Anda di halaman 1dari 54

* Pelestarian Cagar

Budaya
Oleh :
Halil Budiarto, SE, S.Pd
*Dasar Hukum
*UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya
*Perda no 3 tahun 2016 tentang
pengelolaan Cagar Budaya
*Perbup no 54 tahun 2017 tentang Cagar
Budaya
*Mengapa kita
perlu
melestarikan
Cagar
Pengertian Cagar Budaya

Pasal 1 ayat 1 UU No. 11/2010

Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan

berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur

Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar

Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan

keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui


Benda Cagar Budaya
a. Berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia yang
dimanfaatkan oleh manusia, serta sisa-sisa biota yang dapat
dihubungkan dengan kegiatan manusia dan/atau dapat
dihubungkan dengan sejarah manusia;
b. Bersifat bergerak atau tidak bergerak; dan
c. Merupakan kesatuan atau kelompok.
Bangunan Cagar Budaya
Susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau
tidak berdinding, dan beratap.
a.Berunsur tunggal atau banyak
b.Berdiri bebas atau menyatu dengan formasi alam

Gedung Eks Karesidenan Besuki Eks Sekolah Cina (Balai Desa Trigonco)
Struktur Cagar Budaya
Susunan binaan yang terbuat dari benda
alam dan/atau benda buatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan ruang
kegiatan yang menyatu dengan alam,
sarana, dan prasarana untuk menampung
kebutuhan manusia.
a.berunsur tunggal atau banyak; dan/atau
b.sebagian atau seluruhnya menyatu
dengan formasi alam
Situs Cagar Budaya
a.Lokasi yang mengandung Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan Struktur Cagar
Budaya
b. menyimpan informasi kegiatan manusia pada
masa lalu.
Kawasan Cagar Budaya

a. mengandung 2 (dua) Situs Cagar Budaya


atau lebih yang letaknya berdekatan;
b. berupa lanskap budaya hasil bentukan
manusia berusia paling sedikit 50
tahun;
c. memiliki pola yang memperlihatkan
fungsi ruang pada masa lalu berusia
paling sedikit 50 (lima puluh) tahun
d. Memperlihatkan pengaruh manusia masa
lalu pada proses pemannfaatan ruang
berskala luas
e. Memiliki lapisan tanah terbenam yang
mengandung kegiatan manusia atau
endapan fosil

KCBN Trowulan Misal: Kawasan Cagar Budaya Trowulan


Pelestarian
Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan
keberadaan Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkannya.
(UU CB Pasal 1 angka 22)

*.
PELINDUNGAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN
*Mengapa
Cagar Budaya
perlu
dilestarikan ?

- RAPUH
- LANGKA/ TERBATAS
- TIDAK TERBAHARUI
*Aspek Pelestarian Cagar Budaya
*Perlindungan adalah upaya mencegah dan
menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau
kemusnahan dengan cara penyelamatan,
pengamanan, zonasi, pemeliharaan dan pemugaran
cagar budaya

Ekskavasi Penyelamatan Situs Melek, Pemugaran Candi Gununggangsir,


Banyuputih Kabupaten Pasuruan
* Aspek Pelestarian Cagar Budaya
Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai,
informasi, dan promosi cagar budaya serta
pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi, dan
adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan
dengan tujuan pelestarian

Studi tentang makam Dinajuh Pote Studi tentang situs widoro pasar (Banyuputih)
* Aspek Pelestarian Cagar Budaya
Pemanfaatan adalah pendayagunaan cagar budaya untuk
kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan
tetap mempertahankan kelestariannya.
* TUJUAN DAN MANFAAT
PELESTARIAN CAGAR BUDAYA
* bukti otentik dari proses sejarah budaya dan peradaban
manusia.
* pembentuk jati diri budaya bagi bangsa dan Negara
* Dimanfaatkan kesejahteraan masyarakat (wisata)
* Tujuan pelestarian dapat diarahkan untuk mencapai nilai
manfaat (use value), nilai pilihan (optional value), dan nilai
keberadaan (existence value).
* Nilai manfaat lebih ditujukan untuk pemanfaatan Cagar
Budaya pada saat ini, baik untuk ilmu pengetahuan, sejarah,
agama, jatidiri, kebudayaan, maupun ekonomi melalui
pariwisata yang keuntungannya (benefit) dapat dirasakan
oleh generasi saat ini.
* Nilai pilihan, mengasumsikan Cagar Budaya sebagai simpanan
untuk generasi mendatang, sehingga Cagar Budaya
dilestarikan demi generasi mendatang.
* Nilai keberadaan lebih mengutamakan pelestarian yang
bertujuan untuk memastikan bahwa karya budaya akan dapat
bertahan (survive) atau tetap ada (exist), walau pun tidak
merasakan manfaatnya.
 Pelestarian merupakan upaya agar suatu karya budaya baik
yang berupa gagasan, tindakan atau perilaku, maupun budaya
bendawi tetap berada dalam sistem budaya yang masih
berlaku.
* Pelestarian bersifat
dinamis. Pelestarian tidak hanya
berorientasi masa lampau. Pelestarian harus berwawasan ke
masa kini dan masa depan, karena nilai-nilai penting itu sendiri
diperuntukkan bagi kepentingan masa kini dan masa depan.
* Peran Masyarakat
Dalam Pelestarian Cagar Budaya
Pasal 2 huruf h UUCB menyatakan bahwa partisipasi atau
peran serta adalah salah satu asas dalam pelestarian cagar
budaya, yang berarti setiap anggota masyarakat didorong
untuk berperan aktif dalam pelestarian cagar budaya.
* Peran Masyarakat dalam Pelestarian Cagar Budaya

- Setiap orang dapat memiliki/menguasai


cagar budaya (kecuali kawasan cagar
budaya) apabila kebutuhan negara telah
terpenuhi
- Setiap orang dapat melakukan pencarian
cagar budaya melalui penelitian dengan izin
pemerintah/pemerintah daerah
- Setiap orang dapat berpartisipasi dalam
melakukan pendaftaran cagar budaya
bekerjasama dengan pemkab/pemkot
- Setiap orang dapat berperan serta melakukan
pelindungan cagar budaya
- Setiap orang dapat melakukan pengembangan
cagar budaya dengan izin pemerintah/pemda
dan pemilik/yang menguasai
- Setiap orang dapat memanfaatkan cagar
budaya untuk kepentingan agama, sosial,
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,
kebudayaan, dan pariwisata dengan izin
Pemerintah/Pemda
*SETIAP ORANG

Perseorangan, kelompok orang,


masyarakat, badan usaha berbadan
hukum, dan/atau badan usaha
bukan berbadan hukum.
* Komunitas Sebagai Masyarakat Intelektual
Pelestarian CB
* Komunitas sebagai masyarakat intelektual harus memberi
contoh bagi masyarakat umum dalam apresiasi dan partisipasi
pelestarian Cagar Budaya.
* Komunitas sebagai masyarakat intelektual berada di garis
depan dalam gerakan moral pelestarian Cagar Budaya demi
kepentingan nasional.

Lokakarya Jambore Pelestari


CB Jatim di Lamongan, Maret Komunitas Pelestari CB Jatim
2108
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PELINDUNGAN
CB
a. Pasal 29 ayat (2): Setiap orang dapat berpartisipasi dalam
melakukan pendaftaran terhadap benda, bangunan, struktur,
dan lokasi yang diduga sebagai cagar budaya meskipun tidak
memiliki atau menguasainya.
b. Pasal 56: Setiap orang dapat berperan serta melakukan
perlindungan cagar budaya.
c. Pasal 63: Masyarakat dapat berperan serta melakukan
pengamanan cagar budaya.
d. Pasal 78 ayat (2): Setiap orang dapat melakukan
pengembangan cagar budaya setelah memperoleh izin
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dan pemilik dan/atau
yang menguasai cagar budaya.
e. Pasal 99 ayat (2): Masyarakat ikut berperan serta dalam
pengawasan pelestarian cagar budaya.
Pasal 24 UU No 11 Th 2010 Tentang Cagar Budaya
(1) Setiap orang berhak memperoleh kompensasi apabila
benda, bangunan, struktur atau lokasi yang
ditemukannya ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
(2) Apabila temuan yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
sangat langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit
jumlahnya di Indonesia, dikuasai oleh negara.
(3) Apabila temuan yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) tidak
langka jenisnya, tidak unik rancangannya, dan
jumlahnya telah memenuhi kebutuhan negara, dapat
dimiliki oleh penemu.

Pasal 25 UU No 11 Th 2010 Tentang Cagar Budaya


Ketentuan lebih lanjut mengenai penemuan Cagar Budaya
dan kompensasinya diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Penyelamatan dan
Pengamanan Temuan
Cagar Budaya
* Apa yang harus kita lakukan apabila
menemukan Objek Diduga Cagar Budaya
(ODCB)......?

Melaporkan kepada :
1. Kepala desa setempat (perangkat desa) atau
2. Polsek Setempat, dan atau
3. Koramil setempat

Setelah itu ditindak lanjuti untuk dilaporkan


kepada pemerintah daerah agar dilakukan kajian
dan registrasi lalu kemudian ditetapkan
* PENETAPAN PERINGKAT
CAGAR BUDAYA

1. Bupati/Walikota  untuk cagar budaya tingkat


kabupaten/walikota

2. Gubernur  untuk cagar budaya tingkat


provinsi

3. Menteri  untuk cagar budaya tingkat nasional

4. UNESCO  untuk cagar budaya tingkat dunia


*PENGEMBANGAN
Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai,
informasi, dan promosi cagar budaya serta
pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi,
dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak
bertentangan dengan tujuan pelestarian
* PENGEMBANGAN CAGAR BUDAYA

Tujuan
Peningkatan potensi nilai
Peningkatan informasi
Peningkatan promosi
Peningkatan pemanfaatan
*PEMANFAATAN
Pemanfaatan adalah
pendayagunaan Cagar Budaya untuk
kepentingan sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat dengan tetap
mempertahankan kelestariannya.
BPCB JAWA TIMUR

KEPENTINGAN SOSIAL
Cagar Budaya yang dimiliki oleh
seseorang pemanfaatannya tidak hanya
berfungsi untuk kepentingan pribadi,
tetapi juga untuk kepentingan umum

Museum Affandi

Rumah Sejarah Balumbung Museum Bung Karno


PEMANFAATAN UNTUK KEPENTINGAN SOSIAL

 Untuk kegiatan sosial kemasyarakatan


 Memperhatikan dan menghormati nilai yang terkandung
dalam Cagar Budaya dan meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap Cagar Budaya
 Pemanfaatan dilakukan di zona penyangga, zona
pengembangan, dan zona Penunjang. Kecuali pada living
monument dapat dilakukan pada semua zona
 Perizinan pemanfaatan untuk kepentingan sosial
BPCB JAWA TIMUR

KEPENTINGAN PENDIDIKAN
* PEMANFAATAN UNTUK KEPENTINGAN
PENDIDIKAN

Utk kegiatan kemah budaya, lokakarya, dan kegiatan lain yg


bertujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
kesadaran masyarakat ttg pelestarian CB
Memperhatikan dan menghormati nilai yg terkandung dlm CB
dan meningkatkan apresiasi masyarakat thd CB
Dapat dilakukan disemua zona
Perizinan pemanfaatan utk kepentingan pendidikan
Jumlah peserta disesuaikan dg luas bangunan/ situs/ kawasan CB
BPCB JAWA TIMUR

KEPENTINGAN ILMU PENGETAHUAN


Arkeologi Sejarah Antropologi Lingkungan Kimia Fisik Biologi
a

Arsitektur Teknik Sipil Seni Geografi Linguisti Huku Ekonomi


*PEMANFAATAN IPTEK
Dilakukan melalui kegiatan penelitian dg memanfaatkan CB
sbg obyek penelitian dan kegiatan lain yg bertujuan
mengembangkan IPTEK
Memperhatikan dan menghormati nilai yg terkandung dlm
CB, meningkatkan apresiasi masyarakat thd CB, dan
meningkatkan IPTEK yg berbasis pd nilai2 kearifan budaya
lokal
Dapat dilakukan di semua zona
Perizinan pemanfaatan utk kepentingan IPTEK
*KEPENTINGAN KEBUDAYAAN
* PEMANFAATAN UNTUK KEPENTINGAN KEBUDAYAAN

Utk kegiatan pagelaran, festival, pameran seni dan


budaya dan kegiatan lain yg bertujuan meningkatkan
upaya pelestarian, memperkuat identitas nilai
budaya, serta meningkatkan promosi budaya
Memperhatikan dan menghormati nilai yg terkandung
dlm CB dan meningkatkan apresiasi masyarakat thd CB
dan kearifan lokal
Dilakukan di semua zona
Perizinan pemanfaatan utk kepentingan kebudayaan
Jumlah peserta disesuaikan dg luas
bangunan/situs/kawasan CB
*
PEMANFAATAN UNTUK KEPENTINGAN PARIWISATA

Dilakukan melalui kegiatan kunjungan wisata dan kegiatan lain


yang bertujuan utk wisata budaya, wisata religi, wisata minat
khusus, wisata alam yg berkaitan dg objek CB
Memperhatikan dan menghormati nilai yg terkandung dlm CB,
meningkatkan apresiasi masyarakat thd CB, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Dapat dilakukan di semua zona
Perizinan pemanfaatan utk kepentingan wisata minat khusus
*PERIZINAN PEMANFAATAN

a. Izin Pemanfaatan kpd Menteri/ Gubernur/ Bupati/ Walikota


sesuai peringkat CB
b. Gubernur/ Bupati/ Walikota dpt melimpahkan kewenangan
pemberian izin kpd instansi yg berwewenang dibid Pelestarian
CB
c. Izin dpt dicabut bila dlm pelaksanaan tdk sesuai dg tujuannya
d. Pelaksanaan pemanfaatan CB dikonsultasikan dan didampingi
oleh Instansi yg berwewenang dibid Pelestarian CB kepada
*PROSEDUR PEMANFAATAN
* Kewajiban melakukan kajian, penelitian, dan/ atau Amdal
terlebih dulu bagi pemanfaatan yang timbulkan kerusakan
* Mekanisme perizinan kepada Menteri/ Gubernur/ Bupati/
Walikota sesuai peringkat CB dan instansi lingkungan hidup
bila menimbulkan kerusakan thd situs/ kawasan CB dan
lingkungan.
* Izin diberikan bila tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
*Situs cagar Budaya di Situbondo

Situs Seobanteng Situs Dheleman


Sarkofagus (Pandusah) Tempat Tidur Kyai Pate Alos
sumbermalang (Dhelem Tenga) Besuki
Gedung Eks Karesidenan
Besuki Gapura Kawedanan Besuki
Sarkofagus (Pandhusah)
Patemon Situs Maseghit Desa Patemon
Kawasan Situs Patukangan Benteng Portugis
Jakarta Lyod (Pelabuhan
Panarukan) Stasiun Kereta Api Panarukan
Pondasi benteng pengintaian
Rumah Priyayi Situbondo Kolonial di Situbondo
Situs Widoro Pasar
Banyuputih Situs Melek
Situs Dinajuh Pote
Banyuputih Lumpang (Banyuputih)
Situs Paras (Panarukan) Situs Batu Dakon

Yang baru diketahui


“situs sarkofagus desa kukusan”
Haryono, Timbul. 2010. “Peran Masyarakat Intelektual dalam Penyelamatan dan
Lokal Pelestarian Warisan Budaya” dalam Buletin Narasimha. Yogyakarta.
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.
Mulyadi, Yadi. 2014. Pemanfaatan Cagar Budaya Dalam Perspektif Akademik dan
Peraturan Perundang-undangan. Disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi
Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya di Kabupaten
Mamasa Sulawesi Barat, 20 Agustus 2014 .
Tanudirjo, Daud Aris. Tt. Melestarikan Warisan Budaya Kita. Yogyakarta. Jurusan
Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Gadjah Mada. Artikel.
Winarni, Fajar. 2017. Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Dalam Pelestarian
Cagar Budaya dalam Mimbar Hukum. Yogyakarta. Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada.

Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

*REFERENSI
*TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai