bangunan itu sendri. Selain itu kegiatan pameran yang ada hanya
memberikan informasi saja, sedangkan pengunjung sangat ingin
memperoleh pengalaman lebih terhadap kegiatan pameran yang
diadakan, oleh karena itu perlu adanya kegiatan pameran yang dapat
memberikan pengalaman baik pengetahuan dan hiburan.
Dengan demikian wadah ini akan menjadi pusat kegiatan seni lukis
yang mampu mengakomodasikan. sebagai pendukung pameran dalam
segala kebutuhan masyarakat baik berupa:
-----------------------8) www.Hexart World. 2007,
1. presentasi,
2. edukasi,
3. dokumentasi dan
4. sebagai forum komunikasi antara kreator dan apresiator seni lukis
itu sendiri. yang didukung oleh fasilitas-fasilitas seperti ruang pamer,
work shop, ruang seminar dan fungsi pendukung lainnya seperti:
pusat informasi, perpustakaan, edukasi (berupa kursus-kursus
informal), administrasi (pengelola Galeri), transaksi (pusat pelelangan),
kajian seminar (seminar, sarasehan dan diskusi)
Yang merupakan suatu wadah atau tempat yaitu Galeri seni lukis
kontemporer yang terpusat dan dapat menampung karya-karya seni
lukis.
Fungsi Galeri seni lukis kontemporer merupakan tempat untuk
memamerkan, memelihera dan mengumpulkan hasil karya seni lukis
agar dikenal oleh masyarakat. Sebagai perumpamaan kegiatan seni,
Jenis seni rupa yang akan diwadahi seperti seni lukis dapat
direfleksikan pada penampilan bangunan. Tujuannya jelas bahwa
sebuah Galeri, bangunan harus dapat menamai dirinya sendiri sebagai
signifier/petanda tentang fungsi bangunan dan apa yang diwadahinya.
Yan nantinya akan menjadi landmark kota yang mencirikan tempat
bangunan ini barada sehingga memiliki sense of place yang kuat.
Bentuk sangat mempengaruhi penampilan bangunan, karena
merupakan suatu media atau alat komunikasi dalam menyampaikan
arti yang dikandung atau dalam menyampaikan pesan tertentu.
Penampilan bangunan merupakan wujud bangunan yang tampak
langsung secara visual oleh manusia. Dengan alasan tersebut, maka
berbagai cara digunakan sebagai ekspresi keberadaan bangunannya,
sehingga penataan ruang-ruang bangunan (interior dan exterior) dan
penataan pendukung fisik suasana akan dapat mengungkapkan pesan
dari ruang-ruang bangunan tersebut.
Fungsi bangunan sebagai Galeri seni lukis kontemporer, harus dapat
menampilkan dirinya sebagai wujud yang menarik dan atraktif,
perwujudan ini juga harus dapat diartikan sesederhana mungkin, agar
mudah dipahami oleh orang yang awam sekalipun, dari pemahaman
tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Guna.
Kata guna menunjuk pada keuntungan yang kita dapat darinya, guna
dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung materiil
belaka namun lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bisa
hidup dan nyaman didalamnya9.
Citra.
Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu gambaran (image), suatu
kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang10.
Citra tidak jauh dari Guna, tetapi lebih bertingkat spirituil. Citra
menunjuk pada tingkat kebudayaan, sedang guna lebih pada
ketrampilan kemampuan. Citra adalah jiwa yang mengerti keindahan,
kewajaran dan keluwesan akan unsur-unsurnya, baik dengan bahan
material maupun dengan bentuk, serta komposisinya. Citra yang khas
memiliki
(01512093)
Transformasi Arsitektur Melayu pada citra visual bangunan
Permasalahan: Bagaimana menerapkan konsep perencanaan dan
perancangan bangunan yang informatif dan edukatif, yang bisa
mewadahi kegiatan pelestarian seni dan budaya yang meliputi
kegiatan pemberian informasi, pengkajian dan penelitian, serta
pagelaran seni dan budaya.
yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada
dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari
kehidupan mereka.
Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan
karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau
gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang
sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik
terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah
dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya
dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwarna-warni di dinding-dinding gua
yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan
gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat dari
pada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan
perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan
hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocoktanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal
yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat
dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masamasa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media
1. Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang
sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan
bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu
dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan
manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
2. Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap
objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi
tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
3. Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis
dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek
yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan
Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi
dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini
adalah Raden Saleh.
Aliran lain:
Ekspresionisme , Impresionisme, Fauvisme, Neo-Impresionisme,
luas
II.3.1. Jenis-jenis Pameran.
Penjelasan jenis-jenis pameran (Galeri Nasional Indonesia sebagai
acuan pembahasan), Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional
Indonesia umumnya menampilkan karya seni rupa modern dan
kontemporer (lukisan, patung, grafis, kriya, desain, photografi,
arsitektur,dll) dari Indonesia dan mancanegara.pelaksanaan pameran
meliputi:
1. Pameran tetap
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional
Indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial
dan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia. Waktu
penyelenggraan pameran tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu
tahun.
2. Pameran Temporer
Pameran Temporer/pameran tidak tetap yang menyajikan karya-karya
seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh
Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu
penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10
hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.
3. Pameran Bersama
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karyakarya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh
seniman yang bersangkutan.Peminjaman gedung dilakukan dengan
cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada Galeri Nasional
Indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan
oleh Tim Kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran
berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas
keamanan. Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1
minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang
diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.
4. Pameran Kerja Sama
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara Galeri
Nasional Indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat
merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri,
dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat. Biaya penyelenggaraan
ditanggung bersama. Pameran Kerja sama ini dapat dilaksanakan
selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan
antara 2 minggu sampai 1 bulan.
5. Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya
1.lukisan besar
jarak pengamat: (300/Tg 30= 259,9 atau 260
jarak lukisan : 260 x Tg 45 (300) = 110
2. lukisan medium 1
Jarak pengamat : (200) / Tg 30 = 173,6
Jarak lukisan : 173,6 x Tg 45 (200) =73
3. lukisan medium 2
Jarak pengamat : x (100) / Tg 30 = 90
Jarak lukisan : 90 x Tg 45 (100) = 110
4. lukisan kecil
Jarak pengamat : (50) / Tg 30 =45
Jarak lukisan : 45 x Tg 45 (50) = 20
Sumber: data arsitek (PANERO1979)
mengartikan secara analogi bisa dilihat pada karya LE- Corbusier, yaitu
kopel RONCHAM, bangunaan ini memberikan dugaan akan arti bentuk
yang bermacam-macam apabila sipengamat mengelilingi bangunan
ini.
II.5.2. Deskripsi Penampilan Bangunan.
Persepsi manusia berdasarkan pada getaran panca indera dan cita
rasa akibat
------------------------11) Y.B Mangunwijaya. 1992
3. potensi site dapat menjadi unsur alami yang fungsional, sejauh tidak
e. Dinding
Dinding tidak hanya terbentuk dari tumpukan batu bata massif saja
tapi dengan bentukan dan deretan garis vertikal (kolom) memiliki
kemampuan untuk menggambarkan sebuah dinding.
f. Pembatas Ruang
Bentukan bidang yang digunakan sebagai pembatas ruang dapat
berupa bentukan yang massif maupun tidak massif yang disesuaikan
dengan fungsi kegiatan dan tingkat privasi ruang.
Berdasarkan pengalaman dari beberapa studi kasus perencanaan,
ruang pamer merupakan salah satu faktor yang mendukung proses
kegiatan pameran. Sebagian besar terjadi interaksi antara pengunjung
dan objek pamer, dengan demikian sangat perlu untuk
pertimbangan peran ruangan sebagai wadah yang mampu untuk
memberikan kesempatan bagi objek pamer untuk menunjukkan nilai
pentingnya.
Dalam proses analisa ruang pamer membutuhkan suatu pendekatan
terhadap kebutuhan dan besaran ruang yang dimaksudkan untuk
mengetahui kebutuhan luasan ruang kegiatan dari masing-masing
ruang berdasarkan jumlah pemakai dan kegiatan yang berlangsung
dalam Galeri seni lukis kontemporer, sehingga dalam menentukan
besaran ruang memerlukan suatu pertimbangan terhadap beberapa
faktor diantaranya:
pola-pola bentuk dari ruang yang saling terkait dalam suatu bangunan
dimana hubungan ruang tersebut menuntut tingkat privasi jarak dan
fungsi.
Type sirkulasi pada ruang pameran :
Sirkulasi pengunjung dari satu ruang ke ruang yang lain untuk
menikmati benda-benda yang dipamerkan. Hal yang mendasari
pembentukan ruang-ruang sehingga mampu memberikan Pusat
Kebudayaan kenyamanan bagi pengunjung menggunakan system yang
umum digunakan, antara lain :
a. Nave to room, yaitu sirkulasi dari ruang
yang menjadi pusat ke ruang lain. Ruang
pusat merupakan suatu ruangan yang cukup
luas sebagai pusat orientasi dan pengikat
ruang-ruang lain di sekitarnya.
kesimpulan
- keteraturan bentuk yang diperoleh dapat menciptakan suatu
bentukan yang fungsional yang dapat mewakili aktifitas serta
menunjang citra bangunan seni kontemporer yang ekspresif.
Kesimpulan
- bentukan irama dapat di tampilkan pada bukaan ventilasi/jendela
pada kulit bangunan yang tersegmen, yang dirangcang bervariasi
dalam ukuran dan bentuknya. Selain itu, warna juga sangat cocok bila
B. Cahaya Buatan.
Lampu sebagai sumber cahaya artifisial dapat diatur arah cahayanya
dengan tata letak tertentu. Inilah kelebihan lampu dibanding matahari,
cahaya matahari tidak bisa kita pindahkan atau diatur kekuatannya.
Selain itu intensitas dan sudut cahaya matahari selalu berubah-ubah.
a. tujuan pemanfaatan pencahayan buatan:
menampilkan detail objek, baik dari segi tekstur maupun warna,
menampilkan karakter objek seperti yang diharapkan, memberikan
penekanan yang merata pada objek pamer.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keputusan desain
pencahayaan buatan bagi Galeri seni lukis kentemporer adalah:
dampak aratur dan reflektor, ketidak seragaman penerangan karena
sebaran yang terlalu jauh sehingga perlu diperhatikan jarak minimal
antar titik lampu dan ketinggian titik lampu.
Dengan demikian dapat dihindari pengaruh negatif dari sistem
pencahayaan secara buatan, seperti:
muncul.
2. Pencahayaan keatas (Uplight).
Dimana posisi lampu dihadapkan keatas jenis pencahayaan lebih
cenderung ke pencahayaan dekoratif ,contoh umum adalah kolom
rumah, kesan yang ditimbulkan adalah kemegahan.
3. Pencahayaan dari belakang (backlight).
Backlight bararti cahayanya berasal dari belakang
objek hal ini dilakukan untuk memberikan
aksentuasi pada objek,misalnya untuk
memunculkan siluet. Pada objek tertentu,
pencahayaan backlight ini memberikan
cahaya pinggir yang mempesona membuat Gambar 19: (bcklight)
bentuk-bentuk objek lebih jelas terlihat. Sumber: internet
Metal.
harus bersaing dengan koleksi yang diwadahi dan bisa tampil dengan
ungkapan yang lebih kongkret.
Kesimpulan:
- Simbolis-ekspresif fasad yang menjulang tinggi.
- Dinamis,(mengambil bentuk-bentuk dasar yang dibiarkan berekspresi
tanpa adanya penekanan pada salah satu stylnya).
- ketegasan bentuk yang kotak-kotak merupakan sifat yang fungsional
1. Gubahan massa.
Massa 1, 2 dan 4 merupakan massa galeri. Massa 3 merupakan tempat
tinggal Affandi. Sedang massa 5 yang diperuntukan sebagai tempat
peristirahatan Affandi beserta keluarga dan juga sebagai ruang studio,
guest house dll.
Penataan massa bangunan ini sesuai dengan keinginan Affandi sendiri
yang ingin beristirahat (semasa hidup dan akhir hayatnya) yang
dikelilingi oleh karya-karyanya yang terdiri dari 3 buah galeri, alam
(taman dan sungaiGajah wong), serta masyarakat kalangan bawah
dispanjang aliran sungai Gajah Wong yang kini telah berubah
pemukiman kaum urban.
2. Sistem struktur.
Bentuk dan rancangan galeri ingin ditampilkan secara Alamidan
sewajarnya dengan menampilkan kejujuran struktur, dinding terbuat
dari bata yang diplester semen bertekstur kasar. Atap yang berbentuk
pelapah daun pisang dengan struktur baja yang dilapisi asbes solid
dan transparan serta finising dengan penutup atap sirap dibagian
atasnya.
6. Fleksibilitas ruang.
Ruang dalam Galeri 1 dan 3 merupakan fungsi utaman sebagai Galeri
seni lukis , seni patung dan benda-benda memorabilia Affandi. Ruang
Galeri 2, selain sebagai Galeri juga sebagai sanggar seni sungai Gajah
Wong, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dapat juga digunakan
sebagai ruang pamer bagi seniman lain, namun tetap berupa karya
seni lukis dan patung.
Rumah panggung terbagi menjadi 2 lantai , lantai atas awalnya
sebagai tempat tinggal Affandi kini digunakan sebagai cafe loteng
lantai bawah dulunya sebagai ruang duduk dan garasi, kini difungsikan
sebagai fasilitas pendukung musium berupa perpustakaan, kantor,
soufenir, ruang tamu utama, informasi, serta ruang pamer dan
sarasehan yang bersifat sementara.
Kesimpulan Bentuk Penampilan Bangunan.
Arsitektur kontemporer, merupakan citra yang akan ditampilkan oleh
bangunan. Berdasarkan analisis studi kasus yang ada, bentuk ciri-ciri
Arsitektur kontemporer dapat disimpulkan sehingga dapat menjadi
tolak ukur dalam merencanakan bentuk penampilan bangunan, ciri-ciri
Arsitektur kontemporer tersebut antara lain:
a. bersifat pluralisme dan fungsional(dinamis, dan kreatif).
b. ekspresif (bentuk, struktur dan material).
c. geometris.
d. simbolis.
e. kontekstual terhadap kondisi lingkungan dan fleksibel terhadap
perkembangan yang ada (wujud, tampak dan penggunaan meterial)
BAB III
SPESIFIKASI PROYEK
III.1. Site.
Persyaratan dalam pemilihan lokasi yang berpotensi untuk
perencanaan Galeri seni lukis kontemporer yaitu:
Mempunyai akses yang mudah dalam pencapaian/Lokasi merupakan
jalur lalu lintas kota.
Adanya fasilitas sarana penunjang (listrik, PDAM, telephon).
Kedekatan dengan komunitas seni (namun ditujukan kepada seluruh
penikmat seni.)
mana saja)
Dimana jalan tersebut merupakan jalan penghubung kota Yogyakarta
dan sekitarnya atau sebagai jalan masuk dari kota lain ke kota
Yogyakarta.
dekat dengan infrastruktur kota.
mampu menarik pengunjung dari dalam dan luar kota, karena letak
yang strategis (ditujukan kepada semua penikmat seni).
Alasan lain yang menguatkan dalam pemilihan site di Jalan Jendral
Sudirman adalah, di Yogyakarta banyak terdapat Galeri dan Museum
terkenal, namun bila kita lihat Galeri-Galeri tersebut masih dalam satu
alur atau akses. Sehingga mudah dalam pencapaiannya. Misal saja di
Jalan Solo/Adi Sucipto sampai Jalan Jendral Sudirman banyak terdapat
Galeri seni lukis, baik Galeri pribadi maupun umum.
masyarakat.
Karena transportasi berhubungan langsung dengan kebutuhan warga
dan pengunjung dari dalam atau luar daerah, secara umum kondisi
pada site dapat dijelaskan seperti:
tersedianya lahan yang cukup pada Jalan saat kendaraan
berpapasan, karena lokasi site yang berada pada Jalan utama.
fasilitas angkutan umum yang setiap saat ada, sehingga
mempermudah pengunjung dari dalam daerah maupun dari luar
daerah.
Akses jalan yang bukan merupakan jalur penghubung antar kota dari
luar daerah kota Yogyakarta, jadi kemudahan pencapaian kelokasi
sedikit terlambat dalam aksesibilitas dan mobilitas masyarakat di
suatu daerah atau pengunjung dari luar daerah. Karena dari arah
Selatan sudah tertutup oleh laut Selatan.
2. Listrik.
Listrik disekitar site tidak ada masalah, begitu pula lampu penerangan
disepanjang jalan ini sudah tersedia. Sehingga tidak membahayakan
bagi kendaraan dimalam hari.
3. Sarana air bersih.
Site ini juga memiliki kandungan air tanah yang cukup baik dan
menguntungkan karena dinilai memungkinkan bila dibangun proses
Konsep Ruang.
Pengguna pada ruang Galeri seni lukis adalah para pecinta karya seni
pada umumnya, dan masyarakat Yogyakarta pada khususnya. Provil
pengguna Galeri seni lukis dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
pengunjung, pengelola dan seniman.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pengguna Galeri seni lukis
akan membutuhkan kebutuhan ruang sesuai dengan kegiatan
didalamnya, baik kegiatan pameran itu sendiri yang merupakan
kegiatan utama maupun kegiatan pendukung yang menyertainya,
serta teknis penyelenggaraan, pengelola dan berbagai kegiatan yang
menunjang kegiatan-kegiatan tersebut.
Dengan berlatar belakang seni kontemporer, maka system tata display
koleksi pada ruang galeri seni lukis kontemporer memiliki suatu bentuk
penataan yang mampu menunjukkan makna serta arti tersendiri
terhadap gaya kontemporer, baik itu dari segi penggunaan bahan atau
media.
Kelompok kegiatan
Pelaku kegiatan
Kebutuhan ruang
pengunjung
pengelola
seniman
1.kegiatan umum
Parkir kendaraan
Memarkirkan kendaraan
Memarkirkan kendaraan
Tempat parker
Mencari informasi
Memberi informasi paeran
Ruang informasi
Menunggu, duduk-duduk
Menunggu, duduk-duduk
Lobby
Melihat presentasi karya
presentasi karya
Ruang audio visual
Sarasehan dan diskusi
Sarasehan dan diskusi
Sarasehan dan diskusi
Indoor teatre
Membeli souvenir
Membeli souvenir
Membeli souvenir
Retail
Makan siang dan minum
Makan siang dan minum
Makan siang dan minum
kafe
2.kegiatan pameran
Menyaksikan pameran
Memantau paeran
Ruang menejer
Menjadi tamu khusus
Menerima tamu
Menjadi peserta pameran
Ruang tamu
Rapat pengelola
Ruang rapat
Menyiapkan arsip dan melakukan kegiatan publikas
Ruang dokumentasi dan publikasi
Membayar karya yang dibeli
Menerima pembayaran
Menerima hasil penjualan karya
Ruang tata usaha
4.kegiatan edukasi
Ruang pengela
Kepala edukasi
Membaca, meminjam dan mencari referensi buku
Ruang educator
Membaca meminjam dan mencari referensi buku
Memberi pinjaman buku serta menyediakan referensi (khusus seni
lukis)
Perpustakaan
gudang
5. kegiatan preparasi restorasi
Mempersiapkan pameran
Ruang persiapan
Ruang pengelola
Mempersiapkan peragaan
Persiapan peragaan
Ruang ganti
6.kegiatan servis
Memperbaiki kerusakan ME
Ruang ME/Enjinering
Menyimpan peralatan ME
Gudang ME
Meletakkan mesin-mesin ME
Ruang ME
Memasak
Dapur
Menyiapkan minuman tamu
Pantry
Food storage
Mendatangkan barang pamer
Loading dock
Membersihkan ruangan
Cleaning servis
Sholat
Sholat
sholat
Mushola
Ganti pakaian
Rg. Ganti pegawai
Menjaga karya pameran
Ruang jaga
Istirahat/kamar kecil
Istirahat/kamarkecil
Lavatory
2. Variasi
pencapaian ini dapat dicapai dengan cara mengkombinasikan
penggabungan dan memecahkan bentuk dasar dengan tehknik dan
bentuk-bentuk lainya , variasi (dinamis) dapat menghindari perasaan
bosan.
3. Skala dan proporsi.
Skala dan proporsi dapat dicapai dengan mengolah luasan bukaan
ataupun proporsi luasan ruang pada bangunan, skala proporsi dapat
menimbulkan efek-efek tertentu bila dijadikan sebuah simbol.
B. Gubahan Massa.
Gubahan masa yang ada mengambil bentuk geometris persegi serta
lingkaran yang lebih fungsional kemudian dikembangkan menjadi
sebuah gubahan masa. dimana kolomkolomnya mengikuti pola grid,
sehingga memudahkan dalam perencanaan dan perancangan. Selain
penggunaan bentuk geometris, konsep gubahan masa dibagi ke dalam
beberapa area yaitu :
1. Area Publik terdiri dari :
Fasilitas ruang pamer yang terdiri atas : Ruang informasi, ruang
pamer, ruang praktek/ ruang workshop, ruang edukasi, ruang
perpustakaan dll
2. Area Pengelola.
Area privat yang terdiri atas ruang kantor dan ruang karyawan,Area
semi publik yang terdiri atas ruang rapat dan ruang tamu
3. Area penunjang berupa fasilitas kafetaria.
4. Area servis berupa ruang lavatory dan ruang MEE.
Pembentukan konsep gubahan massa.
1.Pengorganisasian massa
Pengelompokan massa bangunan berdasarkan zoning, fungsi serta
aktifitas yang diwadahi.
- Organisasi kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan antar
ruang.
2. Orientasi massa
Konsep orientasi massa bangunan diorientasikan sekitar 15 20 dari
arah Barat Timor agar efek cahaya dapat maksimal.
3. Bentuk massa
- Bentuk bebas dan ekspresif merupakan transformasi dari karakter
peseni dengan memadukan arti dari kontemporer itu sendiri yang lebih
fungsional.
- Bentuk bebas dan ekspresif dapat memberikan kesan dinamis dan
dapat menghilangkan kesan monoton pada massa bangunan.
4. Ruang
Untuk publik area pembentuk ruang tidak hanya dibatasi oleh dinding
masif saja, tetapi permainan barier dipergunakan sebagai pembatas
area ruang serta permainan ketinggian pada lantai dapat menjadi
pertimbangan untuk pembentuk ruang. Kusus ruang pamer:
Partially Enclosed: Ruang pamer dengan setting lay out yaitu sebagian
partisi dan sebagian terbuka bebas. Ruang pameran ini akan
memberikan kejutan dibagian belakang sekat ruang dan menciptakan
pola sirkulasi yang bebas17.
3. Komposisi ruang.
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang, ruangruang ini dapat berhubungan secara langsung dengan yang lainnya
atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.
1. Bentuk
2. Pembatas
3. Warna
- Pemberian warna yang kontras pada bingkai jendela/pintu
memberikan kesan yang menarik sebagai bingkai kegiatan yang
sedang berlangsung didalam bangunan.
- Elemen dengan warna terang dilatar belakangi gelap kelihatan lebih
ringan.
- Pewarna elemen khusus dengan warna yang gelap didepan dinding
5. Pelingkup ruang
6. Sirkulasi
Konsep dasar penataan ruang berdasarkan pada sirkulasi ruang
mempunyai dasar pertimbagan sebagai berikut :
a. Pola sirkulasi
Adanya kejelasan antar kelompok kegiatan dengan
penekanan pada kemudahan pencapaian.
Memudahkan pengamatan secara langsung atau khusus.
b. Konsep sirkulasi
Linear, agar pengunjung dapat menikmati semua karya yang
ditampilkan.
Sirkulasi yang nyaman bagi pengunjung sehingga dapat
menikmati objek tanpa harus terganggu.
Konsep sirkulasi ruang pameran :
Pola linear dan pola grid, bertujuan agar memudahkan
pengunjung melihat lebih fokus terhadap benda pameran.
Kesimpulan :
1. Sesuai dengan fungsi yakni sebagai tempat pamer, maka faktor
efektifitas dan fleksibilitas peruangan yang ada merupakan
pertimbangan yang paling utama, dan hal itu akan mempengaruhi
dalam pemilihan sistem struktur dan bahan bangunan.
2. Pemilihan sistem sirkulasi baik pengunjung dan pengelola dtentukan
oleh faktor kenyamanan, kemudahan dan pengamatan.
3. Pemilihan sistem elemenelemen pembentuk ruang pamer yang
memperhatikan kemudahan, ketahanan maupun estetika tata
peragaan pameran yang menyangkut :
Sistem peraga, Metode penyajian, Bentuk penyajian, Materi pamer,
Teknik peraga.
. Material Struktur
Dasar pertimbangan :
1. kuat menahan beban dan tahan lama
2. ketersediaan di lokasi
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka material yang digunakan
pada struktur rangka adalah beton bertulang, bukan kayu seperti pada
bangunan tradisional. Hal ini disebabkan karena pada saat ini, ukuran
kayu yang tersedia di pasaran tidak terlalu panjang (panjang terbatas).
Untuk menunjukkan ketradisionalan, kolom beton bertulang tersebut
akan diekspos namun pada ruang-ruang tertentu saja.
BAB VI KESIMPULAN
Suatu rancangan bangunan Galleri seni lukis kontemporer harus
mampu mewadahi ataupun melayani seluruh kegiatan didalamnya
yaitu dengan menyediakan ruang-ruang yang dapat melayani setiap
proses kegiatan pameran yang ada dalam bangunan Galleri seni lukis
mulai dari karya datang sampai pada tata display pameran seni lukis
kontemporer.
Rancangan suatu bangunan Galleri seni lukis disamping dapat
melayani seluruh proses didalamnya dan harus mampu menunjukkan
sebuah Galleri yang bebas ekspresif serta dapat membentuk suatu
bangunan yang lebih fungsional seperti pada perkembang saat ini
sehingga dapat memunculkan dirinya sebagai citra bangunan
arsitektur yang kontemporer.
Untuk mencapai bangunan seni lukis kontemporer yang dapat
mencirikan dirinya sebagai bangunan yang bebas eksspresif dan
fungsional maka harus diperhatikan pada desain ruang, tata ruang,
bentuk (tampak, komposisi , gubahan massa, warna, cahaya, tekstur
dan ornamen dan material), baik dalam skala mikro maupun makro.