Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG PEMUKIMAN

KUMUH
 Beranda
 About Me
Sunday, November 30, 2014

“PEMUKIMAN KUMUH”
Disusun oleh :
- Dimas Setyawan Aryadi
- Karina Reswandini
- Luzma Nuke Shafira
- Namira Cempaka Rachmadiani
- Naufal Lathief
-
Kelas : XI IPA 3
Mata Pelajaran : Sosiologi
Guru Pembimbing : Ibu

SMAN 7 TANGERANG SELATAN


Jl. Villa Melati Mas, komp. Villa Melati Mas Blok. J Pondok Jagung, Serpong Utara, kota Tangerang
Selatan 15310.
Tahun Ajaran 2014-2015.

Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “pemukiman kumuh” dengan lancar.
Dalam membuat makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak atau sumber,
maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa tentunya. Kemudian kepada guru pembimbing kami terutama Ibu Vivin yang telah
memberikan kami arahan yang jelas sehingga memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas yang
mulia ini.
Dalam proses pembuatan makalah yang berisi tentang segelintir informasi tentang
pemukiman kumuh yang dewasa ini semakin menjamur saja, terutama pada daerah perkotaan. Oleh
karena itu, kami ingin sedikit mengupas tentang “apa itu pemukiman kumuh”. Sehingga semoga
saja makalah ini dapat sedikit banyak membantu teman-teman dan bagi siapa saja yang membaca
makalah ini.
“Tak ada gading yang sempurna”. Pepatah ini sangat merujuk kepada kami yang memang
dalam proses maupun hasil dari pembuatan makalah yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami dengan sangat memohonkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat selintas
kata ataupun secarik tulisan yang krang berkenan dihati. Karena kami pun hingga saat ini masih
dalam proses belajar, belajar menuju keberhasilan.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
kami pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..........................................................................................3
a. Latar Belakang.....................................................................................4
b. Rumusan Masalah................................................................................5
c. Tujuan...................................................................................................5
d. Kerangka Teori.....................................................................................5
e. Metodologi...........................................................................................6
BAB II Materi....................................................................................................7
1. Karakteristik Dan Kriteria Serta Ciri-Ciri Pemukiman Kumuh........8
a. Karakteristik Pemukiman Kumuh.............................................8
b. Kriteria Pemukiman Kumuh......................................................8
c. Ciri-Ciri Pemukiman Kumuh.....................................................9
2. Sebab, Faktor, Proses, Dan Dampak Pemukiman Kumuh.................10
a. Sebab Terbentuknya Pemukiman Kumuh...............................10
b. Faktor-Faktor Terbentuknya Pemukiman Kumuh...................10
c. Proses Terbentuknya Pemukiman Kumuh...............................11
d. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pemukiman Kumuh...........11
3. Waktu Dan Solusi Yang Tepat Dalam Menanggulani Pemukiman
Kumuh.................................................................................................13
a. Waktu Yang Tepat Menanggulani Pemukiman Kumuh.........13
b. Solusi Yang Tepat Menanggulani Pemukiman Kumuh..........13
BAB III Penutup...............................................................................................15
 Kesimpulan.........................................................................................16
 Saran...................................................................................................16
 Daftar Pustaka.....................................................................................16
bab 1
pendahuluan
A. Latar Belakang
Bagi kota-kota besar di Indonesia, persoalan pemukiman kumuh merupakan masalah
yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan
yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol
atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya.
Arti dari pemukiman itu sendiri adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Sedangkan kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau
cemar. Jadi, bukan padat, rapat becek, bau, reyot, atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya
yang menjadikan sesuatu dapat dikatakan kumuh.
Menurut UU No.4 pasal 22 tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman :
pemukiman kumuh adalah pemukiman tidak layak huni antara lain karena berada
pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan/tata ruang, kepadatan bangunan
sangat tinggi dalam luasan yang sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan
penyakit lingkungan, kualitas umum bangunan rendah, tidak terlayani prasarana
lingkungan yang memadai,membahayakan keberlangsungan kehidupan dan
penghuninya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemukiman kumuh adalah tempat
tinggal/hunian yang dibangun diatas tanah negara atau tanah swasta tanpa
persetujuan dari pihak yang berkait dan tidak adanya atau minimnya sarana dan
prasarana yang memadai yang kotor dan tidak layak huni serta membahayakan.
Menurut WHO “Pemukiman kumuh “diartikan sebagai suatu kawasan
pemukiman atau pun bukan kawasan pemukiman yang dijadikan sebagai tempat
tinggal yang bangunan-bangunannya berkondisi substandar atau tidak layak yang
dihuni oleh penduduk miskin yang padat. Kawasan yang sesungguhnya tidak
diperuntukkan sebagai daerah pemukiman di banyak kota besar, oleh penduduk
miskin yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap diokupasi untuk dijadikan
tempat tinggal, seperti bantaran sungai, di pinggir rel kereta api, tanah-tanah
kosong di sekitar pabrik atau pusat kota, dan di bawah jembatan.
Jadi secara sederhana, pemukiman kumuh adalah tempat tinggal/hunian yang
kotor. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun masih
saja banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin di hampir setiap sudut
kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di
perkotaan. Misalnya yaitu, pendirian rumah maupun kios dagang secara liar di
lahan-lahan pinggir jalan sehingga mengganggu ketertiban lalu lintas yang akhirnya
menimbulkan kemacetan jalanan kota. Masyarakat miskin di perkotaan itu unik
dengan berbagai problematika sosialnya sehingga perlu mengupas akar masalah
dan merumuskan solusi terbaik bagi kesejahteraan mereka. Dapat dijelaskan
bahwa bukanlah kemauan mereka untuk menjadi sumber masalah bagi kota namun
karena faktor-faktor ketidakberdayaanlah yang membuat mereka terpaksa menjadi
ancaman bagi eksistensi kota yang mensejahterahkan.
Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat
miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai
bagian kota yang mesti disingkirkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik serta ciri-ciri pemukiman kumuh?
2. Siapakah yang menyebabkan permukiman kumuh terjadi?
3. Dimana tempat yang berpotensi menjadi pemukiman kumuh?
4. Mengapa pemukiman kumuh bisa terjadi?,serta masalah apa yang ditimbulkan?
5. Kapan dan bagaimana solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan
pemukiman kumuh?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakter dan ciri-ciri pemukiman kumuh
2. Untuk mengetahui asal-muasal pemukiman kumuh
3. Untuk mengetahui masalah yang ditimbulkan pemukiman kumuh
4. Untuk mencari solusi yang tepat untuk penanganan pemukiman kumuh

D. Kerangka Teori
 Charter Adam : Pemukiman kumuh adalah hunian tingkat rendah dengan ciri bangunan liar
diatas tanah yang tidak sah.

 E.E. Bergel : Pemukiman kumuh adalah sebagai daerah slum yang bukan saja dari segi
fisik, tetapi juga dari segi sosial.

 Soemadi : Pemukiman kumuh adalah bagian dari kota yang yang jorok, bangunan-
bangunan yang tidak memenuhi syarat dan kesehatan serta didiami oleh orang miskin dengan
fasilitas tempat pembuangan sampah, maupun fasilitas air bersih tidak memenuhi syarat
kesehatan.

 Jonas Silas : Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama
ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung
perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan.
Sedangkan kawasan permukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio permukiman
kumuh. Dan yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak
perkembangan kota

E. Metodologi
Dalam proses pembuatan ini digunakan metode studi literatur yaitu mengumpulkan data
dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan
fenomena pemukiman kumuh di kota-kota besar Indonesia.

BAB 2
MATERI

1.Karakteristik Dan Kriteria Serta Ciri-Ciri


a. Karakteristik pemukiman kumuh
Menurut Jonas Silas, karakteristik pemukiman kumuh adalah:
1. Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m2/orang.
Sedangkan fasilitas kekotaan secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun
karena lokasinya dekat dengan permukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut tak
sulit mendapatkannya.

2. Permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah
(opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik membeli atau
menyewa. Manfaat permukiman disamping pertimbangan lapangan kerja dan harga murah
adalah kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas tinggi.Hampir setiap orang tanpa
syarat yang bertele-tele pada setiap saat dan tingkat kemampuan membayar apapun, selalu
dapat diterima dan berdiam di sana, termasuk masyarakat “residu” seperti residivis, WTS dan
lain-lain.

b. Kriteria pemukiman kumuh


1. Kriteria Umum Permukiman Kumuh:
a. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi.
b. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun masih
dapat ditingkatkan.
c. Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak
tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah.
d. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah,
meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka peluang
untuk mendorong mobilitas tersebut.
e. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program
pembangunan kota pada umumnya.
f. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi tidak
semua begitu saja dapat dianggap permanen.

2. Kriteria Khusus Permukiman Kumuh:


a. Berada di lokasi tidak legal.
b. Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan penghuninya amat rendah (miskin).
c. Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota.
d. Tidak diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan).
e. Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada sistem
angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu murah.

c. Ciri-ciri pemukiman kumuh


Ciri-ciri pemukiman kumuh adalah sebagai berikut:
1. Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk akibat
kelahiran maupun akibat dari adanya urbanisasi.
2. Dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi subsisten
yang hidup dibawah garis kemiskinan.
3. Rumah-rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari bahan-
bahan bekas dan tidak layak.
4. Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasanya ditandai oleh lingkungan fisik yang
jorok dan mudahnya tersebar penyakit menular.
5. Langkanya pelayanan kota seperti air bersih, fasilitas MCK, listrik, dan lainya.
6. Pertumbuhanya yang tidak terencana sehingga penampilan fisikhya pun tidak teratur dan
tidak terurus; jalan yang sempit, halaman tidak ada, dan lainya.
7. Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih tradisional.
8. Secara sosial terisolasi dari pemukiman lapisan masyarakat lainya.
9. Ditempati secara ilegal atau status hukum tanah yang tidak jelas (bermasalah)
10. Biasanya di tandai oleh banyaknya perilaku menyimpang dan tindak kriminal.
Pemukiman kumuh biasanya tercipta oleh orang-orang, baik dari dalam dearah itu
sendiri, maupun oleh orang-orang yang datang dari daerah lain ke daerah tersebut yang
“kalah” dari persaingan/kompetisi mendapatkan tempat tinggal yang layak yang disebabkan
oleh beberapa faktor seperti kemiskinan, belum terciptanya hubungan baik seseorang maupun
kolektif pada suatu daerah, diferensi sosial yang masih dianggap kuat, dan masih banyak lagi
faktor lainya.Biasanya pemukiman kumuh terjadi di daerah perkotaan/metropolitan, karena
daerah perkotaan masih dianggap oleh orang awam sebagai primadona untuk menuju
kesuksesan.

2.Sebab, Faktor, Proses Dan Dampak


Pemukiman Kumuh
a. Sebab Terbentuknya Permukiman Kumuh
Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya.
Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan
bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota,
khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok
masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong
mereka serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan
pemukiman kumuh di perkotaan.
Latar belakang lain yang erat kaitannya dengan tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat
dari ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang
tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan
penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru,
sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk
mempertahankan kehidupan di kota.
Lebih ringkasnya, penyebab utama tumbuhnya lingkungan kumuh menurut Khomarudin (1997)
antara lain adalah:
 Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
 Sulit mencari perkerjaan.
 Sulitnya mencicil atau menyewa rumah.
 Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan.
 Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah.
 Disiplin warga yang rendah
 Kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi para pengusaha dan kaum pendatang.
 Semakin sempitnya lahan pemukiman karena dinamika penduduk dan semakin tingginya harga
tanah maupun bangunan.

b. Faktor-Faktor Terbentuknya Pemukiman Kumuh


Adapun timbulnya kawasan kumuh menurut Hari Srinivas (2003), faktor terbentuknya
pemukiman kumuh dapat dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam sudut pandang atau pemikiran itu
sendiri. Faktornya meliputi:
 Budaya
 Agama
 Tempat lahir
 Lama tinggal
 Investasi rumah
 Jenis bangunan rumah
 Dan lainya

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang dipengaruhi oleh keadan lingkungan di sekitarnya.
Faktornya meliputi:
 Kepemilikan tanah
 Kebijakan pemerintah
 Kondisi geografis
 Dan lainya

c. Proses Terbentuknya Pemukiman Kumuh


Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara
perorangan maupun kolektif atau pun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses
pembangunan oleh sektor non-formal tersebut yang kurang kordinasi bahkan tidak ada izin
dari pihak yang berwenang mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang
padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi
standar teknis dan kesehatan.

d. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Terbentuknya Pemukiman


Kumuh
Pemukiman kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak, baik dari segi sosial, segi
pemerintahan, segi kesehatan, segi lingkungan, dan lainya.
a. Dari segi pemerintahan. Pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli
dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat.
b. Dari segi sosial. Dimana sebagian masyarakat pemukiman kumuh adalah masyarakat dengan
berpenghasilan rendah dan dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah dianggap
sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.
c. Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat
merupakan sumber timbulnya berbagai macam perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan
sumber penyakit sosial lainya. Kecenderungan terjadinya perilaku menyimpang (deviant
behaviour).
d. Wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor, planologi penertiban bangunan sukar
dijalankan.
e. Berpotensi mendukung terjadinya bencana seperti banjir dan kebakaran.
f. Dari segi kesehatan banyak penyakit yang ditimbulkan akibat pola hidup yang tidak sehat.
g. Dari segi lingkungan . Lingkungan kotor, semrawut, bau dan becek karena tidak tersedianya
sarana dan utilitas, selain itu berkurangnya tempat resapan air atau ruang terbuka hijau akibat
pembangunan pemukiman pada ruang yang ilegal.
3.Waktu Dan Solusi Yang Tepat Dalam
Menanggulani Pemukiman Kumuh
a. Waktu Yang Tepat Untuk Menanggulani Pemukiman Kumuh
Berbica tentang waktu yang tepat dalam membenahi pemukiman kumuh,waktu yang tepat
adalah dimana pihak pemerintah sudah siap terhadap pemindah lokasian pemukiman tersebut
ketempat yang layak huni seperti rumah susun, dan lainya. Serta terjalin komunikasi yang
baik dan sepaham dari pemerintah terhadap masyarakat pemukiman penduduk yang akan di
pindah lokasikan ke tempat yang lebih layak.

b. Solusi Yang Tepat Untuk Menanggulani Pemukiman Kumuh


Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulani pemukiman kumuh,
sebagai berikut:

1. Membangun rumah susun. Dengan adanya rumah susun, baik Rusunawa maupun Rusunawi,
masyarakat yang masih tinggal dipemukiman kumuh ini dapat tinggal di rumah susun ini.
Terutama dapat menghemat lahan pemukiman.
2. Program perbaikan kampung.
a. Melalui program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP). Diarahkan untuk
pembangunan jalan lingkungan dan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) dipemukiman serta
pembangunan dan perbaikan drainase. Tetapi hal ini belum didukung oleh biaya yang
memadai. Sehingga tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Program RPIJM (program jangka menengah). Kondisi saat ini program tidak aktif, akibatnya
kurang rencana strategis Renstra (program bidang cipta karya). Program ini berkaitan
langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi dan pengolahan
persampahan serta drainase.
3. Memberikan penyuluhan tentang dampak tinggal di pemukiman kumuh ini. Minimnys
sosialisasi yang di lakukan pemerintah berdampak timbulnya masalah. Salah satunya adalah
mewabahnya penakit. Karena kebanyakan pemukiman ini lingkunganya kotor sehingga tidak
terlepas darii penyakit. Maka daripada itu pemerintah harus dapat memberikan penyuluhan
tentang dampak yang ditimbulkan dari pemukiman kumuh ini agar masyarakat bisa sadar dan
peka terhadap bahayanya tinggal di pemukiman kumuh.

Upaya yang dilakukan pemerintah kota dalam menangani masalah-masalah


pemukiman kumuh belum maksimal dan masih banyak lagi yang perlu dibenahi, terlebih
sosialisasi terhadap masyarakat. Bisa kita ambil contoh dari bapak Jokowi sewaktu menjabat
menjadi walikota Jakarta dengan cara meninjau langsung tempat yang dianggap kumuh lalu
memberikan sosialisasi secara kekeluargaan merupakan cara yang cukup moderen dalam
penanggulangan pemukiman kumuh.

BAB 3
PENUTUP

 Kesimpulan
Pemukiman kumuh adalah hunian tingkat rendah dengan ciri bangunan liar diatas
tanah yang tidak sah. Pemukiman kumuh biasanya terletak di pinggiran sungai, kolong
jembatan dll. Dan dihuni oleh masyarakat yang kurang mampu dan terdiri dari masyarakat
yang sangat banyak untuk menempati hunian yang kurang mampu untuk di huni. Pemukiman
di sebabkan oleh beberapa faktor dan juga memalui beberapa tahapan proses sehingga
menjadi pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh bisa di tanggulani dengan beberapa cara,
namun perlunya kesadaran dari masyarakat dan juga aksi nyata dari pemerintah.

 Saran
Saran dari kami, pemukiman kumuh harusnya dapat tertanggulani, namun dengan
cara yang halus dan diplomatis tanpa adanya konflik dan kesalahpahaman yang timbul antara
pemerintah dengan masyarakat yang menempati pemukiman kumuh tersebut. Serta perlu
ditingkatkanya fasilitas dan prasrana yang ditujukan untuk para masyarakat penghuni
pemukiman kumuh.

 Daftar Pustaka
o Ami-archuek. 2009. Permukiman Kota. (Online), (http://ami- archuek06.blogspot.com, Diakses 23 Desember
2009).
o Chyntiawati, deby. 2009. Masalah Sosial Permukiman Kumuh. (Online),
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pemukiman-kumuh/, Diakses 23 Desember 2009).
o Fitrilubis, Nurul. 2009. Pembangunan Dengan Sistem Partisipasi Masyarakat Sebagai Salah Satu Usaha Untuk
Meningkatkan Dan Memperbaiki Kehidupan Masyarakat Permukiman Kumuh. (Online),
(http://nurulfitrilubis.wordpress.com/2009/04/18/pembangunan-dengan- sistem- partisipasi-masyarakat-sebagai-
salah-satu-usaha-untuk- meningkatkan-dan-memperbaiki-kehidupan-masyarakat-permukiman- kumuh/, Diakss
23 Desember 2009).
o Qurow-yun. 2009. Fenomena Masyarakat Miskin Perkotaan. (Online), (http://qurow-
yun.blogspot.com/2009/05/fenomena-masyarakat-miskin- perkotaan.html, Diakses 23 Desember 2009).
o Rukmana, Deden.2008. Kemiskinan dan Permukiman Kumuh di Perkotaan. (Online),
(http://dedenrukmana.wordpress.com/, Diakses 23 Desember 2009).
o http://pou-pout.blogspot.com/2010/03/makalah-permukiman-kumuh-dan-upaya.html
o www.academia.edu/ .../fenomena_perkampungan_kumuh_di_tengah_perkotaan
o Nurfitriekhoirunnisa.blogspot.com

o Dan Lainya

Anda mungkin juga menyukai