Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda peninggalan


bersejarah dan purbakala yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini.
Peninggalan–peninggalan bersejarah dan purbakala tersebut merupakan suatu
kekayaan yang tak ternilai harganya dari bangsa ini, yang sangat perlu sekali dan
bahkan wajib untuk dirawat, dikelola dengan baik serta sangat perlu untuk
dilestarikan. Benda–benda peninggalan sejarah dan purbakala tersebut yang sesuai
dengan kualifikasi yang ditentukan oleh undang–undang biasa disebut sebagai benda
cagar budaya. Keberadaan dari benda - benda cagar budaya tersebut masih rawan dari
kerusakan, kehilangan dan mungkin sampai kemusnahan, baik yang disebabkan oleh
faktor alam maupun perbuatan dari manusia itu sendiri. Daerah–daerah yang ada di
wilayah Indonesia, banyak sekali yang berpredikat sebagai kota budaya yang tentu
saja menyimpan banyak sekali benda–benda cagar budaya dan purbakala. Sebagai
contoh adalah kota Surakarta dan Yogyakarta yang memiliki benda peninggalan
sejarah berupa kerajaan–kerajaan atau keraton, arca–arca dan benteng–benteng serta
bangunan–bangunan kuno yang sampai sekarang masih berdiri. Selain itu Indonesia
juga memiliki museum sangiran yang terdapat di wilayah sragen jawa tengah yang
merupakan museum bertaraf internasional.
Seluruh sendi kehidupan di bangsa Indonesia ini semuanya diatur oleh
hukum, termasuk juga di dalamnya adalah peraturan hukum yang mengatur tentang
benda cagar budaya yang tertuang dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya, namun Peraturan perundangan tersebut
sekarang sudah diganti atau disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Benda cagar budaya merupakan warisan
dari para pendahulu kita atau nenek moyang kita dahulu, yang sangat penting sekali
untuk dirawat dan dijaga kelestariannya
dan peraturan hukum diperlukan untuk mengatur keberadaannya dan adanya
sanksi bagi para pelanggarnya..Benda cagar budaya dan purbakala merupakan
warisan dari nenek moyang yang tak ternilai harganya dan hampir di seluruh penjuru
nusantara ini terdapat benda atau barang yang termasuk benda cagar budaya.

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 1


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
Namun yang sangat memprihatinkan adalah kurangnya prioritas dan
perhatian dari pemerintah baik dari tingkat pusat maupun daerah tentang perawatan
dan pelestarian benda cagar budaya tersebut. Sebagai buktinya kita bisa menyaksikan
baik lewat media cetak maupun elektronik, banyak sekali terjadi pencurian terhadap
benda tersebut. Baik berupa arca-arca, wayang, kereta kuno dan peninggalan–
peninggalan bersejarah atau benda purbakala lainnya. Karena ternyata benda–benda
yang tergolong benda cagar budaya atau purbakala tersebut harganya sangatlah mahal
jika sampai dijual pada kolektor atau balai lelang di luar negeri, sehingga bisnis jual
beli benda cagar budaya yang sangat di minati oleh beberapa pihak yang tidak
bertanggung jawab. Selain itu banyak juga bangunan-bangunan candi dan keraton
yang kurang terawat.
Untuk itulah sangat perlu diungkapkan bagaimanakah perlindungan
hukumnya dari benda-benda cagar budaya dan apakah peraturan perundangan-
undangan yang ada saat ini sudah memadai dalam upaya
memberikan perlindungan hukum terhadap benda-benda cagar budaya tersebut.
Benda Cagar Budaya merupakan suatu kekayaan bangsa Indonesia yang tak ternilai
harganya, merupakan warisan dari nenek moyang bangsa kita dahulu, namun
perawatan dan pelestarian benda cagar budaya tersebut masih kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah. Oleh karena itu, banyak sekali bendabenda cagar budaya
yang tidak terawat, rusak atau bahkan hilang. Selain itu masyarakat pada umumnya
juga kurang minat atau kurang suka dengan benda cagar budaya, hal ini bisa
dibuktikan dengan sepinya pengunjung pada objek wisata yang berupa candi,
museum, keraton dan objek wisata yang termasuk benda cagar budaya lainnya.
Peran dari pemerintah Indonesia sangat diperlukan agar masyarakat umum
bisa mencintai dan menyukai objek-objek wisata tersebut. Sudah menjadi rahasia
umum, bahwa benda cagar budaya jika sampai dijual secara ilegal (bertentangan
dengan hukum), harganya sangat mahal sekali, sehingga ada sebagian orang yang
dengan sengaja menjual belikan benda cagar budaya secara ilegal, dengan tujuan
untuk memperkaya diri sendiri atau hanya sekedar menjadi kolektornya, padahal hal
tersebut jelas melanggar hukum dan ada sanksi pidananya. Selain itu anak cucu kita
atau generasi berikutnya bisa kehilangan sumber sejarah yang berupa benda cagar
budaya atau purbakala, yang juga diperlukan untuk ilmu pengetahuan dan
pendidikan sejarah.

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 2


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
Peraturan hukum yang berkaitan dengan benda cagar budaya sudah ada sejak
dahulu, semenjak pada masa era orde baru yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan aturan-aturan lainnya yang berkaitan, namun
pada Undang-Undang itu masih terdapat beberapa kelemahan dan kekurangannya,
sehingga pemerintah memperbaruinya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya yang diharapkan undang-undang ini bisa lebih
sempurna dari undang-undang terdahulu dan lebih sesuai dengan perkembangan
zaman sekarang ini, karena saat ini semuanya sudah serba digital dengan kemajuan
teknologi informasinya.

B. DASAR PELAKSANAAN
Penyusunan Laporan Benda Cagar Budaya (BCB) didasarkan pada :
1. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Maluku Nomor : 430/140/2018 Tanggal 28 Maret 2018
2. Undang undang Dasar NO 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya (BCB)
3. Peraturan Menteri dalam Negeri dan Menteri Pariwisata Nomor 40 dan 42 Tahun
2009 Tentang Pedoman Pelestarian Budaya

C. TUJUAN PELAKSANAAN
Tujuan dari Pelaporan Juru Pelihara tentang benda cagar budaya (BCB) ini adalah
Sebagai Upaya untuk melakukan Pemanduan Pengunjung, Pembersihan dan
Perawatan terhadap Sarana dan Prasaran yang ada pada situs benteng Amsterdam.

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 3


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TEMPAT/LOKASI/SASARAN
Tempat/Lokasi/Sasaran Pelaporan Juru Pelihara ini adalah sebagai berikut :

1. Nama Situs : Benteng Amsterdam


2. Alamat
a. Jalan : Jln. Pantai Negeri Hila dan Kaitetu
b. Desa : Hila
c. Kecamatan : Leihitu
d. Kabupaten/Kota : Maluku Tengah
e. Provinsi : Maluku
3. Tahun Pendirian : 1648
4. Didirikan oleh : Bangsa Belanda
5. Kebangsaan : Belanda
6. Jarak : Kurang Lebih 42 Km dari Pusat Kota Ambon
7. Panjang Situs : Kurang lebih 20-25 meter
8. Lebar Situs : Kurang Lebih 10-15 meter
9. Luas Area Situs : Kurang Lebih 60-65 Cm2
10. Fungsi : Sebagai Kubu Pertahanan
11. Keadaan : Kondisi situs terawat dengan baik
12. Pernah di Renovasi Tahun : Pernah
13. Usul Renovasi : -

B. MASALAH YANG DI HADAPI


Masalah yang di hadapi pada situs Benteng Amsterdam yaitu :
1. Tempat Sampah
Sarana dan Prasarana yang paling dibutuhkan pada situs ini adalah
Tempat Sampah, untuk memperlancar pembersihan situs dan menjaga agar situs
tersebut terlihat bersih dan terawatt karena sampai saat ini Benteng Amsterdam
belum bnyak memiliki tempat sampah, yang dibutuhkan saat ini berjumlah 10
tempat sampah yang masing masing akan ditempatkan pada bagian luar dan
bagian dalam benteng Amsterdam.

2. Sebagian Tembok yang mengalami kerusakan

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 4


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
Tembok yang berfungsi sebagai Pelindung Situs benteng Amsterdam Sebagian
telah rusak sehingga perlu adanya pembangunan tembok agar benteng tersebut
terlihat bersih dan terlindungi.
3. Pintu Masuk Benteng Amsterdam mengalami Kerusakan.
4. Perlu adanya Pengecatan terhadap benteng Amsterdam.
5. Tanaman Dalam Situs Itu Membutuhkan Alat Pembersih Dan Pemotong Rumput
Berupa Mesin Potong Dan Alat Pembersih Lainnya.

C. Hasil Pelaksanaan
Cagar Budaya, menurut UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, adalah
“warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan.”
Juru Pelihara, atau biasa disingkat Jupel adalah orang yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk merawat cagar budaya tersebut. Sesuai dengan tugas dan
fungsi Juru Pelihara dalam UU No 11 tahun 2017 tentang Cagar Budaya, yaitu
merawat, memelihara, dan menjaga keamanan cagar budaya.

Hasil Pelaksanaan yang dilakukan di benteng Amsterdam yaitu :


 Dimana Kegiatan Juru Pelihara selama berada di lokasi situs adalah :
a. Melakukan Pembesihan /Perawatan/Perbaikan* terhadap situs benteng
Amsterdam.
b. Melakukan Pemanduan terhadap Pengunjung di situs benteng Amsterdam
c. Serta melakukan Perawatan/Perbaikan Sarana dan Prasarana Situs benteng
Amsterdam.
 Penjelasan :
Seorang Juru Pelihara harus memberikan kesan yang baik,
penampilan yang rapih, tutur kata yang baik terhadap para pengunjung
yang datang baik lokal maupun mancanegara.

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 5


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
 Pemanfaatan

a. Pengunjung
- Pelajar/Mahasiswa : ........................ Orang
- Wisatawan Nusantara :......................... Orang
- Wisatawan Mancanegara :......................... Orang
- Tamu Dinas :......................... Orang
Jumlah :

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 6


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sarana dan Prasarana yang paling dibutuhkan pada situs ini adalah Tempat
Sampah, untuk memperlancar pembersihan situs dan menjaga agar situs tersebut
terlihat bersih dan terawat.
2. Sebagian Tembok yang mengalami kerusakan
Tembok yang berfungsi sebagai Pelindung Situs benteng Amsterdam Sebagian
telah rusak sehingga perlu adanya pembangunan tembok agar benteng tersebut
terlihat bersih dan terlindungi.
3. Pintu Masuk Benteng Amsterdam mengalami Kerusakan.
4. Perlu adanya Pengecatan terhadap benteng Amsterdam.
5. Tanaman Dalam Situs Itu Membutuhkan Alat Pembersih Dan Pemotong Rumput
Berupa Mesin Potong Dan Alat Pembersih Lainnya.

B. SARAN
Perlu adanya perhatian khusus terhadap situs kami terutama hal hal yang
kami butuhkan dalam rangka menjaga, membersihkan dan merawat situs ini, dan
yang kami butuhkan saat ini adalah tempat sampah dan pembangunan tembok
disekeliling benteng, serta jangan hanya jadikan Laporan ini sebagai wacana saja.

C. TANDA TANGAN JUPEL/MENGETAHUI KEPALA DESA/CAMAT


Ambon, 20 Oktober 2018

Mengetahui :
CAMAT Juru Pelihara

Amin Sopaliu, S.Fil.I Sri Hartini Letsoin


NIP.19670411 198908 1 001

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 7


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
DOKUMENTASI

GAMBAR 1.1 TAMPAK DEPAN UNTUK TEMPAT DAFTAR PENGUNJUNG BENTENG


AMSTERDAM DESA HILA KABUPATEN MALUKU TENGAH

GAMBAR 1.2 PARA PENGUNJUNG BERSAMA KETUA KOORDINATOR DI BENTENG


AMSTERDAM DESA HILA KABUPATEN MALUKU TENGAH

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 8


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
GAMBAR 1.3 PARA PENGUNJUNG DI BENTENG AMSTERDAM HILA

Gambar 1.4 Proses Pembersihan di Lntai 3 Benteng Amsterdam Desa Hila Kabupaten
Maluku Tengah

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 9


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA
GAMBAR 1.5 PROSES PEMBERSIHAN PADA LANTAI 2 BENTENG
AMSTERDAM HILA

Gambar 1.6 Pembersihan Lantai 1 Benteng Amsterdam Hila

LAPORAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB) BENTENG AMSTERDAM KECAMATAN LEIHITU 10


KABUPATEN MALUKU TENGAH DESA HILA

Anda mungkin juga menyukai