Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Regulasi Pemerintah Kota Semarang Tentang Pelestarian Bangunan Cagar Budaya


Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
Kawasan Kota Lama
 Pasal 1 : Pengertian
 KAWASAN HISTORIK SEMARANG adalah kawasan tua di Semarang yang merupakan embrio
pertumbuhan kota. Yang digolongkan sebagai kawasan historis ini adalah kawasan Kota Lama (bekas
kota benteng), kampung Melayu, Pecinan, Kauman, Kampung Kulitan dan Kawasan Gedung Batu /
Sam Poo Kong.
 SITUS adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk
lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.
 KONSERVASI ATAU PELESTARIAN adalah berbagai upaya memelihara, mengembalikan dan
meningkatkan wujud dan fungsi suatu kawasan, situs, obyek, bangunan atau tempat dengan
mempertahankan nilai historis dan budayanya.
 PRESERVASI adalah bagian dari konservasi yang berupa pemeliharaan dan pencegahan suatu
tempat atau bangunan dari perubahan atau kehancuran agar tetap sesuai dengan keadaan aslinya.
 RESTORASI adalah bagian dari konservasi yang berupa pengembalian kondisi fisik bangunan
keaslinya dengan cara memasang kembali unsur – unsur asli yanghilang tanpa menggunakan bahan
baru atau dengan membuang unsur – unsur baru.
 REHABILITASI adalah bagian dari konservasi yang berupa perbaikan dan pengembalian kondisi
bangunan yang rusak atau menurun dengan menjaga nilai historisnya sehingga dapat berfungsi
kembali.
 ADAPTASI adalah bagian dari konservasi yang berupa perubahan sebagian kecil bangunan atau
tempat – tempat agar dapat digunakan untuk fungsi baru yang lebih diperlukan.
 REKONSTRUKSI adalah bagian dari konservasi yang berupa pengembalian suatu tempat atau
bangunan semirip mungkin dengan aslinya dengan menggunakan bahan baru yang telah diteliti.
 DEMOLISI adalah bagian dari konservasi yang berupa penghancuran atau perombakan suatu
bangunan atau tempat karena tingkat kerusakannya dianggap membahayakan atau karena tingkat
perubahannya dianggap sudah tidak sesuai lagi.
 REVITALISASI adalah upaya menghidupkan kembali kawasan, bangunan–bangunan, jalan – jalan dan
lingkungan kuno dengan menerapkan fungsi baru dalam penataan arsitektural aslinya untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial, pariwisata dan budaya.
 Pasal 11 s.d. Pasal 33 : Konservasi Kawasan
 Pasal 38 s.d. Pasal 46 : Konservasi Bangunan

Menurut Dinas Kimpraswil Bagian Proyek Peningkatan Kualitas Lingkungan, 2003, sasaran
revitalisasi yang dapat diterapkan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
 Memanfaatkan peninggalan obyek pelestarian yang ada untuk menunjang kehidupan masa
kini. Dalam hal ini areal/kawasan yang di revitalisasi di kembalikan fungsinya sesuai struktur
kawasan semula
 Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu
yang tercermin dalam obyek pelestarian. Dalam hal ini banyak sekali kawasan perumahan dan
permukiman di Indonesia yang konsep penataannya berdasarkan konsep tradisional yang
ada di sekitarnya, sehingga tidak akan muncul bentuk-bentuk baru yang tidak dikenali
oleh kawasan setempat, yang akan menghilangkan citra yang sudah ada
 Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan dalam wujud fisik tiga dimensi Kondisi ini
akan ditampilkan kembali melalui bentuk- bentuk fisik bangunan dan detail-detail ornamen
yang mengikutinya, yang mengaplikasikan bentuk-bentuk kultural dan legenda yang pernah
hidup sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai