yang sangat mendukung, hingga saat ini
belum dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Kawasan Pantai
Jatimalang sehingga diperlukan perencanaan kawasan yang terpadu.
Dari gambaran tentang Kawasan Pantai Jatimalang yang sudah ada dapat diambil kesimpulan
bahwa konsep rencana ke depan mengenai Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata
tersebut lebih lanjut.

B. ARAH PENATAAN KAWASAN


1. Fungsi
Penataan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata yang direncanakan mempunyai
fungsi antara lain :
a. Menciptakan suatu wadah kegiatan yang menampung segala kegiatan yang terjadi pada suatu
kawasan wisata alam yang mampu memberikan rasa aman, rekreatif, atraktif, dan menarik
bagi pengunjung.
b. Menjadikan suatu kawasan yang memiliki karakter atau identitas yang khas sehingga mudah
dikenali, dimasuki, dan memberikan kesan yang menarik untuk dikunjungi.
2. Tujuan
Secara garis besar tujuan Penataan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata adalah
sebagai berikut :
a. Memberi suatu wahana bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam pantai dan
dapat menikmati atraksi wisata yang menarik, dan terkelola dengan baik sehingga mampu
menarik minat pengunjung yang banyak.

BAB IV-3
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

b. Terbukanya lapangan kerja baru khususnya bagi penduduk setempat sehingga dapat
menambah pendapatan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Dalam
pengelolaannya menghendaki keikutsertaan dan peran serta pemerintah daerah yang dapat
menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya.
c. Dapat memberikan rangsangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan budaya daerah
setempat yang secara tidak langsung dapat mengangkat citra penduduk setempat melalui
retribusi pariwisata yang bermanfaat bagi pelaksanaan pembangunan daerah setempat.
3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam Penataan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata
adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan kegiatan wisata dan rekreasi yang bervariasi, mempunyai daya tarik yang kuat,
dan karakter yang khas.
b. Menciptakan tata ruang dan fasilitas yang dapat menggerakkan kegiatan masyarakat agar
berpartisipasi aktif dalam penataan kegiatan pariwisata.

C. MANFAAT PENATAAN KAWASAN


1. Bagi Pengunjung atau Wisatawan
a. Mampu memberikan alternatif baru bagi masyarakat yang ingin melakukan kegiatan wisata
yang relatif murah, terjangkau, dan memberikan suatu pandangan baru bagi bentuk wisata
pantai.
b. Memberikan perasaan senang, gembira, nyaman, dan aman bagi pengunjung.
c. Mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani dengan melakukan kegiatan wisata.
d. Menemukan karakter yang khusus (rekreasi yang unik dan spesifik) sehingga mempunyai
kenangan terhadap objek wisata sehingga berkeinginan datang kembali.
2. Bagi Masyarakat dan Lingkungan Sekitarnya
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut serta aktif berperan dalam kegiatan wisata
sehingga mampu memberikan manfaat dalam meningkatkan taraf hidupnya melalui
dukungannya pada sektor pariwisata baik itu berasal dari kios souvenir, penginapan, wartel,
warung makan, dll.

BAB IV-4
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

b. Meningkatkan kualitas lingkungan sekitar dengan adanya usaha menciptakan keseimbangan


antara lingkungan alam dan lingkungan buatan (binaan).
3. Bagi Instansi Terkait (Pemerintah Daerah)
a. Bagi PEMDA :
Pemerintah Daerah akan memperolah pemasukan yang cukup besar dari sektor pariwisata
jika aset wisata yang dimilikinya mampu menarik minat banyak pengunjung yang tentu saja
akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
b. Bagi Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata Daerah :
Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata akan mendapatkan banyak
masukan dari keberadaan objek wisata baru atau hasil penataan yang akan menarik minat
pengunjung dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang perlu dikelola dengan baik.
c. Bagi Pengembangan Ilmu Arsitektur
Arsitektur tidak hanya mempelajari bangunan gedung saja, namun demikian masih banyak
cakupan lainnya. Diantaranya penataan suatu kawasan yang erat kaitannya dengan Arsitektur
Lansekap ini diharapkan semakin memperkaya ilmu Arsitektur saat ini.
D. KONSEP UMUM PENATAAN KAWASAN
1. Analisa SWOT
Agar arah penataan kawasan dapat terpenuhi baik fungsi, tujuan maupun sasaran maka
diadakan analisa SWOT. Analisa ini bertujuan menggali potensi dan menentukan arah pengembangan
yang sesuai.
Posisi Pantai Jatimalang yang berada di selatan Jawa termasuk dalam ring of fire daerah potensi
stunami. Dimana daerah yang dilalui ring of fire di Indonesia adalah sebagai berikut

GB.4.1 Ring of fire


Sumber ;Wikipedia.com
BAB IV-5
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

Selama ini publik cenderung menyoroti potensi tsunami di barat Sumatera dan selatan Jawa,
padahal tsunami tercatat paling banyak terjadi di Laut Banda dan Laut Maluku.
Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana dan Pencemaran Lingkungan pada Departemen Kelautan
dan Perikanan, Subandono Diposaptono mengatakan hal itu, terkait dengan terjadinya gempa
tektonik berkekuatan 5,7 Skala Richter yang mengguncang Gorontalo, Rabu (30/5) pada pukul
03.12 WIB.
Urutan lokasi paling sering menimbulkan tsunami meliputi Laut Banda (33 persen) dan Laut
Maluku (29 persen). Kemudian baru disusul di Samudera Hindia barat Sumatera, selatan Jawa,
dan selat Makassar. Saat terjadi tsunami di pangandaran Jawa Barat berdampak hingga ke Jawa
Timur, meskipun Kawasan Pantai Jatimalang dilewati gelombang tinggi namun tidak menimbulkan
kerusakan. Oleh karena itu dalam Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek
Wisata ini potensi tsunami diabaikan.
Analisa SWOT yang diperoleh dengan mempertimbangkan alasan diatas adalah sebagai berikut

Tabel 4.1.Analisa Variabel Lokasi Purworejo Terhadap Perikanan


INTERNAL STRENGTH/KEKUATAN (S) WEAKNESS/KELEMAHAN (W)
kab.purw orejo dekat dg kondisi iklim y ang kurang
laut sehingga potensi baik pada bulan-bulan
perikanan relatif besar teertentu y g membuat
tingkat curah hujan rata- kendala dalam perikanan
rata tinggi 2.265-4.370 beberapa kaw asan belum
mm/th dimanfaatkan secara baik
kondisi topografi sangat
berv ariasi memudahkan
dalam pengembangan
sistem pengairan
misalny a irigasi
letak pada 0-1064 dpl
menjadikan kabupaten
ini beriklim baik
EKSTERNAL sumber; peny usunan
bisnis plan kegiatan
perikanan kab. purw orejo

BAB IV-6
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

OPORTUNITY/PELUANG (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)


kab.purw orejo berada menciptakan pusat-pusat pengendalian lahan
di jalur lintas selatan dg pertumbuhan tambak di kaw asan pesisir
potensi pengembangan berdasarkan potensi pengembangan
perikanan y g cukup setempat untuk pengetahuan perikanan
baik meningkatkan budiday a dan
lokasi berada di jjls perekonomian w ilay ah tangkap,penggunaan
y ang aksesnya mudah meningkatkan sarana & teknologi tepat guna agar
berada di tengah pusat prasarana pendukung kualitas dan kuantitas
kegiatan w ilay ah dan perikanan baik budiday a produksi meningkat
pusat kegiatan nasional maupun tangkap
(sbr: peny usunan bisnis plan pengembangan kaw asan
kegiatan perikanan kab. perikanan
purw orejo)
TRHEAT/ANCAMAN (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)
kabupaten purw orejo Mengembangkan sistem Memberikan kesempatan
berada di tengah antar transportasi y g baik utk sebesar-besarny a kepada
jjls(berada di tengah- mengantisipasi masy arakat setempat
tengah) sehingga peningkatan aksesibilitas berpartisipasi dalam
hany a seperti untuk pergerakan antar pengelolaan perikanan
perlintasan saja kota(regional) Pengembangan lebih
Pengendalian aktiv itas bany ak ruang-ruang publik
kegiatan perikanan di Meningkatkan &
pusat pertumbuhan dg memperbaiki sarana dan
penataan ruang y g efektif prasarana y ang
Mengembangkan sarana rusak/belum optimal
& prasarana perikanan
guna meningkatkan
produksi perikanan
budiday a &
tangkap(pengembangan
balai benih udang)

BAB IV-7
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

Tabel 4.2.Variabel: Kawasan Pantai Jatimalang


INTERNAL STRENGTH/KEKUATAN WEAKNESS/KELEMAHAN
Lokasi dekat dengan kota Belum ada angkutan umum
sekitar seperti w ates(15 y ang sampai ke lokasi
km), y ogyakarta(50 km) pantai jatimalng
bantul(35 km), purw orejo Jalan menuju oby ek dari jjls
(20 km), kebumen(40 km), sudah cukup baik namun
magelang(60 km) kurang lebar
Dibangunny a jalur jalan Tambak kering katika
lintas selatan y ang akan musim kemarau
menghubungkan kota-kota Minimny a ketersediaan air
di pesisir selatan jaw a, bersih untuk kaw asan
pulau jaw a akn dikelilingi w isata
oleh jalur pantura & pansela
Lahan cukup luas dan
belum dimanfaatkan secara
optimal
Pengunjung pantai
jatimalang terus bertambah
dari tahun ke tahun
Potensi tambak udang dan
bandeng y ang sudah
dimanfaatkan18 ha
Hasil tambak dan ikan
tangkap di desa jatimalng
adalah y ang terbany ak
dibandinkan zona
pengembangan lain di
pesisir purw orejo y aitu
sekitar 480.00 ton/th
Telah tersedia tempat
pelelangan ikan y ang
EKSTERNAL menambah day a tarik
pengunjung
Keberadaan balai benih
udang
OPORTUNITY/PELUANG STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)
Stasiun kereta api jenar Pengadaan tray ek dari Peny ediaan jasa angkutan
y ang terdapat di kota stasiun jenar menuju pantai umum menuju objek pantai
kecamatan kini dilalui jatimalng jatimalang
kereta prameks dapat Pengembangan potensi Pelebaran jalan dari jalan
dimanfaatkan untuk tambak y ang sudah Daandels(jjls) menuju
kemudahan akses dari luar ada(w arung kaw asan pantai jatimalang
kota apung,pemancingan)
Dibangunny a sub terminal
BAB IV-8
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

nampurejoy ang berjarak


1500 m dari pantai
Termasuk dalam sistem
jalur perdagangan,
transportasi dan w isata
TRHEAT/ancaman STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)
Minimny a air tambak saat Peny ediaan sarana Pembangunan sumur bor
kemarau prasarana untuk
meningkatkan hasil
produksi tambak maupun
ikan tangkap

Tabel.4.3.Masyarakat dan budaya

INTERNAL STRENGTH/KEKUATAN WEAKNESS/KELEMAHAN


Masy arakat jatimalang Pendidikan masy arakat rendah/sdm
mengadakan sedekah laut rendah
dengan mengadakan
pertunjukan w ay ang kulit
saat tahun baru islam dan
acara dangdutan saat tahun
baru masehi
Peny elenggaraan pacuan
kuda dan balap motor
selalu diminati masy arakat
Bany ak w arga usia
EKSTERNAL produktif
OPORTUNITY/PELUANG STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)
Tarian daerah y ang Memberday akan warga Pelatihan kepada
potensial untuk menarik usia produktif dalam usaha masy arakat
pengunjung/w isataw an: tari pemanfaatan potensi y ang
Ndolalak ada
TRHEAT/ancaman STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)
Acara y ang diadakan Meny ediakan w adah untuk peningkatan pengetahuan
kurang terpublikasi mengakomodasi kegiatan- masy arakat
Adany a mitos tentang kegiatan y ang
pantai selatan y ang diselenggarakan (panggung
mempengaruhi nelay an terbuka)
dalam penagkapan ikan Publikasi ev ent y ang
Belum ada tempat diselenggarakan
permanen y ang
mengakomodasi kegiatan
pacuan kuda

BAB IV-9
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

Tabel 4.4.Variabel: Wisata Di Purworejo


STRENGTH/KEKUATAN WEAKNESS/KELEMAHAN
INTERNAL Mempuny ai bany ak obyek Oby ek w isata kurang
w isata antara lain:geger peraw atan dan
menjangan,goa seplaw an, pengembangan
pantai jatimalang,pantai Kurangny a publikasi
pantai ketaw ang/pasir, Keterbatasan dana
puncu goa silumbu, goa
anjani, goa gong
pegunungan manggul jay a
museum tosan aji, bedug
pendow o, bumi
perkemahan arga putra, air
terjun, curug muncar, air
terjun curuk silangit, makam
cokronagara, makam ny ai
bagelen,beteng bendem
Industri penunjang w isata:
industri any aman
bambu,kay u ukir,
sulam/bordir, gerabah
keramik, any am tikar, batik
EKSTERNAL tulis
Kantor dinas, badan di
purw orejo relatif lengkap
OPORTUNITY/PELUANG STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)
Arus w isataw an regional Pengembangan oby ak Memanfaatkan arus w isata
purw orejo. w isata y g berbeda dengan regional y ogy akarta-
Yogy akarta:kraton lingkungan sekitar kebumen/cilacap, magelang
y ogy akarta,malyoboro; Peny ediaan paket w isata kebumen
magelang: candi borobudur,
taman ky ai langgeng;
w onosoboplateu dieng;
kebumen:goa jati
jajar,w aduk
w adaslintang,goa petruk dll
TRHEAT/ancaman STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)
Pergantian masa Memperjelas arah Mengembangkan konsep
pemerintahan bisa pengembangan sektor kemitraan dalam
mengubah kabijakan sektor w isata pengembangan
w isata Perbaikan akses ke oby ek kepariw isataan dengan
Sistem jaringan transportasi w isata dan antar oby ek pihak sw asta, inv estor &
belum maksimal w isata masy arakat setempat

BAB IV-10
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

Dari strategi yang diperoleh berdasar analisa SWOT di atas tidak semuanya diterapkan pada
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata. Strategi yang terpilih disesuaikan
dengan site pada kawasan yang akan dikembangkan.

2. Pengelompokan zona wisata


Dengan melihat berbagai potensi yang telah ada dan mempertimbangkan kendala yang
muncul serta segala kondisi pada wilayah Kawasan Pantai Jatimalang memungkinkan dikembangkan
secara maksimal sebagai objek wisata. Kegiatan dan potensi kegiatan yang beragam merupakan daya
tarik wisata ini. Secara keseluruhan penataan kawasan objek wisata ini menganut konsep penataan
landsekap yang lebih dominan.
Tata ruang dan bangunan yang tercipta berkat penataan zona kegiatan yang sesuai, mudah
dijangkau, memberi ruang terbuka yaitu menghubungkan ataupun memisahkan sehingga terbentuk
suatu objek wisata alam yang lebih menarik.
Pada dasarnya pola tata ruang pada suatu Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata
ini dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
a. Zona Penerima (Introduction Space)
Zona ini merupakan sebuah space yang menjadi penghubung antara ruang luar dengan
objek wisata itu sendiri. Oleh karena itu, perlu ditampilkan suatu hal yang menjadi penarik
perhatian bagi pengunjung dan mempermudah bagi pengunjung untuk mengenali lokasi dengan
pemakaian berbagai elemen elemen street furniture, landscape furniture, maupun penempatan
gerbang/ gate yang representatif.
Kebutuhan ruang yang diperlukan untuk menciptakan sebuah zone penerima yang
representatif, mudah dikenali, dan menari perhatian adalah :
1) Jalur kendaraan bermotor dan jalur pedestrian
Jalur kendaraan bermotor meliputi jalur bagi mobil, sepeda motor, dan bus. Sedangkan
jalur pedestrian berupa jalur pejalan kaki beserta dengan elemen-elemen pendukungnya.
Selain itu juga terdapat kantong parkir yang berguna untuk pengunjung dalam menikmati
tiap zona wisata yang direncanakan.
2) Tiket box dan pintu masuk

BAB IV-11
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

Ticket box dan pintu masuk merupakan bagian dari area penerimaan ini, sehingga
pengunjung yang ingin memasuki area objek wisata harus melewati ticket box ini sebelum
memasuki area objek wisata.
Di dalam area wisata ini terdapat tiket untuk sistem paket yang artinya pengunjung
dapat menikmati semua atraksi wisata yang ada (terkecuali cottage). Tetapi ada juga yang non
sistem paket yang artinya pengunjung hanya menikmati area wisata tertentu. Sehingga jumlah
perletakkan tiket box ini disesuaikan dengan jumlah zona wisata yang ada.

b. Zona Wisata
Zona atraksi wisata merupakan zona yang digunakan untuk menampung kegiatan-kegiatan
rekreatif yang berlangsung di area kawasan wisata. Zona atraksi wisata ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu atraksi wisata darat/ alam dan atraksi wisata air.
1) Atraksi Wisata Darat/ Alam
Adapun kebutuhan ruang yang termasuk dalam kelompok kegiatan atraksi wisata darat/ alam
adalah :
a) Tempat Pelelangan Ikan
Tempat pelelangan ikan yang sudah tersedia bisa dimanfaatkan pengunjung untuk
berbelanja/membeli ikan hasil tangkap nelayan dari laut ataupun budidaya masyarakat
sekitar.
b) Balai Benih Udang
Pada balai benih udang ini pengunjung dapat mendapatkan informasi tentang bagaimana
pembenihan serta pembudidayaan udang galah yang dapat hidup di air tawar maupun air
payau.
c) Panggung terbuka (open stage)
Panggung terbuka dibuat yang memungkinkan bagi para pengunjung untuk menikmati
sajian hiburan baik itu kesenian tradisonal, musik, maupun tarian.
d) Play Ground
Play ground merupakan area yang diperuntukkan bagi para pengunjung yang mengajak
anak-anak untuk ikut serta. Area ini berupa taman bermain dengan berbagai atraksi wisata
seperti ayunan, jungkat-jungkit, papan luncur, komedi putar, dll. Sebagai elemen

BAB IV-12
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

pelengkap paga play ground ini ditambahkan lampu taman, tata hijau yang mendukung,
sitting group, dan perkerasan untuk berjalan-jalan.
e) Gazebo dan Gardu Pandang
Gazebo dan gardu pandang merupakan sebuah tempat yang disediakan bagi pengunjung
yang menikmati keindahan alam kawasan Pantai Jatimalang,atau sekedar beristirahat
untuk menuju zona wisata selanjutnya.
f) Plaza
Plaza meliputi area terbuka untuk bersantai yang merupakan penghubung antar zona dan
kegiatan. Plaza dilengkapi dengan tata hijau yang mendukung, sitting group, lampu taman,
air mancur, pedestrian untuk berjalan-jalan berkeliling.
g) Out Bond
Aoutbond meliputi menanam padi, menangkap ikan dan juga bermain ATV. Sawah yang
terdapat pada site dimanfaatkan untuk menanam padi sedangkan sebagian tambak
dimanfaatkan untuk kegiatan menagkap ikan.
h) Lapangan voli
Lapangan voli disediakan untuk bermain voli pantai
2) Atraksi Wisata Air
Adapun kebutuhan ruang yang termasuk dalam kelompok kegiatan atraksi wisata air adalah :
a) Dermaga
Dermaga merupakan kegiatan utama wisata air yang direncanakan. Dermaga yang
direncanakan terdapat pada tambak dan juga pada laut. Area dermaga diperuntukkan bagi
seluruh anggota keluarga. Area dermaga ini merupakan stasiun dari atraksi wisata perahu
motor (pada laut) dan sepeda air dan kano (dermaga pada tambak). Di sini para
pengunjung diharapkan dapat menikmati suguhan wisata air yang sesungguhnya dengan
puas.
b) Area Pemancingan dan Warung Terapung
Kolam pemancingan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rumah makan
terapung karena keberadaan area pemancingan yang menyatu dengan rumah makan
terapung. memberi suatu kenikmatan tersendiri bagi pengunjung yang akan makan di

BAB IV-13
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

warung terapung tersebut jika menikmati hasil pancingannya sendiri. Untuk itu, warung
makan terapung tersebut sengaja diletakkan pada area yang cukup luas dengan kolam
pemancingan.
c. Zona Akomodasi
Merupakan zona yang digunakan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan penunjang dari
kegiatan-kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu, perletakannya menyebar sesuai dengan
kebutuhan masing-masing kelompok kegiatan. Adapun kebutuhan ruang dari kelompok kegiatan
ini adalah :
1) Rumah makan/ restaurant
Rumah makan yang termasuk dalam zona akomodasi ini berbeda dengan rumah makan
terapung. Rumah makan berada di tengah-tengah area persawahan. Hidangan dan
perlengkapan makan yang disajikan juga merupakan hal-hal yang berkaitan dengan suasana
pedesaan. Selain wisatawan dapat menikmati makanan yang tersaji, juga dapat menikmati
pemandangan di sekitar area persawahan dan sungai serayu.
2) Cottage
Cottage merupakan rumah penginapan yang terpisah-pisah perumah dengan luasan
yang cukup kecil, dengan kapasitas pengunjung yang relatif sedikit pula. Lebih mengutamakan
keselarasan dengan alam sehingga bertema alam. Cottage ini ditujukan bagi para pengunjung
yang ingin menginap di kawasan wisata ini. Adapun sasaran kunjungan adalah pada hari libur
akhir pekan dan libur panjang.
3) Kios Jajanan, Kios Kuliner, dan Kios Cenderamata
Kios merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari suatu objek wisata, Purworejo
mempunyai berbagai aset yang bisa ditawarkan sebagai souvenir baik berupa cinderamata
maupun makanan khas daerah.
4) Terminal Kereta Kelinci
Penggunaan kereta kelinci diperuntukkan bagi pengunjung yang sudah merasa
kelelahan karena menempuh perjalana atau pengunjung yang sengaja berkeliling untuk
menikmati pemandangan. Jalan untuk kereta kelinci bersebelahan dengan jalan untuk
pedestrian dan terdapat stasiun kereta kelinci bagi pengunjung yang akan menggunakan jasa

BAB IV-14
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

ini. Stasiun kereta kelinci tersebar,terletak dekat dengan zona wisata sehingga memudahkan
pengunjung untuk mencapainya.
d. Zona Pengelola Kantor Pengelola
Zona pengelola merupakan zona yang digunakan untuk mewadahi kegiatan pengelolaan
dari kawasan wisata, yaitu berupa :
1) Kantor Pengelola Pusat
Dengan adanya pengembangan objek wisata, diperlukan suatu struktur organisasi yang
dapat mengoptimalkan keberadaan dan fungsinya sehingga objek wisata ini dapat dikelola dengan
baik.
Kantor pengelola pusat ditempatkan pada area yang tepat sehingga dapat memudahkan
bagi para pengelola untuk mencapainy a dan mengontrol kegiatan yang berlangsung dalam objek
wisata ini.
2) Kantor Pengelola Cabang
Di setiap area wisata terdapat kantor pengelola dan pengawas sehingga memudahkan bagi
para pengelola untuk mengawasi dan mengontrol dengan lebih maksimal untuk kegiatan yang
berlangsung dalam tiap zona objek wisata tersebut.
e. Zona Pelayanan Umum
1) Pusat Informasi Pariwisata
Pusat informasi ini diperlukan keberadaannya untuk memberikan keterangan dan
informasi bagi pengunjung yang kurang jelas tentang objek wisata yang ada. Selain itu, pusat
informasi ini juga memberikan informasi lain akan berbagai macam objek wisata lain yang
mungkin dapat menjadi alternatif lain untuk dikunjungi.
2) Musholla
Musholla digunakan oleh para pengunjung yang beragama Islam yang akan
melaksanakan ibadah sholat di sela-sela kegiatan rekreasi yang dilakukan di lokasi. Oleh
karena itu, musholla dilengakpi dengan tempat wudhu dan lavatory. Mushola diletakkan di
tengah kawasan wisata. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar pengunjung tidak terlalu
jauh untuk mencapainya.

BAB IV-15
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

3) Penyelamatan dan Kesahatan


Keberadaan bangunan penyelamatan dan kesahatan sangat diperlukan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan pengunjung terutama akibat kejadian yang tidak diinginkan
karena kecelakaan yang terjadi di lokasi yang rawan, seperti di area bermain di pantai ataupun
dermaga tepi laut.
4) Lavatory
Lavatory diletakkan menyebar di seluruh area wisata Hal ini untuk memudahkan
pencapaian bagi para pengunjung yang membutuhkannya.
f. Zona Servis dan Maintenance
Kegiatan perawatan dan pendukung sarana wisata sangat diperlukan agar setiap atraksi
wisata yang ada dapat berjalan dengan baik.
1) Servis dan Maintenance
Bangunan servis dan maintenance merupakan bangunan untuk perawatan dan
perbaikan building, dan sarana rekreasi darat dan air.
2) Mekanikal Elektrikal
Ruang mekanikal elektrikal merupakan ruang untuk mengontrol panel mekanikal dan
elektrikal, mengoperasikan genset,menyimapan dan mengambil bahan bakar dan peralatan.

E. PROGRAM PENATAAN KAWASAN


Penataan dilakukan dengan membuat suatu program penataan yang sesuai untuk diterapkan
pada kondisi lahan beserta daya dukung lingkungannya, yaitu :
1. Penataan Kegiatan Wisata dan Atraksi Wisata
Kegiatan rekreatif yang bisa dikembangkan pada kawasan ini meliputi :
a. Pendayagunaan tambak menjadi suatu objek wisata air yang rekreatif berkonsep waterfront.
b. Menambah nilai arsitektural yang dapat berupa bentuk fisik pada bangunan-bangunan yang
direncanakan.
c. Penataan area sekitar tambak dan sawah sebagai area outbond.

BAB IV-16
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

d. Penataan landsekap dan tata ruang luar yang mampu mendukung keberadaan kegiatan
rekreatif, menjadi pemisah antara kegiatan yang berlainan, memberi rasa nyaman melalui tata
hijau yang menjadi barier dari debu, sinar matahari, sekaligus sebagai peneduh.
2. Strategi Penataan Kawasan
Dalam pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai Objek Wisata, akan dilakukan
penataan kawasan dengan memanfaatkan potensi alam berupa air dan pemandangan alam yang
ada di kawasan ini. Hal ini menuntut adanya suatu strategi penataan yang komprehensif sekaligus
tidak merusak ekosistem yang telah ada. Strategi tersebut adalah untuk :
a. Menciptakan pola sirkulasi dan pola jalan yang nyaman, aman, menarik dan atraktif sehingga
dapat antara tempat wisata yang satu dengan yang lainnya dapat menjadi satu kesatuan
secara konstektual.
b. Menciptakan Kawasan Pantai Jatimalang sebagai salah satu objek wisata yang potensial di
Purworejo sebagai tempat wisata alam, air, rekreasi, dan olahraga. Dan ditunjang dengan
fasilitas pendukung lainnya seperti penjualan souvenir, cottage, dll.
3. Proses Penataan Kawasan
Proses penataan kawasan kegiatan dan atraksi wisata tersebut dilakukan dengan jalan
redesain (perencanaan ulang). Redesain dilakukan dengan mengubah sebagian atau keseluruhan
desain yang telah ada di kawasan. Pada proses perencanaan kawasan Pantai Jatimalang sebagai
Objek Wisata, redesain diperlukan untuk mendapatkan desain yang serasi dan selaras dengan
lingkungan atau alam.Penampilan bangunan yang akan direncanakan disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar berupa bangunan rumah yang termasuk sudah modern.

F. TRANSFORMASI FUNGSIONAL
Merupakan perwujudan program penataan ke dalam bentuk fisik bangunan. Program
penataan tersebut yang akan diwujudkan dalam fisik tersebut meliputi :
1. Tampilan Fisik
Tampilan fisik bangunan yang rekreatif, menarik, atraktif, dinamis, dan alami akan lebih
menarik perhatian pengunjung dibanding tampilan fisik yang bersifat modern dan metropolis.

BAB IV-17
Pengembangan Kawasan Pantai Jatimalang Sebagai Objek Wisata
Bab IV

2. Landscape
Penataan landscape yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengunjung, menarik,
mengundang, dan mudah dimengerti akan sangat mendukung keberadaan objek wisata tersebut.
3. Sistem Struktur, Konstruksi, dan Bahan
Sistem struktur dan konstruksi yang didukung oleh pemakaian bahan bangunan yang
mampu meningkatkan nilai jual dari objek wisata tersebut akan dapat mendukung berhasilnya
penataan objek wisata ini.
4. Utilitas
Pengaturan sistem utilitas bangunan dan lingkungan yang terpadu dan mampu menciptakan
suatu kesinambungan yang harmonis akan sangat diperlukan dalam proses penataan yang akan
dilakukan pada objek tersebut.

BAB IV-18
DAFTAR PUSTAKA

Text Book
DK Ching Franchis. 1985. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, Jakarta: Erlangga.
Frick, Heinz.1996. Arsitektur Dan Lingkungan. Yogyakarta:Kanisius
Hakim, Rustam. 2003. Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara.
Hary Karyono, A. 1997. Kepariwisataan, Jakarta: PT. Gramedia.
Suryowinoto, Sutarmi M. 2002. Flora Eksotika Tanaman Peneduh
Neufret, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid II, Terj.Sunarto Tjahyadi.2002. Jakarta : Erlangga
Pendit, Nyoman S. 1980. Pariwisata Sebagai Ilmu, Sebuah Pengantar Perdana,
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta : Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia jil.3. Jakarta : Balai Pustaka.
Rencana Strategi Pengembangan Kawasan Bahari Terpadu (Kbt) Selatan-Selatan
Kabupaten Purworejo,bappeda purworejo 2004
Pengembangan Daerah Pantai Selatan Cokroyasan-Bogowonto,Dinas Pengairan 2003
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Purworejo Tahun
1996/1997-2019/2020
Laporan Akhir Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan SWP II Dan III Kabupaten
Purworejo, Bappeda
Rencana detail tata ruang kawasan koridor jalur jalan lintas selatan(jjls) jawa tengah tahun
anggaran 2007, dinas permukiman & tata ruang pemprov jawa tengah
Laporan akhir kegiatan penyusunan kawasan terpilih pusat pengembangn desa(ktp2d)
geparang kec.purwodadi kabupaten purworejo 2006
Penusunan bisnis plan kegiatan perikanan kabupaten purworejo 2008
Undang Undang No. 9 Tahun 1990 tanggal 18 Oktober 1990 tentang : Kepariwisataan.
Badan Instansi
Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi Dan Pariwisata Kabupaten Purworejo
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purworejo
Dinas Pengairan Kabupaten Purworejo
Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo
Badan Pembangunan Perencanaan Daerah Purworejo

Situs Internet
http://www.purworejokab.ac.id
http://www.puriasrikyailanggeng.com
http://www.pemandiansumberairpanaskalibacin.com
http://www.urbanspace.com
http://www.wisataalam.com
http://www.wikipedia.com
http://www.jatimpark.com

Anda mungkin juga menyukai